Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: Kehamilan Risiko Tinggi

Sasaran

: Ny.

Tempat

: Ruang Tunggu Poli KIA Puskesmas Bogor Tengah

Hari/Tanggal : Kamis, 26 November 2015


Waktu

: 20 menit

A. Latar Belakang Kegiatan


Hasil survei sumber dasar kesehatan indonesia (SDKI) menjelaskan
angka kematian ibu (AKI) di indonesia tahun 2012 mencapai 359 per 100.000
kelahiran hidup dan dan pada tahun tahun 2013 berjumlah 307 untuk setiap
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target Millenium Development Goals
(MDGs) tahun 2015 untuk target menurunkan AKI mencapai 102 per 100.000
kelahiran hidup. Bila dibanding negara-negara ASEAN , Angka Kematian Ibu
( AKI ) indonesia menempati posisi mengkhawatirkan (Saputra, 2011).
Penyebab kematian ibu terdiri dari penyebab langsung dan penyebab
tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu antara lain yaitu komplikasi
kehamilan, persalinan dan nifas. 28% perdarahan , 24% eklamsia. (SKRT,
2003). 11% infeksi. 10% aborsi yang tidak aman, 11% komplikasi pueprium,
5% partus lama, sedangkan penyebab tidak langsung atau penyebab karena
hal lain sebanyak 11% (Kemenkes, 2009).
Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung
pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat
dan didalam darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan organis

dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam
kandungan akan berjalan baik.
Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses
yang dilalui dengan kegembiraan dan suka cita. Tetapi 5-10% dari kehamilan
termasuk kehamilan dengan risiko tinggi, wanita dengan kehamilan risiko
tinggi, mereka harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan
perawatan kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan risiko tinggi
ini.
Berdasarkan hal di atas, maka peranan perawat dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan maternitas dengan menerapkan pelayanan
kesehatan yang bermutu tinggi. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan tentang
kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil guna menurunkan Angka Kematian
Ibu dan Janin dengan meningkatkan keterampilan dalam segi teori dan
praktik keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional umum
Setelah proses penyuluhan diharapkan pasien dan klien pasien mengerti
tentang kehamilan risiko tinggi
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan klien mampu :
a.
b.
c.
d.
e.

Menyebutkan pengertian kehamilan risiko tinggi


Menyebutkan faktor risiko terjadinya kehamilan risiko tinggi
Menyebutkan tanda bahaya kehamilan
Mengetahui deteksi pada kehamilan risiko tinggi
Menyebutkan bahaya yang dapat ditimbulkan karena kehamilan risiko

tinggi
f. Mengetahui cara pencegahan kehamilan risiko tinggi
C. Materi
1. Pengertian kehamilan risiko tinggi
2. Faktor risiko/penyebab terjadinya kehamilan risiko tinggi
3. Tanda bahaya kehamilan
4. Bahaya yang dapat ditimbulkan karena kehamilan risiko tinggi

5. Pencegahan kehamilan risiko tinggi


D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. Media
Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan
No
.

Tahap

Kegiatan

Waktu

1.

Pre interaksi

a.
b.
c.
d.

5 menit

2.

Interaksi

Penyampaian materi:
10 menit
a. Menggali
pengetahuan
klien
tentang kehamilan risiko tinggi
b. Menjelaskan tentang pengertian
kehamilan risiko tinggi
c. Menjelaskan tentang penyebab/
faktor risiko kehamilan risiko
tinggi
d. Menyebutkan tentang tanda bahaya
kehamilan
e. Menjelaskan tentang deteksi pada
kehamilan risiko tinggi
f. Menjelaskan tentang bahaya yang
dapat
ditimbulkan
karena
kehamilan risiko tinggi
g. Menjelaskan tentang pencegahan
kehamilan risiko tinggi

Memperhatikan dan
menyimak

3.

Terminasi

Penutup:

a. Bertanya

Memberi salam
Perkenalan
Penyampaian tujuan penkes
Melakukan kontrak waktu

5 menit

Respon
diharapkan

yang

a. Menjawab salam
b. Menerima
perkenalan
c. Mengerti tentang
tujuan penkes
d. Menyetujui
kontrak waktu

a. Memberikan kesempatan pada


klien untuk bertanya
b. Menjawab
pertanyaan
yang
berkaitan dengan materi yang
kurang jelas
c. Melakkukan evaluasi pelaksanaan
penkes
d. Menyampaikan kesimpulan
e. Salam penutup

b. Mendengarkan
c. Menjawab
pertanyaan
perawat
d. Memperhatikan
e. Menjawab salam

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Klien antusias terhadap materi penyuluhan
b. Klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
2. Evaluasi hasil
a. Klien dapat menjelaskan definisi kehamilan risiko tinggi
b. Klien dapat menyebutkan penyebab/ faktor risiko kehamilan risiko
tinggi
c. Klien dapat menyebutkan tanda bahaya kehamilan
d. Klien dapat menyebutkan bahaya yang dapat ditimbulkan karena
kehamilan risiko tinggi
e. Klien dapat menyebutkan cara pencegahan kehamilan risiko tinggi

LAMPIRAAN MATERI
A. Pengertian Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin
yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila
dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran

bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan
secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya. (Ubaydillah, 2000).
B. Faktor Risiko
Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian
terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciriciri yang menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau
kematian (keadaan atau ciri tersebut disebut faktor risiko). Faktor risiko bisa
memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya risiko.
Secara umum, kelompok ibu hamil yang tergolong resiko tinggi antara lain:
1.

Umur di bawah 20 tahun, karena rahim dan panggul ibu belum berkembang

2. Umur diatas 35 tahun, karena kesehatan dan keadaan rahim sudah tidak sebaik
umur sebelumnya
3.

Pernah mengalami kesulitan dan kehamilan dalam persalinan sebelumnya

4.

Jumlah anak lebih dari 4 orang, karena makin banyak anak, rahim ibu makin
lemah

5.

Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2


tahun, karena pada keadaan tersebut rahim dan kesehatan ibu belum pulih
kembali dengan baik

6.

Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang lebih dari 10 tahun
(terlalu lama)

7.

Tinggi badan kurang dari 145 cm, karena ibu mungkin mempunyai panggul
sempit, sehingga sulit melahirkan

8.

Kebiasaan ibu (merokok,alkohol, dan obat-obatan)

C. Tanda Bahaya Kehamilan Risiko Tinggi


1. Perdarahan

Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran. Perdarahan


pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam
kandungan
2. Bengkak di kaki/ tangan/ wajah, dan sakit kepala disertai kejang
Bengkak atau sakit kepala pada ibu hamil dapat membahayakan keselamatan
ibu dan bayi dalam kandungan
3. Demam tinggi
Demam tinggi bisa membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan
keguguran atau kelahiran kurang bulan
4. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi
dalam kandungan
5. Bayi dalam kandungan tidak bergerak
Keadaan ini tanda bahaya pada janin
6. Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu
D. Deteksi Kehamilan Resiko Tinggi
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di dokter/bidan terdekat.
E. Bahaya Yang Dapat Ditimbulkan
- Bayi lahir belum cukup bulan.
- Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
- Keguguran (abortus).
- Persalinan tidak lancar / macet.
- Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.

- Janin mati dalam kandungan.


- Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
- Keracunan kehamilan/kejang-kejang
F.

Pencegahan
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya

ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, dan


kenyataannya, banyak dari factor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum
konsepsi terjadi.
Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan
penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan
bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan
masalah kemudian.
a.Sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC (Antenatal Care)
atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor
kesehatan ibu hamil dan bayinya. Dengan memeriksakan kehamilan sedini
mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4
kali selama masa kehamilan.
b.
Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.
c.Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih
intensif.
d.
Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
e.Hindari rokok, alkohol, dll
Cara mencegah kehamilan risiko tinggi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Usia hamil tidak kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Rencanakan jumlah anak 2 orang saja.
Hindari jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu jauh.
Memeriksa kehamilan secara teratur kepada tenaga kesehatan.
Menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
Melahirkan denan pertolongan tenaga kesehatan.

Daftar pustaka
Imam, Musbikin. 2005. Panduan Bagi Ibu Hamil Dan Melahirkan. Yogyakarta:
Mitra Pustaka
Curtis, Glade B.1999. Kehamilan Di Atas 30. Jakarta: Arcan
Manuaba. 2007. Konsep Obstetric Dan Ginekologi Social Indonesia. Jakarta:
EGC.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KEHAMILAN RISIKO TINGGI

Anda mungkin juga menyukai