Anda di halaman 1dari 12

SISTEM INTEGUMEN dengan PRURITIS

OLEH
KELOMPOK 3
SEPTIANA PURBA (012014025)
VETRA MELANIA SINAGA (012014028)

DOSEN PEMBIMBING:
CONNIE MELVA SIANIPAR S.Kep.,Ns.M.Kep
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN


TA :2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pruritus (gatal gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering
dijumpai pada gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan
perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak
bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang hanya ditemukan dalam
kulit, membran mukosa dan kornea (Brunner & Suddarth, 2001 : 1854).
Pruritus adalah iritasi kulit yang hebat merupakan ciri khas pada beberapa tipe ikterus,
kelainan alergi dan keganasan (Hinchliff, 1998).
Pruritus ialah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk
(Djuandha, Adhi, 1993 : 268).
Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Pruritus dengan Sistem Persyarafan

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa/i mampu memahami konsep dari pruritus
b. Agar mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian pada klien dengan pruritus.
c. Agar mahasiswa/i mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan
d.

pruritus.
Agar mahasiswa/i mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan

pruritus
e. Agar mahasiswa/i mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
f.

pruritus.
Agar mahasiswa/i dapat melakukan evaluasi pada klien dengan pruritus

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Pruritus


Pruritus (gatal gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering
dijumpai pada gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan
perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak
bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang hanya ditemukan dalam
kulit, membran mukosa dan kornea (Brunner & Suddarth, 2001 : 1854).
Pruritus adalah iritasi kulit yang hebat merupakan ciri khas pada beberapa tipe ikterus,
kelainan alergi dan keganasan (Hinchliff, 1998)
Pruritus ialah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk
(Djuandha, Adhi, 1993 : 268).
2.2 Klasifikasi
1. Pruritoceptive itch : akibat gangguan yang berasal dari kulit. Misalnya, inflamasi, kering,
dan kerusakan kulit.
2. Neuropathic itch : akibat gangguan pada jalur aferen saraf perifer atau sentral. Misalnya,
pada herpes dan tumor.
3. Neurogenic itch : tidak ada gangguan pada saraf maupun kulit, namun terdapat transmitter
yang merangsang gatal. Misalnya, morphin dan penyakit sistemik (ginjal kronis, jaundice).
4. Psikogenic itch : akibat gangguan psikologi. Misalnya, parasitophobia.
2.3 Etiologi
Pruritus dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan.Secara umum, penyebab pruritus
dapat diklasifikasikan menjadi lima golongan, yaitu:
1.

2.

Pruritus lokal
Pruritus local adalah pruritus yang terbatas pada area tertentu ditubuh.Penyebabnya
beragam, beberapa penyebab pruritus lokal :
Kulitkepala
:Seborrhoeic dermatitis, kuturambut.
Punggung :Notalgiaparaesthetica.
Lengan
:Brachioradial pruritus.
Tangan
:Dermatitis tangan.
Gangguan sistemik
Beberapa gangguan sistemik penyebab pruritus, yaitu :
a) Gangguan ginjal seperti gagal ginjal kronik.
b) Gangguan hati seperti Obstruksibiliarisintra hepatika atau ekstrahepatika.
c) Endokrin/metabolikseperti diabetes, hipertiroidisme, hipoparatiroidisme,

dan

myxoedema.
d) Gangguan pada darah defisiensiseng (anemia), polycythaemia, leukimialimfatik, dan
hodgkin's disease.

3.

Gangguan pada kulit


Penyebab pruritus yang berasal dari gangguan kulit sangat beragam. Beberapa
diantaranya, yaitu dermatitis kontak, kulit kering, prurigonodularis, urtikaria,
psoriasis, dermatitis atopic, folikulitis, kutu, scabies, miliaria, dan sunburn.

4.

Pajanan terhadap faktor tertentu


Pajanan kulit terhadap beberapa faktor, baik berasal dari luar maupun dalam dapat
menyebabkan pruritus. Faktor yang dimaksud adalah allergen atau bentuk iritan lainnya,
urtikariafisikal, awuagenic pruritus, serangga, danobat-obatan tertentu (topikal maupun
sistemik; contoh: opioid, aspirin).

5.

Hormonal
2% dari wanita hamil menderita pruritus tanpa adanya gangguan dermatologik.Pruritus
gravidarum diinduksi oleh estrogen dan terkadang terdapat hubungan dengan
kolestasis.Pruritus terutama terjadi pada trimester ketiga kehamilan, dimulai pada
abdomen ataubadan, kemudianmenjadigeneralisata.Ada kalanya pruritus disertai dengan
anoreksi, nausea, danmuntah. Pruritus akan menghilang setelah penderita melahirkan.
Ikterus kolestasis timbul setelah penderita mengalami pruritus 2-4 minggu.Ikterus dan
pruritus disebabkan oleh karena terdapat garam empedu di dalamkulit.Selainitu, pruritus
juga menjadi gejala umum terjadi menopause.Setidaknya 50% orang berumur 70 tahun
atau lebih mengalami pruritus.Kelainan kulit yang menyebabkan pruritus, seperti scabies,
pemphigoidnodularis, atau eczema grade rendah perlu dipertimbangkan selain gangguan
system iksepertikolestasis ataupun gagal ginjal. Pada sebagian besarkasus pruritus
spontan, penyebab pruritus pada lansia adalah kekeringan kulit akibat penuaan kulit.
Pruritus pada lansia berespon baik terhadap pengobatan emollient.

2.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinik pruritus adalah tanda tanda garukan dan ekskoriasi. Pada garukan
akut dapat timbul urtikaria, sedangkan garukan akut dapat timbul urtika, sedangkan pada
garukan kronik dapat timbul perdarahan kutan dan likenifikasi. Garukan dengan kuku
menyebabkan ekskoriasi linear pada kulit dan laserasi pada kukunya sendiri. Keringanan
perasaan gatal dengan garukan hanya akan ada, bila kausa pruritus tidak terletak di alat
sentral.
2.5 Patofisiologi

Prutitus merupakan sistem kutan yang memprovokasi keinginan untuk menggaruk


dan merupakan gejala yang mendasari banyak gangguan. Merupakan modifikasi rasa nyeri
tapi kurang dapat ditolerir. Hanya terjadi pada kulit, jaringan mukosa tertentu dan mata.
Daerah yang paling sering sensitif terhadap gatal ialah lubang hidung, hubungan
mukokutaneus, telinga luar, perineum.
Salah satu penyebab pruritus adalah kulit kering, kadang kadang akibat mandi yang
berlebihan, terutama terlalu banyak busa, yang pengaruhnya bisa menimbulkan kekeringan.
Penyebab umum dari gatal adalah kulit kering, yang mengiritasi kulit : plastik kaca fiber, wol,
produk tanaman, serangga, reaksi obat ireaksi psikogenis, penyakit kulit : inflamasi,
dermatitis, penyakit infeksi, penyakit sistemik : penyakit kandung empedu obstruktif,
uremi, diabetes melitus, neoplasia : penyakit hodgin, leukemia, limfoma.
Faktor yang menambah intensitas gatal adalah vasodilatasi, anoksia jaringan dan sirkulasi
statis. Pruritus memicu respon motoris untuk menggaruk. Orang dengan gatal intensif dapat
mengupas kulit tergali sampai ke dalam kulit dengan kuku untuk mengurangi rasa gatal.
Orang dengan gatal yang menyeluruh akan tampak dengan gerakan yang konstan menekuk
nekukan anggota badan, menggosok gosok dan menggaruk garuk.
2.6 Komplikasi
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis
akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel.
Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat menimbulkan
komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti
skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering.
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pruritus sangat bergantung pada penyebab rasa gatal itu
sendiri.Sementara pemeriksaan untuk mencari penyebab pruritus dilakukan, terdapat
beberapa cara untuk mengatasi rasa gatal sehingga menimbulkan perasaan lega pada
penderita, yaitu:
1.

Pengobatan topikal: losion calamine, losion menthol/camphor, pemakaian emmolient


yang teratur, terutama jika kulit kering, kortikosteroidtopikal sedang untuk periode waktu
yang pendek,anti histamine topikal sebaiknya tidak digunakan karena dapat
mensensitisasi kulit dan menimbulkan alergi dermatitis kontak.

2. Pengobatan dengan medikasi oral mungkin diperlukan, jika rasa gatal cukup parah dan
menyebabkan tidur terganggu:
a.
Aspirin: efektifpada pruritus yang disebabkan oleh mediator kinin atau
prostaglandin, tapi dapat memperburuk rasa gatal pada beberapa pasien.
b. Doxepin atau amitriptyline: anti depresantrisiklik dengan anti pruritus yang efektif.
Anti depresantetrasiklik dapat membantu rasa gatal yang lebih parah.
Antihistamin: antihistamin yang tidak mengandung penenang memiliki anti pruritus.

c.

Antihistamin penenang dapat digunakan karena efek penenangnya tersebut.


d. Thalidomide terbukti ampuh mengatasi prurigo nodular dan beberapa jenis pruritus
kronik.

2.8

Pencegahan Pruritus

Penderita pruritus dapat mencegah dan mengurangi gejala dengan melakukan


perawatan sederhana di rumah. Gunakan bahan atau pakaian yang tidak menyebabkan
iritasi kulit. Hindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat dan deterjen yang terlalu
keras untuk kulit.
2.9

Pengobatan Pruritus
Tindakan pengobatan pruritus diambil berdasarkan hasil tes dan diagnosis dokter. Jika
gatal yang dialami pasien merupakan gejala penyakit lain, maka perawatan yang
dilakukan akan mengacu pada penanganan penyakit tersebut. Beberapa rekomendasi
perawatan juga dapat diterapkan untuk mengurangi gejala pruritus, baik yang
disebabkan oleh penyakit sistemik maupun gangguan lain, seperti:

Pengobatan

menggunakan

krim

kortikosteroid,

antihistamin

oral,

obat

penghambat calcineurin, dan antidepresan mungkin diresepkan untuk mengurangi


rasa gatal dan reaksi alergi yang mengganggu.

Fototerapi dapat dilakukan untuk mengurangi kegatalan yang mengganggu dengan


menggunakan paparan sinar ultra violet dan gelombang suara tertentu.

2.10

Penyebab Pruritus

Pruritus dapat disebabkan oleh gangguan kulit ringan, seperti kulit yang terlalu
kering, gigitan serangga, hingga kegatalan yang diakibatkan oleh penyakit gangguan
sistemik seperti, diabetes melitus.
Penyebab pruritus terbagi menjadi:

Kondisi kulit

Beberapa gangguan kulit yang dapat berdampak kepada kondisi kulit dan
menimbulkan gatal, antara lain eksim, urtikaria atau biduran, dermatitis kontak alergi,
psoriasis, folikulitis, ketombe, prurigo, dan inflamasi pada mukosa mulut atau lichen
planus.

Reaksi alergi pada kulit

Benda-benda seperti perhiasan yang mengandung nikel atau kobalt dapat memicu
reaksi alergi gatal pada kulit. Karet, lateks, bahan tekstil, wewangian, cat rambut,
tanaman seperti serbuk bunga dapat menjadi pemicu pruritus.

Sengatan atau gigitan serangga dan parasit

Parasit seperti kutu rambut, cacing kremi, ngengat, kutu loncat, nyamuk, lebah,
tawon, kutu busuk, dan parasit trikomoniasis penyebab penyakit menular seksual juga
dapat memicu pruritus.

Infeksi

Pada beberapa penyakit, pruritus adalah salah satu gejala yang mengindikasikan
infeksi pada bagian tubuh yang terjangkit. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi
jamur kurap dapat memiliki gejala gatal, begitu juga penyakit cacar air.

Kehamilan dan menopause

Ketidakseimbangan hormon yang dialami oleh perempuan yang sedang hamil atau
memasuki masa menopause dapat menjadi penyebab munculnya pruritus. Pada
perempuan hamil, pruritus umumnya menghilang setelah persalinan.

Kondisi lain

Pruritus juga merupakan gejala dari penyakit-penyakit, seperti hipertiroid, hipotiroid,


hemorrhoid, polisitemia, dan anemia sebagai akibat kekurangan zat besi, hepatitis,
gagal ginjal kronis, primary biliary cirrhosis atau peradangan saluran empedu, serta
kanker jenis tertentu. Kondisi psikologis, seperti gangguan kecemasan atau depresi,
juga dapat memicu pruritus.

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Keluhan utama
Biasanya klien dating ketempat pelayanan kesehatan dengan keluhan gatal pada
kulitnya, intensitas gatal lebih sering terasa pada malam hari.
2. Riwayat penyakit sekarang

Faktor pencetus timbulnya pruritus dapat disebabkan oleh adanya kelainan sistemik
internal seperti diabetes melitus, kelainan darah atau kanker, penggunaan preperat oral
seperti aspirin, terapi antibiotik, hormon. Adanya alergi, baru saja minum obat yang baru,
pergantian kosmetik dapat menjadi faktor pencetus adanya pruritus .Tandatanda infeksi
dan bukti lingkungan seperti udara yang panas, kering, atauseprei/selimut yang
menyebabkan iritasi, harus dikenal.Pruritus dapat terjadi pada orang yang berusia lanjut
sebagai akibat dari kulit yang kering.
3. Riwayatpenyakitdahulu
Pruritus merupakan penyakit yang hilang/timbul, sehingg apa dari wayat penyakit
dahulu sebagian besar klien pernah menderita penyakit yang sama dengan kondisi yang
dirasa sekarang.
4. Riwayat penyakit keluarga
Diduga faktor genetik tidak mempengaruhi timbulnya pruritus. Kecuali dalam
keluarga ada kelainan sistemik internal yang bersifat herediter mungkin juga mengalami
pruritus.
5. Riwayatpsikososial
Rasa gatal dapat pula disebabkan oleh faktor psikologik seperti stress yang berlebihan
dalam keluarga atau lingkungan kerja. Pruritus menimbulkan gangguan rasa nyaman dan
perubahan integritas kulit. Rasa gatal yang hebat akan menganggu penampilan pasien.
3.2 Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri (akut) berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.
b) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya kerusakan integritas kulit.
c) Resiko terhadap infeksi berhunbungan dengan adanya lesi.

3.3 Intervensi Keperawatan


1.

Dx. 1 : Nyeri (akut) berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.


Tujuan (NOC) : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam,
diharapkan masalah nyeri (akut) dapat teratasi.
KH :
Skalanyeri k/ 0 1
Nyeri k/ berkurangatauhilang
K/ dapat melakukan tindakan relaksasi atau distraksi.
Intervensi (NIC) :
Mandiri :
1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan karkteristik, lokasi dan intensitas (skala 0 10).
2) Berikan klien lingkungan yang tenang dan nyaman.

3) Anjurkan klien untuk melakukan tindakan relakasi seperti latihan tarik napas
dalam.
4) Anjurkan klien untuk melakukan tindakan distraksi seperti membayangkan hal
hal yang menyenangkan.
Kolaborasi :
5) Berikan terapi obat analgesik sesuai anjuran dokter.

2.

Dx. 2 :Gangguan citra tubuh berhubungan dengan

adanya kerusakan

integritas kulit.
Tujuan (NOC) : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam,
diharapkan masalah gangguan citra tubuh dengan HDR dapat teratasi.
KH :

Meningkatkan citra tubuh.


Mengungkapkan perasaan dan masalah yang dialami klien.
Secara aktif ikut serta dalam perawatan dirinya.
Menggunakan keterampilan koping yang positif dalam mengatasi citra tubuh.

Intervensi(NIC):
Mandiri :
1) Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya.
2) Beri lingkungan yang mendukung.
3) Bantu klien untuk mengidentifikasi gaya koping yang positif.
4) Beri harapan yang realistik dan buat sasaran jangka pendek untuk memudahkan
pencapaian.
5) Beri penghargaan untuk tugas yang dilakukan.
6) Beri dorongan untuk melakukan komunikasi dengan orang terdekat dan
memerlukan sosialisasi dengan keluarga serta teman.
7) Beri dorongan untuk merawat diri sesuai toleransi.
3.

Dx. 3 :Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan adanya lesi.


Tujuan (NOC) : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam,
diharapkan masalah resiko tinggi infeksi dapat teratasi.
KH :
Infeksi tidak berlanjut meluas.
Mencapai masa penyembuhan tepat waktu.
Intervensi (NIC) :
Mandiri :

1) Jelaskan tentang penyakit klien


2) Pertahankan teknik aseptik dan tehnik cuci tangan yang tepat bagi pasien,
3)

pengunjung, maupun staff.


Anjurkan klien dan keluarga untuk memisahkan barang barang yang dipakai

oleh klien.
4) Isolasikan klien.

BAB 4
PENUTUP

4.1

Kesimpulan
Pruritus (gatal gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering

dijumpai pada gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan
perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak
bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang hanya ditemukan dalam
kulit, membran mukosa dan kornea (Brunner & Suddarth, 2001 : 1854).
Pruritus adalah iritasi kulit yang hebat merupakan ciri khas pada beberapa tipe ikterus,
kelainan alergi dan keganasan (Hinchliff, 1998).
Pruritus ialah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk
(Djuandha, Adhi, 1993 : 268).
Diagnosa yang muncul pada klien dengan pruritus adalah, sebagai berikut : nyeri (akut)
berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit, gangguan citra tubuh berhubungan dengan
adanya kerusakan integritas kulit dan resiko terhadap infeksi berhubungan dengan adanya
lesi.
4.2

Saran
Setelah mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan pruritus

diharapkan mahasiswa/i dapat mengerti dan memahami dalam melakukan tindakan asuhan
keperawatan tersebut. Saran dari penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah

ini kurang dari sempurna untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang bersifat
membangun dalam penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan, Edisi 17. Jakarta : EGC
2.

Johnson, Marion, dkk. 2000. IOWA Intervention Project Nursing Outcomes Classifcation
(NOC), Second edition. USA : Mosby.

3.

McCloskey, Joanne C. dkk. 1996. IOWA Intervention Project Nursing Intervention


Classifcation (NIC), Second edition. USA : Mosby.

4. Ramali, Ahmad. 2005. Kamus Kedokteran: Arti dan Keterangan Istilah., cetakan 26. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai