BEDAH ORTHOPEDI
Daftar isi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Fraktur
Dislokasi bahu
Debridement
Pemasangan alat dan bahan muskuloskeletal yang lain
Fraktur tertutup diafisis radius pada anak
Fraktur humerus 1/3 tengah
Fraktur tertutup supracondyler humerus reduksi tertutup dengan
Fraktur
Definisi:
terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan dan lempeng
pertumbuhan tulang. Fraktur tertutup bila tidak ada hubungan antara daerah
fraktur dengan udara luar dan disebut terbuka untuk kejadian sebaliknya. Fraktur
patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelum fraktur sudah
menderita/patologi.
Anamnesis :
adanya riwayat trauma yang adekuat (bukan fraktur patologis) karena
fraktur merupakan akibat dari trauma maka perlu diperiksa kemungkinan cedera
pada organ atau bagian tubuh yang lain yang segera mengancam nyawa.
nyeri pada bagian fraktur dan tidak dapat digerakkan yang disertai
bengkak sering menjadi keluhan utama fraktur.
Pemeriksaan fisik :
status lokalis diperiksa adanya tanda-tanda fraktur secara sistematis (look,
feel, move) seperti bengkak, luka pada kulit (fraktur terbuka dan tertutup),
deformitas, nyeri tekan, kondisi neurovaskular distal, adanya gerakan abnormal
pada daerah yang diduga fraktur.
Kriteria diagnosis :
sesuai kriteria anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas di pertegas dengan
pemeriksaan penunjang radiologi.
Diagnosis : Close/Open fraktur (nama tulang) (lokasi fraktur)
Diagnosis banding : terutama pada fraktur dekat dengan sendi, fraktur dislokasi
atau fraktur dan dislokasi
Pemeriksaan penunjang:
foto polos untuk menentukan diagnosis pasti dan penting untuk
perencanaan penatalaksanaan.
-pada pemeriksaan patologis tentukan lokasi tulang yang fraktur, bagiannya,
ekstensi ke sendi, jenis garis fraktur.
-dibuat minimal dua proyeksi (ap dan lateral)
-dibuat mencakup dua sendi
-pada pasien anak dibuat juga x-ray dari sisi yang sehat (untuk perbandingan)
-pemeriksaan radiologis khusus seperti tomografi, penggunaan za kontras, ct scan,
mri, radio isotop scanning, usg, dll.
-pemeriksaan darah dan urine
Terapi :
bergerak
Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi dan perkiraan waktu
pemulihan fraktur
Prognosis :
bergantung pada lokasi tulang yang fraktur, penanganan yang dipilih, dan
penyulit.
-
Indikator medis:
-
Kepustakaan :
1. Vernan t toto, master tehnique in orthopaedic surgery pediatric, lippincott
willian & wilkins
2. Helmi zn, buku ajar gangguan muskuloskeletal. Salemba medika 2011,
jakarta.
Pemeriksaan fisik :
look : terlihat penonjolan akromion, bahu menjadi rata, penonjolan kepala
humerus, lengan abduksi dan eksterna rotasi, fleksi siku, dan lengan bawah
dibantu lengan normal.
feel : kepala humerus, periksa adanya gangguan fungsi sensorik dan
motorik dari muskulotaneus dan saraf radial
move : ketidakmampuan menggerakkan bahu secara adduksi dan rotasi
interna.
Kriteria diagnosis :
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas ditegaskan dengan
pemeriksaan penunjang radiologi.
Diagnosis : dislokasi bahu
Diagnosis banding :
-
Dislokasi akromioklavikula
Fraktur klavikula
Fraktur kolum humeri
Fraktur humerus proksimal
Pemeriksaan penunjang :
foto rontgen bahu proyeksi ap/aksial
Terapi :
Non operatif : reposisi tertutup dengan manuver kocher, imobilisasi dengan
verban atau collar cuff selama 3 minggu.
Operatif : prosedur bristow pada dislokasi anterior bahu rekuren.
Edukasi :
-
bergerak
Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi dan perkiraan waktu
pemulihan dislokasi
Prognosis :
-
Indikator medis:
Kepustakaan :
1. Vernan t toto, master tehnique in orthopaedic surgery pediatric, lippincott
willian & wilkins
2. Helmi zn, buku ajar gangguan muskuloskeletal. Salemba medika 2011,
jakarta.
Debridement (86.22)
Definisi :
Suatu tindakan operasi yang bertujuan untuk mengevaluasi dan
mengeliminasi abses pada sendi mencegah kerusakan sendi
Indikasi :
1. Septic arthritis
2. Coxitis
Kontra indikasi
Persiapan :
1. Bila hasil aspirasi cairan sendi tidak terbukti purulent dan tidak
ditemukan adanya pertumbuhan kuman
Prosedur tindakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sign in
Pasien terlentang di meja operasi
Time out
Dilakukan pembiusan (ga)
Dilakukan pengambilan sample kultir pus dan sensitivity test
Dilakukan evakuasi cairan sendi dan jaringan nekrotik serta pencucian
Kepustakaan :
1. Vernan t toto, master tehnique in orthopaedic surgery pediatric, lippincott
willian & wilkins
2. Helmi zn, buku ajar gangguan muskuloskeletal. Salemba medika 2011,
jakarta.
Pemasangan alat
Dan
Bahan muskuloskeletal yang lain (84.5)
Definisi :
Pemasangan pavlik harness orthosis pada pasien anak dengan ddh (0-6
bulan)
Indikasi :
1. Pada pasien anak ddh dengan usia < 6 bulan
2. Mencegah ekstensi dan adduksi sendi
panggul
yang
dapat
menyebabkan redislokasi
Kontra indikasi :
1. Pada pasien anak ddh dengan usia > 6 bulan
8
Definisi :
Patah tulang diafisis radius tertutup
Anamnesis :
adanya riwayat trauma yang adekuat (bukan fraktur patologis) karena
fraktur merupakan akibat dari trauma maka perlu diperiksa kemungkinan cedera
pada organ atau bagian tubuh yang lain yang segera mengancam nyawa.
1.
2.
3.
Pemeriksaan fisik :
1.
2.
3.
4.
Pembengkaan
Deformitas angulasi
Nyeri tekan
Gangguan ruang lingkup sendi (rom)
Kriteria diagnosis :
1. Riwayat trauma
2. Deformitas disertai pembengkakan dan nyeri tekan
10
3. Gambaran radiologis
Diagnosis kerja
Fraktur tertutup diafiasis radius ulna (s52.4)
Diagnosis banding
1. Strain injury pada lengan bawah
Pemeriksaan penunjang
1. Foto polos antebracii proyeksi ap dan lateral
Gambaran garis patah inkomplit / komplit, transverse, extraarticular ,
pada diafiasis, angulasi, pembengkakan pada jaringan lunak
Terapi
1. Splint
2. Closed reduction + cast (dengan bantuan c-arm)
3. Pemberian antinyeri oral : paracetamol 10mg/kgbb 3 -6x per hari
Edukasi
1. Prosedur tindakan dan rencana perawatan
2. Penyulit
3. Komplikasi yang dapat terjadi
Prognosis
Ad vitam
: bonam
Ad sanationam
: bonam
Ad fungsionam
: bonam
Indikator medis
80 % pasien dirawat dalam waktu 4 5 hari
80 % pasien sembuh dalam waktu 4 6 minggu
Kepustakaan
Bucholz, et al. 2006. Rackwood & greens fractures in children,
6th edition. Lippincott williams & wilkins
11
Definisi
Patah tulang tertutup pada bagian diafisis dari humerus
Anamnesis
1. Nyeri pada bagian tengah dari lengan atas
2. Riwayat trauma (jatuh saat bermain dengan lengan posisi ekstensi),
menahan benturan dengan menangkis
3. Bengkak dan kaku saat menggerakkan lengan atas, siku
4. Keluhan kesemutan dan kelemahan pada jari jari tangan ataupun
pergelangan tangan
5. Riwayat child abuse
Pemeriksaan fisik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pembengkakan, hematom
Ada tidaknya riwayat trauma di tempat lain (child abuse)
Deformitas angulasi
Nyeri pada lengan atas
Gangguan pada ruang lingkup sendi
Pemeriksaan motoris, sensoris dan keterlibatan pembuuh darah ataupun
nervus pada daerah sekitar fraktur
Kriteria diagnosis
1. Riwayat trauma (jatuh dengan siku posisi ekstensi)
2. Tampak deformitas, hematom, pembengkakan pada lengan atas
3. Terdapat gambaran fraktur pada pemeriksaan radiologi
Diagnosis kerja
12
Prognosis
Ad vitam
: bonam
Ad sanationam
: bonam
Ad fungsionam
: bonam
Indikator kritis
80% fraktur tertutup humerus 1/3 tgh tidak memerlukan rawat inap
Kepustakaan
1. Beaty, james h; kasser, james r, rockwood & wilkins fractures in
children, 6th edition, 2006
2. Marissy, raymond t: weinstein, shart l, lovell & winters pediatrics
orthopaedis 6th edition 2006
13
14
Fraktur tertutup
Supracondyler humerus (s.42.4)
Definisi
Patah tulang tertutup pada bagian distal humerus diatas epicondylus
(sering pada anak anak)
Anamnesis
1. Nyeri pada 1/3 bawah lengan atas
2. Riwayat trauma (jatuh saat bermain dengan siku pada posisi full
extensi)
3. Bengkak dan kaku saat menggerakkan siku
4. Keluhan kesemutan dan kelemahan pada jari jari tangan ataupun
pergelangan tangan
Pemeriksaan fisik
1. Pembengkakakan, hematom
2. Deformitas angulasi (berbentuk s)
3. Pucker sign (defek pada kulit dimana fragmen distal menarik kulit ke
arah dalam)
4. Gangguan pada ruang lingkup sendi
5. Pemeriksaan motoris, sensoris dan keterlibatan pembuluh darah ataupun
nervus pada daerah sekitar fraktur
Kriteria diagnosis
1. Riwayat trauma (jatuh dengan siku posisi ekstensi)
2. Dari pemeriksaan klinis : bengkak, deformitas angulasi pucker sign,
hematom, nyeri tekan, gangguan neurovaskuler pada jari jari tangan
atau pergelangan tangan
3. Terdapat gambaran fraktur pada pemeriksaan radiologi
Diagnosis kerja
Fraktur tertutup supracondyler humerus (s.42.4)
15
Diagnosis banding
1. Fraktur olecranon
2. Fraktur humerus 1/3 tgh
3. Fraktur humerus intraartikular
Pemeriksaan penunjang
1. Arthrogram (untuk mendeteksi perluasan dari cedera pada siku)
2. Mri/usg membantu evaluasi cedera dari unosified epifisis
3. Foto polos x-ray humerus ap/lateral/oblique tampak garis fraktur bisa
dalam berbagai macam varian (inkomplit, komplit, kominutif,
transverse, oblik) bisa diserta rotasi ataupun angulasi dari distal
humerus, disertai pembengkakan dari jaringan lunak di bagian anterior
atau posterior
Terapi
1. Imobilisasi sederhana dengan posterior splint (untuk sementara) dengan
siku fleksi 60-90 0 dan dilakukan supprot dengan collar and cuff
2. Reposisi tertutup dengan pembiusan dan dilakukan pemasangan
perkutaneus pinning (cross pinning atau lateral pin fiksasi,
intramedullary pin fiksasi) serta splint dan dilakukan pemasangan
collar and cuff (bila diperlukan bisa dibantu dengan c-arm)
3. Reposisi terbuka dengan pembiusan umum dan dilakukan k-wire
insertion
4. Traksi dan insersi wing nut
5. Bila terdapat neurovascular involvement dapat dilakukan explorasi
6. Pemberian anti nyeri per oral dengan paracetamol 10 mg/ kg bb/hari
atau dengan ibuprofen 5 mg/ kg bb/ hari
Edukasi
1.
2.
3.
4.
