Anda di halaman 1dari 3

Sidik et al.

(2016) meneliti pengaruh dari tingginya laju sedimentasi pada dinamika


sedimen permukaan dan pertumbuhan bakau di Sungai Porong, Jawa Timur. Lumpur Sidoarjo
adalah penyebab dari tingginya laju sedimentasi di mulut Sungai Porong yang terhubung
dengan laut dimana terdapat bakau yang tumbuh secara alami. Penelitian ini menganalisis
dampak dari kiriman sedimen terhadap akresi vertikal, perubahan elevasi permukaan, dan
pertumbuhan dari Avicennia sp. sebagai spesies bakau yang dominan. Observasi dilakukan
Mei 2010 hingga Mei 2011, yaitu 4-5 tahun setelah erupsi lumpur pertama. Lokasi penelitian
dilakukan di mulut Sungai Porong yang berada sekitar 19 km di hilir dari erupsi lumpur dan
dapat dilihat pada gambar 1.1. Dua hutan bakau (Figure 2 dalam gambar 1.1) dipilih karena
outlet utama dari Sungai Porong yang berada di utara dan selatan.

Gambar 1.1 Lokasi penelitian yang dipengaruhi sedimen lumpur Sidoarjo

Bakau adalah kelompok tumbuhan pada zona intertidal yang menyebar sepanjang
garis pantai dan tumbuh ketika akumulasi sedimen pada ketinggian yang mendekati
permukaan laut. Akar bakau yang berada di atas maupun dibawah permukaan laut
memerangkap dan menstabilkan sedimen sehingga mempengaruhi laju sedimentasi yang

bergantung pada gradien lingkungan. Bakau beradaptasi dengan merubah elevasinya terhadap
pasang air laut yang bergantung pada ketersediaan sedimen. Sedimentasi dipengaruhi
beberapa faktor yaitu curah hujan, topografi dan karakteristik tanah, aktifitas manusia serta
fenomena katastrop. Berubahnya rezim sedimen di kawasan pesisir dapat merugikan estuari
dan habitata pesisir termasuk bakau yang sensitif pada perubahan lingkungan dan
antropogenik. Sedimen yang berlebihan dapat menyebabkan dampak negatif terhadap bakau
diantaranya mengurangi kemampuan pembentukan bibit, mengubah fisiologi tanaman,
mengurangi pertumbuhan serta dapat mengancam kelangsugan hidup bakau karena
terganggunya difusi udara (Jimenez et al., 1985; Ellison and Farnsworth, 1996; Furukawa
dan Wolanski, 1996; Terrados et al., 1997; Ellison, 1998; Thampanya et al., 2002; Saenger,
2002; Ellis et al., 2004; Thrush et al., 2004; Cahoon, 2006; Souza Filho et al., 2006, Gilman
et al., 2008; Cahoon and Guntenspergen, 2010; Lovelock et al., 2015 dalam Sidik et al.,
2016)

Pada penelitian ini pengukuran akresi vertikal menggunakan alat sediment erosion pins dan
elevasi permukaan menggunakan alat rod surface elevation table (RSET) yang dipasang di
tiga titik pada masing-masing hutan bakau. Akresi vertikal adalah parameter terbaik yang
relevan terhadap respon perubahan laju sedimentasi, sedangkan perubahan elevasi permukaan
adalah parameter terbaik terkait respon ekosistem bakau pada pasang air laut. Pertumbuhan
bakau Avicennia sp. diukur menggunakan dendrometer berdasarkan peningkatan rata-rata dari
diameter bakau pada ketinggian 1 meter untuk sampel sebanyak 27 pohon bakau. Analisis
dilakukan secara statistik menggunakan two-way ANOVA dan t-test.
Hasil penelitian menunjukan akresi vertikal akibat sedimentasi sangat tinggi yang
mengakibatkan laju pertumbuhan bakau menjadi lebih rendah. Dinamika elevasi permukaan
berbanding lurus dengan akresi vertikal yang menjelaskan bahwa deposisi sedimen sebagai
proses dominan yang menyebabkan prningkatan elevasi permukaan pada mulut Sungai
Porong. Laju pertumbuhan terendah dan akresi vertikal tertinggi berada pada pengukuran
selama musim hujan.

Daftar Pustaka :
Sidik, F., Neil, D., Lovelock C. E. 2016. Effect of high sedimentation rates on surface
sediment dynamics and mangrove growth in the Porong River, Indonesia, Marine
Pollution Bulletin. http://dx.doi.org/10.1016/j.marpolbul.2016.02.048

Anda mungkin juga menyukai