Anda di halaman 1dari 4

Berikut adalah ciri ciri barang yang tidak termasuk dalam daftar pengenaan PPnBM

1.

Barang yang merupakan barang kebutuhan pokok


Contoh : Beras, Jagung, Gandum yang merupakan kebutuhan pokok yang sangat krusial
dalam keberlangsungan hidup umat manusia, tidak dikenakan PPnBM

2.

Barang yang tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat tertentu


Motor Harley yang dikonsumsi oleh kelompok pengendara dari pengusaha ibukota.

3.

Barang yang tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi


Jam tangan dengan merek Montblanc merupakan salah satu barang luar negeri dengan harga
selangit, mereka yang bisa membeli jam tangan biasanya adalah golongan atas dalam
perekonomian(dikonsumsi dalam perekonomian). Oleh sebab itu, jam tangan Montblanc
dikenakan PPnBM. Untuk jam tangan lain yang bisa dijangkau oleh masyarakat keseluruhan
hanya dikenakan PPN.

4.

Barang yang tidak hanya dikonsumsi hanya untuk menunjukkan status atau kelas sosial
Tas Hermes yang notabene dimiliki oleh golongan sosialita dikenakan PPnBM, mengingat
harganya tembus sampai Rp494.000.000,00. Namun, tas dalam negeri dengan harga lumayan, dan
dapat di konsumsi oleh masyarakat luas tidak dikenakan PPnBM
Yang tidak dikenakan dan dibebaskan PPnBM
selanjutnya dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 64/PMK.011/2014
tentang jenis kendaraan bermotor yang dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Dan Tata
Cara Pemberian Pembebasan Dari Pengenaan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, dalam Pasal
7. PPnBM tidak dikenakan atas impor atau penyerahan :

1.

Kendaraan CKD;

2.

Kendaraan Sasis;

3.

Kendaraan Pengangkutan Barang;


4. Kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 250 cc; dan
5. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 16 (enam belas) orang atau lebih termasuk pengemudi
Sementara itu dalam Pasal

disebutkan beberapa jenis kendaraan yang dibebaskan dari PPnBM.

PPnBM dibebaskan atas impor atau penyerahan:


1. Kendaraan bermotor berupa kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam
kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan pengangkutan umum;
2. Kendaraan Protokoler Kenegaraan;
3. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai dengan 15 (lima belas)
orang, termasuk pengemudi, yang digunakan untuk kendaraan dinas TNI atau Kepolisian
Negara Republik Indonesia; dan

4. Kendaraan Patroli TNI atau Kepolisian Negara Republik Indonesia.


Objek Bea Materai
Pada prinsipnya dokumen yang harus dikenakan meterai adalah dokumen menyatakan nilai nominal
sampai jumlah tertentu, dokumen yang bersifat perdata dan dokumen yang digunakan di muka
pengadilan, antara lain :
1)

Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat
pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata.

2)

Akta-akta notaris termasuk salinannya.

3)

Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk rangkap-rangkapnya.

4)

Surat yang memuat jumlah uang yaitu:


i.
ii.
iii.
iv.

yang menyebutkan penerimaan uang


yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening bank
yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank
yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau sebagian telah dilunasi atau
diperhitungkan.

5)

Surat berharga seperti wesel, promes, aksep dan cek.

6)

Dokumen yang dikenakan Bea Meterai juga terhadap dokumen yang akan digunakan sebagai alat
pembuktian di muka pengadilan yaitu surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan, dan surat-surat
yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain atau
digunakan oleh orang lain, lain dan maksud semula.

Materai

Bea Meterai dikenakan terhadap suatu dokumen, dimana pengertian dari dokumen itu sendiri adalah
kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud tentang perbuatan, keadaan atau
kenyataan bagi seseorang dan/atau pihak-pihak yang berkepentingan
Pada Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Meterai dan Besarnya
Batas Pengenaan Harga Nominal yang dikenakan Bea Meterai, mengatur tentang tarif dari Bea Meterai
dan bagaimana cara penerapannya Tarif Bea Meterai itu sendiri dibagi atas 2 tarif, yaitu; Meterai Rp
6.000 dan Meterai Rp 3.000.
Meterai 6.000 dikenakan atas dokumen-dokumen sebagai berikut;
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya (antara lain: surat kuasa, surat hibah, dan surat pernyataan)
yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau
keadaan yang bersifat perdata;
b. akta-akta notaris termasuk salinannya;
c. akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk rangkap-rangkapnya;
d. surat yang memuat jumlah yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah);
1) yang menyebutkan penerimaan uang
2) yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank;
3) yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank;
4) yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau
diperhitungkan;
e. surat berharga seperti wesel, promes, aksep yang harga nominalnya lebih dari Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah).
f. efek dengan nama dan dalam bentuk apapun sepanjang harga nominalnya lebih dari Rp 1.000.000,- (satu
juta rupiah).
g. dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka Pengadilan, yaitu :
1) surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan;
2) surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan
lain atau digunakan oleh orang lain, selain dari maksud semula.

Sementara untuk meterai dengan tarif Rp 3.000,- dikenakan atas dokumen-dokumen sebagai berikut;

a. surat yang memuat jumlah yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp 250.000,- (dua ratus lima
puluh ribu rupiah) tetapi tidak lebih dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah);
1) yang menyebutkan penerimaan uang
2) yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank;
3) yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank;
4) yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau
diperhitungkan;
b. surat berharga seperti wesel, promes, aksep yang harga nominalnya lebih dari Rp 250.000,- (dua ratus
lima puluh ribu rupiah) tetapi tidak lebih dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).
c. efek dengan nama dan dalam bentuk apapun sepanjang harga nominalnya lebih dari Rp 250.000,- (dua
ratus lima puluh ribu rupiah) tetapi tidak lebih dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).
d. Cek dan bilyet giro dengan harga nominal berapapun.
Apabila suatu dokumen (kecuali cek dan bilyet giro) mempunyai nominal tidak lebih dari Rp 250.000,- (dua
ratus lima puluh ribu rupiah), maka atas dokumen tersebut tidak terutang Bea Meterai.

Anda mungkin juga menyukai