Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak


pulau. Banyaknya pulau yang ada di negara Indonesia
menjadikan banyak macam kebudayaan maupun
kesenian khas di dalamnya. Kebudayaan dan kesenian
yang tentunya bermacam tersebut menjadikan
Indonesia negara yang sangat unik dan menarik. Salah
satu kebudayaan dan kesenian yang ada di Indonesia
terdapat di budaya betawi.
Alat musik tradisional merupakan salah satu hasil
dari budaya. Budaya yang ada dimasyarakat tertentu
akan memiliki ciri khas tersendiri dibanding dengan
daerah lain. Budaya betawi contohnya, berbeda dengan
kebudayaan suku bangsa lainnya di Indonesia.
Walaupun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa
kebudayaan betawi adalah hasil dari penyerapan
budaya lain yang mempengaruhinya.
Nama betawi sendiri sebenarnya berasal dari kata
batavia, yaitu nama kota sebelum menjadi jakarta.
Namun tentunya terdapat kebudayaan dan kesenian
khas yang ada di dalam budaya betawi itu sendiri.
Contoh kecilnya adalah gambang kromong. Gambang
kromong merupakan kesenian budaya khas betawi.
Nama gambang kromong sendiri berasal dari kedua
alat musik itu sendiri, yaitu gambang dan kromong.
Gambang merupakan alat musik yang terbuat dari kayu
khusus yang berbunyi halus bila di pukul atau di
mainkan. Bilahan gambang biasanya berjumlah 18 buah
dengan ukuran yang berbeda agar mengeluarkan nada
yang berbeda pula. Sedangkan Kromong merupakan
alat musik terbuat dari perunggu. Bentuknya seperti alat
Gamelan pada umumnya, jumlah kromong sendiri
biasanya berjumlah 10 buah.

A. Rumusan Masalah
1. Apa salah satu kesenian yang ada di betawi
2. Apa itu kesenian Gambang Kromong
3. Sudahkah mencintai kesenian daerah khususnya daerah
betawi
4. Siapa salah satu tokoh Gambang kromong

B. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui kesenian betawi
2. Agar mengetahui kesenian gambang kromong
3. Supaya mencintai kesenian betawi
4. Mampu mengenali tokoh gambang kromong

C. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan makalah ini, pemakalah membagi
makalah menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Pendahuluan yaitu : pendahuluan, rumusan masalah,
tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
2. Pembahasan yaitu : apa itu gambang kromong, asal-usul
gambang kromong dan tokoh dalam kesenian gambang
kromong
3. Penutup dan daftar pustaka

PEMBAHASAN
1.1

GAMBANG KROMONG

Gambang Kromong adalah kesenian musik tradisional


dari Betawi dengan
memadukan
alat
musik Gamelan dan alat musik dari Tionghoa. Kesenian
musik tradisional ini merupakan hasil akulturasi budaya
antara budaya Tionghoa dan pribumi. Nama Gambang
Kromong sendiri diambil dari nama kedua alat musik
yang di mainkan yaitu gambang dan kromong.

Gambar gambang kromong


Gambang merupakan alat musik yang terbuat dari
kayu khusus yang berbunyi halus bila di pukul atau di
mainkan. Bilahan gambang biasanya berjumlah 18 buah
dengan ukuran yang berbeda agar mengeluarkan nada
yang berbeda pula. Sedangkan Kromong merupakan
alat musik terbuat dari perunggu. Bentuknya seperti alat
Gamelan pada umumnya, jumlah kromong sendiri
3

biasanya berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Kromong


juga merupakan alat musik yang di mainkan dengan
cara di pukul, dan setiap pencon juga memiliki nada
yang berbeda.
Kesenian musik ini merupakan perpaduan dari
kesenian musik setempat dengan china. Hal ini dapat
dilihat dari instrumen musik yang digunakan, seperti
alat musik gesek dari china yaitu kongahyan, tehyan
dan sukong.

Gambar kongahyan
Sementara alat musik betawi antara lain gambang,
kromong, kecrek, kemor, gendang kempul dan gong.
Kesenian gambang kromong berkembang pada abad 18,
khususnya didaerah sekitar tangerang. Bermula dari
grup musik yang dimainkan oleh beberapa pekerja
pribumi di pekerbunan milik Nie Ku Hong yang
berkolaborasi dengan dua orang wanita perantauan
china yang baru tiba dengan membawa kongahyan dan
tehyan.
Pada awalnya lagu-lagu yang dimainkan adalah lagulagu china, pada istilah sekarang lagu-lagu itu disebut
phobin. Lagu gambang kromong yang masih kental
unsur klasiknya bisa didengarkan lewat lagu jali-jali
Bunga Siantan, Cente Manis dan Renggong Buyut. Pada
tahun 70-an gambang kromong sempat terdongkrak
keberadaannya lewat sentuhan kreatif panjak betawi
legendaris Si Macan Kemayoran almarhum H.
Benyamin Sueb bin Jiung. Dengan sentuhan berbagai
alat musik yang ada, jadilah gambang kromong seperti
4

yang kita bisa dengar di masa sekarang ini. Seniman


gambang kromong yang terkenal selain Benyamin Sueb
antara lain Nirin Kumpul, H. Jayadi dan bapak Nyaat.

Gambar tehyan
1.2 SEJARAH BETAWI
Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia
yang penduduknya umumnya bertempat tinggal di
Jakarta. Sejumlah pihak berpendapat bahwa Suku
Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan
bangsa pada masa lalu. Secara biologis, mereka yang
mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum
berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang
didatangkan oleh Belanda ke Batavia.
Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi
sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta.
Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai
kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di
Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Arab, Bali,
Bugis, Makassar, Ambon, dan Tionghoa.
Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin
antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis,
mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah
keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan
bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa
yang disebut dengan orang atau suku Betawi
sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta.
Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai
kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di
5

Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa,


Ambon, Melayu dan Tionghoa.
Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli
yang menghuni Jakarta dan bahasa MelayuKreol yang
digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Kata
Betawi sebenarnya berasal dari kata "Batavia," yaitu
nama kuno Jakarta yang diberikan oleh Belanda.
Menurut sebagian Peneliti yang sepaham dengan
Lance Castles yang pernah meneliti tentang Penduduk
Jakarta dimana Jurnal Penelitiannya diterbitkan tahun
1967 oleh Cornell University dikatakan bahwa secara
biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi
adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku
dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia.
Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai
kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di
Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis,
Makassar,dan Ambon, serta suku-suku pendatang,
seperti Arab, India, Tionghoa, dan Eropa.

Pada penelitiannya Lance Castles menitik beratkan pada


empat sketsa sejarah yaitu:
Daghregister, yaitu catatan harian tahun 1673
yang dibuat Belanda yang berdiam di dalam kota
benteng Batavia.
Catatan Thomas Stanford Raffles dalam History of
Java pada tahun 1815.
Catatan penduduk pada Encyclopaedia van
Nederlandsch Indie tahun 1893
Sensus penduduk yang dibuat pemerintah Hindia
Belanda pada tahun 1930.
Dimana semua sketsa sejarahanya dimulai pada tahun
1673 (Pada Akhir Abad ke 17), sketsa inilah yang oleh
sebagian ahli lainnya dirasakan kurang lengkap untuk
menjelaskan asal mula Suku Betawi dikarenakan dalam
Babad Tanah Jawa yang ada pada abad ke 15 (tahun
1400-an Masehi) sudah ditemukan kata "Negeri Betawi".
Suku Betawi secara geografis terletak di pulau Jawa,
6

namun secara sosiokultural lebih dekat pada budaya


Melayu Islam.

1.3 BENYAMIN SUEB


Benyamin Sueb (1939 1995) lahir di Kemayoran, 5
Maret 1939. Benyamin Sueb memang sosok panutan.
Kesuksesan di dunia musik dan film membuat namanya
semakin melambung. Lebih dari 75 album musik dan 53
judul film yang ia bintangi adalah bukti keseriusannya di
bidang hiburan tersebut.
Dalam dunia musik, Bang Ben (begitu ia kerap disapa)
adalah seorang seniman yang berjasa dalam
mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya
kesenian Gambang Kromong. Lewat kesenian itu pula
7

nama Benyamin semakin popular. Beliau menikah dengan


Nonnie pada tahun 1959 (kemudian bercerai pada tanggal
7 Juli 1979 namun rujuk kembali pada tahun yang sama).
Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno,
melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia.
Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karir
musik Benyamin, malahan kebalikannya. Dengan
kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang
Kromong yang dipadu dengan unsur modern.
Kesuksesan dalam dunia musik diawali dengan
bergabungnya Benyamin dengan satu grup Naga Mustika.
Grup yang berdomisili di sekitar Cengkareng inilah yang
kemudian mengantarkan nama Benyamin sebagai salah
satu penyanyi terkenal di Indonesia.
Selain Benyamin, kelompok musik ini juga merekrut Ida
Royani untuk berduet dengan Benyamin. Dalam
perkembangannya, duet Benyamin dan Ida Royani
menjadi duet penyanyi paling popular pada zamannya di
Indonesia. Bahkan lagu-lagu yang mereka bawakan
menjadi tenar dan meraih sukses besar. Sampai-sampai
Lilis Suryani salah satu penyanyi yang terkenal saat itu
tersaingi.
Orkes Gambang Kromong Naga Mustika dilandasi dengan
konsep musik Gambang Kromong Modern. Unsur-unsur
musik modern seperti organ, gitar listrik, dan bass, dipadu
dengan alat musik tradisional seperti gambang, gendang,
kecrek, gong serta suling bambu.
Setelah Orde Lama tumbang, yang ditandai dengan
munculnya Soeharto sebagai presiden kedua, musik
Gambang Kromong semakin memperlihatkan jatidirinya.
Lagu seperti Si Jampang (1969) sukses di pasaran,
dilanjutkan dengan lagu Ondel-Ondel (1971).
Lagu-lagu lainnya juga mulai digemari. Tidak hanya oleh
masyarakat Betawi tetapi juga Indonesia. Kompor Mleduk,
8

Tukang Garem, dan Nyai Dasimah adalah sederetan


lagunya yang laris di pasaran.
Terlebih setelah Bang Ben berduet dengan Bing Slamet
lewat lagu Nonton Bioskop, nama Benyamin menjadi
jaminan kesuksesan lagu yang akan ia bawakan.
Setelah Ida Royani hijrah ke Malaysia tahun 1972, Bang
Ben mencari pasangan duetnya. Ia menggaet Inneke
Koesoemawati dan berhasil merilis beberapa album, di
antaranya Nenamu dengan tembang andalan seperti
Djanda Kembang, Semut Djepang, Sekretaris, Penganten
Baru dan Pelajan Toko.
Lewat popularitas di dunia musik, Benyamin mendapatkan
kesempatan untuk main film. Kesempatan itu tidak disiasiakan. Beberapa filmnya, seperti Banteng Betawi (1971),
Biang Kerok (1972), Intan Berduri serta Si Doel Anak
Modern (1976) yang disutradari Syumanjaya, semakin
mengangkat ketenarannya. Dalam Intan Berduri,
Benyamin mendapatkan piala Citra sebagai Pemeran
Utama Terbaik.
Pada akhir hayatnya, Benyamin juga masih bersentuhan
dengan dunia panggung hiburan. Selain main sinetron/film
televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) ia masih
merilis album terakhirnya dengan grup Rock Al-Haj
bersama Keenan Nasution. Lagu seperti Biang Kerok serta
Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut.
Benyamin yang telah empat belas kali menunaikan ibadah
haji ini meninggal dunia setelah koma beberapa hari
seusai main sepakbola pada tanggal 5 September 1995,
akibat serangan jantung.

1.

2.

3.

4.

5.

KESIMPULAN
Sebagai masyarakat yang mencintai budaya
khususnya budaya betawi, tentunya perlu
mengetahui sejarah atau asal-usul dari kebudayaan
tersebut.
Untuk melestarikan budaya betawi tentu diperlukan
pengetahuan dasar dari budaya atau kesenian dari
budaya betawi itu sendiri.
Sebagai anak daerah betawi perlu ikut serta atau
membantu melestarikan kebudayaan yang ada di
daerah.
Lunturnya kecintaan terhadap budaya asli harus
dicegah, bisa dilakukan melalui hal-hal kecil seperti
tidak melupakan budaya khas daerah masing-masing
Budaya dan kesenian betawi bukan hanya milik
daerah betawi itu sendiri, melainkan milik seluruh
warga negara Indonesia

10

DAFTAR PUSTAKA

http://www.infobudaya.com/wisata/betawi.html
http://www.negerikuindonesia.com/2015/04/gamba
ng-kromong-musik-tradisional-betawi.html
http://senibudayabetawi.blogspot.co.id/
https://wargabetawi.wordpress.com/category/tokoh
-betawi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi
http://dunia-kesenian.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-asalusul-suku-betawi-dan.html

11

Anda mungkin juga menyukai