Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN
Ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac.) merupakan
salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer sebagai ikan
konsumsi, bahkan dipandang sebagai salah satu ikan bergengsi
yang biasanya disajikan pada acara-acara penting. Ikan ini
banyak digemari masyarakat di Asia Tenggara dan Asia Selatan
sehingga mempunyai nilai ekonomis tinggi dan prospek yang
cukup baik untuk dikembangkan. Beberapa negara yang dikenal
sebagai daerah penyebaran ikan gurami antara lain Thailand, Sri
Langka, Malaysia, Australia, Cina, India, dan Indonesia.
Walaupun ikan gurame pertumbuhannya agak lambat, akan
tetapi mempunyai keungulan antara lain mudah dipelihara, dapat
berkembang biak secara alami, dapat hidup di air tenang, hemat
pakan dan harganya relatif mahal serta banyak digemari
konsumen.
Secara taksonomi klasifikasi ikan gurame sebagai berikut :
Kelas
: Pisces
Sub Kelas
: Teleostei
Ordo
: Labyrinthici
Sub Ordo
: Anabantoidae
Famili
: Anabantidae
Genus
: Osphronemus
Species
: Osphronemus goramy, Lac.

Secara morfologis ikan gurame memiliki garis lateral


tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki
gigi pada rahang bawah. Sirip ekor ikan ini membulat dan jari-jari
lemah pertama sirip perut, merupakan benang panjang yang
berfungsi sebagai alat peraba. Bentuk badannya agak panjang
pipih dan tertutup sisik yang berukuran besar serta terlihat kasar
dan kuat. Punggungnya tinggi dan mulutnya kecil dengan bibir
bawah menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Pada ikan gurami
jantan bibir bawah relatif tebal dan setelah usia tua terdapat
tonjolan seperti cula pada bagian punggungnya. Badan ikan
gurame muda umumnya berwarna biru ke hitaman dan bagian
perut berwarna putih atau kekuningan. Warna tersebut akan
berubah menjelang dewasa, yakni pada bagian punggung

berwarna kecoklatan dan pada bagian perut berwana keperakan


atau kekuningan.
Jenis ikan gurame yang telah lama dikenal ada dua jenis,
yaitu Gurame angsa (soang) dengan ciri-ciri badan relatif panjang,
sisik relatif lebar dan beratnya dapat mencapat 8 kg dengan
panjang 65 cm. Gurame jepun ukuran badan relatif pendek, sisik
lebih kecil dan berat yang dicapai 4,5 kg dengan panjang 45 cm.
Namun saat ini terdapat beberapa strain gurame baru, yang
diduga merupakan keturunan atau perkawinan silang dari gurame
soang dan gurame jepun yang mengalami penyesuaian pada
masing-masing daerah. Ada beberapa jenis gurame lain yang
banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor
antara lain gurame blausafir, paris, bastar dan
porselen.

II. WADAH PEMELIHARAAN.


Kolam merupakan salah satu tempat yang ideal untuk
pembesaran ikan gurame, karena dapat dibuat dengan ukuran
yang cukup luas sehingga menyerupai habitat aslinya di alam
bebas. Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang atau segi
empat, agar mudah dalam pengelolaannya
Pembesaran ikan gurame dapat dilakukan di lahan
terbatas/sempit dengan kolam terpal. Untuk mempertahankan
kualitas air di kolam terpal sebaik mungkin, maka setiap 10 - 20
hari dasar kolam harus dibersihkan dengan penyiponan dan air
kolam perlu ditambah
Kolam dengan kedalaman 70 - 100 cm dan dasarnya tidak
berlumpur, serta dengan sistem pengairannya yang mengalir
sangat baik bagi pertumbuh ikan gurame. Dalam budidaya ilan
gurame keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6 8, dan
suhu air antara 24 - 28 C.
III. PENGELOLAAN KOLAM
1. Pengeringan Kolam
Pengeringan tanah dasar kolam dilakukan dengan cara
mengeluarkan air dalam petakan kolam melalui saluran
pembuangan.
Jemur tanah dasar kolam hingga kering selama 2 minggu
atau hingga tanah dasar kolam telihat retak retak, atau
kadar air tanah 20%. Pengeringan kolam dimaksudkan
untuk memberikan kesempatan agar bahan organik di
dasar kolam seperti Amonia (NH3), Nitril (NO2), Asam sulfat
(H2S) dapat teroksidasi dengan sempurna.

Lakukan perbaikan pematang kolam dan pintu air agar


terhindar dari kebocoran. Lumpur cair di dalam kolam
dinaikan keatas pematang atau dibuang dari dalam kolam.
2. Pengendalian Hama Dan Penyakit.
Dalam budidaya ikan tidak terlepas dari kemungkinan
adanya serangan hama dan penyakit yang mengancam
kelangsungan hidup ikan budidaya dan dapat
menyebabkan produksi ikan menurun bahkan dapat
menimbulkan kematian secara masal hingga gagal panen.
Hama dalam budidaya ikan gurame adalah gangguan dari
ikan pemangsa (gabus, belut dan lele) dan penyaingkan
(tawes,sepat, nila/mujair). Musuh lainnya adalah biawak,
katak, ular, berang-berang dan burung.
Penyakit yang umum menyerang ikan gurame antara lain :
- Penyakit Argulus Indicus atau kutu ikan..
Penyakit ini sering muncul pada kolam ikan yang kualitas
airnya buruk. Cara penyembuhannya adalah dengan
merendam ikan yang sakit ke dalam air garam 10 - 15
gram/liter selama 15 menit.
- Penyakit Dactylogyrus dan gryodactylus,
Dactylogyrus menyerang insang dan Gyrodactylus
menyerang bagian sirip ikan. Cara perawatannya adalah
dengan memperbaiki kualitas air melalui penggantian air,
dan menambahkan garam sebanyak 40 gram/m2. Jika
penyakit sudah sangat parah ikan direndam dalam larutan
garam selama 1 malam.
- Mata Belo. Penyakit ini disebabkan oleh sejenis cacing
dimana bola mata membengkak dan akhirnya ikan buta
dan mati. Cara pengobatannya dengan menghentikan
pasokan air selama 24 jam, lalu masukkan garam
sebanyak 1kg/m2 , besok harinya air dikuras dan diganti
dengan air yang baru.
- Jamur. Jenis jamur yang menyerang adalah Saprolegnia
dan Achyla, dimana ikan menjadi lemah karena kurang
mau makan yang memicu munculnya penyakit lain. Cara
penyembuhannya adalah dengan memberikan garam ke
dalam kolam sebanyak 400 gram/m selama 24 jam, atau
malachyte oxalate sebanyak 1 mg/l air selama 12 jam,
atau larutan formalin 200 ppm selama 2 jam. dan
kemudian air kolam diganti besok harinya,
- Bakteri Aeromonas sp, dan Pseudomonas sp. Gejala
yang muncul terdapat luka berdarah, perut membesar,

lendir mencair , sisik mengelupas dan muncul borok


ditubuh ikan. Pengobatannya dengan merendam ikan
dalam larutan oxytetracycline 2 - 5 mg/l selama 24 jam,
selama 3 kali berturut-turut atau dengan merendam ikan
yang terinfeksi bateri pada larutan matachite green oxalat
0,5 mg/l selama satu jam dan selang waktu 1 jam ikan
diberi pakan yang lebih dahulu diberi oxcytetracycline 60
mg/kg pakan, dan diulang selama 7 hari berturut- turut.
- Bercak Putih ( White Spot ), disebabkan oleh parasit
Ichthyophtbyrius. Ciri-ciri ikan yang terserang munculnya
bercak-bercak putih dibagian kulit. Cara perawatanmya
adalah dengan merendam ikan gurame ke dalam air yang
diberi larutan formalin 25 mg/l. dan di tambahkan
malachine green oxalat 0,2 mg/l selama 24 jam
- Apabila pengolahan tanah dapat dilakukan dengan
sempurna maka pada dasarnya pengendalian hama dan
penyakit telah dilakukan. Pada pengeringan dasar kolam
secara total dan pemberian kapur, hama dan penyakit
ikan yang ada didalamnya akan mati.
3. Pengapuran dan pemupukan
Setelah dasar kolam cukup kering, taburkan kapur (CaO)
sebanyak 10-20 kg/100m atau CaCO3 sebanyak 30
kg/100m. Selanjutnya tebarkan secara merata di tanah
dasar kolam pupuk kandang sebanyak 750 kg/100m.
Kolam diairi sedikit demi sedikit hingga ketinggian 10 cm.
Tiga hari berikutnya di sudut-sudut dan dasar kolam
ditebarkan pupuk Urea 500 gram/100m dan SP 36 1.000
gram/100m serta seprotkan probiotik 20ml/100 m.
Air kolam dinaikkan secara bertahap selama 1-2 minggu
hingga ketinggian 100 cm dan benih ikan dapat ditebar.
Pemupukan susulan dengan pupuk cair organik (probiotik)
sebanyak 20 ml/100m dapat dilakukan 2 minggu sekali
hingga panen dengan cara disemprotkan atau disiramkan
ke air dalam kolam.
4. Penebaran benih
Penebaran benih ikan gurame dapat dilakukan setelah
pertumbuhan pakan alami diperkirakan cukuo (2 minggu
setelah pemupukan)
Padat penebaran untuk kolam air mengalir 10 ekor/m, dan
untuk kolam tergenang/kolam terpal 5 ekor/m, ukuran
benih 10 15 cm dengan bobot 200 - 250 gram/ekor.

Sebelum benih gurame di tebar terlebih dahulu dilakukan


aklimatisasi dengan cara memasukan kantong plastik
packing berisi benih kedalam kolam selama 30 - 60 menit
agar suhu air dalam kolam dan suhu air dalam kantong
packing sama atau mendekati guna menghindari benih
ikan stress. Selanjutnya kantong packing dimiringkan dan
biarkan perlahan-lahan benih keluar dengan sendirinya.
5. Pemberian Pakan
Pakan ikan gurame terdiri dari pakan alami (organik)
berupa daun-daunan dan sayuran (daun keladi, daun
papaya, daun singkong, daun ubi jalar, genjer, kangkung,
labu dan ketimun) dan pakan buatan berupa pelet.
Dalam budidaya gurame pakan (pellet) dengan kandungan
protein 25 30%. diberikan minimal 3 kali/hari pada pagi,
siang dan sore hari sebanyak 3% dari berat biomasnya.
Namun jika pakan berupa daun-daunan kebutuhan pakan
perhari sebanyak 5-10% dari berat biomasnya
Untuk penggunaan pakan secara kombinasi diberikan pelet
sebanyak 1,5% per hari dan daun/sayuran sebanyak 5%
per hari dari berat biomasnya.
6. Pemanenan.
Gurame layak dipanen setelah mencapai ukuran 500-800
gram/ekor dengan masa pemeliharaan 45 bulan.
Panen dilakukan dengan cara menurunkan air sampai
ketinggian tertentu. Selajutnya jaring direntangkan dan
salah satu ujung sisi kolam dan ditarik secara perlahanlahan guna memperkecil ruang gerak ikan sampai
terkumpul di salah satu ujung sisi kolam. Masukkan
beberapa lembar daun pisang kering atau talas agar ikan
merasa nyaman. Dengan tangan atau alat bantu serok,
satu per satu ikan ditangkap dengan hati-hati, lalu
dimasukkan ke dalam kolam/hapa penampungan.
Cara pengangkutan dilakukan dengan menurunkan suhu
air atau obat bius, seperti phenoxyethanol, dosis 0,15
mg/l air. Gurami dengan bobot 500-600 gr dapat diangkut
dengan kepadatan 15 ekor/10 liter air selama 6 jam.
Sebelum diangkut ikan sebaiknya dipuasakan selama 1- 2
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Teknik Budidaya Ikan Gurame. http://holikulanwar.
blogspot.com/2012/01/spesifikasi-teknik-budidaya-ikangurami.html (Selasa, 21 Nopember 2014)

Anonim. 2013. Cara Budidaya Ikan Gurame yang Baik Dan Benar di
Kolam Terpal dan Beton. http://jualtelurikangurame.blogspot.
com/2013/03/cara-budidaya-ikan-gurame-yang-baik-dan.html.
(Rabu, 2 Oktober 2014)

Anda mungkin juga menyukai