Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK


BAJA PADUAN (ALLOY STELL)

Disususn Oleh :

Raybian Nur (H1F110035)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tiada
daya dan upaya melainkan dengan izin-Nya. Atas berkah dan rahmah-Nya pula
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengetahuan Bahan Teknik
Baja Paduan (Alloy Stell).
Adapun tujuan dari pengerjaan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan Teknik yang diajar oleh Bapak Abdul
Ghofur, MT.
Kami juga berterima kasih kepada beliau dengan selesainya makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Selain itu kami juga berharap makalah ini dapat menjadi bahan acuan dan
referensi bagi siapa saja yang memerlukannya di masa yang akan datang. Kami
menyadari sebenarnya makalah ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu kami
menerima saran dan kritik yang mana bertujuan untuk memperbaiki makalah ini.

Banjarbaru, Desember 2010

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I

PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2

BAB II

BAB III

Tujuan...................................................................................... 1

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA..... 2


2.1

Biosfer Dan Makhluk Hidup................................................... 2

2.2

Asal Mula Kehidupan di Bumi................................................ 7

2.3

Keanekaragaman Makhluk Hidup...........................................13

2.5

Persebaran dan Sejarah perkembangan Makhluk Hidup.........21

PENUTUP..........................................................................................28
3.1

Kesimpulan..............................................................................28

3.2

Saran........................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

1.2

Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut :
1. Kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan.

1.3

Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara
menulis yang baik dan benar dalam Bahasa Indonesia. Dan menghasilkan
tulisan yang indah dan enak untuk di baca. sehingga gagasan yang
disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca.

1.4

Manfaat
Adapun manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui teori dasar menulis yang baik dan benar
dalam pengolahan karya ilmiah.
2. Ketepatan dalam menyampaikan suatu gagasan dalam bentuk tulisan.
3. Mampu menganalisis suatu kesalahan yang sering muncul pada
penulisan.

1.5

Metode Penulisan

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

PENGERTIAN
Baja dikatakan padu jika kompesisi unsur-unsur paduannya secara
khusus, bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsur silisium dan
mangan. Baja paduan semakin banyak digunakan.Unsur yang paling
banyak digunakan untuk baja paduan, yaitu: Cr,Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al,
Cu, Nb dan Zr.
Penambahan unsur-unsur lain dalam baja karbon dapat dilakukan
dengan satu atau lebih unsur, tergantung dari karakteristik atau sifat khusus
yang dikehendaki. Baja ini memiliki lebih kekuatan, kekerasan, kekerasan
panas,

memakai perlawanan,

kemampukerasan,

atau

ketangguhan

dibandingkan dengan baja karbon. However, they may require heat


treatment to achieve such properties.
2.2

KANDUNGAN ATOM ATAU UNSUR KIMIA


Unsur paduan ditambahkan untuk mencapai sifat tertentu dalam
materi. Sebagai pedoman, unsur paduan ditambahkan dalam persentase
lebih rendah (kurang dari 5%) untuk meningkatkan kekuatan atau
kekerasan, atau dalam persentase yang lebih besar (lebih dari 5%) untuk
mencapai sifat-sifat khusus, seperti ketahanan korosi atau suhu ekstrim
stabilitas.
Mangan(Mg), silicon(Si), atau aluminium(Al) ditambahkan selama
pembuatan baja proses untuk menghilangkan oksigen terlarut dari lelehan.
Mangan, silikon, nikel, dan tembaga ditambahkan untuk meningkatkan
kekuatan dengan membentuk larutan padat di ferit. Kromium, vanadium,

molibdenum, dan tungsten meningkatkan kekuatan dengan membentuk


fase kedua-karbida. Nikel dan tembaga meningkatkan ketahanan korosi
dalam

jumlah

embrittlement.

kecil.

Molibdenum

Zirconium,

cerium,

membantu
dan

untuk

kalsium

melawan

meningkatkan

ketangguhan dengan mengendalikan bentuk inklusi. Mangan sulfida,


timbal, bismut, selenium, dan telurium-mesin meningkat.
Elemen paduan cenderung yang baik untuk membentuk senyawa
atau karbida. Nikel sangat larut dalam ferit, sehingga membentuk
senyawa, biasanya Ni
senyawa Al

Al. Aluminium larut dalam ferit dan membentuk

dan AlN. Silikon juga sangat larut dan biasanya

membentuk senyawa SiO

y.

Mangan kebanyakan larut dalam

membentuk senyawa ferit Mns, MnO SiO


karbida dalam bentuk (Fe, Mn)

2,

tetapi juga akan membentuk

C. Bentuk kromium partisi antara fasa

ferit dan karbida di baja, membentuk (Fe, Cr

3)

C, Cr 7 C

3,

dan Cr

23

6.

Jenis bentuk kromium karbida yang tergantung pada jumlah karbon dan
jenis-jenis elemen paduan hadir. Tungsten dan molibdenum membentuk
karbida jika ada karbon yang cukup dan tidak adanya unsur-unsur
pembentuk karbida kuat (yaitu titanium & niobium), mereka membentuk
karbida Mo

C dan W

C, masing-masing. Vanadium, titanium, dan

niobium karbida unsur-unsur kuat yang membentuk karbida V 3 C

3,

TiC,

dan NIC satu demi satu.


Unsur paduan juga memiliki mempengaruhi pada suhu eutektoid
baja. Mangan dan nikel eutektoid menurunkan suhu dan dikenal sebagai
unsur menstabilkan austenit. Cukup dengan elemen-elemen ini pada
struktur austenitik dapat diperoleh pada suhu kamar.

Elemen

pembentukan karbida eutektoid menaikkan suhu; elemen ini dikenal


sebagai unsur menstabilkan ferit.
2.3

BENTUK STRUKTUR MIKRO

Baja secara umum memiliki struktur mikro berupa ferit, dan


pearlite. Ada beberapa perbedaan struktur mikro yang disebabkan oleh
konsentrasi karbon pasa masing masing campuran, Fasa-fasa padat yang
ada didalam baja :
a. Ferit (alpha) : merupakan sel satuan (susunan atom-atom yang paling
kecil dan teratur) berupa Body Centered Cubic (BCC= kubus pusat
badan), Ferit ini mempunyai sifat magnetis, agak ulet, dan agak kuat.
b. Autenit : merupakan sel satuan yang berupa Face Centered Cubic (FCC
= kubus pusat muka), Austenit ini mempunyai sifat Non magnetis, dan
ulet.
c. Sementid (besi karbida) : merupakan sel satuan yang berupa
orthorombik, Sementid ini mempunyai sifat keras dan getas.
d. Perlit : merupakan campuran fasa ferit dan sementid sehingga
mempunyai sifat kuat.
e. Delta : merupakan sel satuan yang berupa Body Centered Cubic
(BCC=kubus pusat badan)
High Speed Steel (HSS) merupakan salah satu bagian dari Tool
steel dengan kararakteristik mampu mempertahankan nilai kekerasan pada
suhu 300~700 derajat celcius. Selain itu material HSS juga memeliki kadar
karbon yang relative lebih tinggi dibandingkan material tool steel lainnya
yaitu berkisar 1.5~2.0% C. Unsur-unsur paduan utama yang terdapat
dalam material HSS yang akan membentuk karbida yaitu Tungsten,
Molybdenum, Vanadium. Chromium. Unsur Nickel dan Manganese tidak
terlalu banyak digunakan yaitu berkisar 0.2~0.5%. Penambahan Cobalt,
Boron, Niobium merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan
kinerja material HSS. Material HSS bisa di hasilkan melalui proses
pengecoran atau proses metalurgi serbuk. Berikut ini saya tampilkan

beberapa struktur mikro material HSS hasil proses pengecoran dengan


menggunakan etsa Murakami dengan perbesaran 500X, mikroskop
Olympus GX51 Inverted Type

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

CARA PEMBUATAN
Proses dalam Dapur Tinggi
Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada
proses ini zat karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatanikatan besi zat asam pada

suhu

tinggi.

Pada

pembakaran

suhu

tinggi + 18000 C dengan

udara panas, maka dihasilkan suhu yang

dapat menyelenggarakan reduksi tersebut. Agar tidak terjadi pembuntuan


karena proses berlangsung maka diberi batu kapur sebagai bahan
tambahan. Bahan tambahan bersifat asam apabila bijih besinya
mempunyai sifat basa dan sebaliknya bahan tambahan diberikan
yang bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam.
Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan
keluar melalui bagian atas dan ke dalam pemanas udara. Terak
yang menetes ke bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara
panas yang dimasukkan, terak ini kemudian dipisahkan.
Proses reduksi di dalam dapur tinggi tersebut berlangsung sebagai berikut:
Zat arang dari kokas terbakar menurut reaksi :
C+O2
sebagian dari CO2

CO2

bersama dengan zat arang membentuk zat

yang berada ditempat yang lebih atas yaitu gas CO.

CO + C

2CO

Di bagian atas dapur tinggi pada suhu 300 sampai 800 C oksid besi yang
lebih

tinggi diubah

reduksi

menjadi

oksid yang

lebih rendah

oleh

tidak langsung dengan CO tersebut menurut prinsip :


Fe O + CO

2FeO+CO

Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi reduksi
tidak langsung menurut prinsip :

FeO+CO
Reduksi
murni

FeO+CO2

ini disebut tidak langsung

karena

bukan

zat arang

yang mereduksi melainkan persenyawaan zat arang dengan

oksigen. sEdangkan reduksi


terpanas

dari dapur,

langsung

terjadi pada

bagian

yang

yaitu langsung di atas pipa pengembus. Reduksi

ini berlangsung sebagai berikut.


FeO+C

Fe+CO

CO yang terbentuk itulah yang naik ke atas untuk mengadakan


reduksi tidak langsung tadi.
Setiap

sampai

jam

dapur

tinggi

dicerat,

pertama

dikeluarkan teraknya dan baru kemudian besi. Besi yang keluar


dari

dapur

digunakan

tinggi
untuk

disebut
membuat

besi kasar

atau

baja

dapur pengolahan baja atau

pada

besi

mentah

yang

dituang menjadi balok-balok tuangan yang dikirimkan pada pabrik-pabrik


pembuatan baja sebagai bahan baku. Besi
menjadi

besi

kasar

dalam

bentuk

cair

dicerat

balok-balok besi

dan

dituang

kasar

yang

digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi tuang (di


dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair dipindahkan pada
bagian pembuatan baja (dapur Siemen Martin).
Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan
menjadi bahanpembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan
isolasi

atau

sebagai bahan campuran semen. Besi cair yang dihasilkan

dari proses dapur tinggi sebelum dituang menjadi balok


sebagai

bahan

ancuran

di pabrik penuangan,

besin

kasar

perlu dicampur

dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan susunannya


seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi

kasar

cair dari

bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan besi kasar


cair yang sama dan merata. Untuk

menghasilkan besi kasar

yang

sedikit mengandung belerang di dalam bak pencampur tersebut


dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.
Proses Peleburan Baja
Pada gambar 3 dan 4 ditunjukkan proses peleburan baja dengan
menggunakan

bahan

baku

berupa

besi

kasar

(pig

iron)

berupa besi spons (sponge iron). Disamping itu bahan baku


yang biasanya

digunakan

adalah

skrap

baja

dan

atau

lainnya

bahan-bahan

penambah seperti ingot ferosilikon, feromangan dan batu kapur. Proses


peleburan dapat dilakukan pada tungku BOF (Basic Oxygen Furnace) atau
pada tungku busur listrik (Electric Arc Furnace atau disingkat EAF). Tanpa
memperhatikan tungku atau proses yang diterapkan, proses peleburan baja
pada umumnya mempunyai tiga tujuan utama, yaitu :

mengurangi sebanyak mungkin bahan-bahan impuritas

mengurangi sebanyak mungkin bahan-bahan impuritas.

mengatur kadar karbon agar sesuai dengan tingkat


grade/spesifikasi baja yang diinginkan.

menambah elemen-elemen pemadu yang diinginkan.

Proses Peleburan Baja Dengan BOF


Proses

ini termasuk

industri pembuatan
ditunjukkan
tersebut

Gambar

dalam gambar

bahwa

luarnya

baja.

proses

dari

dibuat

pelat

dari bata

sketsa

Terlihat

konstruksi BOF

dibuat

dalamnya

7.

yang paling
dari

bahwa

relatif

dalam

tungku
dalam

ini

gambar

sederhana,

baja sedangkan
tahan

baru

bagian

dinding

bagian

api (firebrick). Kapasitas BOF

ini biasanya bervariasi antara 35 ton sampai dengan 200 ton.


Bahan-bahan

utama

yang

digunakan

dalam

proses

peleburan dengan BOF adalah : besi kasar cair (65-85%), skrap


baja (15-35%), batu kapur dan gas oksigen (kemurnian 99,5%).
Keunggulan

proses BOF

dibandingkan

proses

pembuatan

baja

lainnya adalah dari segi waktu peleburannya yang relatif singkat yaitu
hanya berkisar sekitar 60 menit untuk setiap proses peleburan.
Tingkat

efisiensi

yang

demikian

tinggi

dari

BOF

ini

disebabkan oleh pemakaian gas oksigen dengan kemurnian yang tinggi


sebagai gas oksidator utama untuk memurnikan baja. Gas oksigen
dialirkan
lance)

ke dalam

tungku

melalui

sampai

itu, selama
tinggi

pengalir

(oxygen

dan bereaksi dengan cairan logam di dalam tungku. Gas

oksigen akan mengikat karbon


turun

pipa

dari besi kasar berangsur-angsur

mencapai tingkat
proses

sehingga

baja yang

oksidasi berlangsung
dapat

dibuat.

Disamping

terjadi panas

yang

menaikkan temperatur logam cair sampai

diatas 1650 C.
Pada saat oksidasi berlangsung, ke dalam tungku ditambahkan batu
kapur.

Batu

kapur

tersebut

kemudian

mencair

dan

bercampur

dengan

bahan-bahan

impuritas

(termasuk

bahan-bahan

yang teroksidasi) membentuk terak yang terapung diatas baja cair.


Bila proses oksidasi selesai maka aliran oksigen dihentikan dan
pipa pengalir oksigen diangkat/dikeluarkan dari tungku. Tungku BOF
kemudian

dimiringkan

dan

benda

uji

dari

baja

cair

diambil

untuk dilakukan analisa komposisi kimia.


Bila komposisi kimia telah tercapai maka dilakukan penuangan
(tapping).

Penuangan

tersebut

dilakukan

ketika

temperatur

baja

cair sekitar 1600 oC. Penuangan dilakukan dengan memiringkan perlahanlahan sehingga cairan baja akan tertuang masuk kedalam ladel.
Di dalam ladel biasanya dilakukan skimming untuk membersihkan terak
dari

permukaan

baja cair dan

proses perlakuan

(metal treatment). Metal

treatment tersebut

pengurangan impuritas

dan

pemadu

atau

kualitas

terdiri

penambahan

lainnya dengan

logam
dari

cair
proses

elemen-elemen

maksud

untuk

memperbaiki

baja cair sebelum dituang ke dalam cetakan.

Proses Peleburan Baja Dengan EAF


Proses

peleburan

dalam

EAF

ini menggunakan

energi

listrik. Konstruksi tungku ini ditunjukkan dalam gambar 8. Panas


dihasilkan dari busur listrik yang terjadi pada ujung bawah dari elektroda.
Energi panas

yang

elektroda dengan
elektroda
tungku
waktu

terjadi sangat
muatan

biasanya dibuat
EAF

(sponge iron)

dari

baku

di

pada

dalam

karbon

ini dapat berkisar

peleburannya
Bahan

logam

tergantung
atau

antara

jarak antara

tungku.

Bahan

grafit. Kapasitas

2 - 200 ton dengan

berkisar antara 3 - 6 jam.


yang

dilebur

yang dicampur

biasanya

dengan

berupa

skrap

besi

spons

baja. Penggunaan

besi spons dimaksudkan


yang

menghasilkan

kualitas

baja

lebih baik. Tetapi dalam banyak hal (terutama untuk pertimbangan

biaya) bahan baku


karena

untuk

skrap

yang

dilebur

seluruhnya

berupa

skrap

baja,

baja lebih murah dibandingkan dengan besi spons.

Disamping bahan baku diatas, seperti halnya pada proses BOF, bahanbahan lainnya yang ditambahkan pada EAF adalah batu kapur, ferosilikon,
feromangan, dan lain-lain dengan maksud yang sama pula.
Proses basa dan asam dapat diterapkan dalam EAF
Untuk pembuatan baja berupa produk cor maka biasanya
digunakan proses asam, sedangkan untuk pembuatan baja spesial biasanya
digunakan proses basa.
Peleburan baja dengan EAF ini dapat menghasilkan kualitas baja
yang

lebih

baik

karena

tidak

terjadi

kontaminasi

bakar atau gas yang digunakan untuk proses pemanasannya.

oleh

bahan

3.2

KLASIFIKASI BAJA PADUAN


1. Berdasarkan persentase paduannya
a. Baja paduan rendah
Bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih kecil dari
8% (menurut Degarmo. Sumber lain, misalnya Smith dan Hashemi
menyebutkan 4%), misalnya : suatu baja terdiri atas 1,35%C;
0,35%Si; 0,5%Mn; 0,03%P; 0,03%S; 0,75%Cr; 4,5%W [Dalam
hal ini 6,06%<8%]>
b. Baja paduan tinggi
Bila jumlah unsur tambahan selain karban lebih dari atau
sama dengan 8% (atau 4% menurut Smith dan Hashemi),
misalnya : baja HSS (High Speed Steel) atau SKH 53 (JIS) atau
M3-1 (AISI) mempunyai kandungan unsur : 1,25%C; 4,5%Cr;
6,2%Mo; 6,7%W; 3,3%V.
Sumber lain menyebutkan:
a. Low alloy steel (baja paduan rendah), jika elemen paduannya
2,5 %
b. Medium alloy steel (baja paduan sedang), jika elemen
paduannya 2,5 10 %
c. High alloy steel (baja paduan tinggi), jika elemen paduannya >
10 %
2. Berdasarkan jumlah komponennya:
a. Baja tiga komponen
Terdiri satu unsur pemadu dalam penambahan Fe dan C.

b. Baja empat komponen atau lebih


Terdiri dua unsur atau lebih pemadu dalam penambahan Fe
dan C. Sebagai contoh baja paduan yang terdiri: 0,35% C, 1%
Cr,3% Ni dan 1% Mo.
3. Berdasarkan strukturnya:
a. Baja pearlit (sorbit dan troostit)
Unsur-unsur paduan relatif kecil maximum 5% Baja ini mampu
dimesin, sifat mekaniknya meningkat oleh heat treatment (hardening
&tempering).
b. Baja martensit
Unsur pemadunya lebih dari 5 %, sangat keras dan sukar dimesin
c. Baja austenit
Terdiri dari 10 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO)
Misalnya : Baja tahan karat (Stainless steel), nonmagnetic dan baja
tahan panas (heat resistant steel).
d. Baja ferrit
Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi
karbonnya rendah. Tidak dapat dikeraskan.
e. Karbid atau ledeburit
Terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbid (Cr, W,
Mn, Ti, Zr).

4. Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya


a. Baja konstruksi (structural steel)
Dibedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsur
pemadunya, yaitu baja paduan rendah (maksimum 2 %), baja paduan
menengah (2- 5 %), baja paduan tinggi (lebih dari 5 %). Sesudah diheat treatment baja jenis ini sifat-sifat mekaniknya lebih baik dari pada
baja karbon biasa.
b. Baja perkakas (tool steel)

Dipakai untuk alat-alat potong, komposisinya tergantung bahan dan


tebal benda yang dipotong/disayat,kecepatan potong, suhu kerja. Baja
paduan jenis ini dibedakan lagi menjadi dua golongan, yaitu baja
perkakas paduan rendah (kekerasannya tak berubah hingga pada suhu
250 C) dan baja perkakas paduan tinggi (kekerasannya tak berubah
hingga pada suhu 600C). Biasanya terdiri dari 0,8% C, 18% W, 4%
Cr, dan 1% V, atau terdiri dari 0,9% C, 9 W, 4% Cr dan 2-2,5% V.

c. Baja dengan sifat fisik khusus


Dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu baja tahan karat
(mengandung 0,1-0,45% C dan 12-14% Cr), baja tahan panas (yang
mengandung 12-14% Cr tahan hingga suhu 750-800 oC, sementara
yang mengandung 15-17% Cr tahan hingga suhu 850-1000oC), dan
baja tahan pakai pada suhu tinggi (ada yang terdiri dari 23-27% Cr, 1821% Ni, 2-3% Si, ada yang terdiri dari 13-15% Cr, 13-15% Ni, yang
lainnya terdiri dari 2-2,7% W, 0,25-0,4% Mo, 0,4-0,5% C).
d. Baja paduan istimewa
Baja paduan istimewa lainnya terdiri 35-44% Ni dan 0,35%
C,memiliki koefisien muai yang rendah yaitu :

Invar : memiliki koefisien muai sama dengan nol pada suhu 0


100 C, digunakan untuk alat ukur presisi.

Platinite : memiliki koefisien muai seperti glass, sebagai


pengganti platina.

Elinvar : memiliki modulus elastisitet tak berubah pada suhu 50C


sampai 100C. Digunakan untuk pegas arloji dan berbagai alat
ukur fisika.

e. Baja Paduan dengan Sifat Khusus

Baja Tahan Karat (Stainless Steel)


Sifatnya antara lain:

Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan


goresan/gesekan
Tahan temperature rendah maupun tinggi
Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
Tahan terhadap oksidasi
Kuat dan dapat ditempa
Mudah dibersihkan
Mengkilat dan tampak menarik

High Strength Low Alloy Steel (HSLA)


Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti
bocor, tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi,
ulet, sifat mampu mesin yang baik dan sifat mampu las yang tinggi
(weldability). Untuk mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini
diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti:
tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo),
Vanadium (Va) dan Columbium.

Baja Perkakas (Tool Steel)


Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan
pakai, tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet. Kelompok
dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas
yang diberikan antara lain:

Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh
AISI), Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan
terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat,
palu dan pisau.
Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan
pendinginan

yang

berbeda-beda.

Tipe

dijelaskan

dengan

mendinginkan pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di


udara.

Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 500) C
dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung
tungsten dan molybdenum sehingga sifatnya keras.
High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan
tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang
tidak mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak
tahan aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian
pada temperatur tinggi.
5. Klasifikasi lain antara lain :
a. Menurut penggunaannya:

Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7


% C.

Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.

b. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:

Baja tahan garam (acid-resisting steel)

Baja tahan panas (heat resistant steel)

Baja tanpa sisik (non scaling steel)

Electric steel

Magnetic steel

Non magnetic steel

Baja tahan pakai (wear resisting steel)

Baja tahan karat/korosi

c. Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan


komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:

Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)

Baja karbon perkakas (carbon tool steel)

Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)

Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)

Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)

d. Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:

Baja kualitas biasa

Baja kualitas baik

Baja kualitas tinggi

3.3

SIFAT-SIFAT

TEKNIS BAHAN

a) Sifat Mekanis Baja Paduan


Baja paduan merupakan campuran dari baja dan beberapa jenis
logam lainnya dengan tujuan untuk memperbaiki sifat baja karon yang
relatif mudah berkarat dan getas bila kadar karbonnya tinggi. Selain
itu, penambahan unsur paduan juga bertujuan untuk memperbaiki sifat
mekanik diantaranya:

Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan suatu bahan untuk
menahan perubahan bentuk di bawah tekanan. Penambahan logam

(Ni, Cr, Molibdenum) dengan komposisi sesuai akan menambah


kekuatan baja, sebab Ni dan Cr yang ditambahkan akan masuk ke
susunan atom dan menggantikan berapa atom C. Penambahan
tersebut dapat meningkatkan kekuatan sampai lima kali lipat.

Elasisitas
Elastisitas adalah kemampuan suatu bahan unuk kembali ke
bentuk semula setelah pembebanan ditiadakan atau dilepas. Modulus
elastisitas

merupakan

indikator

dari

sifat

elastis.

Adanya

penambahan logam pada baja akan meningkatkan kemampuan


elastisitasnya dengan nilai modulus elastisitas yang lebih besar dari
sebelumnya.

Berikut

beberapa

logam

dan

nilai

modulus

elastisitasnya jika ditambahkan pada baja:

Batas mulur (Plastisitas)


Plastisitas adalah kemampuan suatu bahan untukberubah
bentuk secara permanen setelah diberi beban. Logam yang
ditambahkan berupa nikel, vanadium, titanium, tungsten, chrome dsb
akan meningkatkan nilai batas mulur. Hal tersebut disebabkan
dengan penambahan logam yang memiliki batas mulur tinggi akan
menghasilkan baja paduan yang batas mulurnya tinggi pula.

Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik adalah kemampuan suatu material untuk
menahan tarikan dua gaya yang saling berlawanan arah dan segaris.
Logam Ni dan Cr merupakan bahan yang biasa ditambahankan untuk
meningkatkan kemampuan menahan tariakan, selain sebagai
penambah kekutan tekan.

Keuletan
Keuletan adalah kemampuan suatu material untuk diregang
atau ditekuk secara permanent tanpa mengakibatkan pecah atau
patah. Baja dengan kandungan karbon rendah memiliki keuletan
yang tinggi, sehingga dengan paduan logam lain kadar karbonnya
akan turun. Selain itu, kandungan fosfor pada baja paduan yang
rendah akan meningkatkan keuletannya.

Tahan aus
Tahan aus merupakan. Paduan logam yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan tahan aus diantaranya nikel, chrom, dan
vanadium.

Efek utama elemen paduan utama untuk baja [8]


Elemen

Persentase

Fungsi utama

Aluminium

0.951.

Paduan unsur dalam nitriding baja

Bismut

- --

Meningkatkan mesin

Boron

0.001
0.003

Powerfull agen kemampukerasan

0.52

Naik kemampukerasan

418

Tahan Korosi

Tembaga

0.10.4

Tahan Korosi

Molybdenum

0.25

Stabil karbida; menghambat pertumbuhan butir

25

Toughener Toughener

1220

Tahan terhadap Korosi

0.20.7

Meningkatkan kekuatan

Spring Baja

Persentase

Memperbaiki sifat-sifat magnetik

Kromium

Nikel
Silicon

tinggi
Belerang

0.080.15

Titanium

Tungsten

mesin bebas properti


Perbaikan karbon dalam partikel inert; mengurangi
kekerasan di krom martensit baja
Kekerasan pada temperatur tinggi
Stabil karbida; meningkatkan kekuatan sementara

Vanadium

0.15

tetap mempertahankan keuletan; mempromosikan


struktur butir halus

Gambar Kurva Tegangan dan Regangan (baja paduan AISI 4.140)


b) Sifat Pengaruh Lingkungan
Korosi merupakan proses elektrokimia yang terjadi pada logam
dan tidak dapat dihindari karena merupakan suatu proses alamiah.
Berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya korosi, yaitu: sifat
logam, yang meliputi perbedaan potensial, ketidakmurnian, unsur
paduan, perlakuan panas yang dialami, dan tegangan, serta faktor
lingkungan yang meliputi udara, temperatur, mikroorganisme. Baja
paduan akan memiliki ketahanan terhadap korosi jika dicampur dengan
Tembaga yang berkisar 0,5-1,5% tembaga pada 99,95-99,85 % Fe,
dengan Chromium, atau dicampur dengan Nikel.

Baja Paduan tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti sifat


fisisnya tidak banyak berubah.

Penambahan Molibdenum akan memperbaiki baja menjadi tahan


terhadap suhu tinggi,liat dan kuat.

Penambahan Wolfram dan penambahan Kobalt juga memberikan


pengaruh yang sama seperti pada penambahan Molibdenum yaitu
membuat baja paduan tahan terhadap suhu tinggi.

3.4

CONTOH

PENGGUNAAN/APLIKASI

DI

BIDANG

TEKNIK

PERTANIAN/TEKNIK MESIN
Penggunaan baja paduan banyak sekali pada bidang teknik pertanian
atau teknik mesin karena baja paduan memiliki kelebihan yang berbeda
sesuai dengan campuran jenis logam yang digunakan.
Penggunaan baja paduan pada bidang teknika adalah mesin
penghancur plastik. Pada mesin ini penggunaan baja paduan berada pada
bagian pisau yang membuat pisau tersebut mudah di asah dan mudah
diganti jika sudah aus, katup coran, kawat yang terbuat dari baja karbon,
rangka mesin perontok padi, gear pada mesin milling, alat tap, pipa, dan
masih banyak lagi alat atau mesin yang menggunakan baja karbon.

Alat Penghancur Plastik

Kawat Baja Karbon

Mesin Perontok Padi

Katup Koran

Gear

3.5

Pipa

Tap

STANDARISASI DAN PENGKODEAN


Baja memilki standar dan pengkodean yang bermacam-maca dari
Amerika hingga Jepang pun mengkodekan jenis baja. Jenis-jenis Kode
tersebut adalah AISI(American Iron Steel Institute), SAE(Society for
Automotive Engineering),

UNS (Unified Numbering System),

ASTM(American Standard for Testing and Material), JIS (Japanese


Industrial Standard),

DIN (Deutsches Institut fur Normung),

ASME(American Society of Mechanical Engineers), CEN(Committee


European de Normalization),

ISO(International Standardization

Organization),danAssociationfrancaisedenormalization(AFNOR).
Standarisasi untuk pengkodean SAE memiliki cara penulisan
sebagai berikut:

Untuk dua angka pertama dalam sebutan ini menandakan paduan


utama (s) dari baja. Dua angka berikutnya dalam penunjukan menandakan
jumlah karbon dalam baja. Masing-masing unsur logam lainnya memilki
angka kode yang mengisi digit pertama, yaitu:
Baja Karbon:

Digit pertama adalah "1" seperti dalam 10xx, 11xx, dan 12xx

Digit kedua menjelaskan proses: "1" adalah resulfurized dan "2" adalah
resulfurized dan rephosphorized.

Baja Mangan:

Digit pertama adalah "1" seperti dalam 13xx dan, memang, baja karbon.
Namun, karena mangan adalah normal produk baja karbon membuat
AISI / SAE telah memutuskan untuk tidak mengklasifikasikan sebagai
baja paduan.

Digit kedua selalu "3"

Baja Molybdenum:

Digit pertama adalah "4" seperti dalam 40xx dan 44xx.

Angka kedua menunjuk persentase molibdenum dalam baja.

Baja Kromium:

Digit pertama adalah "5" seperti dalam 51xx dan 52xx

Angka kedua menunjuk persentase kromium dalam baja.

Baja paduan lebih satu unsur:

Baja ini mengandung tiga paduan

Digit pertama dapat "4", "8", atau "9" tergantung pada paduan dominan

Angka kedua menunjuk persentase reaming dua paduan.

Data pengkodean baja paduan sebagai berikut:


Kode SAE
13xx
40xx
41xx
43xx
44xx
46xx
47xx
48xx
50xx
50xxx
50Bxx
51xx
51xxx
51Bxx
52xxx
61xx
86xx
87xx
88xx
92xx

Komposisi
Mn 1.75%
Mo 0.20% or 0.25% or 0.25% Mo & 0.042% S
Cr 0.50% or 0.80% or 0.95%, Mo 0.12% or 0.20% or 0.25% or 0.30%
Ni 1.82%, Cr 0.50% to 0.80%, Mo 0.25%
Mo 0.40% or 0.52%
Ni 0.85% or 1.82%, Mo 0.20% or 0.25%
Ni 1.05%, Cr 0.45%, Mo 0.20% or 0.35%
Ni 3.50%, Mo 0.25%
Cr 0.27% or 0.40% or 0.50% or 0.65%
Cr 0.50%, C 1.00% min
Cr 0.28% or 0.50%
Cr 0.80% or 0.87% or 0.92% or 1.00% or 1.05%
Cr 1.02%, C 1.00% min
Cr 0.80%
Cr 1.45%, C 1.00% min
Cr 0.60% or 0.80% or 0.95%, V 0.10% or 0.15% min
Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.20%
Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.25%
Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.35%
Si 1.40% or 2.00%, Mn 0.65% or 0.82% or 0.85%, Cr 0.00% or 0.65%

A. BENTUK, UKURAN, DAN HARGA YANG ADA DI PASAR


Bentuk

Ukuran /Bentuk

Harga

Mur dan Baut

10

Rp 1000

12

Rp1250

14

Rp1500

Palu

Rp 21.000

Gunting

Rp 27.500

Gear & Rantai

1 Set

Rp 120.000

Obeng

Rp 15.000 - Rp 55000

Tang Potong

Rp 13.000

Pipa

0.5 inchi

Rp 150.000

panjang 6 m
2 inchi

Rp 550.000

20 mm

Rp 8.000

30 mm

Rp 12.000

35 mm

Rp 20.000

3 inchi

Rp 100.000

8 inchi

Rp 750.000

Gembok

Ragum

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim].2009.Alloy Steel. http://en.wikipedia.org. [Diakses pada tanggal 4


November 2009].
Agung Gregorious. 2009. Perlakuan Panas (heat treatment) pada Baja. http://
gregoriousagung.wordpress.com.

[Diakses

pada

tanggal

28

November2009].
Henkel,Daniel P. 2002. Structure and Properties of Engineering Materials. New
York: McGraw-Hill Companies.
Prasetyo,Yos. 2009. The Beauty of High Speed Steal. http://www.bp.blogspot.com
. [Diakses pada tanggal 29 November 2009].
Rahayu SS.

2009. Baja Paduan. http://www.Chem-Is-Try.Org. [Diakses pada

tanggal 30 November 2009].


Surdia Tata dan Shinroku Saito.1999.Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT
Pradnya Paramita.
Syuaib. M Faiz. 2006. Modul Penuntun Kuliah dan Praktikum Perbengkelan.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
http://www.engineeringnews.co.za/article/steel-sales-increase-in-first-half-of2008-2008-08-15
http://www.tradeindia.com/fp247342/Alloy-Steel-Wire.html
http://www.indiamart.com/vinayakaelectro/steelcastings-valvebody.html#lowalloy-steel-castings
http://wb9.itrademarket.com/pdimage/22/699322_perontok-mobile2.jpg
http://www.evroskop.com/img/spur_gear.jpg
http://okasatria.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai