Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Modul 6 ini merupakan salah satu modul yang harus dipelajari untuk siswa
kelas XI, tepatnya pada semester tiga. Modul ini membahas tentang Sistem
Politik Indonesia.
Untuk menguasai modul ini, para siswa diwajibkan mengkaji dan
membaca dengan baik setiap petunjuk modul serta mengerjakan evaluasi pada
Bab III dengan kesungguhan dan kejujuran.
Modul ini disusun sebagai upaya untuk memahami tentang sistem politik,
khususnya di Indonesia. Dengan kemampuan yang dimilikinya, siswa diharapkan
akan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara, sehingga siswa
sebagai insan politik mampu berpartisipasi dalam kehidupan politik di Indonesia.
Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2006 yang lebih menitik beratkan pada
kepekaan terhadap fenomena sosial disekitar siswa serta kemandirian siswa
dalam belajar.
Modul ini dibuat sesuai dengan kebutuhan belajar di SMK. Proses belajar
melalui modul ini, diharapkan dapat melatih cara berpikir siswa agar lebih kreatif,
inovatif, dan berinisiatif dalam balajar, yang pada akhirnya mampu membekali
siswa dengan sejumlah kompetensi dalam realitas kehidupan.
Akhir kata, semoga modul ini benar-benar dapat memberikan motivasi
belajar bagi siswa dan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang cerdas,
mandiri, kreatif, inovatif, yang memiliki ketanggapan dan kepekaan terhadap
perkembangan memahami tentang sistem politik, menjadi warga negara yang
memiliki kecerdasan politik dan perilaku politik yang diharapkan.

Penulis,

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ....................................................................
i
Daftar Isi ............................................................................

ii

Peta Kedudukan Modul .........................................................

iii

Glosarium...........................................................................

iv

BAB I

PENDAHULUAN
A. Deskripsi .........................................................
B. Prasyarat ........................................................
C. Petunjuk Penggunaan Modul................................
D. Tujuan Akhir .....................................................
E. Kompetensi ......................................................
F. Cek Kemampuan .................................................

BAB II PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa .........................................
B. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1 ...............................................
1.
Supra Struktur dan Infra Struktur Politikd
di Indonesia
Kegiatan Belajar 2 ...............................................
2. Perbedaan Sistem Politik di Berbagai Negara
Kegiatan Belajar 3 ...............................................
3. Peran Serta Dalam Sistem Politik di Indonesia
C. Rangkuman .......................................................
BAB III EVALUASI
Test ..................................................................
1. Pilihan Ganda
2. Essay
BAB IV PENUTUP .............................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................

PETA KEDUDUKAN MODUL


Modul 1
Kakekat Bangsa dan Negara
Kesaruan Republik
Indonesia
Modul 2
Sikap Posititf
Terhadap Sistem Hukum dan
Peradilan di Indonesia

Modul 3
Pera
Serta Dalam Upaya
Pemajuan, Penghormatan,
Dan Perlindungan HAM

Modul 4
Hubungan Dasar Negara dan
Konstitusil

Modul 5
Persaman Warga Negara
Dalam Berbagai Aspek
Kehidupan
Kegiatan Belajar 1
Modul 6
Sistem Hukum di Indonesia

Kegiatan Belajar 2

Kegiatan Belajar 3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
1. Judul dan Ruang Lingkup Modul
Modul 6 yang membahas tentang Sistem Politik di Indonesia. Ruang
lingkup dan isi pembahasannya terbagi dalam empat kegiatan belajar, yaitu :
Kegiatan Belajar 1 yang membahas tentang :
Supra Struktur dan Infra Struktur Politik di Indonesia
Kegiatan Belajar 2 yang membahas tentang :
2. Perbedaan Sistem Politik di Berbagai Negara
Kegiatan Belajar 3 yang membahas tentang :
Peran Serta Dalam Sistem Politik di Indonesia
2. Kaitan dengan Modul Lain
Pembahasan yang ada pada modul 5 diharapkan dapat dipahami sebagai
dasar untuk memahami modul berikutnya yang mempunyai hubungan erat
dalam memahami materi pembelajaran di kelas X.
Di mulai dengan memahami tentang hakekat bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), siswa diharapkan mampu menganalisis hakekat
bangsa dan NKRI, sehingga siswa sebagai warga negara Republik Indonesia
memiliki sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan di Indonesia, mampu
berperan serta dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan perlindungan Hak
Asasi Manusia (HAM), mampu menganalisis hubungan dasar negara dan
konstitusi yang pernah dan sedang berlaku di Indonesia, sehingga siswa sebagai
bagian dari Warga Negara Indonesia memiliki kemampuan untuk menghargai
persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan dan
memiliki kemampuan untuk menganalisis sistem politik di Indonesia.
3. Hasil Belajar yang akan Dicapai
Setelah menguasai modul ini, diharapkan siswa mengerti, memahami, dan
mampu mangaplikasikan serta berperan aktif sesuai dengan sistem politik di
Indonesia.
4. Manfaat Kompetensi dalam Dunia Kerja
Memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan untuk menganalisis
sistem politik di Indonesia sangat penting untuk membentuk sikap dan
kepribadian siswa SMK dalam partisipasi politik di Indonesia. Karena dengan
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang sistem politik di Indonesia,
sehingga siswa memiliki kemampuan untuk menganalisis sistem politik di
Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Deskripsi Materi : Sistem Politik di Indonesia
Sebagai pengantar untuk memahami tentang Sistem Politik di Indonesia
secara garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Ideologi yang dianut oleh setiap negara di dunia berbeda satu sama lain,
hal ini pun menjadi dasar munculnya pelaksanaan konsep sistem politik yang
yang berbeda di setiap negara.

Sebelum membahas tentang sistem politik, sebaiknya perlu dahulu harus


mengetahui definisi tentang sistem dan politik itu sendiri. Sistem adalah suatu
kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisir, suatu himpunan
atau perpaduan hak-hak atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan
yang utuh. Politik (polis) berasal dari bahasa Yunani, yang berarti kegiatan
dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses penentuan tujuantujuan dari sistem tersebut dan melaksanakan tujuan-tujuan tersebut. Dapat
disimpulkan, bahwa sistem politik adalah segala sesuatu yang membicarakan
tentang kehidupan politik yang berkembang dalam masyarakat (social political
life, infra structure) kehidupan politik pemerintah (govermental political life,
supra structure) sehingga membentuk suatu struktur politik nasional.
Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan memahami tentang sistem
politik, diharapkan akan memiliki kemampuan untuk menganalisis sistem politik
di Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mampu berperan serta
dalam sistem politik di Indonesia.
B. Prasyarat
Untuk dapat mempelajari dan memahami modul ini, diharapkan siswa
telah memiliki pemahaman dasar tentang :
1. Pengertian Sistem
2. Pengertian Politik
3. Pengertian serta perbedaan infra struktur dan supra struktur
4. Sistem politik yang dianut oleh negara Indonesia
5. Sistem politik yang berkembang di dunia
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Perhatikan petunjuk penggunaan modul dibawah ini :
1. Petunjuk bagi siswa
a. Pelajari modul ini dengan teliti dan sistematis, mulai dari awal sampai akhir
pembahasan, sehingga setiap siswa memperoleh pengetahuan dan
pemahaman secara lengkap dan benar tentang Sistem Politik di Indonesia
b. Lengkapi dengan sumber-sumber lain yang mendukung tentang Sistem
Politik di Indonesia, Kebijak-kebijakan pemerintah tentang persamaan
kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan, seperti UU No.
31 Tahun 2002 tentang Partai Politik.
c. Jika telah menyelesaikan modul ini, maka buatlah :
1) Resume tentang Sistem Politik di Indonesia
2) Analisis perkembangan Sistem Politik di Indonesia berdasarkan
perundang-undangan yang yang berlaku
3) Analisis sikap perilaku dan peran serta siswa dalam pelaksanakan sistem
politik di Indonesia
d. Prosedur sertifikasi : Jika pemahaman siswa terhadap modul ini telah
mencapai 90%, maka siswa dinyatakan telah memahami modul ini.
Indikatornya :
1) 90% soal-soal test dapat dijawab dengan benar
2) Dapat mengerjakan soal-soal test dan non test yang ada pada modul ini
3) Mampu mengaplikasikan upaya menghargai persamaan kedudukan
kewarganegaraan dalam berbagai kehidupan
e. Bertanyalah kepada guru/nara sumber tentang hal-hal yang berhubungan
tentang budaya politik di Indonesia yang belum dipahami.

2. Petunjuk bagi guru


a. Mengontrol, membantu, dan mengarahkan siswa untuk merencanakan
persiapan dalam mempelajari modul tentang Sistem Politik di Indonesia
b. Memeriksa test tertulis dan non test yang diberikan kepada siswa. Apabila
masih ada siswa yang belum dapat mengerjakan tugas dengan benar, maka
guru membimbing dan menjelaskan kembali sampai siswa dapat memahami
tentang Sistem Politik di Indonesia.
c. Menjawab pertanyaan siswa tentang hal-hal yang belum dipahami mengenai
Sistem Politik di Indonesia.
d. Mencatat pencapian kemajuan belajar siswa yang telah memahami Sistem
Politik di Indonesia.
e. Memberikan penilaian kepada siswa yang telah mengerjakan soal-soal test
maupun non test tentang Sistem Politik di Indonesia.
f. Menjelaskan kembali kepada siswa tentang beberapa hal yang masih perlu
diperbaiki dan memberitahukan untuk rencana pembelajaran modul 7 pada
kelas XI yang membahas tentang Budaya Politik di Indonesia.
D. Tujuan Akhir
1. Kinerja yang diharapkan
a. Siswa dapat mendeskripsikan supra struktur dan infra struktur politik di
Indonesia
b. Siswa dapat mendeskripsikan perbedaan sistem politik di berbagai negara.
c. Siswa dapat menampilkan peran serta dalam sistem politik di Indonesia.
2. Kriteria keberhasilan
a. Pengetahuan (Kognitif)
(1) Pengertian sistem politik
(2) Pengertian supra struktur dan infra struktur
b. Sikap (Afektif)
(1) Memahami sistem politik yang berkembang di berbagai negara
(2) Memahami sistem politik yang berkembang di Indonesia
c. Keterampilan (Psikomotor)
(1) Berperan serta dalam sistem politik di Indonesia
(2) Berperilaku sesuai dengan sistem politik di Indonesia
3. Kondisi atau variabel yang diberikan
a. Penjelasan modul
b. Pembimbingan penggunaan modul
c. Latihan mengerjakan soal-soal test dan non test
d. Tanya jawab yang aktif dan komunikatif antara guru dengan siswa atau
siswa dengan siswa.
e. Umpan balik dan tindak lanjut

E. Kompetensi
Standar
Kompetensi
Menganalisis
Sistem Politik di
Indonesia

Kompetensi Dasar

Alokasi
Waktu

1. Mendeskripsikan supra
struktur dan infra struktur di
Indonesia
2. Mendeskripsikan perbedaan
sistem politik di berbagai
negara
3. Menampilkan peran serta
dalam sistem politik di
Indonesia

4
4
4

F. Cek Kemampuan
1. Jelaskan pengertian sistem dan politik!
2. Jelaskan pengertian sistem politik!
3. Jelaskan pengertian supra struktur dan infra struktur!
4. Jelaskan sistem politik yang berkembang di dunia!
5. Jelaskan sistem politik yang berkembang di Indonesia

BAB II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Kegiatan Belajar
No
.
1.

2.

3.

Jenis Kegiatan
Kegiatan Belajar 1 :
Supra Struktur dan
Infra Struktur Politik di
Indonesia
Kegiatan Belajar 2 :
Perbedaan Sistem
Politik di Berbagai
Negara
Kegiatan Belajar 3 :
Peran Serta Dalam
Sistem Politik di
Indonesia

Waktu

Tempat
Pencapaian

Keterangan

Kelas dan
perpustakaan

Teori dan
latihan

Kelas dan
perpustakaan

Teori,
pengamatan,
dan latihan

Kelas dan
perpustakaan

Teori,
pengamatan,
dan latihan

B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
Apabila telah mempelajari kegiatan belajar 1 dengan baik, maka pada akhir
kegiatan belajar dapat :
(1) Mendeskripsikan pengertian sistem politik di Indonesia
(2) Mendeskripsikan supra struktur politik di Indonesia
(3) Mendeskripsikan infra struktur politik di Indonesia

b. Uraian Materi 1
KEHIDUPAN POLITIK BANGSA INDONESIA
1. Peranan Masyarakat Politik
Dimasa modern sekarang ini hampir dapat dipastikan politik
menjadi bagian kehidupan yang sangat penting, karena tidak ada
seorangpun anggauta masyarakat yang dapat melepaskan diri dari
pengaruh politik, meskipun tidak secara langsung terlibat dalam proses
infra politik yaitu interaksi politik yang hidup di masyarakat, setidaknya
dampak proses supra politik yang terjadi dikalangan pemerintah seperti
konflik politik, pelaksanaan kekuasaaan negara dan lainnya tetap akan
mempengaruhinya.
Oleh karena itu seorang filosofis Yunani ternama, Aristoteles (322
384 SM) menyatakan bahwa manusia mahluk berpolitik (zoon
politicon) artinya mahluk yang akan hidup bermasyarakat atau bernegara,
karena manusia akan memiliki kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan
manusia lain termasuk kebutuhan politik seperti kebebasan berpendapat,

hidup merdeka, memiliki kekuasaan bahkan kebutuhan dapat memerintah


orang lain. Kebutuhan politik ini akhirnya akan memunculkan aktivitas
politik atau perilaku politik dalam hubungannya dengan sesama warga
negara, aparatur negara bahkan dengan negara itu sendiri yang
menyangkut pelaksanaan hak-hak politiknya.
Dalam sebuah negara demokrasi seperti Indonesia, aktivitas politik
masyarakat ini benar-benar harus dijamin pelaksanaannya, karena rakyat
sebagai pemegang kedaulatan, secara langsung maupun tidak langsung
perilaku politiknya akan mempengaruhi kehidupan politik pemerintah.
Aktivitas politik masyarakat ini dapat di wujudkan berupa kegiatan dipilih
maupun memilih wakil-wakilnya pada saat rekruitmen politik, ikut kegiatan
partai politik atau organisasi kemasyarakatan (ormas), memperjuangkan
kepentingan kelompok, dan sebagainya. Kelompok masyarakat yang
secara rutin menjalankan aktivitas politiknya terhadap kontrol pemerintah
akhir nya melahirkan kelompok masyarakat politik.
Menurut Alfred Stepan, masyarkat politik (political society) adalah
suatu lingkungan masyarakat yang secara khusus mengatur dirinya
terlibat dalam konstelasi politik, agar memperoleh hak kontrol atas
kekuasaan pemerintah, bahkan mampu mempengaruhi kehidupan politik
masyarakat dan negara.
Terkait
dengan
hal
ini
maka
partai
politik,
organisasi
kemasyarakatan, tokoh-tokoh politik masyarakat dan golongan penekan
akan menjadi komposisi utama masyarakat politik, dan interaksi politik
yang hidup di lapisan masyarakat inilah yang kemudian menjadi kekuatan
infra politik.
2. Pengaruh Reformasi Politik Indonesia Terhadap Perubahan Struktur Politik
Reformasi menurut arti kata dalam bahasa Latin didefinisikan
sebagai usaha membentuk ulang, namun dalam perkembangannya istilah
reformasi di artikan sebagai upaya membentuk ulang suatu struktur, yang
dilakukan lewat serangkaian tindakan korektif. Oleh karena itu reformasi
sebagai suatu usaha melakukan perubahan-perubahan pokok dalam
sistem birokrasi yang bertujuan mengubah struktur, tingkah laku dan
kebiasaan yang telah lama.
Reformasi sebagai suatu tatanan dalam kehidupan politis,harus
diartikan
sebagai
usaha
sistematis
bangsa
Indonesia
untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai demokrasi melalui keterlaksanaan indeks
demokrasi, yang pada masa orde baru telah dimanipulasikan. Indeks
demokrasi ini harus difokuskan pada empat aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara. Pertama, keberadaan sistem pemilu yang bebas dan adil,
Kedua, keberadaan pemerintahan yang terbuka, Ketiga perlindungan hakhak sipil dan politik seluruh warga negara dengan prinsip persamaan,
keempat, masyarakat yang memiliki rasa percaya diri dalam membangun
kekuatan infra politik.
Adanya empat indeks demokrasi yang menjadi fokus reformasi
Politik Indonesia ini memberikan gambaran bahwa reformasi tidak hanya
sekedar menyentuh perubahan sistem pemerintahan otokratis menjadi

lebih demokrasi, melainkan juga adanya perubahan moral politik, pada


unsur aparatur pemerintah maupun masyarakat.
Berbagai perubahan lain yang mendasar dalam kehidupan politik
negara dan masyarakat, yang terjadi setelah Indonesia mengalami
reformasi politik pada tahun 1998 adalah :
1. Hilangnya pimpinan sentral
dan monopolis dalam kehidupan
pemerintah karena sekarang kepala pemerintahan dapat digugat
bahkan diturunkan dari kekuasaannya.
2. Munculnya kehidupan politik yang lebih liberal, yang telah melahirkan
proses politik yang liberal juga.
3.
Terjadinya pencerahan politik masyarakat, yang diawali semangat
keterbukaan yang kemudian mendorong banyak partai politik lahir. Hal ini
dianggap sebagai kelahiran masyarakat politik di tingkat infra struktur yang
makin kuat, karena apabila tadinya masyarakat politik hanya tergabuing dalam
dua partai dan satu golongan karya maka sekarang masyarakat politik terwadahi
dalam beragam partai politik.
4. Pada tatanan lembaga tinggi negara muncul kesadaran untuk lebih
memperkuat proses cheeks and balances antara lembaga negara yang
satu dengan lembaga negara yang lain dalam penyelenggaraan
kekuasaan negara.
5. Timbulnya keinginan elite dan publik politik untuk secara sistematis dan
damai melakukan perubahan mendasar terhadap konstitusi negara,
Undang-undang Dasar 1945, terutama merubah kekuasaan beberapa
lembaga negara sebagai kekuatan supra politik yang terlalu besar.
Pasca reformasi politik ini, ahirnya perubahan yang terjadi
berdampak secara langsung terhadap perubahan 2 (dua) struktur
kehidupan politik yang menjadi inti sistem politik di Indonesia, yaitu:
1. Governmental Political Sphere yang disebut juga Supra Struktur
Politik yaitu suasana kehidupan politik pemerintahan, yang berkaitan
dengan kehidupan lembaga-lembaga negara.
Pasca perubahan UUD 1945, Lembaga negara sebagai kekuatan supra
struktur dari 6 (enam) lembaga negara sekarang menjadi 8 (delapan)
lembaga negara dengan adanya penambahan Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY)
serta di hapusnya Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
2. Socio Political Sphere yang disebut juga Infra Struktur Politik yaitu
suasana kehidupan politik dalam masyarakat yang akan menjadi alat
kontrol pada pelaksanaan tugas lembaga negara.
Kekuatan infra struktur ini akan tercermin melalui keberadaan partai
politik dan golongan penekan, yang pada pasca reformasi mengalami
perubahan dalam jumlah yang cukup banyak dan menjadi beragam
kekuatan politik, yang jelas berbeda dengan sebelum reformasi dimana
hanya ada dua partai politik dan satu golongan karya.
Antara supra struktur dengan infra struktur politik mempunyai
hubungan fungsional yang saling mempengaruhi, karena itu keadaan
supra struktur ditentukan pula oleh sistem partai yang dianut oleh
negara yang bersangkutan, berupa partai tunggal, dwi partai atau multi
partai, selain itu supra strukur sebagai pembuat keputusan juga akan

10

mendapat masukan, tuntutan dan aspirasi infra struktur. Sebaliknya


infra struktur akan mendukung dan melaksanakan segala kebijakan
supra struktur politik.
SUPRA STUKTUR DAN INFRA STRUKTUR POLITIK DI INDONESIA
1.

Supra Struktur Politik Indonesia


Supra struktur politik, sering juga disebut sebagai bangun atas
politik suatu negara atau politik formal, karena lembaga-lembaga negara
yang menjadi supra struktur merupakan pembuat putusan politik yang
sah atas nama negara. Oleh karena itu di setiap negara termasuk
Indonesia keberadaan lembaga ini diatur dalam konstitusi negara, dan ini
artinya
lembaga-lembaga
negara
supra
struktur
menjalankan
kewenangannya berdasarkan perintah Undang-undang Dasar 1945
termasuk lembaga-lembaga negara apa yang harus ada telah diatur
dalam konstitusi.
Adapun lembaga-lembaga negara yang terdapat dalam UUD 1945
pasca perubahan, adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Presiden
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah Konstitusi (MK)
Komisi Yudisial (KY)
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Diantara lembaga-lembaga negara tersebut, yang memegang


kekuasaan berdasarkan teori Trias Politica dari Montesquieu, menurut
UUD 1945, Pertama, DPR memegang kekuasaan membuat UU. Kedua,
Presiden memegang kekuasaan pemerintahan. Ketiga, MA dan MK
memegang kekuasaan kehakiman. Sedangkan lembaga-lembaga negara
yang lain meskipun tidak terdapat pada teori trias politica, tetap
melaksanakan kewenangannya sesuai ketentuan UUD 1945.
a.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Susunan keanggotaan MPR diatur dalam UUD 1945 pasal 2
ayat (1) MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui
pemiihan umum. Susunan keanggotaan MPR secara lebih rinci diatur
dalam UU No 22 Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan MPR,
DPR, DPD dan DPRD. Pasal 2 ayat (2)
mengatur tentang masa
persidangan MPR setidak nya 1 kali dalam lima tahun di ibukota
negara, kecuali apabila ada hal yang melenggar ketentuan konstitusi
MPR dapat mengadakan sidang istimewa, segala putusan MPR
ditetapkan dengan suara terbanyak.
Masa jabatan MPR adalah lima tahun, dan akan berahir pada
saat anggota MPR yang baru dilantik. MPR mempunyai tugas dan
wewenang menurut UUD 1945 yaitu :
1) mengubah dan menetapkan UUD

11

2) melantik Presiden dan atau wakil Presiden


3) memberhentikan Presiden atau wakil Presiden pada masa
jabatannya menurut UUD
4) memilih Presiden dan wakil Presiden dari dua pasang calon yang
diusulkan partai politik, yang pasangan itu meraih suara
terbanyak pertama dan kedua pada pemilihan umum.
Meskipun MPR masih melaksanakan wewenang penting pada
kehidupan kenegaraan tetapi kedudukan MPR sekarang hanya
sebagai lembaga tinggi negara, tidak lagi sebagai penjelmaan seluruh
rakyat yang memegang kedaulatan negara.
b. Presiden
Indonesia menganut sistem pemerintahan berdasarkan kabinet
presidentil, karena itu UUD 1945 mengatur bahwa Presiden
merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan, yang dalam
pelaksanaan tugasnya dibantu oleh satu orang wakil Presiden dan
Menteri-menteri Negara yang memimpin departemennya masingmasing. Selain itu karena kabinetnya presidentil, maka Presiden
selain kepala pemerintahan juga sebagai kepala negara.
Presiden dan wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara
langsung oleh rakyat dalam pemilihan umum, untuk masa jabatan
lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk satu periode
masa jabatan.
Syarat untuk menjadi Presiden atau wakil Presiden harus
seorang WNI yang sejak kelahirannya tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri. Syarat lain untuk
menjadi Presiden atau wakil Presiden di atur dalam Ketetapan MPR
No VI/MPR/1999.
Ketentuan UUD 1945 juga mengatur tugas dan wewenang,
serta hak dan kewajiban Presiden pada pasal 5 (lima) sampai dengan
pasal 15 (lima belas).
c.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Keanggotaan DPR selain di atur didalam UUD 1945 juga di atur
UU No 22 Tahun 2003 tentang susunan kedudukan DPR, dalam UU
tersebut ditetapkan jumlah anggota DPR sebanyak 550 orang
semuanya dipilih melalui pemiihan umum. Dalam ketentuan ini juga
di tetapkan DPR sebagai lembaga negara yang kedudukannya sejajar
dengan Presiden, karena itu kedudukan DPR kuat sehingga tidak bisa
dibubarkan oleh Presiden.
Wewenang pokok DPR memegang kekuasaan membuat UU,
selain itu DPR juga mamiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan
fungsi pengawasan, serta mempunyai hak interpelasi, hak angket dan
hak menyatakn pendapat, hak-hak tersebut berkaitan dengan tugas
DPR sebagai pengawas pemerintah serta memberikan persetujuan
atas RAPBN yang di usulkan Presiden.

12

Dalam masa jabatannya sekurang-kurangnya DPR bersidang


satu kali dalam setahun.
d.

Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Pasca UUD 1945 mengalami perubahan, salah satu lembaga
negara yang baru dimunculkan adalah DPD, hal ini untuk memenuhi
tuntutan perubahan tentang unsur ke anggotaan MPR yang sekarang
hanya terdiri dari anggota DPR dan DPD (UUD 1945 pasal 2 ayat 1).
Keanggotaan DPD terdiri atas wakil-wakil provinsi yang dipilih melalui
pemilihan umum sebanyak empat orang untuk setiap provinsi,
keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusan Presiden. Sebagai
lembaga negara masa jabatan anggota DPD sama dengan lembaga
negara lainnya yaitu lima tahun dan akan berahir ketika anggota DPD
baru dilantik.
Menurut ketentuan UUD 1945 pada pasal 22 D, kewenangan
yang dimiliki oleh DPD, dapat mengajukan rancangan undang-undang
kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat
dan daerah, pembentukan, pemekaran, penggabungan daerah, serta
pengelolaan sumber daya alam atau sumber daya ekonomi lainnya.
Selain itu anggota DPD juga memiliki kewenangan untuk melakukan
tugas pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai
otonomi daerah, perimbangan keuangan pusat dan daerah, RAPBN,
Pajak serta beberapa kewenangan lain yang diberikan oleh UUD.

e.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


BPK adalah lembaga negara yang mempunyai tugas
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Hasil
pemeriksaan itu diberikan kepada DPR, DPD dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya. Dalam pelaksanaan tugasnya BPK terlepas dari
pengaruh kekuasaan pemerintah, tetapi kedudukannya tidak berdiri
diatas pemerintah.
Keanggotaan BPK dipilih oleh DPR dengan pertimbangan DPD
dan diresmikan oleh Presiden. BPK berkedudukan di ibukota negara,
dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

f.

Mahkamah Agung (MA)


MA adalah lembaga negara yang bertugas melaksanakan
kekuasaan kehakiman, yang dalam pelaksanaan tugasnya harus
terlepas dari pengaruh kekuasaan lembaga-lembaga negara lainnya.
Wewenang dan kewajiban MA berdasarkan ketentun UUD 1945
adalah :
1)
2)

mengadili pada tigkat kasasi.


Menguji secara materiil peraturan perundangan di bawah
undang-undang.
3)
Memberikan pertimbangan hukum dalam hal Presiden akan
memberikan grasi dan rehabilitasi.
4)
Mengajukan tiga orang hakim konstitusi.

13

Calon hakim agung diusulkan oleh komisi yudisial kepada DPR


untuk mendapat persetujuan, kemudian calon yang di setujui
ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.
Syarat untuk menjadi hakim agung sebagaimana diatur dalam
UUD 1945 pasal 24 A, harus memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela, adil, profesional dan berpengalaman di bidang hukum.
Dalam pelaksaan tugasnya MA dan badan-badan peradilan lainnya
menjadikan Undang-Undang No 5 Tahun 2004 tentang kekuasaan
kehakiman, sebagai landasan kerja.
g.

Mahkamah Konstitusi (MK)


Berbeda dengan Mahkamah Agung, tugas dan kewenangan
Mahkamah Konstitusi yang diatur dalam UUD 1945 pasal 24C adalah:
a.
b.
c.
d.
e.

Mengadili pada tingkat pertama dan terahir yang


keputusannya bersiat final, materiil undang-undang dibawah
Undang-undang Dasar.
Memutuskan sengketa yang terjadi antara lembaga
negara.
Memutuskan pembubaran partai politik
Menyelesaikan dan memutuskan perselisihan tentang hasil
pemilihan umum.
Memberikan putusan atas pendapat DPR, mengenai
dugaan pelanggaran UUD oleh Presiden/ wakil Presiden.

Mahkamah Konstitusi memiliki sembilan orang anggota hakim


konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden berdasarkan pengajuan MA
tiga orang, oleh DPR tiga orang dan oleh Presiden juga tiga orang.
h.

Komisi Yudisial (KY)


Berdasarkan UUD 1945 pasal 24B, menyatakan bahwa Komisi
Yudisial (KY) bersifat mandiri, meskipun keanggotaan KY diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR yang
susunan dan keanggotannya di atur dengan undang-undang. Anggota
komisi yudisial harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di
bidang hukum, serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak
tercela.
Sedangkan kewenangan yang dimiliki Komisi Yudisial,
mengusulan pengangkatan hakim agung serta kewenangan lain
dalam rangka menjaga dan menegakan kehormatan, keluhuran
martabat serta perilaku hakim.

2. Infrastruktur Politik Indonesia


Infrastruktur Politik, sering juga disebut sebagai bangun bawah
politik atau politik informal karena dalam sistem politik negara kekuatan
politik ini tidak secara langsung menjadi pengambil kebijakan, tetapi
keiginan, harapan dan tuntutannya akan menjadi input kapada lembagalembaga negara yang berada dalam kehidupan supra struktur politik.

14

Dengan kata lain infrastruktur merupakan pelaksana kebijakankebijakan yang di ambil oleh suprastruktur, tetapi sekaligus juga sebagai
pengawas atau kontrol terhadap jalannya kehidupan politik suprastruktur
yang dijalankan oleh lembaga-lembaga negara.
Terkait dengan semangat dan isi pasal 28 UUD 1945 yang
mengakui dan menjamin hak asasi manusia dalam bidang politik,
kebebasan berorganisasi dan mengajukan pendapat berdasarkan prinsip
persamaan, menjadi terealisasikan dengan adanya kehidupan politik
rakyat pada infrastruktur ini, karena peran serta masyarakat pada
kehidupan politik dapat disalurkan melalui berbagai organisasi yang
dibentuk berdasarkan kesamaan profesi, kegiatan, sosial, ekonomi,
agama, tujuan ataupun kesamaan-kesamaan lain, yang menjadi
kekuatan sosial politik.
Berdasarkan pengelompokannya infrastruktur politik terdiri atas
partai politik (poitical party), kelompok kepentingan (interest group),
kelompok penekan (pressure group), media komunikasi politik (media of
political communication), kelompok mahasiswa (student group) dan para
tokoh politik (political figure).
Beberapa organisasi kemasyarakatan yang menjadi infrastruktur di
Indonesia antara lain :
1) Organisasi politik, misalnya Golkar, PDIP, PKB, PAN, PKS
2) Organisasi profesi, Persatuan Guru Indonesia (PGRI), Persatuan
Wartawan Indnesia (PWI), Himpunan Pengusaha Indonesia (HAPMI),
Himpunan Petani Indonesia (HKTI), Ikatan Advokat Indonesia (IAI)
dan sebagainya.
3) Organisasi Pemuda, misalnya AMPI, KNPI, HMI, Pemuda Pancasila.
4) Organisasi keagamaan, misalnya Nahdatul Ulama (NU), Majlis Ulama
Indonesia (MUI), Dewan Gereja Indonesia (DGI), WALUBI,
Muhamadiyah.
c. Rangkuman Materi 1
1. Menurut Aristoteles, manusia mahluk berpolitik (zoon politicon) artinya
mahluk yang akan hidup bermasyarakat atau bernegara, karena manusia
akan memiliki kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan manusia lain
termasuk kebutuhan politik seperti kebebasan berpendapat, hidup merdeka,
memiliki kekuasaan bahkan kebutuhan dapat memerintah orang lain.
2. Governmental Political Sphere yang disebut juga Supra Struktur Politik
yaitu suasana kehidupan politik pemerintahan, yang berkaitan dengan
kehidupan lembaga-lembaga negara.
3. Pasca perubahan UUD 1945, Lembaga negara sebagai kekuatan supra
struktur ada 8 (delapan) lembaga negara yaitu MPR (Mejelis
Permusyawaratan Rakyat), Presiden, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), DPD
(Dewan Perwakilan Daerah), BPK (Badan Pengawas Keuangan), MA
(Mahkamah Agung), Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY)
4. Socio Political Sphere yang disebut juga Infra Struktur Politik yaitu
suasana kehidupan politik dalam masyarakat yang akan menjadi alat kontrol
pada pelaksanaan tugas lembaga negara.

15

5. Kekuatan infra struktur ini akan tercermin melalui keberadaan partai politik,
Organisasi profesi, Persatuan Guru Indonesia (PGRI), Persatuan Wartawan
Indnesia (PWI), Himpunan Pengusaha Indonesia (HAPMI), Himpunan Petani
Indonesia (HKTI), Ikatan Advokat Indonesia (IAI), Organisasi Pemuda,
misalnya AMPI, KNPI, HMI, Pemuda Pancasila, Organisasi keagamaan,
misalnya Nahdatul Ulama (NU), Majlis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Gereja
Indonesia (DGI), WALUBI, Muhamadiyah.
d. Penugasan : Debat Kelompok
(1)Apa akibat yang kamu rasakan dengan adanya Reformasi politik, segi
positif dan negatifnya !
(2)Bagaimana menurut pendapatmu pengaruh kehidupan infrastruktur
terhadap suprastruktur politik di Inonesia ? Lakukan kajian dengan
melihat sumber materi dari peraturan perundangan dan media informasi

2. Kegiatan Belajar 2
a. Tujuan Kegiatan Belajar 2
Apabila telah mempelajari kegiatan belajar 1 dengan baik, maka pada akhir
kegiatan belajar dapat :
(1) Menguraikan dinamika politik Indonesia
(2) Menunjukan kelebihan dan kelemahan sistem politik yang di
anut Indonesia
(3) Mendeskripsikan perbedaan sistem politik Indonesia dengan
negara liberal dan komunis
b. Uraian Materi 2
PERBEDAAN SISTEM POLITIK DI BERBAGAI NEGARA
1. Macam-macam Sitem Politik
Dengan melihat beberapa pengertian sistem politik yang
dikemukakan para ahli, maka secara singkat dapat disimpulkan bahwa
sistem politik ialah tata cara yang dipergunakan untuk mengatur negara
agar memperoleh kekuasaannya.
Oleh karena itu sistem politik tidak akan terlepas dari pemerintah
dan masyarakat, bahkan sistem politik yang dijalankan suatu negara harus
dapat mengakomidir kebutuhan warga negara atau masyarakatnya.
Apabila hal ini tidak tercapai maka dalam kehidupan politik negara
tersebut akan terjadi diferensial politik (perbedaan politik) antara yang
memerintah dengan yang diperintah, akibat yang mungkin akan timbul
karena adanya perbedaan dalam memahami sistem politik, dapat
melahirkan konflik kepentingan antara pemerintah dengan masyarakatnya.
Untuk menghindari hal ini David Easton menyatakan bahwa sistem
politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi dari seluruh tingkah laku
sosial, sehingga nilai-nilainya dapat dialokasikan secara otoritatif kepada
masyarakat. Artinya ketika suatu sistem politik akan diterapkan, harus
disesuaikan dengan sifat dan kepentingan masyarakatnya, pemerintah

16

hanya menjadi fasilitator agar kekuasaan


penduduk tetap berjalan dengan tertib.

yang

diberlakukan

bagi

Terkait dengan pendapat David Easton ini, maka dapat dilihat


sistem politik yang diterapkan oleh negara yang satu menjadi tidak sama
dengan negara lainnya, tergantung kepada sifat dan nilai-nilai yang dianut
oleh masyarakat negara tersebut.
Sebagai contoh, sistem politik yang dianut pada negara sosialis
komunis yang menerapkan sistem politik totaliter dengan ciri sangat
menekankan konsensus total masyarakat melalui indoktrinasi idiologi,
benar-benar mematikan partisipasi politik masyarakat, sedangkan sistem
politik yang diterapkan pada negara liberal atau negara demokrasi sangat
memelihara keseimbangan antara konflik dan konsensus, bahkan
menyediakan prosedur untuk menyelesaikan konflik masyarakat kedalam
bentuk konsensus. Dari perbandingan contoh tersebut , jelasa akan lahir
perbedaan sistem politik karena disitu akan muncul perbedaan partisipasi
politik masyarakat sebagai infrastruktur terhadap kehidupan politik
suprastruktur.
2. Ciri Sistem Politik
Dari contoh tersebut diatas, perbedaan sistem poltik akibat
perbedaan sifat dan nilai-nilai masyarakat tidak dapat di hindari, namun
dalam setiap sistem politik setidaknya mencakup unsur-unsur berikut :
1) Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarakat, baik kedalam
maupun keluar.
2) Penggunaan kekuasaan oleh negara, baik secara sah maupun tidak.
3) Penerapan nilai-nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan.
Jika dicermati dari ketiga unsur tersebut dalam setiap negara akan
ada dua hal, yaitu masyarakat yang melaksanakan nilai-nilai dan negara
sebagai pemegang kekuasaan yang memberlakukan nilai-nilai tersebut.
Dengan demikian, bicara mengenai sistem politik suatu negara, artinya
berbicara mengenai dua struktur politik, yaitu social political life,
infrastruktur dan governmenal political life, suprastruktur.
c. Rangkuman Materi 2
1. Sistem politik yang dijalankan suatu negara harus dapat mengakomidir
kebutuhan warga negara atau masyarakatnya. Apabila hal ini tidak tercapai
maka dalam kehidupan politik negara tersebut akan terjadi diferensial politik
(perbedaan politik) antara yang memerintah dengan yang diperintah, akibat
yang mungkin akan timbul karena adanya perbedaan dalam memahami
sistem politik, dapat melahirkan konflik kepentingan antara pemerintah
dengan masyarakatnya.
2. Sistem politik yang pernah berlaku di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga
jenis, demokrasi liberal, demokrasi komunis, dan demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila dilaksanakan pada masa Orde Baru dan Reformasi.
3. Demokrasi Pancasila adalah sistem politik yang berusah menjaga dan
melaksanakan keseimbangan antara konflik dan konsensur.
d. Penugasan : Kegiatan Kelompok

17

(1)Dapatkah sistem politik diberlakukan secara universal?


(2)Jelaskan perbedaan sistem politik yang di anut negara liberal, komunis dan
Indonesia!
(3)Jelaskan kelebihan dan kelemahan sistem politik yang dianut oleh bangsa
Indonesia!

4. Kegiatan Belajar 3
a. Tujuan Kegiatan Belajar 3
Apabila telah mempelajari kegiatan belajar 1 dengan baik, maka pada akhir
kegiatan belajar dapat :
(1) Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat politik
(2) Menunjukan perilaku politik yang sesuai dengan aturan yang berlaku
(3) Mensimulasikan salah satu kegiatan politik yang di selenggarakan oleh
pemerintah (Pemilu)
(4) Berperan serta secara aktif dalam sistem politik di Indonesia
b. Uraian Materi 3
PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA.
1. Sistem Politik di Indonesia
Yang dimaksud dengan sistem politik Indonesia adalah tata cara
dan perilaku politik yang berkembang dalam kehidupan masyarakat
Indonesia dan memiliki kekhasan Indonsia, artinya tata cara dan pola
yang diterapkan dalam kehidupan politik
sebagai langkah untuk
mencapai tujuan negara sesuai dan mencerminkan nilai-nilai yang
menjadi kultur masyarakat.
Seperti misalnya kebersamaan,
kekeluargaan, muyawarah untuk mencapai mufakat yang diserap
kedalam sistem politik Indonesia
Sistem
politik
Indonesia
yang
kekeluargaan,
dalam
perwujudannya melahirkan demokrasi Pancasila, sebagai suatu paham
demokrasi yang berkedaulatan rakyat dengan bersumber pada nilai-nilai
luhur kepribadian rakyat, yang menjadi pandangan hidup bangsa yaitu
Pancasila.
Dengan demikian pelaksanaan demokrasi di Indonesia harus
dijiwai oleh sila-sila Pancasila, terutama kerakyatan yang di pimpin oleh
kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Sistem Demokrasi Pancasila sebagai bentuk demokrasi yang
bercorak khas Indonesia, dalam pelaksanaannya menerapkan prinsipprinsip sebagai berikut :
(1)Pemerintahan berdasarkan hukum.
Karena demokrasi Pancasila menginginkan segala kebijakan yang
diambil oleh pemerintah (suprastruktur) selalu berdasarkan pada
hukum, sesuai dengan kedudukan Indonesia sebagai negara hukum
yang demokratis.
(2)Perlindungan terhadap hak asasi manusia

18

Hal ini sesuai dengan salah satu asas demokrasi dan tuntutan
konstitusi, UUD 1945, yang telah menjamin pelaksanaan berbagai
macam hak asasi berdasarkan prinsip persamaan. Selain itu masalah
HAM juga telah diatur melelui Ketetapan MPR dan Undang-Undang No
39 tahun 1999 tentang HAM dan Undang-Undang No 26 Tahun 2000
tentang Peradilan HAM.

(3)Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah


Prinsip ini akan tetap dijadikan ciri khas demokrasi Pancasila, karena
telah membudaya dalam kehidupan masyarakat, meskipun pasca
reformasi banyak keputusan politik negara ditetapkan dengan cara
pemungutan suara terbanyak.
(4)Peradilan yang Merdeka
Prinsip ini perlu ditegakan pelaksaannya untuk menjamin keadilan,
oleh karena itu badan peradilan (kekuasaan kehakiman) menjadi
kekuasaan yang terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah atau
kekuasaan lainnya.
(5) Partai Politik dan Organisasi Sosial Masyarakat
Dalam demokrasi Pancasila sangat diperlukan karena berfungsi
sebagai penyalur aspirasi dan kehendak rakyat, sekaligus wujud
nyata pelaksanaan amanat UUD 1945 pasal 28 dan pasal 28D, yang
pedoman pelaksanaannya tertuang pada Undang-Undang No 31
tahun 2003 tentang Partai Politik.
(6) Pelaksanaan Pemilihan Umum
Pemilu sebagai sarana demokrasi Pancasila dilaksanakan setiap lima
tahun sekali, berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia
(LUBER) serta jujur dan adil (JURDIL). PEMILU ini dimaksudkan
sebagai wujud partisipasi politik rakyat dalam mengisi keanggotaan
DPR, DPD, DPRD bahkan untuk memilih Presiden/Wakil Presiden.
Adanya penerapan 6 (enam) prinsip tersebut dalam demokrasi
Pancasila, menjadikan sistem demokrasi Indonesia ini sebagai sistem
politik yang khas dalam pola pelaksanaan, tetapi sama dalam standar
teori apabila dibandingkan dengan demokrasi lain, sebagai contoh, dalam
sistem politik Indonesia diterapkan adanya dua struktur politik,
infrastruktur dan suprastruktur, dalam sistem kelembagaan ada lembagalembaga negara yang melaksanakan kekuasaan menurut teori trias
politica, tetapi tetap dalam praktek kehidupan politik yang khas
Indonesia.
2. Partisipasi dalam Sistem Politik Indonesia
Dalam suatu negara demokratis seperti halnya Indonesia,
partisipasi rakyat dalam sistem politik pemerintah menjadi gambaran
pelaksanaan salah satu asas demokrasi yaitu partisipasi rakyat dalam
pemerintahan, yang menjadi maslah harus bagaimana rakyat bersikap
agar dapat menunjukan pertisipasinya tersebut, karena partisipasi ini
tidak akan lepas dari sikap dan peraturan yang demokratis.

19

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Pada demokrasi Pancasila, rakyat mempunyai hak dalam berbagai


bidang kehidupan, baik bidang politik (pemerintaha), ekonomi, sosial
budaya maupun pertahanan dan keamanan. Semua hak ini dalam
pelaksanaanya harus sesuai dengan aturan, karena demokrasi Pancasila
menghargai partisipasi rakyat sesuai dengan prinsip kebebasan yang
bertanggung jawab, artinya rakyat Indonesia betul mempunyai
kebebasan dalam melaksanakan hak-haknya tetapi harus sesuai dengan
aturan yang berlaku sebagai kendali sikap dan perbuatan demokratis.
Dalam
kehidupan
sehari-hari
partisipasi
dilaksanakan melalui sikap perbutan sebagai berikut :

rakyat

dapat

a. Senantiasa mengembangkan sikap demokratis dengan cara


menghargai pendapat orang lain, kekeluargaan, toleransi,
musyawarah.
b. Menghindari sikap ingin menang sendiri, ektrim, mementingkan
kelompok.
Apabila sikap ini dapat diwujudkan penerapannya pada berbagai
lingkungan, diawali dalam lingkungan keluarga, pada lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat dan akhirnya kehidupan bernegara,
maka partisipasi politik rakyat secara sehat akan melembaga dan
menjadi fondasi yang kokoh untuk demokrasi Pancasila. Dengan kata
lain wujud partisipasi rakyat melalui pelaksanaan pemilu, kehidupan
partai politik dan pelaksanaan pembangunan pada umumnya akan
berjalan dengan baik, sehingga lahirlah sistem politik Indonesia yang
benar-benar demokratis dan amanah.
c. Rangkuman Materi 3

1. Sistem politik Indonesia yang di dasari oleh nilai-nilai kekeluargaan melahirkan


demokrasi Pancasila, sebagai suatu paham demokrasi yang berkedaulatan
rakyat dengan bersumber pada nilai-nilai luhur kepribadian rakyat, yang menjadi
pandangan hidup bangsa yaitu Pancasila
2. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
Pemerintahan berdasarkan hukum
Perlindungan terhadap hak asasi manusia
Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah
Peradilan yang Merdeka
Partai Politik dan Organisasi Sosial Masyarakat
(6)
Pelaksanaan Pemilihan Umum yang berdasarkan pada asas langsung,
umum, bebas, rahasia (LUBER) serta jujur dan adil (JURDIL). PEMILU ini
dimaksudkan sebagai wujud partisipasi politik rakyat dalam mengisi
keanggotaan DPR, DPD, DPRD bahkan untuk memilih Presiden/Wakil
Presiden
3. Dalam kehidupan sehari-hari partisipasi rakyat dapat dilaksanakan melalui
sikap perbuatan sebagai berikut :
(1)Senantiasa mengembangkan sikap demokratis dengan cara menghargai
pendapat orang lain, kekeluargaan, toleransi, musyawarah.

20

(2)Menghindari
kelompok

sikap

ingin

menang

sendiri,

ektrim,

mementingkan

d. Penugasan : Kegiatan kelompok


Buatlah analisis laporan kegiatan Pemilihan Umum, baik itu pemilu
Presiden, Legislatif, maupun Pemilihan Umum Daerah (Pilkada) Gubernur atau
Walikota/Bupati di daerahmu.

BAB III
EVALUASI

21

BAB IV
PENUTUP
Setelah mempelajari modul ini, coba cek kemampuan kalian dengan
mengerjakan evaluasi. Soal-soal dalam evaluasi hendaknya kalian jawab dulu
semuanya, setelah semua terjawab, baru kalian cocokan dengan kunci jawaban
yang ada. Hitunglah perolehan skor yang kalian peroleh, sehingga kalian dapat
mengetahui nilai yang kalian peroleh untuk mengukur seberapa besar materi
yang kalian pahami dari modul ini.
Berdasarkan skor dan nilai yang kalian peroleh, apabila kalian telah
memenuhi standar skor/nilai minimal kelulusan, yaitu 6,5, maka kalian dapat
melanjutkan untuk mempelajari modul berikutnya. Jika skor/nilai kalian belum
mencapai standar minimal kelulusan, pelajari kembali modul ini, kemudian minta
petunjuk Bapak/Ibu guru kalian untuk melakukan kegiatan remedial.

22

Anda mungkin juga menyukai