Kelompok 1
Kelompok 1
2.Kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka, berarti bebas dan lepas
dan campur tangan pemerintah atau badan negara yang lain atau dari pihak
manapun yang akan mempengaruhi penyelenggaraan tugas serta kewenangannya,
barulah dinyatakan secara tegas pada Perubahan Ketiga UUD 1945, yakni ketentuan
Pasal 24 Ayat (1) yang menentukan, kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan.
3.TUGAS
b.
c.
d.
2. Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komisi Yudisial juga mempunyai
tugas mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim;
3. Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Komisi Yudisial dapat meminta
bantuan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyadapan dan merekam
pembicaraan dalam hal adanya dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman
Perilaku Hakim oleh Hakim.
4. Aparat penegak hukum wajib menindaklanjuti permintaan Komisi Yudisial sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
Mahkamah konstitusi
1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.
2. Menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar negara republik indonesia tahun
1945.
3. Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
undang-undang dasar 1945.
4. Memutuskan pembubaran partai.
5. Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
6. Memeberikan putusan atas pendapat dewan perwakilan rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut undang-undang dasar 1945.
7. Memanggil pejabat negara, pejabat pemerintah, atau warga masyarakat untuk
memberikan keterangan terkait permasalahan yang terjadi.
4. Pasal 24A
1.
Legislatif yang bertugas membuat undang undang. Lembaga legislatif meliputi Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR),DPD, MPR.
2. Pemisahan Kekuasaan
Pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian, baik
mengenai organnya maupun fungsinya. Dengan kata lain, lembaga pemegang kekuasaan negara
yang meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif merupakan lembaga yang terpisah satu
sama lainnya, berdiri sendiri tanpa memerlukan koordinasi dan kerjasama. Setiap lembaga
menjalan fungsinya masing-masing. Contoh negara yang menganut mekanisme pemisahan
kekuasaan adalah Amerika Serikat.
Pembagian Kekuasaan
Berbeda dengan mekanisme pemisahan kekuasaan, di dalam mekanisme pembagian kekuasaan,
kekuasaan negara itu memang dibagi-bagi dalam beberapa bagian (legislatif, eksekutif dan
yudikatif), tetapi tidak dipisahkan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa diantara bagian-bagian
itu dimungkinkan ada koordinasi atau kerjasama. Mekanisme pembagian ini banyak sekali
dilakukan oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
3. Supervision and Critism of Government, berarti fungsi legislative untuk mengawasi
presiden/perdana
menteri,
dan
segera
Education adalah fungsi DPR untuk memberikan pendidikan politik yang baik kepada
masyarakat. Anggota DPR harus member contoh bahwa mereka adalah sekadar wakil
rakyat yang harus menjaga amanat dari para pemilihnya.
Representation, merupakan fungsi dari anggota legislative untuk mewakili pemilih.
Seperti telah disebutkan, di Indonesia, seorang anggota dewan dipilih oleh sekitar 300.000
orang pemilih. Nah, ke-300.000 orang tersebut harus ia wakili kepentingannya di dalam
konteks negara.
4. * Pembagian Kekuasaan secara Horizontal
Kelompok 4.
3. Indikator Keberhasilan Good Governance (secara makro dan secara sektoral).
Dalam praktek good governance perlu dikembangkan indikator keberhasilan good governance
itu. Keberhasilan secara umum dapat dilihat dari indikator ekonomi makro dan tujuan-tujuan
pembangunan atau Quality of life yang dituju. Tetapi bisa juga secara sektoral (produksi tertentu,
jaringan jalan, tingkat atau penyebaran pendidikan).