Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

HALAMAN JUDUL.................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
KONSEP DASAR NYERI
Pengertian Nyeri................................................................................. 4
Fisiologi Nyeri.................................................................................... 4
Etiologi Nyeri..................................................................................... 6
Manifestasi Klinis / Btasan Karakteristik........................................... 6
Komplikasi.......................................................................................... 6
Patofisiologi dan Pathway Keperawatan........................................... 6
Fokus Intervensi................................................................................. 8
Intervensi............................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10

KONSEP DASAR NYERI


A. Pengertian nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Nyeri adalah suatu keadaan individu mengalami dan melaporkan adanya rasa tidak
nyaman yang berat atau perasaan tidak menyenangkan. (Diagnosa keperawatan edisi 8 Linda

1.

2.

1.

2.

Jual 1998).
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan
meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Judith M. Wilkinson
2002).
B. Fisiologi nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ
tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon
hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga
nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga
yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh
yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena
letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini
biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi
dalam dua komponen yaitu :
Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang
memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri
dihilangkan
Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada
daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi. Struktur reseptor
nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf,
otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul
merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.
Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ
viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini
biasanya tidak sensitif terhadap pemotongarn organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan,
iskemia dan inflamasi.
Jenis jenis nyeri :
Nyeri perifer dibagi menjadi 3 macam
Superficial nyeri yang muncul karena rangsangan pada kulit dan mukosa.
Visceral nyeri yang timbul karena stimulasi rasa nyeri pada rongga abdomen, cranium, dan
thorax
Nyeri alih nyeri yang d irasakan pada daerah yang jauh dari jariingan penyebab nyeri
Nyeri sentral nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis, batang otak, dan
thalamus.

3. Nyeri psikogenik nyeri yang tidak diketahui penyebeb fisiknya, atau dengan kata lain nyeri ini
timbul akibat pikiran si penderita itu sendiri yang dipengaruhi oleh faktor psikologis bukan
fisiologis
C. Etiologi Nyeri
Adapun Etiologi Nyeri yaitu:
1. Stimulasi Kimia (Histamin, bradikirun, prostaglandin, bermacam-macam asam)
2. Pembengkakan Jaringan
3. Spasmus Otot
4. Kehamilan
5. Inflamasi
6. Keletihan
7. Kanker
8. Agen Cedera ( Biologis )
D. Manifestasi klinis / Batasan Karakteristik
1. Gangguam Tidur
2. Posisi Menghindari Nyeri
3. Gerakan Menghindari Nyeri
4. Pucat
5. Perubahan Nafsu Makan
6. Perubahan tekanan darah
7. Perubahan frekuensi pernafasan
E. Komplikasi
1. Edema Pulmonal
2. Kejang
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Hipovolemik
6. Hipertermia
F. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan
Nyeri dapat disebabkan karenan beberapa hal seperti Stimulasi kimia, pembekakan
jaringan, Spasme otot, Kehamilan, Inflamasi dan Agen cedera yang lain ( agen biologis ).
Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan
jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut
saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus,
dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas
dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat.
Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas
atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi. Gejala yang mungkin
timbul karena nyeri ini seperti tanda-tanda inflamasi, febris (demam), perubahan denyut jantung,
perubahan tekanan darah.
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah
berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke
system saraf pusat. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa mekanisme nyeri adalah sebagai
berikut :

Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam:


1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis
terhadap nosiseptor.
2. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf ( neliola, et
at, 2000 ).
3. Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan patologik tidak dapat ditemukan.
4. Nyeri spikologik

Agen Pencetus
( Agen Sedera (Biologis), Zat Kimia, Fisik, Psikologi )

Deformitus
( Edem, Lesi, Tanda Infeksi, Pus/Nanah )

Reseptor Nyeri
( A Delta Dan Serabut C )

Spinal Cord Thalamus Cortex Cerebral

Effektor

Rasa Nyeri
G. Fokus Intervensi
Intervensi Preoritas NIC
a. Penatalaksanaan Nyeri : Meringankan dan mengurangi nyeri sampai pada tingkat
kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
Pemberian Analgetik : penggunaan agen-agen farmakologi untuk mengurangi dan
menghilanngkan nyeri.
H. Intervensi
1. Mandiri
Ukur Tanda-tanda vital
Rasional : tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
Kaji saat timbulnya nyeri dan intensitas nyeri
Rasional : untuk mengetahui pola nyeri dan penanganan yang tepat.
Kaji pola Istirahat pasien
Rasional : Untuk mengurangi nyeri
Berikut relaksasi / distraksi
Rasional : Pemberian distraksi relaksasi dapat mengurangi nyeri.
2. Kolaborasi
Pemberian Analgetik
Rasional : Analgetik digunakan untuk mengurangi nyeri yaitu dengan menghambat Sintesis
prostaglandin
3. Penkes

Anjurkan Pasien untuk berfikir positif dan tenang untuk mengurangi nyeri.
Beri penjelasan mengenai penanganan nyeri kepada klien dan keluarga

DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal dkk. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta: EGC.
Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Herdman, T Heather, 2010. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2009-2010.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai