BAB II
JEMBATAN
2.1
Pengertian Jembatan
Jembatan adalah bagian dari jalan yang merupakan bangunan layanan lalu
lintas (untuk melewatkan lalu lintas), dan keberadaannya sangat diperlukan untuk
menghubungkan ruas jalan yang terputus oleh suatu rintangan seperti sungai,
lembah, gorong-gorong, saluran-saluran (air, pipa, kabel, dll.), jalan atau lalu
lintas lainnya. Adapun fungsinya adalah sama dengan jalan yang melintasinya
yakni merupakan prasarana penghubung atau meneruskan pergerakan lalu lintas
barang dan jasa, secara langsung dan ekonomis sehingga akan menambah nilai
efisiensi produksi barang dan jasa tersebut, di samping itu jalan dan jembatan
mempunyai arti yang cukup penting dalam pertahanan dan keamanan untuk
menjaga teritorial wilayah negara dan juga kesatuan bangsa serta keadilan sosial.
Bangunan jalan dan jembatan (sebagai bangunan untuk layanan lalulintas ) sangat
vital keberadaannya karena keberadaannya sangat dibutuhkan oleh semua lapisan
masyarakat, baik kelas bawah hingga atas, yang berekonomi lemah hingga
konglomerat.
Jembatan sebagai salah satu prasarana penting untuk melewatkan
kendaraan lalu lintas, memiliki peran yang sangat penting untuk melanjutkan
program pembangunan ekonomi Indonesia dan menyebarkan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru. Namum demikian dalam pelayanannya kadangkandang terganggu karena umur pelayanannya dan tidak sesuai dengan yang
2.2
Sejarah Jembatan
Dengan keterbatasan kemampuan, orang zaman dulu membuat jembatan
dari kayu dengan turus-turus dari batu sebagai penyangganya. Prinsip ini pernah
diterapkan di Babylon tepatnya di sungai Euphrates pada jaman semiramis. Di
Cina jaman kuno, lebih banyak diterapkan jembatan gantung di atas sungai dan
jurang-jurang. Begitu pula di Peru, jembatan gantung sudah diterapkan pada
jaman inca, Panjangnya mencapai 200 kaki.
Bukan itu saja orang Romawi juga ikut andil dalam pembuatan jembatan.
Pada tugu Trajan, yang dibangun pada tahun 100 Masehi di Roma, tergambar
suatu jembatan yang dibuat di sungai Donau. Busur-busur jembatan terbuat dari
kayu dan berbentuk setengah lingkaran. Lalu bagaimana sejarah jembatan dari
berbagai wilayah di belahan dunia?
1.
INGGRIS
Teori Leonardo da Vinci tentang perumusan gaya keseimbangan
(statika) yang dikenal pada abad ke-15 dan ke-16 ternyata mempunyai
peran besar dalam pembuatan jembatan di Inggris. Jembatan pertama
dibuat dari besi tuang oleh Abraham Darby pada tahun 1770 yaitu tepat
diatas Severn di Coalbrokdale. Jembatan ini dibuat dengan satu busur
sepanjang 100 kaki.
2.
ITALIA
Di Italia jembatan-jembatan indah menghiasi perairan Venisia,
3.
AMERIKA
2.3
Klasifikasi Jembatan
2.3.1
Menurut Keberadaannya
Menurut keberadaannya, jembatan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
A. Jembatan Tetap
Jembatan Tetap adalah jembatan permanen yang keberadaannya dapat
dimanfaatkan terus (sesuai umur perencanaan) atau tidak terikat waktu
dan jembatan ini dapat berupa:
1. Jembatan Kayu
2. Jembatan Baja
3. Jembatan Beton Bertulang Balok T
4. Jembatan Prategang
5. Jembatan Pelat Beton
6. Jembatan Komposit
B. Jembatan Gerak
Menurut Fungsinya
Menurut Fungsinya, jembatan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
A. Jembatan jalan raya
B. Jembatan jalan rel
10
Menurut Materialnya
Menurut
materialnya
(material
yang
dipakai),
dapat
struktur
atas
2.3.5
Menurut Daktilitasnya
yang
digunakan
jembatan,
dapat
11
lantai
kendaraan
yang
ada,
jembatan
dapat
12
Menurut
lama
waktu
yang
digunakan,
jembatan
dapat
Struktur Jembatan
13
Struktur Atas
Struktur Atas jembatan adalah bagian dari elemen-elemen
14
Struktur Bawah
Sturktur Bawah sebuah jembatan adalah bagian dari elemen-
B. Pondasi
15
Yaitu bagian-bagian dari sebuah jembatan yang meneruskan bebanbeban langsung ke tanah dasar / lapisan tanah keras. Pemilihan jenis
pondasi pada struktur jembatan, umumnya tergantung letak kedalaman
lapisan tanah keras sebagai dasar perkiraan sebagai berikut:
1. Pondasi langsung digunakan bila kedalaman tanah keras < 5 meter
2. Pondasi sumuran digunakan bila kedalaman tanah keras antara 5
12 meter
3. Pondasi tiang digunakan bila kedalaman tanah keras > 12 meter
2.4.3
Bangunan Pengaman
Yaitu jalan yang menghubungkan antara ruas jalan dengan struktur
2.5
Macam-Macam Jembatan
Macam-macam jembatan cukup banyak, tergantung dari sudut pandang
yang diambil, tempat berdirinya sebuah jembatan, kondisi tanah, alur sungai, dan
alur jalan.
2.5.1
16
Berdasar
bahan
bangunannya
sendiri,
jembatan
dapat
Jembatan
kayu
merupakan
dan
bata,
umumnya
konstruksi
jembatan
harus
dibuat
17
Jembatan
digunakan
untuk
jembatan
18
19
menjadi:
20
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang
terbuat dari beton, baja atau beton prategang. Jembatan jenis ini
dirangkai dengan menggunakan diafragma, dan umumnya menyatu
secara kaku dengan pelat yang merupakan lantai lau lintas. Jembatan
ini digunakan untuk variasi panjang bentang 5-40 meter.
C. Jembatan Kabel Tetap (Cable Stayed)
Sistem
struktur
Gambar 2.9 : Jembatan Gantung Glugur, Medan
dasar
Sumber : dhaniellezety.blogspot.com
21
Jembatan
beton
Gambar 2.10 : Jembatan Rajamandala, Bandung
prategang
Sumber : dhaniellezety.blogspot.com
22
Jembatan
rangka
Gambar 2.11 : Jembatan Cimandiri, Pelabuhan Ratu
umumnya
terbuat dari bahan baja dengan bentuk dasar berupa segitiga. Elemen
rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap batang
hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja. Jembatan rangka
merupakan salah satu jembatan tertua dan dapat dibuat dalam berbagai
variasi bentuk, sebagai gelagar sederhana, lengkung, atau kantilever.
Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 50-100 meter.
G. Jembatan Box Girder
23
Manfaat utama dari box girder adalah momen inersia yang tinggi
dalam kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan karena
adanya rongga ditengah penampang. Box girder dapat diproduksi
dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium adalah yang paling
banyak digunakan.
Rongga di tengah box memungkinkan pemasangan tendon prategang
diluar penampang beton. Jenis gelagar ini biasanya dipakai sebagai
bagian dari gelagar segmental, yang kemudian disatukan dengan
sistem prategang post tensioning. Analisa full prestressing suatu desain
dimana pada penampang tidak diperkenankan adanya gaya tarik
menjamin kontinuitas dari gelagar pada pertemuan segmen. Jembatan
ini digunakan untuk variasi panjang bentang 20-40 meter.
2.6
24
menggunakan
tinggi
maksimal
dibandingkan
25
26
27
B. Kekurangan:
1. Dengan ketahanan
gesek
balok
dan
ketahanan
puntirnya
28
A. Kelebihan:
1. Bentang cukup panjang.
2. Harga murah.
3. Konstruksi sederhana.
4. Pelaksanaan mudah.
5. Usia kabel baja tahan lama.
6. Tidak ada pekerjaan pondasi di air atau pilar.
B. Kekurangan:
1. Kayu lantai mudah lapuk (apabila kualitas kayu rendah).
2. Hanya bisa untuk kendaraan roda 2 (untuk bisa kendaraan roda 4
harus ada perhitungan yang rumit).
3. Kurang nyaman (kondisi yang bergoyang)