PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian
bangsa. Menurut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sumber pendapatan
negara terbanyak didapat dari sektor perpajakan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pajak telah
memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Salah satu jenis pajak yang
berpengaruh paling besar adalah pajak penghasilan. Pajak penghasilan merupakan jenis
pajak subjektif yang berkewajiban melekat pada subjek yang bersangkutan. Kepatuhan
wajib pajak sangat berperan penting untuk keberhasilan suatu perpajakan. Pajak
penghasilan dikenakan pada subjek pajak yang berkaitan dengan penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam satu tahun pajak.
Berdasarkan data dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Bantul, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) Usaha yang terdaftar
tahun 2014 sebanyak 7.024 orang dan pada tahun 2015 jumlahnya bertambah menjadi
8.077 orang. Seiring dengan bertambahnya jumlah WPOP Usaha yang terdaftar di KPP
Pratama Bantul, penerimaan pajak diharapkan dapat mencapai target. Akan tetapi pada
kenyataannya, peningkatan jumlah WPOP yang terdaftar di KPP Pratama Bantul dari
tahun 2014 ke tahun 2015 tersebut masih belum dapat mengoptimalkan jumlah
penerimaan pajak yang telah ditargetkan. Hal ini terjadi karena masih banyak
ketidakpatuhan dari Wajib Pajak itu sendiri. Ketidakpatuhan tersebut dapat dilihat dari
masih adanya gap antara jumlah WPOP Usaha yang terdaftar (wajib melaporkan SPT) di
KPP Pratama Bantul dengan jumlah SPT yang disampaikan.
Tabel 1.1 Jumlah WPOP Usaha yang Melaporkan SPT Tahunan dan tidak Melapor
Melaporkan
Tidak Melaporkan
Jumlah WPOP
SPT Tahunan
SPT Tahunan
Usaha Terdaftar
2014
2.739
4.285
7.024
2015
3.329
4.748
8.077
No.
Tahun
1.
2.
Adanya gap antara jumlah WPOP Usaha yang terdaftar (wajib melaporkan SPT) di
KPP Pratama Bantul dengan jumlah SPT yang disampaikan tersebut mengakibatkan rasio
kepatuhan WPOP Usaha di KPP Pratama Bantul tahun 2014 dan 2015 sama. Untuk
mengetahui kebenaran pernyataan bahwa rasio kepatuhan WPOP Usaha di KPP Pratama
Bantul tahun 2014 dan 2015 sama, kita dapat mengujinya dengan pengujian hipotesis beda
dua proporsi menggunakan data tahun 2014 dan 2015.
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang
sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Untuk mengetahui apakah suatu
hipotesis diterima atau ditolak, dilakukan pengujian hipotesis. Jenis hipotesis dapat
dibedakan berdasarkan jenis parameter atau berdasarkan jumlah sampel. Salah satu jenis
hipotesis berdasarkan jenis parameternya adalah pengujian hipotesis tentang proporsi.
Pengujian hipotesis tentang proporsi adalah pengujian hipotesis mengenai proporsi
populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.
Dalam hal ini penulis bermaksud untuk melakukan pengujian pernyataan bahwa
adanya gap antara jumlah WPOP Usaha yang terdaftar (wajib melaporkan SPT) di KPP
Pratama Bantul dengan jumlah SPT yang disampaikan mengakibatkan rasio kepatuhan
WPOP Usaha di KPP Pratama Bantul 2014 dan 2015 sama. Pengujian hipotesis yang
digunakan adalah pengujian hipotesis beda dua proporsi.
BAB II
ISI
Statistika adalah ilmu yang membahas tentang pengolahan data dan cara
penyajiannya. Pengetahuan yang membahas tentang cara-cara pengumpulan data,
penyajian data, pengelolaan dan analisis data serta menarik kesimpulan berdasarkan
analisis data yang dilakukan. Salah satu yang dipelajari dalam statistika adalah pengujian
hipotesis.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo yang berarti lemah atau kurang atau di
bawah, dan Thesis yang berarti teori, proporsi atau pernyataan yang disajikan sebagai
bukti. Sehingga dapat diartikan sebagai pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan
perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang
sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat berbentuk
suatu variabel seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu parameter, seperti
rata-rata, varians, simpangan baku, dan proporsi. Hipotesis statistik harus diuji, karena itu
harus berbentuk kuantitas untuk dapat diterima atau ditolak. Hipotesis statistik akan
diterima apabila hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan akan ditolak jika terjadi
penyangkalan dari pernyataannya.
Pengujian hipotesis merupakan suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis yang ada. Ciri-ciri hipotesis yang
baik yaitu, hipotesis harus menyatakan hubungan, sesuai dengan fakta, sesuai dengan
ilmu, dapat diuji, sederhana, dan dapat menerangkan fakta.
Terdapat beberapa jenis pengujian hipotesis, yaitu:
a. Berdasarkan Jenis Parameternya
1. Pengujian Hipotesis tentang Rata-rata
2. Pengujian Hipotesis tentang Proporsi
3. Pengujian Hipotesis tentang Varians
b. Berdasarkan Jumlah Sampel
1. Pengujian Hipotesis Sampel Besar (n > 30)
2. Pengujian Hipotesis Sampel Kecil (n 30)
c. Berdasarkan Jenis Distribusinya
1. Pengujian Hipotesis dengan Distribusi Z
2. Pengujian Hipotesis dengan Distribusi t (t student)
4
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang
akan diuji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan
hipotesis sebenarnya.
b.
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau tandingan
dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul tiga keadaan
berikut.
5
Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis alternatif (Ha)
ditolak. Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (Ha) diterima (benar)
maka hipotesis nol (H0) ditolak.
2. Menentukan Taraf Nyata ()
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil
hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang
digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji,
padahal hipotesis nol benar.
Besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan
dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf
nyata di tuliskan sebagai = 0,01, = 0,05, = 0,1. Besarnya nilai bergantung
pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan
(yang menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya kesalahan tersebut di
sebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah
penolakan (region of rejection).
Nilai yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai
distribusi yang di gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z),
distribusi t, dan distribusi X. Nilai itu sudah di sediakan dalam bentuk tabel di
sebut nilai kritis.
6
kesimpulan
merupakan
penetapan
keputusan
dalam
hal
penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H0) yang sesuai dengan kriteria
pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji
statistik dengan nilai tabel atau nilai kritis.
a.
Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
b.
Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.
Kelima langkah pengujian hipotesis tersebut di atas dapat di ringkas seperti berikut:
Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya (Ha)
Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata () dan menentukan nilai tabel
Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0
Langkah 4 : Melakukan uji statistik
Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0
Pada tahun 2014 WPOP Usaha yang terdaftar (wajib menyampaikan SPT) di KPP
Pratama Bantul sebanyak 7.024 orang. Sedangkan pada tahun 2015 bertambah menjadi
8.077 orang. Untuk menguji hipotesis beda dua proporsi terhadap pernyataan bahwa rasio
kepatuhan penyampaian SPT Tahunan WPOP Usaha di KPP Pratama Bantul Tahun 2014
dan 2015 adalah sama, penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari total Wajib Pajak
yang terdaftar di KPP Pratama Bantul.
Maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:
Terdapat sebuah pernyataan bahwa adanya gap antara jumlah WPOP Usaha yang
terdaftar (wajib melaporkan SPT) di KPP Pratama Bantul dengan jumlah SPT yang
disampaikan mengakibatkan rasio kepatuhan WPOP Usaha di KPP Pratama Bantul tahun
2014 dan 2015 adalah sama, dengan alternatif tidak sama. Untuk menguji pernyataan
tersebut, telah diteliti pada tahun 2014 dari Wajib Pajak yang terdaftar (wajib
menyampaikan SPT) di KPP Pratama Bantul sebanyak 703 orang. Ternyata hanya 274
orang yang melaporkan SPT Tahunan. Sedangkan pada tahun 2015, dari 808 Wajib Pajak
yang terdaftar (wajib menyampaikan SPT) di KPP Pratama Bantul, hanya 333 orang yang
melaporkan SPT Tahunan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan = 5%.
Penyelesaian:
Ha : p1 p2
1.
H0 : p1 = p2
2.
Derajat kebebasan () = 5%
3.
Uji Statistik:
Z0 =
4.
5.
Statistik hitung:
n1 = 703, X1=274, n2 = 808, X2 = 333
= 5%, Z/2 = 1,96 (dari Tabel Normal)
Z0 =
Z0 =
Z0 =
Z0 = -0,8
6. Kesimpulan:
Statistik hitung Z = -0,8 > -1,96 sehingga H0 diterima pada tingkat signifikansi 0,05.
Karena Z0 = -0,8 terletak antara -1,96 dan 1,96 atau -1,96< Z0 <1,96, maka H0
diterima. Berarti, kepatuhan WPOP Usaha di KPP Pratama Bantul tahun 2014 dan 2015
adalah sama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Statistika adalah ilmu yang membahas tentang pengolahan data dan cara
penyajiannya. Pengetahuan yang membahas tentang cara-cara pengumpulan data,
penyajian data, pengelolaan dan analisis data serta menarik kesimpulan berdasarkan
analisis data yang dilakukan.
2.
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang
sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya.
3.
4.
10
5.
6.
H0 diterima karena Z0 = -0,8 terletak antara -1,96 dan 1,96 atau -1,96< Z0 <1,96.
Berarti, kepatuhan WPOP Usaha di KPP Pratama Bantul tahun 2014 dan 2015 adalah
sama.
3.2 Saran
Saran untuk penulisan selanjutnya adalah pengambilan sampel dengan menggunakan
metode yang lainnya untuk memperoleh data sampel yang lebih akurat.
11