Anda di halaman 1dari 4

A.

Latar Belakang
Sentralisasi dan desentralisasi sebagai bentuk penyelenggaraan negara adalah
persoalan pembagian sumber daya dan wewenang. Pembahasan masalah ini sebelum
tahun 1980-an terbatas pada titik perimbangan sumber daya dan wewenang yang ada
pada pemerintah pusat dan pemerintahan di bawahnya. Dan tujuan baik dari
perimbangan ini adalah pelayanan negara terhadap masyarakat.
Di Indonesia sejak tahun 1998 hingga baru-baru ini, pandangan politik yang
dianggap tepat dalam wacana publik adalah bahwa desentralisasi merupakan jalan yang
meyakinkan, yang akan menguntungkan daerah. Pandangan ini diciptakan oleh
pengalaman sejarah selama masa Orde Baru di mana sentralisme membawa banyak
akibat merugikan bagi daerah. Sayang, situasi ini mengecilkan kesempatan
dikembangkannya suatu diskusi yang sehat bagaimana sebaiknya desentralisasi
dikembangkan di Indonesia. Jiwa desentralisasi di Indonesia adalah melepaskan diri
sebesarnya dari pusat bukan membagi tanggung jawab kesejahteraan daerah.
Sentralisasi dan desentralisasi tidak boleh ditetapkan sebagai suatu proses satu
arah dengan tujuan pasti. Pertama- tama, kedua sasi itu adalah masalah perimbangan.
Artinya, peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan selalu merupakan dua hal
yang dibutuhkan. Tak ada rumusan ideal perimbangan. Selain proses politik yang sukar
ditentukan, seharusnya ukuran yang paling sah adalah argumen mana yang terbaik bagi
masyarakat. Masalah sentralisasi dan desentralisasi bukan lagi dipandang sebagai
persoalan penyelenggara negara saja. Pada akhirnya kekuatan suatu bangsa harus
diletakkan pada masyarakatnya. Saat ini di banyak wilayah, politik lokal dikuasai selain
oleh orang-orang partai politik juga kelompok-kelompok yang menjalankan prinsip
bertentangan dengan pencapaian tujuan kesejahteraan umum. Kekuatan kelompok pro
pembaruan lemah di banyak daerah dan langsung harus berhadapan dengan kekuatankekuatan politik lokal dengan kepentingan sempit.
Birokrasi sekali lagi adalah alat pemerintah pusat untuk melakukan perbaikan
daerah. Birokrasi, jika dirancang secara sungguh-sungguh, bisa berperan sebagai alat
merasionalisasikan masyarakat. Pemerintah pusat, misalnya, membantu pemerintah
daerah dalam mendesain pelayanan publik yang akuntabel. Pemerintah daerah sering
pada situasi terlalu terpengaruh dengan kepentingan perpolitikan lokal.

B. Nama Kagiatan
Pelatihan Teknik Pendelagasian Wewenang
C. Tujuan Kegiatan
Meningkatkan pengetahuan tentang teknik pendelegasian wewenang.
Meningkatkan keterampilan teknik pendelegasian wewenang.
D. JENIS KEGIATAN
Semi proyek
E. SASARAN KEGIATAN
Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Angkatan X
F. PARAMETER KEBERHASILAN KEGIATAN
Kualitatif :
1. Peserta Pelatihan Teknik Pendelagasian Wewenang mengikuti rangkaian
acara dengan semangat dan antusias.
2. Peserta Pelatihan Teknik Pendelagasian Wewenang memahami esensi dari
rangkaian acara.
3. Peserta Pelatihan Teknik Pendelagasian Wewenang dapat mengaplikasikan
materi-materi yang telah diberikan.
Kuantitatif:
1. 150 orang mendaftar Pelatihan Teknik Pendelagasian Wewenang2015.
2. 80 orang mengumpulkan formulir dan mengikuti tahapan-tahapan seleksi.
3. 55 orang terpilih mengikuti acara inti.
4. 80% peserta mengikuti seluruh rangkaian acara hingga tuntas.
5. 90% pengisi acara dapat hadir.
G. KONSEP PROGRAM KERJA
Konsep kegiatan Pelatihan Teknik Pendelagasian Wewenang adalah rangkaian
pelatihan terpadu yang terdiri dari beberapa event yang berpuncak pada main event
selama tiga hari di daerah pedesaan. Rangkaian event-event memfokuskan pada
pengenalan mahasiswa terhadap profesionalisme, kepemimpinan dan keorganisasian
melalui simulasi dan penyampaian materi.
Pelatihan terpadu berupa:
Seminar teknik pendelegasian wewenang
Kegiatan interaksi sosial
Games
H. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari, tanggal : Jumat, 23 Desember 2016 Minggu 25 Desember 2016
Waktu
: 14.00 s.d. 11.30 WIB
Tempat
: The Sunan Hotel Solo
Jalan Ahmad Yani 40 Solo
I. SUSUNAN ACARA
Hari Pertama
Waktu

Acara

14.00 15.00
15.30 15.45
15.45 16.00
16.00 16.15
16.15 16.30
16.30 16.45
16.45 17.30
17.30

Registrasi + Check In
Pembukaan
Sambutan
Briefing Session (Perkenalan)
Speed Dating of Four Corner
Coffee break
Video : Sentralisasi dan Desentralisasi
Closing Hari pertama

Hari Kedua
Waktu
09.00 09.30
09.30 11.30
11.30 12.00
12.00 12.15
12.15 13.15
13.15 13.45
13.45 14.45
14.45 16.15
16.15 16.45
16.45 17.45
17.45 19.00
19.00 21.00

Acara
Games
Setralisasi dan Desentralisasi
Tanya - Jawab
Coffe Break
Teknik Kompensasi
Tanya Jawab
Ishoma
Teknik dan kendala kendala pendelegasian wewenang
Coffee Break + Isho
Games + membuat kelompok
Ishoma
Mengerjakan tugas kelompok : masing masing membuat
project tentang sentralisasi dan desentralisasi, teknik

21.00

kompensasi, dan teknik pendelegasian wewenang.


Istirahat

Hari Ketiga
Waktu
09.00 09.30
09.30 11.30
11.30

Acara
Review hari kedua dan Games
Mempresentasikan Tugas Kelompok
Closing

J. RENCANA ANGGARAN
Rencana Pemasukan
Dana MM FE UNJ

Rp 100.000.000

Sponsor

Rp 50.000.000

Sumbangan Alumni

Rp 20.900.000

Peserta (@90 x 1.000.000)

Rp 90.000.000

Total Pemasukan

Rp 260.900.000

Rencana Pengeluaran
Transportasi (PP Jakarta Solo) (@90 x 800.000)
Penginapan (@90 x 1.200.000)
Full Day Meeting (@90 x 280.000 x 2 )
Pembicara
Lain - lain
Total Pengeluaran

Rp 72.000.0000
Rp 108.000.0000
Rp 50.400.000
Rp 7.500.000
Rp 23.000.000
Rp 260.900.000

K. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat. Semoga acara ini dapat bermanfaat dan berjalan
dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, kami selaku
panitia mengharapkan bantuan dan partisipasi dari semua pihak karena setiap bantuan
yang diberikan akan sangat berarti bagi kelancaran dan kesuksesan acara ini. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu jalannya
acara ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan ridho dan rahmat-Nya
kepada kita semua dan memberikan kemudahan terhadap jalannya acara ini.

Anda mungkin juga menyukai