Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

AL ISLAM 3
ALASAN MENGAMBIL JURUSAN FISIKA
YANG BERLANDASKAN VISI DAN MISI FMIPA DAN KESEHATAN

Dosen Pengampu : H. M. Rasyad Zein, Drs. MM.

Disusun Oleh :
Akrom Chasani

150203001

Ficky Dara Nababan

150203018

Windi Nila Sari

150203031

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2016

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM


DAN KESEHATAN
Visi
Menjadikan Fakultas MIPA dan Kesehatan sebagai suatu lembaga pendidikan yang
bermarwah dan bermartabat dalam menghasilkan lulusan yang menguasai Sains dan
Kesehatan yang berimtaq berbasiskan Islam yang sebenar benarnya.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan keilmuan bidang MIPA dan Kesehatan yang
berkualitas dalam pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat
berlandaskan IPTEK dan Al-Islam Kemuhammadiyahan.
2. Mewujudkan peningkatan dan optimalisasi mutu proses pembelajaran yang berbasis
Kurikulum Berbasis Komputer (KBK), Problem Based Learning (PBL), Student
Center Learning (SCL) dan Contextual Teaching Learning (CTL).
3. Mewujudkan peningkatan dan optimalisasi mutu penelitian yang berbasis
pengembangan keilmuan bidang MIPA dan Kesehatan, aplikasi teknologi MIPA dan
Kesehatan.
4. Mewujudkan peningkatan dan optimalisasi mutu pengabdian kepada masyarakat
sebagai bentuk tanggung jawab Community Social Responsibility (CSR) yang
berbasis Al-Islam Kemuhammadiyahan.
5. Mewujudkan peningkatan dan optimalisasi mutu kompetensi mahasiswa sehingga
akan menghasilkan lulusan yang mempunyai daya saing (komparatif dan kompetitif)
yang dilandasi oleh azas kemandirian.
6. Mewujudkan peningkatan dan optimalisasi mutu tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan berlandaskan kreabilitas professional, akuntabel, bertanggung jawab
dan keadilan.
7. Mewujudkan peningkatan dan optimalisasi mutu manajemen fakultas berlandaskan
kreabilitas professional, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan berkeadilan
yang didasarkan kepada sistem penjaminan mutu perguruan tinggi.
8. Mewujudkan pembiayaan pendidikan, sarana, prasarana, dan sistem informasi yang
mendukung peningkatan dan optimalisasi mutu proses pembelajaran sesuai dengan
standar pelayanan umum.
Tujuan
1. Terwujudnya mutu pendidikan keilmuan MIPA dan Kesehatan yang berkualitas
dalam pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat berlandaskan IPTEK
dan Al-Islam Kemuhammadiyahan.
2. Terwujudnya mutu proses pembelajaran yang berbasis Kurikulum Berbasis
Komputer (KBK), Problem Based Learning (PBL), Student Center Learning (SCL)
dan Contextual Teaching Learning (CTL).
3. Terwujudnya mutu penelitian yang berbasis pengembangan keilmuan bidang MIPA
dan Kesehatan, aplikasi teknologi MIPA dan Kesehatan.

4. Terwujudnya mutu pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab


Community
Social
Responsibility
(CSR)
yang
berbasis
Al-Islam
Kemuhammadiyahan.
5. Terwujudnya kompetensi mahasiswa sehingga akan menghasilkan lulusan yang
mempunyai daya saing (komparatif dan kompetitif) yang dilandasi oleh azas
kemandirian.
6. Terwujudnya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan berlandaskan kreabilitas
professional, akuntabel, bertanggung jawab dan keadilan.
7. Terwujudnya manajemen fakultas berlandaskan kreabilitas professional, transparan,
akuntabel, bertanggung jawab dan berkeadilan yang didasarkan kepada sistem
penjaminan mutu perguruan tinggi.
8. Terwujudnya pembiayaan pendidikan, sarana, prasarana, dan sistem informasi yang
mendukung peningkatan dan optimalisasi mutu proses pembelajaran sesuai dengan
standar pelayanan umum.
Alasan Kami Memilih Jurusan Fisika
Kami memilih jurusan Fisika karena kami ingin mengembangkan Ilmu Sains
yang berimtaq berbasiskan Islam yang sebenar benarnya. Fisika merupakan suatu
dasar ilmu sains, sehingga dengan mempelajari ilmu fisika kami juga dapat memahami
dan mempelajari ilmu lain misalnya Kimia, Matematika, Instrumentasi, dll. Apalagi
ketika kami tau aplikasi aplikasi dari ilmu fisika yang sangat menarik. Ilmu fisika
sekarang ini berkembang sangat pesat, bukan hanya mempelajari ilmu ilmu yang
ditemukan oleh beberapa penemu atau fisikawan seperti halnya Albert Einstein tetapi
juga ilmu ilmu terapan yang sangat canggih. Kemajuan ilmu fisika ini juga memacu
perkembangan ilmu ilmu dalam bidang teknologi. Semua yang ada dalam ilmu fisika,
kami sebagai mahasiswa sangat ingin menjadi bagian dalam kemajuan ilmu sains.
Sebagai mahasiswa ingin menjadi bagian dalam kemajuan bangsa Indonesia hukumnya
wajib, bias dimulai dari hal hal kecil yang ada dilingkungan sekitar, terutama bisa
mengaplikasikan ilmu yang kita tekuni selama ini. Kami ingin mengaplikasikan ilmu
yang kami dapat pada bangku perkuliahan ini ditempat kami bekerja nantinya. Karena
kami akan merasa ilmu yang dipelajari sangat tidak berguna ketika kami tidak dapat
mengaplikasikannya pada masyarakat sekitar. Dan kami merasa sangat senang ketika
kami dapat membantu orang lain dengan ilmu yang kami punya. Maka dari itu, kami
ingin mengimplementasikan ilmu yang kami peroleh kepada masyarakat sekitar tentunya
yang berimtaq berbasiskan Islam yang sebenar benarnya.
Tujuan Kuliah di Fisika
1. Menjadi seseorang yang memiliki pendidikan dan terdidik
Maksud menjadi seseorang yang memiliki pendidikan dan terdidik yaitu bahwa
kebanyakan manusia saat ini hanya memiliki pendidikan yang tinggi namun belum
mampu mempraktekkan dan memanfaatkan hasil pendidikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu sangat penting bukan hanya memiliki pendidikan namun
juga terdidik dalam menjalankan keidupan sehari-hari baik dalam bersikap,

berprilaku, dan bertindak sehingga daat menjadi seseorang yang bermarwah dan
bermartabat.
2. Menjadikan diri sebagai makhluk sosial yang memiliki pengetahuan baik di
bidang iptek maupun imtak untuk menjadi manusia yang bermarwah dan
bermartabat sesuai dengan visi dan misi fisika Universitas Muhammadiyah
Riau.
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa
manusia lainnya. Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat menjalankan
siklus kehidupannya baik untuk melanjutkan keturunan, memenuhi kebutuhan hidup
secara jasmani, materi, dan rohani. Untuk memuhi semua kebutuhan hidupnya
manusia harus memiliki pengetahuan yang baik dalam hal IPTEK dan IMTAQ.
IPTEK dan IMTAQ merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena
pengetahuan IPTEK yang ada pada diri seseorang harus di barengi dengan
IMTAQnya agar tidak salah menggunakan ilmu yang telah dimiliki.
3. Menjadi manusia yang berkualitas
Manusia yang berkualitas yang dimaksudkan yaitu menusia yang memiliki IPTEK
dan IMTAQ yang sejalan sehingga dapat memberi dampak baik bagi kehidupan
semua makhluk yang ada di muka bumi.
4. Menaikkan marwah dan martabat kedua orang tua
Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Namun salah satu cara yang dapat
digunakan yaitu dengan menjadi manusia seperti tujuan yang telah dipaparkan di
atas.
Ada Pemahaman yang Mencirikan Manusia Sebagai Makhluk Bermartabat :
1. Manusia sebagai makhluk hidup (Homo Vivens).
Kehidupan manusia menjadi problematik dan harus dijelaskan, mengingat makhluk
lain (binatang dan tumbuhan juga hidup, bahkan mesinpun dikatakan hidup. Hal
ini pelu dijelaskan lebih lanjut, misal: mengapa manusia perlu mempertahankan
hidup (moral hidup)? Mengapa hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan hidup
(rekayasa gen) perlu dipertimbangkan.
2. Kekhasan makhluk hidup dan manusia.
Makhluk hidup adalah sesuatu yang secara esensial berkecenderungan
mempertahankan dan mengembangakan dirinya: melangsungkan hidup, membela
diri dan reproduksi. Dalam diri makhluk hidup juga terdapat kecenderungan untuk
menyempurnakan diri/otoperfektif. Dan setiap makluk hidup mempunyai jiwa yang
menjadi. Jiwa tersebut dibedakan menurut ciri dan masing-masing tataran: jiwa
vegeter:bertindak dengan kualitas ragani. Identik dengan kegiatan fisiknya. Pada
tanaman tumbuhnya akar, batang dan daun sudah merupakan seluruh
kegiatannya. Jiwa sensitif:bertindak mengatasi raganya. Kegiatan yang dihasilkan
adalan perasaan-perasaan, indera, senang, susah, sakit, nikmat. Fisik menjadi
jembatan untuk dapat merasa. Jiwa rohani: bertindak mengatasi raganya dan
perasaannya. Kegiatan jiwa rohani bersifat mandiri, terlepas dan terpisah dari
kegiatan-kegiatan fisik-kimiawi, maupun perasaan instingtuilnya. Hasilnya berupa
pemikiran, rancangan, ide-ide.

3. Manusia adalah makhluk badani (Homo somaticus).


Kebertubuhan merupakan komponen yang hakiki dari keberadaan manusia. Namun
aku lebih dari sekedar tubuhku. Ada sesuatu dalam diriku yang membuatku
melalui batas-batas yang sudah ditentukan. Badan merupakan sistem yang kompleks,
tetapi menjadi bagian dan kesatuan substansial yang tak terpisahkan dari jiwanya.
Melalui tubuhnya manusia dapat melakukan fungsi-fungsi, seperti penduniaan
(pengada di dunia yang berada dalam ruang dan waktu/spatio-temporal), sosial
(manusia hadir dihadapan orang lain), epistemologis (manusia mengetahui,
menganalisa alam sekitar/obyek lain), fungsi ekonomis (manusia memiliki dunia,
barang-barang yang dikuasai perluasan dari tubuhnya: kaca mata/mikroskop perluasa
mata, telepon perluasan telinga, kendaraan perluasan kaki, geraknya), fungsi asketis
(perohanian).
4. Manusia makhluk yang berbicara (Homo Loquens).
Berbicara merupakan identitas manusia. Ernst Cassirermengatakan bahwa manusia
adalah makhluk simbolis (animal symbolicum). Berkat kemampuannya
menggunakan isyarat, tanda dan simbol manusia tak sekedar hidup di dunia jasmani
dan materi saja, melainkan juga dalam dunia abstrak, ide-ide dan pemikiran.
Berbicara memperlihatkan apa yang hakiki pada manusia, sebab dalam berbicara
nampak 1) adanya kesatuan substansial (identitas) si pembicara yang tetap
mandiri. 2) Adanya interioritas,kedalaman, kerohanian, sebagai sumber ungkapan.
Seperti sumber air mengeluarkan air dari kedalaman, demikian si pembicara, penulis,
pengkotbah mengeluarkan kata-kata yang bermakna dari kedalamannya,
interioritasnya. 3) Adanya keterbukaan terhadap dunia, ia keluar dari dirinya
untuk memperlihatkan kehadirannya dihadapan orang lain, menyatakan diri,
idenya, gagasan-gagasannya maupun perasaannya. 4) Adanya kemampuan
untuk menerima dari luar dan mencipta kembali yang menunjukkan bahwa ia hidup,
berkomunikasi dengan yang lain.
5. Manusia mengetahui (Homo sapiens).
Pengetahuan merupakan ciri keunggulan (kualifikasi) atau mutu adanya.Suatu
mahkluk hidup dikatakan mengungguli yang lain apabila ia lebih tahu. Binatang
lebih unggul dari tumbuhan dan manusia mengungguli binatang berkat
pengetahuannya yang lebih luas dan lebih tinggi. Manusia dapat mengetahui karena
manusia bisa mengambil jarak terhadap obyek. Descartes melalui cogito ergo sumnya secara jelas mengungkpakan bahwa rasio merupakan tolok ukur keberadaan
manusia. Aku menggantikan jiwa, tetapi aku disini adalah aku rasional,
aku yang sadar.
6. Manusia merasakan (Homo sentiens).
Berbeda dari mesin dan binatang dan termasuk didalamnya manusia, mempunyai
perasaan. Namun perasaan manusia jauh lebih kompleks dari perasaan binatang.
Binatang dapat merasakan sakit, senang. Pada binatang perasaan bersifat spontan,
pada manusia bisa bertahan lama, mendalam dan membentuk kepribadiannya.
Perasaan manusia disebut afeksi. Afeksi inilah yang mebedakan manusia dengan
binatang. Afeksi melengkapi pengetahuan manusia sehingga ia terdorong untuk
bergerak. Gejala afeksi: rasa tertarik, heran, terpesona. Dalam afeksi terdapat dua
macam disposisi dasar yakni cinta dan benci.

7. Manusia berkehendak (Homo volens).


Kehendak merupakan kekhususan manusia, yang menjadikannya makhkuk moral.
Dalam hal ini kehendak dan kebebasan berkaitan erat. Karena manusia itu
mempunyai kehendak dan kebebasan, maka ia bisa menjadi baik, tetapi juga bisa
menjadi burukdari
dirinya
sendiri.
Berkat
kehendaknya
manusia
bisamemilih dan menginginkan. Manusia cenderung menghendaki apa yang baik.
Plato menyebutnya dengan istilah sub specie boni (manusia selalu dimotivasikan
oleh kebaikan). Tomas Aquinas menyatakan bahwa secara hakiki kehendak selalu
terarah kepada Tuhan, Ada Yang Mutlak. Kehendak juga mengisyaratkan adanya
kebebasan. Manusia mau dengan sengaja (voluntarily) mengalami hal-hal yang
kurang mengenakkan karena alasan kebaikan yang lebih masuk akal, lebih besar.
Kebebasan disini berarti tidak ada yang memaksa atau tidak terpaksa. Melalui
kebebasanfisik memungkinkan orang untuk menjalankan kehendaknya, sedangkan
kebebasan psikis membuat orang bebas memilih.
8. Manusia bekerja (Homo faber).
Manusia
secara
hakiki
bekerja.
Namun
pekerjaan
manusia
bukanlah menciptamelainkan mengubah atas bahan-bahan yang sudah ada, yakni
dunia. Manusia tidak bekerja dari kekosongan, ia hanya mampu mengubah dan
membuat sesuatu berdasarkan model yang sudah ada, yakni alam. Dari lain pihak,
kita melihat jarak yang jauh antara lingkup kerja dan hakikat manusia. Dalam
pekerjaannya manusia berusaha mengungkapkan dirinya, mengkomunikasikan
dirinnya, mengambil bagin dunia untuk diintegrasikan dalam dirinya, memanusiakan
sebagian kosmos. Melalui kerja manusia bersosialitas dengan manusia yang lain.
Manusia saling bekerjasama dengan manusia yang lain baik dalam produksi maupun
konsumsi. Akhirnya pekerjaan membawa manusia untuk mentransendensikan
dirinya; ia tidak pernah puas pada hasil pekerjaannya, selalui ingin memperbaikinya.
Dengan bekerja kecenderungan manusia mencari keabadian dan kesempurnaan
diungkapkan.
9. Manusia makhluk sesama (Homo Socialis).
Manusia secara hakiki bersifat sosial. Manusia selalu ditemukan dalam kelompok,
mula-mula dari kelompok kecil: keluarga, klan, suku, lambat laun dalam kelompok
yang lebih besar: desa, kota, negara. Singkat kata manusia tidak pernah sendiri,
melainkan selalu terkait dengan sesamanya (dimensi intersubyektif). Ciri sosial ini
tampak pada kehidupan bersama dengan yang lain dan berkomunikasi dengan
mereka, bertukar pengalaman, sharing emosi dan milik dsb.
10. Manusia mempunyai nilai transendensi (Homo religiosus).
Manusia pada hakekatnya selalu mengarahkan pada hal-hal/nilai-nilai yang
transenden.Sebab
utama
adalah
karena
keterbatasannya
dan
ketergantungannya. Melalui kesadaran ini manusia menjadi terbuka pada
Keberadaan, Kenyataan yang lebih tinggi. Dengan kesadarannya manusia mampu
mengarahkan kepada Keberadaan yang lebih tinggi itu, dan melalui Realitas
Tertinggi itu manusia memperoleh pengertian-pengertian, kebijaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai