Anda di halaman 1dari 5

KESETIMBANGAN FASA UAP AIR

Pengertian Kesetimbangan
Kesetimbangan memberikan pengertian bahwa suatu keadaan dimana tidak terjadi
perubahan sifat makroskopis dari sistem terhadap waktu. Untuk material tersebut dengan
waktu, keadaan setimbang sebenarnya tidak pernah tercapai. Semakin dekat keadaan sistem
dengan titik kesetimbangan maka semakin kecil gaya penggerak proses, semakin kecil pula
laju proses dan ahkirnya sama dengan 0 bila titik kesetimbangan sudah tercapai. Jadi titik
kesetimbangan hanya bisa tercapai secara teoritis dalam waktu yang tak terhingga.
Seperti pada kesetimbangan umumnya, kesetimbangan uap-cair dapat ditentukan
ketika ada variabel yang tetap (konstan) pada suatu waktu tertentu. Saat kesetimbangan
model ini, kecepatan antara molekul-molekul campuran yang membentuk fase uap sama
dengan kecepatan molekul-molekulnya membentuk cairan kembali. Data kesetimbangan uap
cair merupakan data termodinamika yang diperlukan dalam perancangan dan pengoperasian
kolom-kolom distilasi. Pada prakteknya didalam pekerjaan ilmiah suatu kesetimbangan
dianggap tercapai bila tidak ada lagi perubahan sifat/keadaan seperti yang ditunjukkan oleh
praktek sama dengan sifat yang dihitung berdasarkan metoda yang menggunakan anggapan
kesetimbangan.
Contoh nyata penggunaan data termodinamika kesetimbangan uap-cair dalam
berbagai metoda perancangan kolom distilasi packed column dan try column. Percobaan
langsung yang betul-betul lengkap baru dapat diperoleh dari serangkaian metoda
pengukuran. Selain itu percobaan langsung seperti itu memerlukan waktu yang banyak dan
biaya yang besar. Sehingga cara yang umum ditempuh adalah mengukur data tersebut pada
beberapa kondisi kemudian meringkasnya dalam bentuk model-model matematik yang relatif
mudah diterapkan dalam perhitungan-perhitungan komputer. Salah satu contoh aplikasi dari
percobaan tersebut adalah pembuatan tabung gas LPG. Proses pembuatan tabung gas LPG ini
merupakan prinsip distilasi yaitu tekanan uap dalam tabung bila semakin besar akan
mengubah gas didalam tabung menjadi cair.

Kesetimbangan Uap-Cair
Perhitungan kesetimbangan uap cair dilakukan untuk menentukan komposisi fasa uap dan
fasa cair suatu campuran yang berada dalam keadaan setimbang. Kesetimbangan uap cair
dapat digambarkan dengan skema berikut:
Fasa Uap
iv yi T P
Fasa Uap
iL xi T P
Gambar 2.1 Skema Kesetimbangan Uap Cair
(Chang, 2010)
Perhitungan kesetimbangan uap cair diselesaikan dengan menerapkan kriteria
kesetimbangan uap-cair. Dua fasa berada dalam kesetimbangan termodinamik apabila
temperatur dan tekanan kedua fasa sama serta potensial kimia masing-masing komponen
yang terlibat di kedua fasa bernilai sama. Dengan demikian, pada temperatur dan tekanan
tertentu, kriteria kesetimbangan uap cair dapat dinyatakan sebagai berikut:
iv = iL dimana i = 1 sampai N

(Chang, 2010)

dimana i adalah potensial kimia komponen i, N adalah jumlah komponen, V dan L


menyatakan fasa uap dan fasa cair. Potensial kimia adalah besaran yang tidak mudah
dipahami dan juga sukar dihubungkan dengan variabel-variabel yang mudah diukur seperti
tekanan, temperatur, dan komposisi.
Model Persamaan Kesetimbangan Uap-Cair
Ketika termodinamika diterapkan untuk kesetimbangan uap-cair, tujuannya adalah
menemukan temperatur, tekanan, dan komposisi fasa dalam kesetimbangan dengan
perhitungan. Sesungguhnya, termodinamika menyediakan ruang lingkup kerja matematis
untuk hubungan sistematis, ekstensi, generalisasi, avaluasi, dan interpretasi data. Lebih dari
itu, ini berarti dengan prediksi berbagai teori fisika molekular dan mekanik statistik dapat
diterapkan untuk tujuan praktis. Tak satupun ini dapat diselesaikan tanpa model untuk prilaku
sistem dalam kesetimbangan uap-cair. Dua model yang paling sederhana adalah Hukum
Raoult dan Hukum Henry.

Hukum Raoult
Kimiawan Perancis Francois-Marie Raoult menemukan bahwa untuk beberapa larutan,
plot dari tekanan uap pelarut versus fraksi mol pelarut dapat sangat tepat dengan garis lurus.
Larutan yang mengikuti hubungan garis lurus ini sesuai dengan persamaan sederhana :
P1 = X1.P01
Yang dikenal sebagai hukum Raoult. Larutan seperti ini disebut larutan ideal. Larutan lain
menyimpang dari perilaku garis lurus dan disebut larutan non ideal. Larutan non ideal dapat
menunjukkan penyimpangan positif (dengan tekanan uap lebih tinggi daripada yang
diprediksi oleh hukum Raoult) atau penyimpangan negatif (dengan tekanan uap lebih
rendah). Pada tingkat molekul, penyimpangan negatif muncul bila zat terlarut menarik
molekul pelarut dengan sangat kuat, sehingga mengurangi kecenderungannya untuk lari ke
fasa uap. Penyimpangan positif muncul pada kasus kebalikannya, yaitu bila molekul pelarut
dan zat terlarut tidak saling tertarik satu sama lain. Bahkan larutan nonideal dengan zat
terlarut yang tidak terdisosiasi mendekati hukum Raoult jika X1 mendekati 1.
Hukum Raoult merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif
sebab sifat-sifat itu bergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, bukannya pada
sifat partikel yang terlibat. Keempat sifat itu ialah :
1.

Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni

2.

Peningkatan titik didih

3.

Penurunan titik beku, dan

4.

Gejala tekanan osmotik.

Hukum Dalton
Hukum Dalton menyatakan bahwa total suatu campuran gas merupakan jumlah dari
tekanan masing-masing gas itu sendiri. Ketika dua gas, A dan B, berada dalam wadah dengan
volume V, tekanan yang ditimbulkan oleh gas A berdasarkan persamaan gas ideal adalah

Dalam campuran gas A dan B, tekanan total Pt merupakan hasil tumbukan kedua jenis
molekul itu. A dan B dengan dinding wadahnya.

Maka, berdasarkan hukum Dalton :

Dengan n, jumlah total mol gas yang ada, diberikan menurut n = n A + nB, dan PA dan PB masingmasing adalah tekanan parsial gas A dan B. secara umum, tekanan total campuran gas
diberikan oleh :

(Chang, 2010)
Dengan P1, P2, P3, .. adalah tekanan parsial komponen-komponen 1,2,3,.. jika P Adibagi
dengan PT, maka

Dimana XA adalah fraksi mol gas A. nilai fraksi mol selalu lebih kecil dari 1, kecuali jika A
satu-satunya komponen yang ada. Tekanan parsial A dan B dinyatakan sebagai berikut :

Perlu diperhatikan bahwa jumlah fraksi mol dalam campuran gas harus bernilai satu. Jika
hanya ada dua komponen, maka

Jika suatu system mengandung lebih dari dua gas, maka tekanan parsial dari komponen ke I
dapat dihubungkan dengan tekanan total menurut persamaan berikut :

Dimana Xi adalah fraksi mol zat i.


(Chang, 2010)

Hukum Henry
Pada fraksi mol X2 yang cukup rendah, tekanan uap komponen w berbanding lurus
terhadap X2 :

Dengan k2 adalah sebuah tetapan. Untuk X1 kecil (X2 dekat 1)

Tekanan uap linear dari apa yang disebut zat terlarut (sebab keberadaannya dalam fraksi
mol yang rendah) disebut sebagai Hukum Henry: tekanan uap zat terlarut yang atsiri
berbanding lurus dengan fraksi mol zat itu dalam larutan. Bilama hukum Raoult berlaku
untuk pelarut, maka hukum Henry berlaku untuk zat terlarut (Kister, 2001).

Anda mungkin juga menyukai