Anda di halaman 1dari 7

Sedangkan menurut Heddy Shri Ahimsa Putra yang dikutip oleh Hariwijaya dan Triton

PB, mengemukakan terdapat empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
besarnya sampel pada suatu penelitian, yaitu:
1. Presisi yang dikehendaki dari mahasiswa. Makin tinggi tingkat presisi yang
dikehendaki, makin besar jumlah sampel yang harus diambil.
2. Rencana analisis. Besar kecilnya pengambilan sampel disesuaikan dengan kebutuhan
analisis.
3. Derajat keseragaman (Degree of Homogenity) dari populasi. Makin sergam populasi,
makin kecil sampel yang diambil. Tetapi apabila populasi itu secara sempurna tidak
seragam (Compeletely Heterogenous), maka hanya pencacahan lengkap yang dapat
memberikan gambaran yang representatif.
4. Tenaga, biaya, dan waktu. Jika menginginkan presisi yang tinggi, maka jumlah
sampel harus besar. Tetapi bila dana, tenaga dan waktu terbtas maka tidak mungkin
mengambil sampel yang besar dan ini berarti menurunkan presisi.
Hariwijaya dan Triton PB, mengemukakan beberapa teknik sampling yang banyak
digunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Simple Random Sampling. Teknik ini dilakukan dengan mengambil sampel secara
acak. Cara-cara Simple random sampling dapat dilakukan dengan:
Undian. Misalnya akan dipilih 5 pemenang undian suatu permainan dari

ribuan peserta yang terdaftar.


Ordinal. Mula-mula seluruh individu harus didaftar terlebih dahulu, lalu

dipilih beberapa sampel yang dibutuhkan dengan cara yang ditentukan sendiri.
Tabel bilangan random. Prinsip pemakaiannya, pertama populasi yang akan
diambil sampelnya dibuat dalam suatu daftar dan diberi nomor. Lalu tentukan
salah satu angka dalam tabel dan cocokan dengan nomor pada populasi. Yang
cocok itulah yang diambil sebagai sampel pertama. Selanjutnya, dengan
kebijakan tertentu dicari angka-angka lain pada tabel tadi sampai jumlah

anggota sampel terpenuhi.


2. Stratified Sampling. Populasi dapat dibagi menjadi beberapa populasi yang lebih
kecil, sehingga masing-masing subpopulasi diambil beberapa individu yang homogen.
Dari subpopulasi diambil beberapa individu sebagai sampelnya. Pengelompokan
dalam satu populasi dalam hakikatnya sudah terjadi dengan sendiri.
3. Accidential Sampling. Dalam hal ini, individu-individu mana yang dijadikan sampel
adalah apa saja atau siapa saja yang kebetulan ditemui.

4. Area Sampling. Pada prinsipnya cara ini memakai perwakilan bertingkat. Populasi
dibagi atas beberapa bagian populasi. Lalu bagian populasi ini dapat dibagi-bagi lagi.
Dari bagian populasi ini dapat dijadikan sampel yang mewakili populasi.
5. Purposive Sampling. Dalam hal ini pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik
tertentu yang dianggap menpunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang
sudah diketahui sebelumnya.
Lebuh lanjut menurut Widayat dan Amirullah yang dikutip oleh Nur Asnawi dan
Masyhuri, mengatakan bahwa beberapa pendapat para ahli tentang ukuran sampel:
1. Gay dan Diehl berpendapat sampel haruslah sebesar-besarnya. Pendapat ini
mengansumsikan bahwa semakin banyak sampel yang diambil, maka akan semakin
representatif, dan hasilnya dapat digeneralisirkan. Namun, ukuran sampel yang dapat
diterima sangat tergantung peda jenis penelitiannya, antara lain:
a) Apabila penelitiannya bersifat deskriptif, maka sampel minimumnya adalah
10% dari populasi.
b) Penelitian yang bersifat korelasional, sampel minimimnya sebanyak 30 subjek.
c) Penelitian kausal-perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per grub, dan
d) Apabila penelitian bersifat eksperimental, sampel minimumnya adalah
sebanyak 13 subjek per grub.
2. Roscoe memberikan panduan untuk menetukan ukuran sampel, antara lain:
a) Pada setiap penelitian, ukuran sampel harus berkisar antara 30 dan 500.
b) Apabila faktor yang digunakan dalam penelitian itu banyak, maka ukuran
sampel minimum 10 kali lipat atau lebih dari jumlah faktor.
c) Jika sampel akan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian, maka ukuran
sampel minimum 30 tiap bagian yang diperlukan.
3. Slovin menentukan ukuran sampel penelitian menggunakan rumus:
N