Prognosis
1. Ad vitam
2. Ad sanationam
3. Ad fungsionam
: bonam
: bonam
: bonam
Indikator kritis
1. 80% fraktur tertutup supracondyler tipe 1 tidak memerlukan rawat inap
16
17
Edukasi
1. Edukasi prosedur tindakan baik imobilisasi dengan gips maupun
reposisi tertutup ataupun reposisi terbuka
18
:bonam
Ad sanationam
:bonam
Ad fumgsionam
:bonam
Kepustakaan
1. Beaty, james h; kasser, james r, rockwood & wilkins fractures in
children, 6th edition, 2006
2. Marissy, raymond t: weinstein, shart l, lovell & winters pediatrics
orthopaedis 6th edition 2006
3. Canale terry s, beaty, james h, compbells operative orthopaedics 11 th
edition 2008
4. Miller, mark d. Review of orthopaedics 5th edition 2008
5. Salomon, luis; warwick, david nayagam, selvadurai, appleys system
of orthopaedics and fractures 9th edition
Fraktur Femur
Definisi :
Fraktur Femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang
dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot , kondisi-kondisi tertentu
seperti degenerasi tulang/osteoporosis. Batang Femur dapat mengalami fraktur
akibat trauma langsung, puntiran, atau pukulan pada bagian depan yang berada
dalam posisi fleksi ketika kecelakaan lalu lintas.
Anamnesis :
Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma harus
diperinci kapan terjadinya, di mana terjadinya, jenisnya, berat-ringan trauma, arah
trauma, dan posisi pasien atau ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme
trauma). Jangan lupa untuk meneliti kembali trauma di tempat lain secara
sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan perut
Pemeriksaan Fisik :
19
Dislokasi hip
Dislokasi patella
Tumor/cancer dan infeksi pada femur
Pemeriksaan Penunjang :
-
Terapi:
Bila keadaan penderita stabil dan luka telah diatasi, fraktur dapat
dimobilisasi dengan salah satu cara dibawah ini:
a. traksi
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan traksi adalah
untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk
memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan. Traksi menggunakan
beban untuk menahan anggota gerak pada tempatnya. Tapi sekarang sudah jarang
digunakan. Traksi longitudinal yang memadai diperlukan selama 24 jam untuk
mengatasi spasme otot dan mencegah pemendekan, dan fragmen harus ditopang
di posterior untuk mencegah pelengkungan. Traksi pada anak-anak dengan fraktur
femur harus kurang dari 12 kg, jika penderita yang gemuk memerlukan beban
yang lebih besar.
b.fiksasi interna
Fiksasi interna dilakukan dengan pembedahan untuk menempatkan
piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang. Fiksasi interna
20
merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang pinggul dan patah tulang
disertai komplikasi
c.pembidaian
Pembidaian adalah suatu cara pertolongan pertama pada cedera/ trauma
sistem muskuloskeletal untuk mengistirahatkan (immobilisasi) bagian tubuh kita
yang mengalami cedera dengan menggunakan suatu alat yaitu benda keras yang
ditempatkan di daerah sekeliling tulang (Anonim, 2010). b
d. Pemasangan Gips atau Operasi Dengan Orif
Gips adalah suatu bubuk campuran yang digunakan untuk membungkus
secara keras daerah yang mengalami patah tulang. Pemasangan gips bertujuan
untuk menyatukan kedua bagian tulang yang patah agar tak bergerak sehingga
dapat menyatu dan fungsinya pulih kembali dengan cara mengimobilisasi tulang
yang patah tersebut.
Edukasi :
-
Prognosis :
-
Indikator Medis :
-
Kepustakaan :
1. Salomon, luis; warwick, david nayagam, selvadurai, appleys system
of orthopaedics and fractures 9th edition.
2. Salter RB. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal
System. 2nd ed. Baltimore: Williams&Wilkins Co; 1983.p.274-275.
21
Definisi
Patah tulang diafisis tibia tertutup
Anamnesis
1. Nyeri pada daerah tungkai bawah
2. Riwayat trauma
3. Gangguan fungsi
Pemeriksaan fisik
1.
2.
3.
4.
Pembengkakan
Deformitas angulasi
Nyeri tekan
Gangguan ruang lingkup sendi (rom)
Kriteria diagnosis
1. Riwayat trauma
2. Deformitas disertai pembengkakan dan nyeri tekan
3. Gambaran radiologis
Diagnosis kerja
Fraktur tertutup diafisis tibia (s82.2)
Diagnosis banding
1. Fraktur tibial plateau
22
:bonam
Ad sanationam
:bonam
Ad fumgsionam
:bonam
Indikator kritis
Kepustakaan
Bucholz, et al. 2006. Rockwood & greens fractures in chidren, 6th
edition. Lippioncott williams & wilkins
23
Kriteria diagnosis
1. Riwayat trauma
2. Deformitas disertai pembengkakan, nyeri dan ketidakmampuan untuk
berjalan.
3. Gambaran radiologis
Diagnosis kerja
Fraktur tertutup diafisis femur (s72.30)
Diagnosis banding
1. Fraktur subtrochanter femur
2. Fraktur intercondyler
Pemeriksaan penunjang
24
1. Foto polos pelvis proyeksi ap,femur ap/ laternal: gambaran garis patah
komplit
pada
diafisis
femur,
simple/kominutif,
angulasi,
Prognosis
Ad vitam
:bonam
Ad sanationam
:dubia et bonam
Ad fumgsionam
:dubia et bonam
Kepustakaan
1. Bucholz, robert w;heckman, james d; court- brown, charles. Rockwood
& greens fractures in children, 6th edition,2006
25
Definisi :
Mengembalikan posisi fraktur dan melakukan reduksi pada fraktur tibia
secara tertutup dilanjutkan dengan pemasangan gips
Indikasi :
1. Fraktur komplit dan displaced dari tibia
2. Usia anak
Persiapan :
1.
2.
3.
4.
Prosedur tindakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sign in
Pasien terlentang di meja operasi
Time out
Dilakukan pembiusan (ga)
Pasien diposisikan tungkai bawah menggantung
Dilakukan reduksi tertutup dengan traksi longitudinal
Malakukan pemasangan stockinet, sofban dan pemasangan gips
sirkuler dimulai dari pedis sampai di atas sendi lutut, posisi planty
grade dan sendi lutut semi fleksi (pemakaian c-arm jika diperlukan)
8. Pertahankan posisi dengan gips keras
9. Pasien dibangunkan
Pasca prosedur tindakan :
1.
2.
3.
4.
Sign out
Observasi pasca pembiusan
Perawatan selama 1 hari
Observasi ateri dan nervus distal, serta tanda tanda sindroma
kompartemen
26
Reduksi tertutup
Dengan spica cast pada femur (79.15)
27
Definisi :
Memfiksasi posisi fraktur setelah dilakukan traksi dan memasang spica
cost
Indikasi :
1. Fraktur komplit dan displaced dari femur setelah di traksi
2. Usia anak anak
Kontra indikasi
Fraktur site belum sticky (belum terbentuk soft calus)
Persiapan :
1.
2.
3.
4.
Prosedur tindakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sign in
Pasien terlentang di meja operasi
Time out
Dilakukan pembiusan (ga)
Melakukan pemeriksaan fraktur site, stabil atau non stabil
Jika stabil (sticky) dilakukan posisi fleksi hip dan sendi lutut pada
Sign out
Observasi pasca pembiusan
Perawatan selama 1 hari
Observasi ateri dan nervus distal, serta tanda sindroma kompartemen
Edukasi mengenai komplikasi dan perawatn selama terpasang spica
cost
28
Kepustakaan :
1. Bucholz, et al. 2006. Rackwood & greens fractures in children, 6 th
edition. Lippincott williams & wilkins
2. Helmi zn, buku ajar gangguan muskuloskeletal. Salemba medika 2011,
jakarta.
Definisi :
melakukan reduksi tertutup fraktur radius dan dilakukan pemasangan cast
Indikasi :
29
Prosedur tindakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sign
Pasien terlentang di meja operasi
Time-out
Dilakukan pembiusan (ga)
Melakukan pemeriksaan fraktur site (bisa dengan bantuan c-arm)
Dilakukan pemasangan stockinet,sofban dan gips secara sirkuler
Sign out
Observasi pasca pembiusan
Perawatan selama 1 hari
Observasi ateri dan nervus distal, serta tanda sindroma kompartemen
Edukasi mengenai komplikasi dan perawatn selama terpasang cast
30
1. Kie pasien
2. Site marking
3. Persiapan alat-alat berupa stockinette, gips 10 cm, softbann 10 cm, arm
sling, k-wire
4. Air
5. 2 orang asisten
Prosedur tindakan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sign in
Pasien tidur di bed tindakan
Dilakukan desinfeksi dan demarkasi pada lapangan operasi
Dilakukan reposisi tertutup bisa dengan bantuan c-arm
Dilakukan perkutaneus pinning dengan c-arm
Cek stabilitas sendi siku
Dilakukan perawatan luka dan pemasangan gips dengan flesi sendi siku
60-900
8. Menunggu gips mengering sambil tetap mempertahankan posisi yang
diinginkan
9. Membersihkan kembali sisa gips pada kulit pasien
10. Pemasangan arm sling
11. Pasien dibangunkan
Pasca prosedur tindakan :
1.
2.
3.
4.
5.
Sign out
Observasi pasca pembiusan
Edukasi mengenai komplikasi pemasangan gips dan perkutaneus pinning
Edukasi perawatan luka di ruangan
Pemberian analgetik dan antibiotik
32
33
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sign in
Pasien tidur di bed tindakan
Dilakukan desinfeksi dan demarkasi pada lapangan operasi
Dilakukan reposisi tertutup bisa dengan bantuan c-arm
Dilakukan perkutaneus pinning dengan c-arm
Cek stabilitas sendi siku
Dilakukan perawatan luka dan pemasangan gips dengan flesi sendi siku
60-900
8. Menunggu gips mengering sambil tetap mempertahankan posisi yang
diinginkan
9. Membersihkan kembali sisa gips pada kulit pasien
10. Pemasangan arm sling
11. Pasien dibangunkan
Pasca prosedur tindakan :
1.
2.
3.
4.
5.
Sign out
Observasi pasca pembiusan
Edukasi mengenai komplikasi pemasangan gips dan perkutaneus pinning
Edukasi perawatan luka di ruangan
Pemberian analgetik dan antibiotik
34
Reduksi terbuka
Disertai internal fiksasi (79.3)
Definisi :
Mengembalikan posisi fraktur dengan operasi terbuka dan disertai
pemasangan fleksible nail
Indikasi :
1. Fraktur pada diafisis humerus pada semua umur
2. Fraktur terbuka pada humerus
3. Fraktur humerus disertai keterlibatan struktur neurovaskuler
Kontra indikasi :
1. Patah tulang tertutup dan sederhana
Persiapan :
1.
2.
3.
4.
Kie pasien
Site marking
Persiapan alat-alat : fleksible nail
Antibiotik profilaksis
Prosedur tindakan :
1. Sign in
2. Pasien tidur di bed tindakan
3. Dilakukan insisi lapis demi lapis
4. Diidentifikasi fraktur site pada os humerus
5. Dilakukan insersi flexible nail dengan boor
6. Cek dengan c-arm (bila perlu)
7. Cek stabilitas
8. Jahit luka lapis demi lapis
9. Rawat luka dengan tulle
10. Pasien dibangunkan
Pasca prosedur tindakan :
1.
2.
3.
4.
Sign out
Observasi luka pasca operasi
Edukasi mengenai komplikasi operasi humerus
Edukasi kontrol perawatan luka
Reposisi tertutup
Tanpa internal fiksasi (79.32)
36
Definisi :
Mengembalikan posisi fraktur dan melakukan pemasangan splint dan
dilakukan pemasangan sling melingkar di leher
Indikasi :
1. Fraktur pada diafisis humerus pada semua umur
2. Fraktur diafisis humerus tanpa disertai keterlibatan intraartikular pada
anak semua umur
Kontra indikasi :
1. Patah tulang dengan luka yang besar dan membutuhkan perawatan
berkala
2. Patah tulang dengan indikasi orif
3. Patah tulang dengan kecurigaan sindroma kompartemen
Persiapan :
1. Kie pasien
2. Site marking
3. Persiapan alat-alat berupa stockinette, elastic bandage 10cm, gips
10cm, softbann 10cm
4. Air
5. 2 orang asisten
Prosedur tindakan :
1.
2.
3.
4.
Sign in
Pasien tidur di bed tindakan
Dilakukan reposisi
Asisten menahan posisi yang diinginkan, operator melakukan
pemasangan backslab
5. Membersihkan kembali sisa gips pada kulit pasien
6. Pemasangan collar dan cuff ke leher
7. Pasien dibangunkan
Pasca prosedur tindakan :
1. Sign out
2. Observasi pasca pemasangan backslab
3. Edukasi mengenai komplikasi pemasangan backslab dan perawatan
backslab
4. Edukasi durasi backslab dipakai
Indikator prosedur tindakan :
37
80% tindakan pemasangan backslab dan collar and cuff selesai dalam
waktu 30 menit dan tidak memerlukan rawat inap
Kepustakaan :
1. Beaty, james h.;kasser, james r. Rockwood & wilkins fractures in
children, 6th edition, 2006
2. www.orthobullets.com/pediatrics/4005/humerus-shaft-fracture-pediatric
3. Canale,terry s; beaty, james h. Campbells operative orthopaedics 11 th
edition. 2008
CTEV (q 66.0)
Definisi
Suatu sindrom congenital dari clubfoot yang terdiri dari: adduksi kaki
depan, supinasi dari sendi midtarsal, heel varus pada sendi subtalar,
equines pada sendi engkel dan medial deviasi dari seluruh kaki terhadap
lutut
Anamnesis
1. Nyeri akut pada daerah paha sisi yang terkena.
38
2. Riwayat trauma
3. Gangguan fungsi/gerak
Pemeriksaan fisik
1.
2.
3.
4.
Kriteria diagnosis
1. Riwayat trauma
2. Deformitas disertai pembengkakan, nyeri dan ketidakmempuan untuk
berjalan.
3. Gambaran radiologis
Diagnosis kerja
Fraktur tertutup diafisis femur (s72.30)
Diagnosis banding
1. Fraktur subtrochanter femur
2. Fraktur intercondyler femur
Pemeriksaan penunjang
1. Foto polos pelvis proyeksi ap, femur ap/laternal: gambaran garis patah
komplit pada diafisis femur, simple/kominutif, angulasi, pembekakan
pada jaringan lunak.
Terapi
1. Skin traksi sementara
2. Pemberian antinyeri oral pada waktu skin traksi (fase akut):
paracetamol 10mg/kg berat badan p.o.
3. Spica cast
Edukasi
1.
2.
3.
4.
Prognosis
Ad vitam
:bonam
Ad sanationam
: dubia et bonam
Ad fungsinam
: dubia et bonam
39
Indikator kritis
Kepustakaan
1. Bucholz, robert w; heckman, james d; court-brown, charles. Rockwood
& greens fractures in children, 6th edition, 2006
40
abduksi
maksimal
palmar
lalu
ujung
jari
41
f.
Torniquet
test.
Dilakukan
pemasangan
tomiquet
dengan
42
43
44
Indikator medis :
-
Lebih dari 80% pasien tidak memerlukan operasi dan rawat inap
Atropi otot thenar dan gangguan sensibilitas yang menetap saja yang
merupakan indikasi operasi
Kepustakaan :
1. Moeliono F. Etiologi, Diagnosis dan Terapi Sindroma Terowongan Karpal
(S.T.K.) atau (Carpal Tunnel Syndrome/CTS). Neurona. 1993; 10 : 16-27.
2. DeJong RN. The Neurologic Examination revised by AF.Haerer, 5 th ed,
JB Lippincott, Philadelphia, 1992; 557-559.
3. Krames Communication (booklet). Carpal Tunnel Syndrome. San Bruno
(CA) : Krames Comm ; 1994: 1-7.
4. Salter RB. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal
System. 2nd ed. Baltimore: Williams&Wilkins Co; 1983.p.274-275.
45
3. Adanya lipatan kulit yang berlebih pada bagian dalam paha dan
4.
5.
6.
7.
Kriteria diagnosis
1.
2.
3.
4.
5.
Diagnosis kerja
Dislokasi sendi panggul kongenital (q 65.0)
Diagnosis banding
1. Hemihypertrofi kongenital
Pemeriksaan penunjang
1. Usg dinamik pada sendi panggul
2. X-ray pelvic ap/lateral
3. Mri pelvic untuk evaluasi diagnosis ddh dan evaluasi ddh
Terapi
1. Tergantung dari usia : usia 1-2 tahun dengan menggunakan orthosis
pavlik harness selama 1-2 bulan,1-6 bulan menggunakan spica cast
Edukasi
1. Edukasi mengenai gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang
diderita pada pasien
2. Edukasi mengenai jenis terapi dan car penggunaan orthosis
3. Edukasi mengenai jenis operasi yang dilakukan bila keadaan tidak
membaik
Prognosis
Ad vitam
:bonam
Ad sanationam
:dubia ad bonam
Ad fumgsionam
:dubia ad bonam
Kepustakaan
46
47