135061100111004#ilham Nururrohim#Resume Petrokimia
135061100111004#ilham Nururrohim#Resume Petrokimia
Selasa,
08 Desember 2015
Disusun oleh:
Ilham Nururrohim (135061100111004)
BAHAN BAKU
Dalam proses pembuatan asetat dari karbonilasi methanol dibutuhkan beberapa bahan
baku seperti methanol, karbon monoksida, iodida dan katalis berupa rhodium atau iridium.
1. Methanol
Methanol (CH3OH) atau juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus
merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfer methanol berbentuk
cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, beracun dengan bau
yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol) dan memiliki titik didih sebesar 65C.
methanol merupakan senyawa kimia yang sangat polar. Methanol mempunyai kadar oksigen
yang sangat tinggi sehingga sering digunakan sebagai campuran bahan bakar kendaraan
(gasoline) untuk mengurangi emisi karbon monoksida pada kendaraan bermotor.
Methanol memiliki reaktivitas yang sangat tinggi. Hal ini dimanfaatkan untuk
memroduksi senyawa-senyawa kimia laiinya yang merupakan turunan dari methanol.
Methanol dapat dioksidasi menjadi formaldehid, karbonilasi menjadi asam asetat dan
dehidrasi serta polimerisasi menjadi hidrokarbon pada gasolin (MTG Proses). Methanol juga
dapat bereaksi dengan isobutene dan isoamylene untuk memproduksi MTBE dan TAME
yang digunakan sebagai aditif dalam peningkatan angka oktan dan penguarangan emisi gas
karbonmonoksida pada kendaraan bermotor.
Methanol dapat dibuat dari reaksi katalitik carbon monoksida dan hidrogen (Syngas).
Syn gas tersebut dapat dihasilkan dari gas alam melalui beberapa cara reforming gas alam.
Reforming gas alam terjadi pada tekanan sedang 1 hingga 2 MPa (1020 atm) dan temperatur
tinggi (sekitar 850 C), metana bereaksi dengan uap air (steam) dengan katalis nikel untuk
menghasilkan gas sintesis menurut reaksi kimia berikut :
CH4 + H2O CO + 3H2
2CH4 + O2 2CO + 4H2
Reaksi ini adalah eksotermik dan panas yang dihasilkan dapat digunakan secara in-situ untuk
menggerakkan reaksi steam-methane reforming. Ketika dua proses tersebut dikombinasikan,
proses ini disebut sebagai autothermal reforming. Rasio CO and H2 dapat diatur dengan
menggunakan reaksi perpindahan air-gas (the water-gas shift reaction) :
CO + H2O CO2 + H2
Reaksi yang terjadi pada proses sintesis methanol adalah sebagai berikut
CO + 2H2 CH3OH
H= -128 KJ/mol
Gambar 1 menunjukan Proses natural gas menjadi syngas secara umum. Pertama-tama
dihilangkan kandungan sulfur terlebih dahulu kemudian natural gas di reformasi di primary
dan secondary reformer menjadi H2 dan CO. Syn gas yang terbentuk di sintesakan ke dalam
reaktor untuk membentuk methanol (Yulef, 2011).
Karbon monoksida yang dihasilkan pada proses reforming gas alam menjadi syngas juga
digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam asetat dengan metode karbonilasi methanol.
Methanol akan dikarbonilasi dengan karbon monoksida untuk dikoneversi menjadi asam
asetat
Methanol
Titik leleh
97 C, -142.9 F
(176 K)
Titik didih
64.7 C, 148.4 F
(337.8 K)
Rumus molekul
Massa molar
hydroxymethane
methyl alcohol
methyl hydrate
wood alcohol
carbinol
CH3OH
32.04 g/mol
Penampilan
colorless liquid
Viskositas
Densitas
Momen dipol
Fully miscible
~ 15.5
0.59 mPas at
20 C
1.69 D (gas)
Klasifikasi EU
Flammable (F)
Toxic (T)
Titik nyala
11 C
Nama lain
2. Hidrogen Iodida
Peranan hidrogen iodida dalam proses karbonilasi methanol untuk pembuatan asam asetat
adalah hanya untuk mempromosikan konversi methanol menjadi metil iodide.
MaOH + HI MeI + H2O
Setelah metil iodida telah terbentuk maka diteruskan ke reaktor katalis. Siklus katalitik
dimulai dengan penambahan oksidatif metil iodida ke dalam [Rh(CO)2I2]- sehingga
terbentuk kompleks [MeRh(CO)I3]- (Roth, 2010)
3. Katalis
Katalis yang digunakan dalam proses karbonilasi methanol dapat berupa katalis rhodium
atau iridium. Rhodium (cis[Rh(CO)2I2]) berperan sebagai katalis dalam proses pembuatan
asam asetat dengan metode proses monsanto. Katalis ini sangat aktif sehingga akan
memberikan reaksi dan distribusi produk yang baik. Struktur katalis kompleks Rhodium
(cis[Rh(CO)2I2]) dapat dilihat seperti gambar berikut:
Reaksi samping ini menyebabkan penurunan selektivitas katalis terhadap bahan baku karbon
monoksida. Gas produk samping yang dihasilkan dari reaksi samping ini akan menyerap gas
CO yang terdapat dalam reaktor sehingga akan mengurangi yield yang dihasilkan.
Iridium ([Ir(CO)2I2]) berperan sebagai katalis dalam proses pembuatan asam asetat
dengan metode proses cativa. Penggunaan iridium memungkinkan penggunaan air lebih
sedikit dalam campuran reaksi. Struktur katalis kompleks Ir[(CO)2I2] dapat dilihat seperti
gambar berikut:
kompleks baru [Ir(CO)3I] (gambar 3), struktuir ini kurang stabil sehingga untuk menstabilkan
CO di mutasi berikatan dengan CH3. Gugus CH3CO pada kompleks mudah lepas, sehingga
dengan adanya ion I- di sekitar kompleks menyebabkan gugus CH3CO lepas dari kompleks dan
bereaksi dengan I- membentuk CH3COI.
menghasilkan asam asetat (CH3COOH) dan asam halida (HI). Dimana HI yang terbentuk ini
ditarik lagi masuk dalam siklus bereaksi dengan methanol membentuk Metil Iodida yang akan
bereaksi lagi dengan katalis.
Untuk mencegah terjadinya pengendapan pada katalis, maka dibutuhkan konsentrasi air yang
berlebih. Namun hal ini akan menaikan biaya produksi dalam proses pemurnian untuk
menghiangkan kadar air dari produk sehingga untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan
recycle terhadap air yang digunakan untuk menimalkan biaya produksi (Jones, 2000).
Cuka yang umum digunakan sebagai bahan memasak telah muncul sebagai makanan
inredient fungsional dalam beberapa kali. Kenaikan kesadaran konsumen mengenai manfaat
kesehatan dengan konsumsi dalam jumlah tertentu cuka diharapkan dapat mendorong permintaan
dalam waktu dekat. Asam asetat merupakan bahan baku penting yang digunakan dalam
pembuatan bahan kimia bagi industri hilir yang telah disebutkan di atas. Peningkatan permintaan
untuk bahan kimia ini kemungkinan akan meningkatkan pertumbuhan industri asam asetat
selama tujuh tahun ke depan. Namun, harga stabil metanol, prekursor utama untuk pembuatan
asam, akan menjadi kendala karena menghambat pertumbuhan pasar asam asetat selama periode
tertentu.
dan Eropa memiliki pertumbuhan di bawah rata-rata dalam produksi asam aseta karena karena
harganya lebih mahal daripada di Asia Pasifik.
Pangsa pasar global asam asetat sangat didominasi oleh perusahaan-perusahaan di
belahan bumi Timur. Produsen utama untuk asam asetat global diantaranya adalah Celanese,
British Petroleum (BP), Jiangsu Sopo (Group) Co, Ltd, Eastman Kimia, DuPont, Saudi
International Petrokimia dan Wacker Chemie. Pasar didominasi oleh Celanese, BP, Sopo dan
Eastman Kimia, bersama dengan kehadiran sejumlah produsen skala besar dan kecil. Pasar juga
ditandai dengan merger & akuisisi. Misalnya, pada Juni 2011 Eastman Chemical Company
mengakuisisi divisi asam asetat dari Sterling Chemicals. Pada bulan Juni 2015, Perusahaan Saudi
International Petrokimia mengumumkan rencana untuk mengakuisisi saham di berbagai
perusahaan termasuk Ikarus Petroleum Industries, Internasional asetil dan Internasional Vinyl
Asetat (Lee, 2015).
langsung, biaya tetap dan biaya tidak langsung. Biaya produksi langsung adalah biaya yang
digunakan untuk pembiayaan langsung suatu proses, seperti bahan baku, buruh dan supervisor,
perawatan dan lain-lain. Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan baik pada saat pabrik
berproduksi maupun tidak, biaya ini meliputi depresiasi, pajak dan asuransi. Biaya tidak
langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendanai hal-hal yang secara tidak langsung
membantu proses produksi. Selain biaya produksi, ada juga biaya umum yang meliputi
administrasi, sales expenses, penelitian dan finance yang disebut dengan general expense (Peters,
1991).
Dari ketiga macam proses pembuatan asetat seperti oksidasi asetaldehid dengan oksigen,
karbonilasi methanol dan oksidasi N-butan dengan oksigen, proses karbonilasi methanol
memiliki total biaya investasi yang lebih tinggi dari kedua proses lainnya. Hal ini ditunjukan
dalam Table 2 sebagai berikut (McKetta, 1976).
Table 2. Kelebihan dan Kekurangan pada macam-macam proses pembuatan asam asetat
DAFTAR PUSTAKA
Enggarsari, Yuliana. 2012. Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon
Monoksida Kapasitas 250.000 Ton per Tahun. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Jones, Jane, H. 2000. The Cativa Process for the Manufacture Plant of Acetic Acid. U.K: BP
Chemicals Ltd., Hull Research &Technology Centre
Lee, Helen. 2015. Acetic Acid Market Analysis By Application (VAM, Acetic Anhydride, Acetate
Esters, PTA) And Segment Forecasts To 2022. New York: Grand View Research, Inc
McKetta, John, J. 1976. Encyclopedia of Chemical Processing and Design. New York: Marcel
Dekker, Inc.
Peters, Max S., Klauss, D, Timmerhauss. 1991. Plant Design And Economics For Chemical
Engineers. San Fransisco: McGraw-Hill
Roth, James F. 2010. The Production of Acetic Acid Rhodium Catalysed Carbonylation of
Methanol. Texas: Monsanto Co., St. Louis, Missouri
Yulef, Michael. 2011. Perancangan Pabrik Asam Asetat dari Asetaldehid. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada