Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kata anestesia diperkenalkan oleh Oliver Wendell Holmes yang
menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara, karena
pemberian obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan.
Anestesi umum adalah keadaan tak sadar tanpa nyeri (dengan reflek
otonomik minimal) yang reversible akibat pemberian obat-obatan.`1,2
Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari
berbagai tindakan meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan
penderita yang mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar,
pengobatan intensif pasien gawat, terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri
menahun. Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu
operasi terdapat beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi
yang terdiri dari persiapan mental dan fisik pasien, perencanaan anestesi,
menentukan prognosis dan persiapan pada pada hari operasi. Sedangkan
tahap penatalaksanaan anestesi terdiri dari premedikasi, masa anestesi dan
pemeliharaan, tahap pemulihan serta perawatan pasca anestesi.3, 4
Cholesistektomi diindikasikan pada pasien simtomatis yang terbukti
menderita penyakit batu empedu (cholelitiasis). Indikasi laparoskopi untuk
Cholesistektomi sama dengan indikasi open Cholesistektomi.4 Karena
teknik minimal invasif memiliki aplikasi diagnosis dan terapi di banyak
pembedahan, bedah laparoskopi meningkat penggunaannya baik pada
pasien rawat inap ataupun rawat jalan.5
Teknik laparoskopi atau pembedahan minimal invasif diperkirakan
menjadi trend bedah masa depan. Pada tahun 2010, sekitar 70-80 persen
tindakan operasi di negara-negara maju menggunakan teknik ini. Di
indonesia, teknik bedah laparoskopi mulai dikenal di awal 1990-an ketika
tim dari RS Cedar Sinai California AS mengadakan live demo di RS Husada
Jakarta. Selang setahun kemudian, Dr Ibrahim Ahmadsyah dari RS Cipto
Mangunkusumo melakukan operasi laparoskopi pengangkatan batu dan
1

kantung empedu (Laparoscopic Cholecystectomy) yang pertama. Sejak


1997, Laparoscopic Cholecystectomy menjadi prosedur baku untuk
penyakit-penyakit kantung empedu di beberapa rumah sakit besar di Jakarta
dan beberapa kota besar di Indonesia.5
Pada

laparoskopi

cholesistektomi,

jenis

anestesi

yang

direkomendasikan adalah anastesi umum dengan intubasi endotrakeal


dengan antibiotik profilaksis preoperatif untuk mengatasi pathogen
empedu.4

Anda mungkin juga menyukai