Anda di halaman 1dari 3

Aza itulah namaku,aku tinggal bersama ayah,ibu,dan kakakku.

aku memiliki
ayah yang bertanggung jawab,ibu yang sangat sayang kepadaku dan kakak yang
sangat memanjakanku tapi sayang kakakku sekarang harus bekerja di Bandung
untuk terbiasa hidup mandiri.
Pada saat matahari telah terbenam waktu magrib berkumandang aku selesai
mengaji dan bersiap untuk pulang,sewaktu aku telah sampai kerumah aku melihat
ibu sedang berbicara dengan seseorang di telfon aku berfikir pasti itu adalah
temannya untuk membicarakan hal yang penting,tapi anehnya setiap kali aku
melihat ibu menelfon seseorang pasti ayah tidak ada dirumah.dan aku melihat ibu
telfon tidak hanya sekali atau dua kali tapi setiap hari.
Aku coba bertanya kepada ibu "siapa yang telfon bu" dan ibu pun menjawab
"teman ibu yang di singapur" dan aku terus bertanya "tapi kenapa kok setiap hari"
ibu malah memarahi aku "ini bukan urusan anak kecil".ingat perkataan itu
sebenarnya hatiku sakit karena ibu ngomong seperti itu dengan nada tinggi.setiap
hari rasa curigaku terhadap ibu semakin besar dan ternyata bukan aku saja yang
curiga terhadap ibu tetapi juga ayah,namun aku tidak pernah melihat ayah sedih
didepanku walau sebenarnya aku tahu kalau hati ayah sakit.
Aku coba menelfon kakak yang sedang bekerja di Bandung aku coba bertanya
tentang kecurigaanku terhadap ibu "kak ibu sekarang berbeda sekarang ibu lebih
kasar ke aku" dan kakak mengatakan "pasti ibu sedang banyak pikiran atau karna
kamu yang nakal".dan aku terus coba untuk tidak curiga lagi terhadap ibu.
Tapi di suatu hari saat aku pulang sekolah dan saat ayah sedang bekerja aku
tidak sengaja mendengar percakapan ibu,dan ternyata yang aku curigakan terhadap
ibu itu benar dia memiliki orang 3 didalam hubungannya dengan ayah.aku terus
mengawasi dan suatu saat saat ibu keluar dan ternyata hpnya tertinggal di kamar
aku coba membuka hp ibu dan sekarang jelas ibu memiliki orang ke3 didalam
hubungannya dengan ayah.supaya tidak terjadi apa apa aku coba diam saja dan
tidak memberitahukan kepada siapapun.

Berhari hari aku merasa bersalah kepada ayah karena menyembunyikan ini
darinya,seperti Ibarat "sepandai-pandainya orang menyimpan bangkai pasti akan
tercium juga" ya itu adalah ibarat yang sedang ku alami.tidak tau ayah tau dari
mana atas perilaku ibu yang jelas semua yang aku sembunyikan telah terbongkar.
Pada saat munculnya matahari ku buka jendela kamarku ku hirup udara pagi
yang sejuk itu untuk mengurangi pikiranku tentang masalah keluargaku.tidak lama
kemudian aku segera mandi dan akan pergi ke sekolah,sebelum aku pergi sekolah

pun mereka sempat bertengkar dan aku hanya menangis didepan mereka
sebenarnya aku marah kepada mereka,apa mereka tidak mengerti perasaan ku
dengan bertengkar didepanku,dengan keadaan yang masih menangis aku masih
sekolah sehingga aku ditanya oleh sahabatku namanya Syifa,kami bersahabat sudah
mulai kami masih TK dia bertanya "kamu kenapa za" sebenarnya aku agak
canggung untuk menceritakannya kesahabatku tapi kufikir dia sahabatku pasti bisa
menjaga rahasiaku.
Tak tau apa yang terjadi seakan-akan keluarga kami berada di ujung tanduk,ibu
yang slalu sensitif kepadaku dan ayah yang sekarang pergi kerumah nenek dan
kakekku, aku merasa sendiri waktu itu aku tidak tau kenapa terjadi padaku aku coba
untuk memperbaiki semua dengan aku semakin giat belajar dan menjadi juara kelas
tetapi itu tidak mengubah segalanya mereka masih saja bertengkar.
Setiap hari tak ada kata bertengkar bagi ayah dan ibu dan itupun slalu
dilakukan didepanku.dan akhirnya kakakku yang bekerja diluar kota itu pulang
kerumah supaya keadaan lebih membaik tapi semua itu tidak ada hasilnya.setelah
beberapa hari kakakkku berada dirumah ayah dan ibu kembali bertengkar tapi ini
tidak didepanku melainkan didepan kakakku dan akhirnya kakakku pergi entah
kemana apakah dia sedih melihat keluarganya seperti ini ataupun ada masalah lain.
Pada malam hari sekitar jam sembilan malam kakaku pulang dengan keadaan
yang sangat memperhatikan.tangannya penuh dengan darah dia menangis,pasti dia
tidak kuat menahan semua sehingga keluarga kami pun semua menangis
kakek,nenek,ayah,ibu terutama aku.
Ternyata berita perselingkuhan ibu tersebar diseluruh desa,sebenarnya malu tapi
mau bagaimana lagi banyak temanku yang bertanya tentang perselingkuhan ibuku
kepadaku aku tidak berkata apa-apa melainkan aku hanya terisak tangis dan
meninggalkan nereka.
Hingga terjadilah kejadian yang tak terlupakan seumur hidupku,pada waktu itu aku
di ajak sahabatku Syifa untuk bermain dirumah nya,dan Syifa disuruh ibunya untuk
membelikan sesuatu di warung yang lumayan jauh dari ruma,akhirnya aku dan Syifa
pergi ke warung tersebut.untuk menunggu barang tersebut kami bertemu teman
laki-laki kami yang biasa kami ajak bermain.dan dia bercanda dengan Syifa aku pun
ingin berbicara dengan teman laki-laki ku aku coba bertanya " ayo bermain raket"
tanpa aku kira dia begitu tega dengan menjawab pertanyaanku yang kasar dan
sangat menyakitkan itu dia menjawab "aku tidak mau temanan dengan anak yang
ibunya tukang selingkuh" dan aku menjawab "he kalau kamu menghina aku boleh
tapi jangan menghina ibuku,kamu itu tidak sadar apa keadaan keluargamu seperti
apa gak ada bedanya dengan keluarga,ayahmu juga pernah selingkuh thingga

tersebar ke seluruh desa tapi apa aku juga menghina kamu sampek seperti
itu,nggak kan makanya kalau ngomong dijaga" akhirnya aku dan teman laki-lakiku
bertengkar dia aku dorong kelumpur bekas hujan dan dia mau membalasnya tapi
aku lari.
Sampainya dirumah aku terus saja menagis dikamar aku slalu teringat apa yang
katakan oleh teman laki-lakiku itu.aku berfikir apa keluarga serendah itu dimata
mereka,dan akhirnya malam itu ibu dan ayahku memutuskan untuk bercerai
didepanku dan kakakku.kakakku sangat marah dan dia langsung pergi,aku tidak
terima kalau ayah dan ibu bercerai aku bicara dengan mereka dengan menangis
"kalau kalian bercerai jangan anggap aku anak kalian,aku akan putus sekolah,aku
akan menjadi anak nakal dan jarang pulang" ibu menjawab "kalau kamu mau jadi
anak nakal apa tidak kasian sama ibu dan ayahmu" ,"kalau kalian bertengkar
didepanku apa kalian memikirkan aku,tidak kan kalian malah sibuk bertengkar
kalian yang tidak kasian kepaduku"jawabku dengan terisak tangis ibu dan ayahku
tidak menjawabnya dan akhirnya aku masuk kekamarku.
Besoknya aku tidak sekolah dan ditanya oleh ibuku "nak,kamu tidak sekolah a"
akumenjawab "tidak","kenapa" tanya ibu lagi "kalau kalian tidak mengurungkan
perceraian kalian aku tidak akan sekolah" tanpa menunggu ibu menjawab
pertanyaanku aku langsung pergi meninggalkan ibu.sewaktu aku habis mandi
keluargaku semua berkumpul di ruang tamu,aku heran mengapa semua berkumpul
di ruang tamu dan tak diduga ternya ayah dan ibuku membatalkan perceraian
mereka aku sangat senang sekali dan itupun karena ancamanku tadi malam
walaupun semua tidak seperti semula setidak mereka tidak akan berpisah lagi.

Anda mungkin juga menyukai