Anda di halaman 1dari 15

Mekanisme Kerja Ginjal dan Terjadinya Batu Ginjal

PENDAHULUAN
Latarbelakang
Keberlangsungan hidup serta fungsi sel secara normal bergantung pada
pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan juga elektrolit didalam cairan internal sel
tersebut. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran sisa-sisa
metabolisme yang dihasilkan oleh sel itu sendiri. Untuk melakukan hal itu semua tubuh
kita memerlukan adanya ginjal yang berperan penting dalam mempertahankan
homeostasis dengan mengatur konsentrasi plasma, elektrolit dan juga air. Saat ginjal
memfiltrasi plasma, zat-zat yang masih diperlukan akan dipertahankan sedangkan zatzat yang tidak terpakai lagi oleh tubuh atau berlebihan jumlahnya akan dibuang
memalalui urin.
Pada skenario masalah yang saya dapat adalah seorang laki-laki 40 tahun mengalami
sakit yang hebat pada perut. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
mekanisme kerja ginjal, struktur makro dan mikro ginjal, keseimbangan asam basa dan
faktor yang mempengaruhi. Metode yang digunakan termasuk metode kepustakaan
dimana buku-buku tersebut didapat dari perpustakaan. Buku-buku tersebut berhubungan
dengan ginjal.

PEMBAHASAN
Struktur makroskopis ginjal
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak
fungsi untuk homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan
pengatur kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Ginjal merupakan
organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu
di sebelah kanan dan kiri vertebrae lumbal 1 dan 4) didalam rongga abdomen
dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah

(kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang
mendesak ginjal sebelah kanan.1
Kutub atas atau ekstremitas superior ginjal kiri adalah tepi atas iga 11
(vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11
atau iga 12. Adapun kutub bawah (ekstremitas inferior) ginjal kiri adalah
processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan
kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3.2 Dari batas-batas
tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan
ginjal kiri. Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang
ureter, sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang
membawa urine ke lingkungan luar tubuh.

Gambar1.
Ginjal

Potongan

frontal
Jaringan ikat pembungkus. Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat.1
>> Fasia renal adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada
struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ.
>> Lemak perineal adalah jaringan adipose yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini
membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya.
>> Kapsul fibrosa (ginjal) adalah membrane halus transparan yang langsung
membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.
Tiap ginjal mengandung 1 juta nefron (glomerulus dan tubulus yang
berhubungan dengannya ). Pada manusia, pembentukan nefron selesai pada
janin 35 minggu. Nefron baru tidak dibentuk lagi setelah lahir. Perkembangan
selanjutnya adalah hipertrofi dan hiperplasia struktur yang sudah ada disertai
maturasi fungsional.1

Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi
(yaitu glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle,
tubulus kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus
ginjal tersebut terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan
menuju glomerulus) serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal)
Berdasarkan letakya nefron dapat dibagi menjadi:
(1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks
yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle
yang terbenam pada medula,
(2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepi
medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan
pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa
rekta.3
Tiap nefron terdiri dari glomerulus dan kapsula bowman, tubulus proksimal,
anse henle dan tubulus distal. Glomerulus bersama denga kapsula bowman juga disebut
badan maplphigi. Meskipun ultrafiltrasi plasma terjadi di glomerulus tetapi peranan
tubulus dala, pembentukan urine tidak kalah pentingnya.1,4

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian antara lain:

Korteks
Korteks yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat atau terdiri dari korpus
renalis atau badan malpighi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul bowman,
tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis. Glomelurus adalah
kumpulan cabang cabang yang halus atau anyaman pembuluh darah kapiler di
bagian korteks, sedangkan kapsula bowman adalah lapisan yang melingkupi
glomelurus, bentuknya seperti cawan dan berdinding ganda. Didalam korteks
terjadi proses penyaringan darah yang akan menghasilkan fltrat yang nantinya
akan menjadi urin.
Medulla
Medulla berbentuk kerucut atau renal pyramid dengan jumlah 9-14. Medulla
merupakan tempat berkumpulnya pembuluh darah kapiler dari kapsula Bowman.

Didalam medulla akan terjadi proses reabsorbsi dan augmentasi oleh tubulus
proksimal dan tubulus distal. Lengkung henle juga merupakan bagian dari yang
menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus distal.

Columna renalis
yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal.

Processus renalis
yaitu bagian pyramid atau medula yang menonjol ke arah korteks

Hilus renalis
yaitu suatu bagian di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus memasuki
atau meninggalkan ginjal.

Papilla renalis
yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan menonjol ke
dalam calix minor.

Calix minor
yaitu percabangan dari calix major.

Calix major
yaitu percabangan dari pelvis renalis kemudian menjadi ureter

Pelvis renalis
disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix major
dan ureter.

Ureter
yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.1
Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis.
a. renalis merupakan percabangan dari aorta abdominal, sedangkan
v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal
melalui hilus renalis dan mempercabangkan 2 cabang besar, cabang pertama
berjalan ke depan dan mendarahi ginjal bagian depan, dan yang kedua
mendarahi ginjal bagian belakang, cabang yang menuju ke depan ginjal lebih
panjang di bandingkan dengan yang belakang, kedua cabang a. renalis depan
dan belakang akan bertemu di lateral. Arteri renalis berjalan di antara lobus
ginjal dan bercabang lagi menjadi a. interlobaris. yang akan memperdarahi
segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior,
anterior-inferior, inferior serta posterior.2

a. Interlobaris pada perbatasan cortex dan medulla akan bercabang menjadi


arteri arcuata yang akan mengelilingi cortex dan medulla, sehingga disebut a.
aciformis.
a. arcuata(a. aciformis) mempercabangkan a. interlobularis dan berjalan sampai
tepi ginjal (cortex), kemudian mempercabangkan:
vasa
afferens:
glomelorus
- dalam glomelorus membentuk anyaman/ pembuluh kapiler, sebagai
vasa efferens
Anyaman rambut = tubuli contorti. Pembuluh balik pada ren
mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler dan kemudian
berkumpul ke dalam v. interlobaris = dari v. interlobularis-v. acuarta-v.
interlobaris-v. renalis-v. cava inferior.2
Pembuluh darah arteri menyalurkan darah ke ginjal setiap hari, 180 liter
atau 50 galon. Ketika darah memasuki ginjal, maka ia akan disaring dan
dikembalikan ke jantung melalui pembuluh darah vena.
Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan
simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major,
n.splanchnicus imus dan n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan
aferen viseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus.
Gambar 2. Perdarahan pada Ginjal

Mikroskopik Ginjal
a. Parenkim ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal.
Jaringan ini terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar.

Medula terdiri dari massa-massa triangular yang disebut piramida renis


(ginjal). Ujung yang sempit dari setiap piramida terdapat papila yang masuk
dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul urin.3
- Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan
unit fungsional dan struktural ginjal. Korteks terletak di dalam diantara
piramida-piramida medula yang bersebelahan untuk membbentuk kolumna
ginjal yang terdiri dari tubulus-tubulus pengumpul yang mengalir ke dalam
duktus pengumpul.
b. Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida
ginjal, kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang melapisinya.
c. Struktur nefron. Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan
unit pembentuk urin. Setiap nefron memiliki satu komponen vaskular (kapiler) dan
satu komponen tubular.
Glomerulus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel
berdinding ganda yang disebut kapsula Bowman. Glomerulus dan kapsul
Bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.
- Lapisan viseral kapsul Bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-sel
lapisan viseral dimodifikasi menjadi podosit (sel seperti kaki) yaitu sel-sel
epitel khusus disekitar kapiler glomerular.4
o Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerular
melalui beberapa processus primer panjang yang mengandung
proccesus sekunder yang disebut proccesus kaki atau pedikel (kaki
kecil).
o Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan proccesus yang
sama dari podosit tetangga. Ruang sempit antara pedikel-pedikel yang
berinterdigitasi disebut filtration slits (pori-pori dari celah) yang
lebarnya sekitar 25 nm. Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang
memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul
lainnya.
o Barier filtrasi glomerular adalah barier yang memisahkan darah dalam

kapiler glomerular dari ruang dalam kapsul Bowman. Barrier ini terdiri
dari endotelium kapiler, membran dasar (lamina basalis) kapiler, dan
filtration slit.
Lapisan parietal kapsula Bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal.
o Pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke
glomerulus dan arteriol eferen keluar dari glomerulus.
o Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran
yang masuk ke tubulus kontortus proksimal.

Tubulus kontortus proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangat

berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat selsel epitelial kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan
memperluas area permukaan lumen.
Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai descenden

ansa Henle yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit


yang tajam (lekukan), dan membalik ke atas membentuk tungkai
ascendens ansa Henle.4
- Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan
pendek yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula.
- Nefron juxtamedular terletak di dekat medula. Nefron ini memiliki lengkung
panjang yang menjulur ke dalam piramida medula.
Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan

membentuk segmen terakhir nefron.


- Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen.
Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel
termodifikasi yang disebut makula densa. Macula densa berfungsi sebagai
suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium.
- Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan macula densa mengandung
sel-sel otot polos yang termodifikasi disebut sel juxtaglomerular.4 Sel ini
distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin.
- Macula densa, sel juxtaglomerular, dan sel mesangium saling bekerja sama
membentuk aparatus juxtaglomerular yang penting dalam pengaturan tekanan
darah.
Tubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul
berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah
tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus
pengumpul besar yang lurus.5 Duktus pengumpul membentuk tuba yang
lebih besar dan mengalirkan urin ke dalam kaliks minor. Kaliks minor
bermuara ke dalam pelvis renis melalui kaliks major. Dari pelvis ginjal,
urin dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.

7
Gambar 3. Mikroskopis Nefron

Gambar 4. TKP dan TKD

Mekanisme kerja ginjal


Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, walaupun kecil
organ ini menyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah/limbah)
yang merupakan sisa metabolisme tubuh. Setiap harinya fungsi ginjal akan memproses
sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan urin, yang mengalir ke
kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin akan disimpan di
dalam kandung kemih ini sebelum dikeluarkan pada saat berkemih (buang air kecil).6

Fungsi ginjal
- Pengeluaran zat sisa organic. Ginjal mengsekresi urea, asam urat, kreatinin,
dan produk penguraian hemoglobin dan hormone.
- Pengaturan konsentrasi ion-ion penting. Ginjal mengekresikan ion natrium,
kalium, kalsium, magnesium, sulfat, dan fosfat. Ekresi ion-ion ini seimbang
dengan asupan dan eksresinya melauli rute lain seperti pada saluran gastroin
testinal atau kulit.
- Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Ginjal mengendalikan ekresi
ion hydrogen (H+), bikarbonat (HCO3-), dan ammonium (NH4+) serta
memproduksi urine asam atau basa, bergantung pada kebutuhan tubuh.
- Pengaturan produksi sel darah merah. Ginjal melepaskan eritropoetin yang
mengatur produksi sel darah merah dalam sum sum tulang.
- Pengaturan tekanan darah, dan juga memproduksi enzim rennin. Rennin
adalh komponen penting dalam mekanisme rennin-angiostensin-aldostero,
yang meningkatkan tekanan darah dan retensi air.
- Pengendalian terbatas terhadap kosentrasi glukosa darah dan asam
amino darah. Ginjal melaluli eksresi glukosa dan asam amino berlebiha
bertanggung jawab atas konsentrasi nutrient dalam darah.
- Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan
makanan. Obat-obatan. Atau zat kimia asing lain dari tubuh.1

Peran Hormon dalam proses dasar ginjal


Hormon Aldosteron.
Fungsi fisiologis hormon aldosteron yaitu mengatur unsur-unsur mineral
(mineralo kottikoid / dihasilkan oleh bagian korteks glandula suprarenalis /
adrenalis ) Antara lain Na+ dan K+, yakni terutama mengatur reabsorpsi Na+
dan sekresi K+.6 Dalam hal ini apabila aldosteron meningkat, menyebabkan
reabsorpsi Na+ bertambah dan sekresi K+ bertambah pula. Aldosteron
membantu ginjal mengatur volume plasma atau cairan ekstra sel.
Anti Diuretic Hormon (ADH) Vasopresin.
Hormon ini mempuyai fungsi fisiologi sebagai anti diuretik dengan pekerjaan
utama untuk retensi cairan. Terutama untuk pengaturan volume cairan ekstra sel
dan konsentrasi Na+ dan membantu ginjal mengatur tekanan osmotik plasma.
Mekanisme pengaturan sekresi ADH dipengaruhi oleh :
1. Penurunan volume cairan ekstra sel.
2. Peningkatan osmolaritas CES ( terutama bila kadar Na+ meningkat ).
Efek yang paling penting hormon antidiuretik adalah untuk menghemat air tubuh
dengan mengurangi hilangnya air dalam urin. Diuretik adalah agen yang
meningkatkan kecepatan pembentukan urin. Hormon antidiuretik mengikat
reseptor pada sel-sel di saluran pengumpul ginjal dan meningkatkan reabsorpsi
air kembali ke dalam sirkulasi.7 Dengan tidak adanya hormon antidiuretik,
saluran pengumpul yang hampir impermiable terhadap air, dan mengalir keluar
sebagai urin.
Renin
Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel aparatus
1.
2.
3.
4.
5.

juxtaglomerularis pada waktu :


Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
Innervasi ginjal dihilangkan
Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )
Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya
angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang oleh ACE diubah menjadi
angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah .
Eritropoietin

Merupakan hormone yang diproduksi di ginjal, dan berfungsi untuk


meningkatkan produksi sel darah merah di sumsum tulang.
Agar ginjal dapat melakukan semua fungsi itu, ginjal melakukan tiga
mekanisme utama kerja ginjal yaitu filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi. Dimana
ketiganya bekerja dalam proses pembentukan urin.7
Filtrasi
Filtrasi di dalam ginjal terjadi didalam Glomerulus, sehingga disebut
Filtrasi Glomerulus. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang
berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Selain itu
membran Glomerulus seratus kali lipat lebih permeabel daripada kapilerkapiler di tempat lain. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan
adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus.
Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya pendorong utama yang berperan
untuk menginduksi filtrasi glomerulus.
Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel
darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Hasil penyaringan di
glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa
dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Bahan-bahan kecil terlarut
dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan.
Mekanisme kerja Filtrasi Glomerulus :
Darah yang masuk ke dalam nefron melalui arteriol aferen dan selanjutnya
menuju glomerulus akan mengalami filtrasi, tekanan darah pada arteriol aferen relatif
cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen relatif lebih rendah, sehingga keadaan ini
menimbulkan filtrasi pada glomerulus.7 Cairan filtrasi dari glomerulus akan masuk
menuju tubulus, dari tubulus masuk kedalam ansa henle, tubulus distal, duktus
koligentes, pelvis ginjal, ureter, vesica urinaria, dan akhirnya keluar berupa urine.
Membran glomerulus mempunyai ciri khas yang berbeda dengan lapisan pembuluh
darah lain, yaitu terdiri dari: lapisan endotel kapiler, membrane basalis, lapisan epitel
yang melapisi permukaan capsula bowman.
Pada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebasprotein menembus kapiler glomerulus kedalam kapsul Bowman. Pada saat filtrat
mengalir melalui tubulus, zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma
kapiler peritubulus. Perpindahan bahan bahan yang bersifat selektif dari bagian dalam
tubulus ( lumen tubulus ) ke dalam darah ini disebut reabsorpsi tubulus.

10

Reabsorpsi

Reabsorpsi ini terjadi di tubulus, reabsorpsi tubulus bersifat sangat selektif,


bervariasi, dan sangat luar biasa. Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin
pimer akan disreabsorpsi kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus
kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Direabsorpsinya zat pada
tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino direabsorpsi melalui peristiwa difusi,
sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal
dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan
bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. 8 Setelah terjadi reabsorbsi maka
tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan
ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya urea.

1.
2.
3.
4.
5.

Mekanisme Reabsorpsi Tubulus, reabsorpsi tubulus melibatkan transportasi

Transepitel. Ada 5 langkah yang terjadi didalam reabsorpsi tubulus transepitel,


yaitu :
Bahan-bahan yang akan direabsorpsi kecuali H2O harus meninggalkan cairan tubulus
dengan melintasi membran luminal sel tubulus.
Bahan tersebut harus berjalan melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya.
Bahan tersebut harus menyeberangi membran basolateral sel tubulus untuk masuk ke
cairan interstisium.
Bahan tersebut harus berdifusi melintasi cairan intertisium.
Bahan tersebut harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma darah.

Terdapat 2 jenis reabsorpsi tubulus yaitu :

1. Reabsorpsi Aktif : memerlukan energi.


Zat-zat yang mengalami reabsorpsi aktif pada tubulus proksimal yaitu ion
Na+, K+, PO4-, NO3-, glukosa dan asam amino. Selain itu perbedaan
konsentrasi ion Na+ didalam dan diluar sel tubulus membantu meningkatkan
proses difusi tersebut. Meningkatnya difusi natrium diesbabkan permiabilitas
sel tubuler terhadap ion natrium relative tinggi. Keadaan ini dimungkinkan
karena terdapat banyak mikrovilli yang memperluas permukaan tubulus.
Proses ini memerlukan energi dan dapat berlangsung terus-menerus.
2.
Reabsorpsi Pasif : Tidak memerlukan energi.
Terjadinya transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada
pada lumen tubulus, permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang
terlarut dalam cairan filtrat dan perbedaan muatan listrik pada dinding sel

11

tubulus. Zat yang mengalami reabsorpsi pasif, misalnya urea,sedangkan air


keluar dari lumen tubulus melalui proses osmosis.
Sekresi

Sekresi tubulus, mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler
peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk
masuk kedalam tubulus ginjal. Proses sekresi terpenting adalah sekresi H +, K+, dan ionion organik. Sekresi tubulus dapat dipandang sebagai mekanisme tambahan yang
meningkatkan eliminasi zat-zat tersebut dari tubuh. Semua zat yang masuk ke cairan
tubulus, baik melalui fitrasi glomerulus maupun sekresi tubulus dan tidak direabsorpsi
akan dieliminasi dalam urin.

Mekanisme Kerja sekresi Tubulus, sekresi tubulus melibatkan transportasi


transepitel seperti yang dilakukan reabsorpsi tubulus, tetapi langkah-langkahnya
berlawanan arah. Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapat aktif atau pasif. Bahan
yang paling penting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen (H +), ion
kalium (K+), serta anion dan kation organik, yang banyak diantaranya adalah
senyawa senyawa yang asing bagi tubuh.8 Di sini juga terjadi proses menjaga
keseimbangan asam-basa. Ginjal mengatur konsentrasi ion Hidrogen dengan
meningkatkan dan menurunkan ion bikarbonat di dalam cairan tubuh. Untuk
mengatur hal tersebut terjadi serangkaian kompleks di tubulus ginjal yaitu sekresi
ion hidrogen, reabsorpsi ion natrium, reabsorpsi ion bikarbonat, sistem dapar fosfat,
dan sistem dapar amoni.
Sekresi Ion Hidrogen.
Sekresi hidrogen ginjal sangatlah penting dalam pengaturan
keseimbangan asam-basa tubuh. Sel-sel tubulus proksimal, distal, dan
duktus koligens dapat mengekskresikan ion hidrogen kedalam lumen
tubulus. Proses sekresi mulai dengan penggabungan CO2 dengan
molekul H2O menjadi H2CO3 dengan pengaruh enzim anhidrase
karbonat. H2CO3 berdisosiasi menjadi ion bikarbonat dan ion hidrogen.
Ion hirogen disekresi secara transpor aktif melalui membran sel tubulus
ke dalam lumen. Didalam lumen tubulus, sekresi ion hidrogen dapat
terjadi sampai pH cairan tubulus mencapai 4,5 yang merupakan batas
kemampuan epitel tubulus melakukan sekresi ion hidrogen.
Sekresi ion Kalium
Ion kalium adalah contoh zat yang secara selektif berpindah dengan arah
berlawanan di berbagai bagian tubulus; zat ini secara aktif direabsorpsi di

12

tubulusproksimal dan secara aktif disekresi di tubulus distal dan


pengumpul.
Sekresi anion dan kation Organik
Tubulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekretorik yang
terpisah, satu untuk sekresi anion organik dan suatu sistem terpisah untuk
sekresi kation organik.
Sedangkan sekresi tubulus melalui proses: sekresi aktif dan sekresi pasif. Sekresi
aktif merupakan kebalikan dari reabsorpsi aktif. Dalam proses ini terjadi sekresi
dari kapiler peritubuler kelumen tubulus. Sedangkan sekresi pasif melalui proses
difusi. Ion NH3- yang disintesa dalam sel tubulus selanjutnya masuk kedalam
lumen tubulus melalui proses difusi. Dengan masuknya ion NH3 - kedalam lumen
tubulus akan membantu mengatur tingkat keasaman cairan tubulus. Kemampuan
reabsorpsi dan sekresi zat-zat dalam berbagai segmen tubulus berbeda-beda.

batu ginjal
batu ginjal merupakan benda padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai zat
terlarut dalam urin pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari kalsium oksalat (60%).
Fosfat sebagai campuran kalsium, ammonium, dan magnesium fosfat (batu triple fosfat
ini terjadi akibat infeksi) (30%). Asam urat (5%), dan sistin (1%).

Bentuk-bentuk batu ginjal


Batu oksalat/kalsium oksalat
Asam oksalat yang terbentuk di dalam tubuh manusia berasal dari
metabolisme asam amino dan asam askorbat yakni vitamin C.
Batu struvit
Batu struvit tersusun dari magnesium ammonium fosfat (struvit)
dan kalisum karbonat. Batu struvit terbentuk di pelvis dan kalik ginjal
apabila produksi ammonia meningkat dan pH urine semakin tinggi,
sehingga kelarutan fosfat berkurang.
Batu urat
Batu urat umumnya terjadi pada penderita gout atau sejenis
penyakit rematik, pengguna urikosurik misalnya probenesid atau aspirin
dan penderita diare kronis karena kehilangan cairan dan peningkatan
konsentarsi urine serta asidosis yakni pH urine menjadi asam sehingga
terjadi penimbunan yang membentuk asam urat.
Batu sistina

13

Sistin merupakan bagian dari asam amino yang memiliki tingkat


kelarutan paling kecil. Kelarutan semakin kecl apabila pH urine menurun
atau menjadi asam. Bila kadar sistin ini tidak dapat larut dan kemudian
mengendap serta membentuk kristal yang kemudian tumbuh di dalam sel
ginjal atau saluran kandung kemih akan membentuk batu ginjal.
Batu kalium fosfat
dapat disebabkan oleh peningkatan pH urine (misalnya batu
kalsium bikarbonat) atau penurunan pH urine (misalnya batu asma urat).
Konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang tinggi di dalam darah dan
urine serta kebiasaan makan atau obat tertentu, juga dapat merangsang

pembentukan batu.
Bentuk-bentuk panggul
Ginekoid adalah panggul yang khas pada wanita dengan pintu atas panggul
berbentuk bulat.
Android adalah panggul normal pria dengan pintu atas panggul berbentuk hati.
Anthropoid adalah panggulseperti apel dengan pintu atas panggul berbentuk
oval.
Platipeloid adalah panggul wanita tipe datar dengan sebuah pintu atas panggul
oval transversal.(jarang sekali ditemui).10

Gambar 5. Bentuk-bentuk

panggul

Kesimpulan
Batu ginjal terbentuk disebabkan oleh adanya peningkatan pada bakteri dan saluran
kandung kemih yang terinfeksi bakteri pemecah ure dan urine yang kemudian
membentuk batu pada kandung kemih. Jika tubuh kekurangan cairan atau kurang
minum air putih, akan terjadi kepekatan urine yang semakin meningkat yang
mempermudah pembentukan batu ginjal.

14

Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2003. h. 318-21.
2. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002. h.390-7.
3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2006. h. 250-4.
4. Eroschenko VP. Atlas histologi di Fiore. Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Buku
kedokteran EGC; 2003. h.248-54.
5. Bloom, Fawcett DW. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002. H.650-77.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia. 6 ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
h. 553-99.
7. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2007. h. 307-43.
8. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-17. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.
9. Grace Prerce a, Borley Neil R. ilmu bedah dan define batu ginjal. Edisi ke-3. Jakarta:
erlangga.2007.h.171.
10. Straight Barbara R. Reproduksi dan Seksualitas. Jakarta: EGC;2004.h. 20-21.

15

Anda mungkin juga menyukai