Anda di halaman 1dari 30

========================================

3.2. STOPE DG. PENYANGGAAN BUATAN


atau SUPPORTED STOPE

Alasan diterapkannya supported stope:


1. Daerah bijih atau batuan dinding bersifat lemah
dan akan terjadi runtuhan apabila ditambang secara
open stope.
2. Terjadinya perubahan dimensi suatu stope.
Selama puluhan tahun, timber telah menjadi alat
penyanggaan badan bijih tipis yang tidak cocok
ditambang dengan shrinkage stoping. Setelah
penambangan bertambah dalam dan biaya timber
bertambah mahal, maka diperlukan alternatif
penyanggaan lain.
Penggunaan timber beralih ke metode cut and fill:
1. Meningkatnya biaya timber
2. Meningkatnya biaya buruh, berkurangnya
pekerja terampil timberman
3. Berkembang metode penyanggaan atap, seperti
baut batuan untuk melindungi pekerja dari
jatuhan batuan atap.
4. Berkembang alat pengisian hidraulik, dengan
mudah membawa material filling ke permuka
kerja dan segera mengeras dengan kekuatan
tinggi (initial strength tinggi). Filling akan
menyangga dinding stope, mengisi rongga dan
memberikan lantai kerja yang stabil dan rata.

Bab III: supported stope 28 halaman

=====================
3.2.1. CUT AND FILL
=====================
Terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu
1. Cut: bijih diambil dalam potongan secara sejajar
2. Fill: rongga bekas setiap potongan yang diambil
dilakukan pengisian dengan waste fill dalam stope
Penambangan mengarah ke atas dari sebuah haulage
way dengan membuat cribed ore chute dan manway.
Material filling digunakan untuk tempat berpijak.
Timbered chute dan manway diperpanjang sebelum
dilakukan filling (70% padatan) untuk mengisi ruang
yang terbentuk.
Stoping dilakukan secara horisontal atau miring

Stoping horisontal
versus
Back lebih mudah

disangga
Kinerja alat bor lebih

baik
Back lebih mudah

dibentuk
Tidak dapat

Stoping miring
Lebih sulit
Lebih buruk
Sukar dibentuk
Memanfaatkan gravitasi

Sumber material filling:


waste rock dari kegiatan development dan
eksplorasi sekitar tambang
mill tailings (sumber material filling terbaik)

Bab III: supported stope 28 halaman

Aplikasi:
1. Mengganti sublevel dan shrinkage pada
penambangan yang sangat dalam, tegangan batuan
sangat besar.
2. Badan bijih kompeten, pekerja berdiri di bawah
bijih
3. Hanging wall dan footwall boleh tidak kompeten,
karena akan langsung disangga oleh material filling
4. Batas bijih tidak teratur dan kadar diskontinyu
(heterogen), maka kadar tinggi diambil dan
meninggalkan kadar rendah sebagai filling.
5. Mengambil pillar kadar tinggi diantara dua stope
pada sublevel stoping (pillar robbing)
6. Kemiringan bijih < 650 dapat menyebabkan dilusi
Keuntungan:
1.
Selektifitas tinggi dibandingkan shrinkage dan
sublevel stoping
2.
Stope lebih mudah diatur ventilasinya
3.
Dilusi dapat ditekan seminimum mungkin
4.
Dinding diantara dua stope dapat lebih tipis
5.
Stope fleksibel mengikuti cebakan sempit kadar
tinggi (misal pada urat emas)
6.
Stabilitas stope dijamin: dinding disangga filling
Kerugian:
1.
Memerlukan material filling yang banyak
2.
Lebih banyak buruh untuk menangani filling
3.
Perlu air yang banyak untuk pulp, dan air
tersebut akan dipompa kembali ke permukaan
4.
Mahal dibandingkan shrinkage dan sublevel
stoping
5.
Pompa dan pipa pulp tersumbat semen dan
pasir
Bab III: supported stope 28 halaman

6.

Output terbatas: karena ada kegiatan filling

GAMBAR 3.9: CUT AND FILL

Bab III: supported stope 28 halaman

CUT AND FILL

CUT AND FILL

Bab III: supported stope 28 halaman

CUT AND FILL

CUT AND FILL

Bab III: supported stope 28 halaman

CUT AND FILL

Bab III: supported stope 28 halaman

CUT AND FILL

CUT AND FILL

Bab III: supported stope 28 halaman

CUT AND FILL

========================
3.2.2. SHRINKAGE STOPING
========================
Sebagaimana sublevel stoping, shrinkage stoping
diterapkan untuk badan bijih yang besar dengan
Bab III: supported stope 28 halaman

kemiringan 500 900 (steeply). Metode ini terletak


diantara kelas open stope dan filled stope.
Bijih dihancurkan secara overhand dan dibiarkan
terkumpul dalam stope. Mengingat broken ore akan
mengembang, maka setiap peledakan harus diambil 35%
dari bijih yang dihancurkan, guna memberikan ruang
bekerja yang ideal diantara atap bijih dengan broken ore.
Apabila bijihnya lemah, maka atap disangga dengan
baut batuan selama penambangan. Dinding stope
disangga secara otomatis oleh broken ore sampai
kegiatan penambangan selesai. Bila bijih telah diambil,
akan terbentuk stope kosong yaitu open stope atau
metode general shrinkage stoping. Apabila stope
dikhawatirkan runtuh dan diisi dengan waste filling,
maka terbentuk filled stope atau metode shrinkage and
fill.
Developmen mirip dengan sublevel, kecuali tidak
mempunyai sublevel. Penambangan dilakukan secara
sayatan horisontal dimulai dari bagian bawah ke atas
melalui manway.
Aplikasi:
1. Kemiringan 500 900 (steeply)
2. Urat sempit sampai lebar
3. Badan bijih teratur: menghindari losses dan dilusi
4. Ketebalan bijih > 5 meter
5. Hanging wall dan footwall cukup stabil
6. Broken ore tidak menggumpal bila ditumpuk dalam
waktu lama
7. Bijih harus kuat: penyanggaan atap dapat minimal
8. Kadar seragam: tidak memungkinkan sorting
Keuntungan:
1. Biaya developmen rendah
2. Kebutuhan timber sangat sedikit
3. Biaya ventilasi murah
4. Sederhana dan mudah dikerjakan
Bab III: supported stope 28 halaman

10

5. Developmen cepat, ekstraksi bijih juga cepat


6. Blok berukuran besar dapat diledakkan dalam stope
7. sejumlah besar pekerja dapat bekerja dalam stope
Kerugian:
1. Selalu terjadi runtuhan waste dari dinding: dilusi
2. Sulit untuk menambang ore-shoots
3. Investasi tidak segera kembali
4. Persyaratan sangat ketat: hanya cocok bijih tertentu
5. Kondisi lantai dari broken ore kurang nyaman
untuk pergerakan pekerja dan peralatan
6. Badan bijih yang terletak pada waste rock tidak
dapat ditambang
7. Untuk menghindari runtuhan: stope di-filling
8. Kondisi kerja berbahaya, khususnya saat penarikan
broken ore
Keuntungan sublevel stoping terhadap shrinkage:
1. Resiko kebakaran lebih kecil untuk penambangan
bijih sulfida
2. Konsumsi bahan peledak lebih sedikit
3. Kondisi penerapan sublevel stoping lebih fleksibel
4. Akses menuju permuka kerja lebih mudah
5. Pekerja lebih sedikit, pemboran dilakukan lebih
efisien dengan long hole drills

Keuntungan shrinkage stoping terhadap sublevel:


1. Developmen lebih sedikit
2. Kontak dengan dinding cebakan (hanging wall dan
footwall)
bijih
lebih
baik:
dimungkinkan
memperoleh semua bijih dalam stope
Bab III: supported stope 28 halaman

11

3. Dinding cebakan disangga broken ore: lebih sedikit


dilusi dari dinding
4. Bijih dapat dihancurkan lebih kecil dalam stope
5. Diterapkan pada batuan yang lebih lemah
dibandingkan sublevel stoping
Rule of thumb memilih shrinkage atau
sublevel stoping:
1. Bijih lebar < 40 feet (13 meter): shrinkage stoping
2. Bijih > 40 feet (13 meter): sublevel stoping,
tambahan developmen pembuatan sublevel masih
diimbangi sejumlah besar ore recoverable setiap
sublevel.

Bab III: supported stope 28 halaman

12

GAMBAR 3.10. SHRINKAGE STOPING DENGAN


GRIZZLY DRIFT

GAMBAR 3.11. SHRINKAGE STOPING DENGAN


CROSSCUT LOADING

Bab III: supported stope 28 halaman

13

SHRINKAGE STOPING

SHRINKAGE STOPING

Bab III: supported stope 28 halaman

14

SHRINKAGE STOPING

SHRINKAGE STOPING
Bab III: supported stope 28 halaman

15

DRAW POINT PADA SHRINKAGE STOPING

DRAW POINT PADA SHRINKAGE STOPING


Bab III: supported stope 28 halaman

16

===============================

3.2.3. SQUARE-SET STOPING


=========================
Bekas penambangan secara sistimatis disangga
dengan timbering. Sebuah blok bijih seukuran dimensi
square-set diledakkan, dilanjutkan kegiatan pemasangan
timber. Pada setiap sisi timber yang berdekatan
dirangkai supaya saling memperkuat satu dengan yang
lain, membentuk struktur yang menerus.
Fungsi suatu square-set:
Penyangga sementara dinding dan atap suatu daerah
bekas peledakkan
Jalan masuk ke daerah kerja
Penyangga permanen dilakukan dengan mengisi
rongga square-set dengan material filling (waste rock
atau hydraulic filling).
Aplikasi:
1. Dahulu banyak diaplikasikan, tetapi saat ini mulai
digantikan dengan caving dan cut and fill.
2. Bijih kadar tinggi, ekstraksi sempurna lebih
dipentingkan dibandingkan biaya penambangan
3. Ketebalan bijih > 3 meter
4. Cebakan tidak kompeten, stope memerlukan
penyanggaan timbering yang sistimatis
5. Karakteristik bijih berubah-ubah, mempunyai offshoots dan kantong-kantong dgn batas tidak teratur
6. Belum diketahui atau sedikit diketahui karakter
mekaniknya
7. Bijih sulfida yang dapat terkena oksidasi
8. Mengambil pillar diantara dua stope

Bab III: supported stope 28 halaman

17

Keuntungan:
1. Ekstraksi tinggi
2. Diterapkan untuk sembarang kondisi batuan
3. Bijih disangga secara menyeluruh
4. Penanganan ventilasi musah
5. Relatif aman dari kebakaran pada penambangan
bijih sulfida
6. Fleksibel: kemajuan stope dapat diatur mengikuti
arah penyebaran bijih
7. Dapat diaplikasikan untuk segala jenis kondisi
batuan
Kerugian:
1. Biaya pekerja dan material sangat tinggi
2. Tidak memungkinkan mekanisasi
3. Bahaya kebakaran dari timber
4. Ekstraksi sangat lambat
5. Pembusukan kayu dapat menyulitkan ventilasi
6. Seringkali memerlukan material filling

Bab III: supported stope 28 halaman

18

GAMBAR 3.12. SQUARE-SET STOPING

Bab III: supported stope 28 halaman

19

===================
3.2.4. STULL STOPING
===================
Penambangan
dilakukan
secara
overhand,
memerlukan penyangaan buatan dari stull timber dengan
geometri sistimatis, yang menyangga melintang pada
stope dari footwall ke hanging wall.
Fungsi stull:

Tempat berpijak pekerja

Peluncur broken ore (ore slides)

Membentuk corongan dan manway lining

Penyangga lokal
Aplikasi:
1. Ketebalan bijih < 5 7 feet
2. Kemiringan bijih 500 900: pemanfaatan gravitasi
3. Kemiringan < 450: memerlukan slusher (scraper)
4. Bijih kadar tinggi: lebih mementingkan recovery
dibandingkan biaya penambangan
5. Alternatif metode cut and fill bila material filling
tidak tersedia, atau tersedia pasokan timber yang
melimpah dan murah
6. Batuan dinding cukup kompeten, sehingga rongga
bekas penambangan tidak perlu di-filling
Keuntungan:
1. Broken ore dapat disortir didalam stope dan waste
ditinggal didalam stope
2. Dapat menambang bijih dengan batas tidak jelas
3. Relatif memberikan kondisi kerja aman
4. Dapat diubah menjadi metode lain, misal: cut and
fill

Bab III: supported stope 28 halaman

20

Kerugian:
1. Memerlukan penyangaan timber yang banyak
2. Dalam jangka lama kekuatan timber berkurang:
dinding stope dapat runtuh dan menimbulkan
amblesan
3. Labour intensive dan sukar memperoleh buruh
terampil

GAMBAR 3.13. STULL STOPING

Bab III: supported stope 28 halaman

21

=======================
3.2.5. LONGWALL MINING
=======================
Longwall mining merupakan metode ekstraksi yang
diterapkan pada cebakan mendatar, tipis, tabular.
Metode longwall ini asalnya diaplikasikan untuk
batubara.
Aplikasi;
1. Cebakan tipis ( 2 meter), ketebalan merata,
umumya penyebaran mendatar.
2. Batuan kompeten (misal: tambang emas di Afrika
Selatan), atau inkompeten (misal: tambang batubara),
karena daerah kerja akan disangga.
3. Kemiringan bijih < 300
Keuntungan:
1. Ekstraksi (mining recovery) tinggi
2. Cepat berproduksi, pengembalian modal cepat
3. Developmen sederhana, hanya sistim haulage drift
Kerugian:
1. Headroom rendah, kadang memerlukan unit-uint
yang digerakkan secara manual (sebaliknya untuk
batubara dimekanisasi secara penuh)
2. Produksinya rendah
3. Terjadi bahaya ambrukan atap
4. Memerlukan penyanggaan yang sistimatis
5. Hanya diterapkan untuk lapisan bijih tipis 2 meter

Bab III: supported stope 28 halaman

22

GAMBAR 3.14. LONGWALL MINING UNTUK BIJIH

Bab III: supported stope 28 halaman

23

=========================
3.2.6. UNDERCUT AND FILL
=========================
Digunakan pertama kali untuk mengatasi kondisi
batuan yang tidak normal pada saat dilakukan pillar
robbing. Kadangkala dipakai sebagai metode utama,
tetapi lebih sering dipakai sebagai pillar recovery.
Hal-hal yang menginspirasi undercut and fill:
Ekstraksi bijih yang paling menguntungkan untuk
karakter mekanika bijih yang jelek adalah dari atas ke
bawah (underhand)
Ekstraksi dari bawah ke atas (overhand) terkendala
keterbatasan waktu dan kesempatan penyanggaan
terhadap atap (stand up time)
Seiring waktu, kekuatan pillar akan semakin melemah
Diilhami oleh metode top slicing
Square-set dipandang sangat mahal dan berbahaya
Aplikasi:
1. Pillar robbing
2. Menambang crown pillar
3. Ekstraksi dengan kondisi mekanika bijih yang jelek
4. Ekstraksi dimana bijih diatas penggalian tidak
dijamin karakteristiknya dengan pasti
Keuntungan:
1.
Sangat sedikit keuntungan, merupakan pilihan
terakhir untuk memperoleh bijih dengan nilai
ekonomis tinggi (PT. New Broken Hill Company,
ekstraksi timah primer di pulau Belitung)
Kerugian:
1. Biayanya mahal
Bab III: supported stope 28 halaman

24

2. Produksinya rendah
3. Penggunaan material sangat banyak: timber, sand
fill

GAMBAR 3.15. UNDER-CUT AND FILL

UNDER-CUT AND FILL


Bab III: supported stope 28 halaman

25

=================
3.2.7. TOP SLICING
=================
Istilah top slicing secara umum diterapkan untuk
bijih yang ditambang dengan cara sepotong demi
sepotong (slice by slice) dimulai dari bagian atas menuju
bagian bawah. Slice yang telah ditambang dipasang
timber. Timber selanjutnya diruntuhkan (diledakkan)
dengan stick count bahan peledak, sehingga capping
runtuh ke lantai slice.
Penambangan slice selanjutnya dilakukan tepat
dibawah slice yang telah diruntuhkan sebelumnya, yaitu
tepat berada dibawah mat atau gob yang merupakan
akumulasi timber dari slice diatasnya.
Istilah top slicing juga diterapkan untuk
menambang bijih dengan ketebalan hanya satu slice
dengan jalan melakukan penambangan dan pembuatan
timber slice dari satu sisi bergerak ke sisi lainnya.
Menurut United State Bureau Mine, top slicing
dimasukkan dalam metode caving. Secara mendasar,
sebenarnya top slicing berbeda dengan metode caving
Perbedaan hancurnya bijih
Metode caving
Top slicing
Bijih hancur karena
Bijih hancur karena motode yang
pembuatan under
umum, yaitu pemboran dan
cutting
peledakan

Aplikasi:
1.
Bijih mempunyai capping lemah: segera runtuh
apabila penyangga dibawahnya dihancurkan
2.
Dinding boleh lemah atau kuat: bila lemah lebih
cocok
Bab III: supported stope 28 halaman

26

3.

Tersedia pasokan timber yang melimpah dan


murah
4.
Diijinkan terjadi amblesan di permukaan tanah
5.
Pillar recovery diantara stope pada badly broken
ground: tidak mungkin ditambang secara overhand
Keuntungan:
1. Aman untuk heavy ground: tidak ekonomis dan
aman secara overhand stoping method
2. Ekonomis: bila timber tersedia dengan harga murah
3. Ekstraksi tinggi, tidak terjadi dilusi
4. Aman, bila dilakukan pengawasan yang memadai
5. Bila kondisi pasar tidak menguntungkan, maka
stope atau slice dapat diledakkan (bijih disimpan
dalam kondisi sebagaimana aslinya)
6. Segera dapat dilakukan penambangan terhadap
bijih
Kerugian:
1. Biayanya tinggi: untuk pembelian timber dan
logging
2. Lebih mahal untuk metode yang sama-sama cocok
diterapkan untuk ekstraksi bijih tersebut
3. Terjadi amblesan
4. Ventilasi sulit: mat telah tebal, badan bijih sulfida
5. Bahaya kebakaran dari akumulasi timber
6. Output terbatas dan sulit ditingkatkan, kecuali
working place diperbanyak
7. Developmen lama
8. Timbering menyita waktu, sehingga waktu breaking
dan mucking menjadi berkurang
9. Pengangkutan timber, logging, papan-papan, dan
kabel-kabel memerlukan biaya mahal
10. Kadang-kadang proses runtuhnya capping dan
timber mat diatas suatu slice tidak lancar:
membentuk rongga besar, runtuhan dengan massa
yang besar
Bab III: supported stope 28 halaman

27

11. Tidak dapat dilakukan sorting, dan tidak mungkin


meninggalkan barren rock di stope

GAMBAR 3.16 TOP SLICING CEBAKAN TEBAL

Bab III: supported stope 28 halaman

28

GAMBAR 3.17. TOP SLICING CEBAKAN TIPIS

Bab III: supported stope 28 halaman

29

TOP SLICING

PENGATURAN LANTAI PADA TOP SLICING

Bab III: supported stope 28 halaman

30

Anda mungkin juga menyukai