Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Trauma menjadi masalah dibanyak tempat di dunia, dimana trauma vaskuler
sendiri adalah bagian yang penting didalam masalah tersebut. 1 Trauma menjadi
penyebab yang mendasari kematian pada pasien usia dibawah 44 tahun di United
States. Senter trauma Amerika Utara mencatat sekitar 35% kasus trauma tembus,
lebih banyak apabila dibandingkan dengan Negara Europa yaitu sebesar 5%-8%. 2
Trauma pembuluh darah diketahui menyebabkan ancaman pada kelangsungan
hidup bagian tubuh yang diperdarahinya. Trauma vaskuler memerlukan diagnosis
dan tindakan penanganan yang cepat untuk menghindarkan akibat fatal berupa
amputasi. Trauma vaskular sendiri dapat melibatkan pembuluh darah arteri dan
vena. Perdarahan yang tidak terdeteksi atau tidak terkontrol dengan cepat akan
mengarah kepada kematian atau apabila terjadi iskemia akan berakibat kehilangan
tungkai, stroke, nekrosis dan kegagalan organ multipel.3
Trauma vaskular dapat disebabkan karena luka tajam, luka tumpul, maupun
luka yang iatrogenik. Trauma vaskuler sering terdapat bersamaan dengan trauma
organ lain seperti syaraf, otot dan jaringan lunak lainnya atau bersamaan dengan
fraktur atau dislokasi pada ekstremitas. Bentuk dari trauma vaskular biasanya
tangensial atau transeksi komplit. Perdarahan akan menjadi lebih berat pada lesi
arteri yang inkomplit, sedangkan di pembuluh yang putus seluruhnya akan terjadi
retraksi dan konstriksi pembuluh darah sehingga dapat mengurangi atau menahan
perdarahan.4
Pada trauma vaskuler, permasalahan yang terjadi adalah perdarahan dan
juga iskemik atau keduanya dapat berlangsung bersamaan. Atas dasar alasan ini,
maka mengetahui lokasi cedera, etiologi, perencanaan tindakan, dan juga
kemungkinan komplikasi pasca operasi, serta penyebab kematian yang mungkin
timbul adalah hal mutlak yang harus diketahui seorang ahli dokter bedah. Seorang
ahli bedah vaskuler harus mampu menangani repair dari arteri dan mencegah
amputasi, yang pada akhirnya akan mengurangi angka kesakitan dan kematian.5
Kematian dan kesakitan pada trauma vaskuler bisa disebabkan oleh trauma
vaskuler itu sendiri dan juga bisa akibat trauma penyerta lainnya. Pada trauma
1

vaskuler keberhasilan yang dihitung dengan penurunan dari angka kematian dan
kesakitan berhubungan erat dengan rentang waktu antara lamanya cedera dan
tindakan bedah yang dilakukan.6 Tujuan dari penanganan trauma vaskuler sama
seperti trauma lainnya, yaitu live saving dan juga diikuti oleh limb salvage serta
pemulihan fungsi. Kembalinya fungsi ditentukan oleh trauma penyerta lainnya,
seperti trauma pada saraf saraf perifer, tulang serta jaringan lunak lainnya. Pada
kenyataannya kebanyakan trauma, jarang tunggal, biasanya trauma yang terjadi
kombinasi dengan melibatkan beberapa organ dan sistem.1,6 Penanganan trauma
vaskular saat ini sebenarnya bersumber dari prinsip yang diperoleh selama konflik
militer abad ke 20. Sebelumnya, penanganan cedera vaskular hanya terbatas pada
penanganan perdarahan dengan ligasi, kauter dan kompresi.
Terlepas dari apapun etiologi yang mendasari dari trauma vaskular, prinsip
penting dari pengobatan pada trauma vaskular adalah resusitasi emergensi pada
tempat kejadian, triase dan transportasi yang cepat ke rumah sakit yang sesuai,
resusitasi yang kuat, diagnosis dan pembedahan definitif.2 Berdasarkan laporan
diatas penulis tertarik menuliskan referat tentang penanganan trauma vaskuler
yang terjadi pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh.

Anda mungkin juga menyukai