Gambar 3.31 Satuan Batupasir sangat halus pada stasiun CY15 (Kiri) Foto Jauh
(Kanan) Foto Dekat
Batugamping
Batupasir
sangat halus
Deskripsi
Umur
Lingkungan
Miosen Tengah
Laut Dangkal Terbuka
Pengendapa
n
Adapun hasil proyeksi nilai arah dan kemiringan sayap lipatan Mekarmulya
diperlihatkan pada gambar berikut.
bagian yang diintpretasi sebagai sayap lipatan. Sinklin ini memiliki arah
perlapisan dan kemiringan sayap lipatan N 270 E/9 N, N 275 E/8 N, N 288 E/8 N,
N 112 E/16 S, dan N 104 E/15 N. Nilai arah dan kemiringan sayap lipatan tersebut
kemudian diproyeksikan kedalam stereogram agar bias dianalis. Adapun hasil
proyeksi nilai arah dan kemiringan sayap lipatan Subenghurip diperlihatkan pada
gambar berikut.
(Wilson, 1975). Selain itu pada kala yang sama, dibagian selatan daeah penelitian
BAB IV
RANGKUMAN
4.1 Geomorfologi Daerah Penelitian
Satuan Geomorflogi pada daerah penelitian berdasarkan aspek morfografi dan
morfogenetik, serta didukung oleh aspek morfometri dibagi menjadi 6 satuan,
antara lain:
1. Satuan Perbukitan Karst Struktural Landai
2. Satuan Perbukitan Rendah Karst Struktural Landai
3. Satuan Perbukitan Sedimen Struktural Agak Curam
4. Satuan Perukitan Rendah Sedimen Struktural Agak Curam
5. Satuan Perbukitan Rendah Sedimen Fluvial Erosional Landai
6. Satuan Dataran Fluvial Deposisional Sangat Landai
Circulation (Wilson, 1975). Selain itu pada kala yang sama, dibagian selatan
daeah penelitian juga terendapkan Satuan Batupasir Sangat Halus (Tmbpsh)
dibagian selatan yang dari analisis fossil foraminifera bentonik kecil menunjukan
lingkungan pengendapan Neritik Dalam Tengah. Hal ini menjadi dasar peneliti
mengintepretasikan adanya perubahan fasies dari lingkungan Marginal-Marine
Tidal Flat menjadi Laut Dangkal. Perubahan fasies ini juga diperkirakan diikuti
oleh kenaikan muka air laut (regresi) pada Miosen Tengah bagian tengah yang
menyebabkan terendapkannya satuan batugamping hingga ketebalan puluham
meter. Memasuki Miosen Tengah bagian akhir, kembali terjadi . Hingga pada kala
Miosen Akhir diintepretasikan terjadi penurunan muka air laut dan pengendapan
satuan batupasir gampingan.
Memasuki Akhir Kala Miosen dan Awal Pliosen, terjadi aktifitas tektonik di
daerah penelitian yang diintepretasikan berarah cenderung Utara Selatan.
Aktifitas tektonik ini menyebabkan satuan batuan di daerah penelitian
terdeformasi. Produk dari proses deformasi tektonik ini adalah terbentuknya
struktur lipatan dan kekar di daerah penelitian. Proses tektonik ini juga
mengakibatkan pengangkatan pada daerah penelitian yang menyebabkan batuan
muncul diatas permukaan laut. Hingga memasuki kala holosen/resen tektonik
daerah penelitian cenderung stabil, diikuti proses erosi, dan pada akhirnya
menghasilkan bentuk bentang alam dan sebaran batuan yang terlihat sekarang
didaerah penelitian.
4.5 Potensi Geologi Daerah Penelitian
Potensi Geologi daerah penelitian terbagi menjadi dua, yaitu potensi positif dan
potensi negatif. Potensi positif berupa potensi sumberdaya bahan galian
batugamping dan potensi wisata alam karst. Sedangkan potensi negatif berupa
ancaman bencana tsunami dan gerakan tanah