n
1+ N e 2
keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Presisi (persen kelonggaran ketidak telitian/batas kesalahan)
4. Fraenkel dan Wallen menyarankan besar sampel minimum untuk:
a) Penelitian deskriptif, besarnya sampel sebanyak 100.
b) Penelitian korelasional, besarnya sampel sebanyak 50 subjek.
c) Penelitian kausal-perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group, dan
d) Apabila penelitian bersifat eksperimental, sampelnya sebanyak 30/15.
5. Malhotra, besarnya jumlah sampel yang diambil dapat ditentukan dengan cara
mengalikan jumlah variabel dengan 4, atau 5x jumlah variabel. Jika variabel yang
diamati berjumlah 20 maka sampel minimalnya adalah sebanyak 200 (5x20).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah probability sampling yaitu teknik
area sampling. Populasi dibagi atas beberapa bagian populasi. Lalu bagian populasi ini dapat
dibagi-bagi lagi. Dari bagian populasi ini dapat dijadikan sampel yang mewakili populasi.
Penelitian ini dilakukan pada dua usaha mebel yang paling menonjol perkembangannya dari
pada yang lainnya.

V. Sumber Data
Menurut Nur Asnawi dan Masyhuri mendefinisikan data adalah catatan keterangan
sesuai bukti kebenaran; bahan-bahan yang dipakai sebagai dukungan penelitian. Sumber data
dalam penelitian ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Diuraikan sebagai berikut:
1. Data Primer (Primary)
Data primer adalah data yang diambil dari lapangan (enumerator) yang diperoleh
melalui pengamatan, wawancara dan kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder (secondary) merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh instansi
terkait dan/atau pihak lain).
VI. Teknik Pengumpulan Data
Hariwijaya dan Triton PB mengemukakan salah satu kekuatan sebuah karya tulis adalah
pada penguasaan terhadap metodologi. Lebih lanjut Hariwijaya dan Triton PB menjelaskan
metodoligi yang digunakan dapat segera dilakukan, disertai pertanggungjawaban mengenai
alasan-alasan pemulihan metodologi tersebut. Segi-segi positif dan negatifnya diketengahkan.
Cara-cara meminimalkan segi-segi negatif itu ditunjukan. Apa, mengapa, bagaimana, siapa,
ke mana, dan kapan adalah pertanyaan-pertanyaan yang sangat relevan untuk menunjau
metodologi.
Dari definisi diatas untuk memperoleh data secara terperinci dan baik, maka kegiatan
pengumpulan datadalam penelitian sangat membutuhkan ketelitian, kecermatan serta
penyusunan program yang rinci. Hal tersebut agar diperoleh data yang benar-benar relevan
dengan tujuan penelitian.
Teknik pengumpulan data menentukan keberhasilan dalam penelitian karena data yang
dipakai sebagai bahan baku dalam penelitian. Pengambilan data dari sumbernya mempunyai
metode dan cara-cara tertentu. Tiap metode berbeda, hasil pengumpulan data pun dapat
berbeda.
Berdasarkan definisi dan kesimpulan saya diatas, maka teknik pengumpulan data yang
saaya gunakan dalam penelitian adalah:
1. Metode Observasi

Menurut Hariwijaya dan Triton PB menjelaskan, observasi ialah metode


pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
fenomena yang diteliti. Menurut Sugiyono yang dikutip oleh Hariwijaya dan Triton
PB menjelaskan observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Lebih lanjut Hariwijaya dan Triton PB menambahkan, "dalam arti luas observasi
berarti pengamatan yang dilaksanakan secara tidak langsunng dengan menggunakan
alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan seebelumnya. Dalam arti sempit observasi
berarti pengamatan secara langsung terhadap fenomena yang diselidiki baik dalam
kondisi normal maupun dalam kondisi buatan.
2. Metode Dokumenter
Menurut Arikunto yang dikutip oleh Nur Asnawi dan Masyhuri dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya. Teknik ini digunakan untuk mengambil data internal perusahaan seperti
sejarah perusahaan, profil perusahaan, struktur organisasi.
3. Metode Wawancara
Menurut Nazir dan Hadi yang dikutip oleh Nur Asnawi dan Masyhuri, wawancara
(interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
(paduan wawancara). Interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan
berlandaskan kepada tujuan penilitian.
Menurut Hariwijaya dan Triton PB wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur, dan dapat dilekukan melalui tatap muka (face to face) maupun
menggunakan telepon. Interview atau wawancara dipergunakan sebagai cara untuk
memperoleh data dengan jalan mengadakan wawancara dengan nara sumber atau responden.
Teknik wawancara mempunyai kelebihan yakni penanya dapat menerangkan secara detail
pertanyaan-pertanyaan yang dajkan. Pewawancara dalam mewancarai responden hendaknya
memenuhi syarat-syarat:
a) Pewawancara mampu membina hubungan yang bsik dengan responden dan
mampu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.
b) Pewawancara harus dapat menghindari diri dari pertanyaan yang bersifat
mengarahkan atau menyarankan suatu jawaban.
c) Pewawancara menguasai persoalan-persoalan yang diteliti.
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data lain. Pelaksanaannya dapat
dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai tetapi dapat pula secara
tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.
VII. Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian yang saya lakukan menggunakan penelitian kualitatif. Pemilihan jenis
penelitian kualitatif ini berdasarkan bimbingan dari dosen pembimbing satu A.R Djoko
Purwito dalam study penulisan skripsi. Untuk memperkuat argumen saya berikut penjelasan
dan definisi penelitian kualitatif menurut para ahli:
1. Menurut Nur Asnawi dan Masyhuri, penelitian kualitatif adalah penelitian yang
pemecahan masalahnya dengan menggunakandata empiris.
2. Menurut Maleong, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut, dalam bahasanya
dan dalam peristilahannya.
3. Menurut Creswell yang dikutip oleh J.R Raco, mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai suatu pendektan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu
gejala sentral. Untuk mengetahui gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai
peserta penelitian atau pertisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan
agak luas.
4. Menurut Djoko Purwito, penelitian kualitatif adalah suatu bentuk penelitian yang
model analisanya tidak menggunakan analisis statistik atau non statistic.

VIII. Teknik Analisa Data


Teknik analisa data disebut juga teknik pengolahan data. Menurut Nur Asnawi dan
Masyhuri, metode Analisis data adalah sebagai alat untuk menjawab tujuan penelitian. Alat
analisis data disesuaikan dengan tujuan penelitian. Tidak selamanya alat analisis data
menggunakan pendekatan statistik dan matematik tetapi dengan pendekatan diskriptif dapat
dikatakan sudah cukup baik apabila pada penelitian tersebut telah bisa menjawab tujuannya.
Menurut Hariwijaya dan Triton PB menjelaskan, secara umum metode pengolahan data
statistik dapat dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensi. Lebih lanjut Hariwijaya dan Triton PB menjelaskan definisi statistik deskriptif,
yaitu Statistik deskriptif atau sering disebut statistik deduktif, adalah metode pengolahan
data statistik yang memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan tidak
bermaksud untuk menguji hipotesis dan kemudian menarik inferensi yang digeneralisasikan
untuk populasi. Secara singkat statistik deskriptif adalah metode pengolahan data satistik
yang bertujuan agar hasil pengumpulan dan penyajian data lebih mudah dipahami. Statistik
deskriptif dengan demikian lebih mengutamakan aspek komunikatif agar dengan
perhitungan-perhitungan tertentu dapat membuat keadaan dan karakteristik data semakin
jelas. Pengambilan keputusan pada statistik deskriptif sangat terbatas ruang lingkupnya, yaitu
hanya ditunjukan pada kumpulan data yang ada.
Dalam penelitian ini saya menggunkan analisis data statistik deskriptif. Penelitian ini
adalah penelitian jenis kualitatif. Saya menekankan pada pengolahan data berdasarkan
pendeskripsian data yang saya peroleh dari lapangan.

IX. Daftar Bacaan


AR. Djoko Purwito, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Untuk Bidang Ilmu Ekonomi
dan Ilmu Sosial, LPM Universitas Soerjo Ngawi, Ngawi, 2011
Hariwijaya dan Triton PB, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi, Tugu Publiser,
Yogyakarta, 2008.
L. J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT remaja Rodakarya, Bandung 2004
Nur Asnawi dan Masyhuri, Metodologi Riset Manajemen Pemasaran, UIN-Malang Press,
Malang, 2009
Hariwijaya dan Triton PB, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi, Tugu Publiser,
Yogyakarta, 2008.
JR Raco, Metode Penelitian Kualitatif, Grasindo, Cikarang, 2010

METODOLOGI PENELITIAN SKRIPSI KUALITATIF


ANALISA PERKEMBANGAN USAHA MEBEL
DI DESA JENGGRIK 2016

HERI SUGIYANTO
124094
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SOERJO NGAWI

Anda mungkin juga menyukai