Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Pembanding I
Pembanding II
Ir.Tugiman MT
NIP.131 459 557
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
AGENDA
: 814/TS/2008
DITERIMA :
/ /2008
PARAF
:
====================
TUGAS SARJANA
NAMA
NIM
: 040401044
OLEH
SEBUAH
PABRIK
GULA
PERHITUNGAN TEORITIS
DIBERIKAN TANGGAL
: 24 / 10 /2008
SELESAI TANGGAL
: 02 / 05 /2009
KETUA
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN,
MEDAN,..................2009.
DOSEN PEMBIMBING,
KARTU BIMBINGAN
TUGAS SARJANA MAHASISWA
N0 : 814 / TS / 2008
Sub. Program Studi
: Teknik Produksi
Bidang Tugas
Judul Tugas
Diberikan Tanggal
: 21-07-2008
Selesai Tanggal
Dosen Pembimbing
: DR.Ing.Ir. Ikhwansyah
Isranuri
: 02-05-2009
Iskandar C.
NIM
NO
Tanggal
30-08-2008
Survey lapangan
20-09-2008
Spesifikasi tugas
18-10-2008
22-01-2009
03-02-2009
23-02-2009
Analisa torsi
21-03-2009
14-04-2009
10
02-05-2009
Siap diseminarkan
: 040401044
Tanda Tangan Dosen
Pembimbing
CATATAN :
Diketahui
1. Kartu ini harus diperlihatkan kepada
Ketua Departemen Teknik Mesin
Dosen Pembimbing setiap asistensi.
FT. U.S.U
2. Kartu ini dijaga bersih dan rapi.
3. Kartu ini harus dikembalikan ke Departemen,
bila kegiatan asistensi telah selesai.
(Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri)
NIP. 132 018 668
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt atas berkat dan rahmat-Nya yang
telah memberikan penulis kesehatan jasmani dan rohani sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi ini. Adapun Skripsi ini dibuat untuk melengkapi syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik dengan judul: Simulasi Pembebanan Gaya
Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula Sei Semayang dengan
Metode Elemen Hingga.
Selama penulisaan laporan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
bantuaan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada :.
1. Kedua Orang tua saya yang saya cintai yang telah memberikan segala
sesuatunya dengan penuh ikhlas serta abang dan kakak yang telah memberi
semangat dan perhatiannya.
2. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku dosen pembimbing dan sebagai
Ketua Departemen Teknik Mesin yang telah memberikan waktu dan
pikirannya dalam penyelesaian skripsi ini dan Bapak Tulus Burhanudin
Sitorus, ST.MT sebagai Sekretaris Departemen Teknik Mesin.
3. Seluruh staff pengajar di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara, terutama Bang Taufik, Bang Supriyono serta
Pak Henry IC Star yang telah mengubah pola pikir saya serta ilmu yang
sangat berharga.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Medan,
Penulis,
Juli 2009
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN DARI PEMBIMBING
SPESIFIKASI TUGAS
KARTU BIMBINGAN TUGAS SARJANA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SIMBOL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
halaman
i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x
xii
1
1
2
3
3
4
5
5
9
10
10
11
13
15
15
17
20
20
20
22
23
25
25
27
31
32
34
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
41
41
41
45
45
47
48
57
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
60
60
61
58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Jenis-jenis faktor koreksi berdasarkan
daya yang ditransmisikan
Tabel 2.2 Baja karbon untuk konstruksi mesin
dan baja batang yang difinis dingin untuk poros.
13
14
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tebu diturunkan dari truk
halaman
5
Gambar 2.4 Mill shaft roll shell, Top roll dan roda gigi lurus
16
17
17
20
22
23
32
34
34
35
36
36
37
37
38
38
39
40
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
49
50
50
51
52
53
53
54
55
56
56
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
DAFTAR SIMBOL
Simbol
P/ Pd
n
fc
T
ds
Kt
Cb
W
F
V
M
m
g
mtotal
Keterangan
Daya yang ditransmisikan / Daya rencana
Putaran keluaran
Faktor koreksi
Momen puntir rencana
Tegangan geser izin
Tegangan
Regangan
Diameter poros yang direncanakan
Faktor koreksi untuk kemungkinan
terjadinya tumbukan
Faktor koreksi untuk kemungkinan
terjadinya beban lentur
Berat massa benda
Gaya
Gaya geser
Momen lentur
Massa benda
Kecepatan gravitasi bumi (9,806 m/s2)
Tegangan geser akibat momen puntir
Massa jenis logam (7,3 x 103 kg/m3)
Massa total poros
Satuan
HP( kW)
rpm
kg.mm
kg/mm2
kg/mm2(N/m2)
mm
N
N
N
N.m
kg
m/s2
kg/mm2
kg/m3
kg
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Ansys 5.4 merupakan salah satu metode analisa yang dilakukan dengan cara
membagi sistem yang dianalisa menjadi elemen elemen kecil yang berhingga
dengan bentuk yang sederhana. Elemen elemen ini memiliki titik titik yang
disebut node dimana perhitungan dilakukan atau dengan kata lain node adalah
representasi elemen terhadap jenis analisa dan pembebanan yang diberikan.
Tipe masalah teknis dan matematis phisis yang dapat diselesaikan dengan
metode elemen hingga terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok analisa
struktur meliputi: analisa tegangan/Stress, buckling, dan analisa getaran dan
kelompok masalah-masalah non struktur meliputi: perpindahan panas, mekanika
fluida dan distribusi dari potensial listrik serta magnet[5, hal 1].
Dalam persoalan-persoalan yang menyangkut geometri yang rumit, seperti
persoalan pembebanan terhadap struktur yang kompleks, pada umumnya sulit
dipecahkan melalui matematis analisis. Hal ini disebabkan karena matematis
analisis memerlukan besaran atau harga yang harus diketahui pada setiap titik
pada struktur yang dikaji.
Penyelesaian analisis dari suatu persamaan diferensial suatu geometri yang
kompleks, pembebanan yang rumit, tidak mudah diperoleh. Formulasi dari
metode elemen hingga dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian pada mill shaft roll shell ini adalah untuk
mengetahui distribusi tegangan akibat pembebanan gaya berat dan torsi yang
terjadi dengan menggunakan simulasi metode elemen hingga.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Tujuan dari penelitian pada mill shaft roll shell ini adalah mensimulasikan
dampak dari pembebanan akibat gaya berat dan torsi terhadap distribusi tegangan
dengan menggunakan software Ansys 5.4.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan meliputi yaitu
mensimulasikan distribusi tegangan akibat pembebanan gaya berat pada mill shaft
roll shell, dalam 2 kondisi yakni kondisi 1, kondisi poros sebelum tebu masuk dan
kondisi 2, kondisi poros setelah tebu masuk serta torsi pada tiap jarak dan gaya
tertentu. Tidak melakukan perhitungan dengan metode elemen hingga, hanya
membandingkan hasil simulasi dengan hasil teori kegagalan (Von Misses).
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini
adalah :
1. Survey Lapangan
Survey lapangan telah dilakukan pada Pabrik Gula Sei Semayang PTPN-II,
guna mendapatkan spesifikasi poros mill shaft roll shell.
2. Studi Literatur
Berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku yang mendukung dan
membantu dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
3. Diskusi
Berupa Tanya jawab dengan dosen pembimbing dan teman-teman mahasiswa
yang lain mengenai simulasi yang dibahas.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
menuju Cane Cutter I sehingga tebu dipotong dengan merata seperti terlihat pada
gambar 2.2.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
TOP ROLL
MILL SHAFT ROLL
SHELL
Gambar 2.4 Mill Shaft Roll, Top Roll dan Roda Gigi Lurus
Besarnya tekanan hidrolik yang digunakan untuk mengepres alat
penggiling adalah 150-200 kg/cm2 dengan putaran berbeda antara gilingan I
dengan yang lain dimana gilingan I skitar 5,3 rpm, gilingan II 5,2 rpm, gilingan III
5,0 rpm, gilingan IV 5,0 rpm, gilingan V 4,8 rpm.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Mekanisme kerja dari 5 Set Three Roller Mill adalah sebagai berikut :
1. Tebu yang sudah dicacah halus pada Cane Cutter I masuk ke pencacah Cane
Cutter II elevator masuk ke gilingan pertama. Air perahan nira dari gilingan
pertama ditampung pada bak penampung I yang disebut primary juice. Ampas
dari gilingan I masuk pada gilingan II untuk diperah lagi. Air perahan II
masuk dalam bak penampungan II.
2. Nira dari gilingan I dan II masih ada ampasnya yang sama-sama ditampung
pada bak penampungan I. Nira pada bak penampungan I disaring pada Juice
Strainer kemudian ampasnya dimasukkan pada gilingan II dan nira yang
disaring ditampung dalam satu tangki dan siap dipompakan ke stasium
pemurnian. Tangki penampungan ini disebut Raw Juice Tank.
3. Ampas dari gilingan II masuk ke gilingan III untuk diperah lagi. Air perasan
ditampung pada bak penampung III dan digunakan sebagai imbibisi yang
keluar dari gilingan I.
4. Ampas dari gilingan III masuk ke gilingan IV, air perasan (nira) ditampung
pada bak IV dan digunakan sebagai imbibisi ampas yang keluar dari gilingan
II.
5. Ampas dari gilingan IV masuk ke gilingan V untuk diperas lagi. Nira dari
gilingan V ditampung pada bak V dan digunakan sebagai imbibisi ampas yang
keluar dari gilingan III.
6. Ampas yang keluar dari gilingan IV diberi air imbibisi sebelum masuk ke
gilingan V yang memiliki temperatur air imbibisi sekitar 60-70 0C. Ampas
tebu dari gilingan V selanjutnya diangkutnya dengan satu unit conveyor
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
melalui suatu plat saringan, dimana ampas berserat kasar dilewatkan menuju
boiler sebagai bahan bakar dan sebagian dibawa menuju gudang ampas
sebagai cadangan.
Skema dari prosedur penggilingan dapat dilihat dari gambar 2.5 berikut :
5,1
3
ds = K t C bT ....[4, hal.8]
a
dimana :
ds = diameter poros yang direncanakan (mm)
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat mulai (start), atau mungkin beban
yang besar terus bekerja setelah start. Dengan demikian sering diperlukan koreksi
pada daya rata-rata yang diperlukan dengan menggunakan faktor koreksi pada
perencanaan.
Ada beberapa jenis faktor koreksi sesuai dengan daya yang akan
ditransmisikan sesuai dengan tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jenis-jenis faktor koreksi berdasarkan daya yang ditransmisikan
Daya yang ditransmisikan
fc
1,2 - 2,0
0,8 1,2
Daya normal
1,0 1,5
Dengan adanya daya dan putaran, maka poros akan mendapat beban
berupa momen puntir. Oleh karena itu dalam penentuan ukuran-ukuran utama
poros akan dihitung berdasarkan beban puntir serta kemungkinan-kemungkinan
kejutan/tumbukan dalam pembebanan, seperti pada saat motor mulai berjalan.
Besarnya momen puntir yang dikerjakan pada poros dapat dihitung :
T = 9,74 .105
Pd
.[4, hal. 7]
n
Dimana :
T = momen puntir rencana (kg. mm)
Pd = daya rencana (kW)
n = putaran (rpm)
2.6 Pemilihan Bahan
Bahan poros yang direncanakan adalah baja cor yaitu jenis baja karbon
tinggi dengan kadar C > 0,5 %. Baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C)
dihasilkan dari ingot yang dikil (baja yang dioksidasikan dengan ferrosilikon dan
dicor), kadar karbon terjamin. Jenis-jenis baja S-C beserta dengan kekuatan
tariknya dapat dilihat dari tabel 2.2.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Tabel 2.2 Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis
dingin untuk poros.
Lambang
Perlakuan
panas
S30C
S35C
S40C
S45C
S50C
S55C
Penormalan
Kekuatan
tarik
(kg/mm2)
48
52
55
58
62
66
Keterangan
Dalam perencanaan poros ini dipilih bahan jenis S50C yang dalam
perencanaannya diambil kekuatan tarik sebesar b = 62kg / mm 2 . Maka tegangan
puntir izin dari bahan dapat diperoleh dari rumus :
a =
b
sf 1 .sf 2
........[4, hal. 8]
Dimana :
=5,6. Harga 5,6 diambil untuk bahan SF dan 6,0 untuk bahan S-C dengan
pengaruh massa dan baja paduan. Harga Sf1 diambil 6 karena dalam perencanaan
pemilihan bahan diambil jenis S50C.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
momen puntir) yang bekerja pada poros. Apabila tegangan geser ini melampaui
tegangan geser izin yang dapat ditahan oleh bahan maka poros mengalami
kegagalan. Besar tegangan geser akibat momen puntir yang bekerja pada poros
diperoleh dari:
p =
16T
....[2, hal. 263]
d s3
dimana:
p = tegangan geser akibat momen puntir ( kg/mm2 )
T = momen puntir yang terjadi (direncanakan) ( kg.mm )
ds = diameter poros ( mm )
2.8 Kondisi Pembebanan Poros
Dari hasil pengamatan survey pada Pabrik Gula Sei Semayang, poros yang
direncanakan ditumpu oleh dua buah bantalan luncur serta menumpu satu roda
gigi lurus, satu buah Top Roll, dan satu buah kopling untuk menghubungkan ke
motor penggeraknya. Dengan kondisi pembebanan yang terjadi pada mill shaft
roll shell dapat di lihat pada gambar 2.6 di bawah ini.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
V
M
M
NX
NX
V
NY
RA
RBY
1. Analisa tegangan/Stress, meliputi analisa Truss dan Frame serta masalahmasalah yang berhubungan dengan tegangan-tegangan yang terkonsentrasi.
2. Buckling
3. Analisa getaran
Masalah non struktur yang dapat diselesaikan dengan menggunakan metode ini
meliputi:
1. Perpindahan panas dan massa
2. Mekanika fluida, termasuk aliran fluida lewat media porus
3. Distribusi dari potensial listrik dan potensial magnet
Dalam persoalan-persoalan yang menyangkut geometri yang rumit, seperti
persoalan pembebanan terhadap struktur yang kompleks, pada umumnya sulit
dipecahkan melalui matematis analisis. Hal ini disebabkan karena matematis
analisis memerlukan besaran atau harga yang harus diketahui pada setiap titik
pada struktur yang dikaji.
Penyelesaian analisis dari suatu persamaan diferensial suatu geometri yang
kompleks, pembebanan yang rumit, tidak mudah diperoleh. Formulasi dari
metode elemen hingga dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini.
Metode ini akan menggunakan pendekatan terhadap harga-harga yang tidak
diketahui pada setiap titik secara diskrit. Dimulai dengan permodelan dari suatu
benda dengan membagi-bagi dalam bagian yang kecil yang secara keseluruhan
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
masih mempunyai sifat yang sama dengan benda yang utuh sebelum terbagi
dalam bagian yang kecil (diskritisasi).
Beberapa kelebihan dalam penggunaan metode ini adalah :
1. Benda dengan bentuk yang tidak teratur dapat dengan mudah dianalisa
2. Tidak terdapat kesulitan dalam menganalisa beban pada suatu struktur
3. Permodelan dari suatu benda dengan komposisi materi yang berlainan dapat
dilakukan karena tinjauan yang dilakukan secara individu untuk setiap
elemen.
4. Dapat menangani berbagai macam syarat batas dalam jumlah yang tak
terbatas
5. Variasi dalam ukuran elemen memungkinkan untuk memperoleh detail
analisa yang diinginkan.
6. Dapat memecahkan masalah-masalah dinamik.
Kekurangan yang terdapat dalam penggunaan metode ini adalah diperlukannya
computer yang sesuai sebagai alat hitung yang lebih cepat dan akurat [5, hal 1].
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
BAB III
METODE PENELITIAN
T = 9,74 .105 x
477,75
6,5
a =
62
(6).(1,4)
a = 7,380 kg / mm 2
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
3
5,1
ds=
x 2 x1,2 x715,89.10 5
7,380
ds = 491,500 mm
ds 500 mm
Untuk momen puntir sebesar T = 715,89 . 105 kg.mm, dan diameter poros
ds =500mm, maka tegangan geser yang terjadi adalah :
p =
16.x715,89.10 5
.500 3
p = 2,916kg / mm 2
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa tegangan geser yang terjadi lebih
kecil dari tegangan geser izinnya ( p < a) dimana a = 7,380 kg/mm2, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ukuran poros yang direncanankan cukup aman.
3.3 Ukuran Dimensi Poros
Dari perhitungan-perhitungan di atas dan data-data yang diperoleh dari
hasil survey, maka dapat digambarkan ukuran-ukuran dimensi untuk Mill Shaft
Roll Shell sebagai berikut:
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
W3+W4
W2
W5
AY
445mm
525mm
1200mm
BX
BY
1200mm
350mm
1860mm
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
W1
W5
W2
445mm
525mm
A
AY
W3+W4
B
1200mm
890mm
BX
BY
310mm
Dimana :
W1 = 6376,5 N
W2 = 3924 N
W3 + W4 = 72594 N
W5 = 47480,4 N
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
MA = 0
MB = 0
MA = 0
W1 . 970 + W2 . 525 W5 .890 (W3+ W4) . 1200 + BY . 2400= 0
BY =
BY =
BY = 50468,77 N
BY 50,469 kN
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
MB = 0
(W3+ W4) . 1200 + W5 . 1510 - AY . 2400 + W2 . 2925 + W1 . 3370 = 0
AY =
AY =
AY = 79906,128 N
AY 79,906 kN
Dari perhitungan M = 0 diatas kita peroleh nilai A Y sebesar 79,906 kN
dan nilai BY sebesar 50,469 kN.
3.5.2 Gaya Gaya Dalam Yang Terjadi Pada Poros
Untuk menghitung gaya-gaya dalam yang terjadi dapat dihitung
berdasarkan diagram benda bebas dibawah berikut :
W1
W5 W3 + W4
W2
445mm
525mm
A
AY
1200mm
890mm
BX
BY
310mm
Dimana:
W1 = 6376,5 N
W2 = 3924 N
W3 + W4 = 72594 N
W5 = 47480,4 N
BY = 50468,77 N
AY = 79906,128 N
BX = 0
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Untuk 0 x1 445 mm
W1
Mx
C
Nx
x1
Vx
a) Gaya normal:
FX = 0
NX = 0
b) Gaya geser:
Fy = 0
-Vx - W1 = 0
Vx = -W1
Vx = -6376,5 N
c) Momen lentur :
MC = 0
Mx + W1 (x1) = 0
Mx = - W1 (x1)
Mx = - 6376.5 (x1)
untuk
x = 0 Mx = 0 N.m
x = 0,445 m Mx = - 2837,543 N.m
W2
Mx
x2
a) Gaya normal:
Nx
Vx
FX = 0
NX = 0
b) Gaya geser :
Fy = 0
-Vx - W1 - W2 = 0
Vx = -(W1 + W2)
Vx = - (6376,5 + 3924) N
Vx = - 10300,5 N
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
c) Momen Lentur :
MD = 0
Mx + W2 (x2 445) + W1 (x2) ) = 0
Mx = -10300,5 (x2) + 1746,18
Untuk
W2
Mx
A
x3
Nx
Vx
AY
a) Gaya normal:
FX = 0
NX = 0
b) Gaya geser :
Fy = 0
-Vx - W1 - W2 + AY = 0
Vx = AY - (W1 + W2)
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
W1
W5
W2
Mx
C
E
x4
Nx
Vx
Ay
a) Gaya normal:
FX = 0
NX = 0
b) Gaya geser :
Fy = 0
-Vx - W1 - W2 W5 + AY = 0
Vx = AY - (W1 + W2 + W5)
Vx = 79906,128 - (6376,5 + 3924 + 47480,4) N
Vx = 22125,228 N
c) Momen Lentur :
ME = 0
Mx + W5 (x4 - 1860) + W2 (x4 - 445) + W1 . x4 - AY (x4-970) = 0
Mx = AY (x4 - 970) - W5 (x4 - 1860) - W2 (x4 - 445) - W1 . x4
Mx = 79906,128 (x4 - 970) 47480,4(x4 - 1860) 3924(x4 - 445)
6376,5 x4
Mx = 22125,228 x4 + 12550,78
x = 1,860 m Mx = 53703,615 N.m
x = 2,170 m Mx = 60562,525 N.m
Untuk 2170 x5 3370 mm
untuk
Vx
Mx
Nx
BX
3370-x5
BY
a) Gaya normal:
FX = 0
- NX - BX = 0
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
NX = - BX
dimana BX = 0
NX = 0
b) Gaya geser :
Fy = 0
Vx + BY = 0
Vx = - BY
Vx = - 50468,77 N
c) Momen Lentur :
MB = 0
-Mx + BY (3370 - x5) = 0
Mx = BY (3370 - x5)
Mx = 50468,77 (3370 - x5)
Mx = 170079,75 50468,77 x5
untuk
MX = 0 N.m (MX1)
D
445mm
525mm
890mm
BX
1200mm
310mm
AY
BY
MX5
MX4
MX1
MX2
MX6
MX3
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Membentuk GEOMETRY
TYPE OF ELEMENT
MATERIAL PROPERTIES
MESHING
Tidak
Berhasil ?
Ya
ANALYSIS TYPE
BEBAN (LOAD)
CURENT LS
PLOT RESULT
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
B
A
Tidak
Berhasil ?
Ya
LIST RESULT
Selesai
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
1. Proses Preferensi
Proses Preferensi merupakan langkah pendahuluan untuk menentukan
model analisis terhadap kondisi material yang ada. Dalam masalah ini preferensi
yang di gunakan adalah struktural dengan langkah sebagai berikut:
Preference> Structural> OK
Titik
1:
(-0,150;-0,150;0),
titik
2:
(-0,150;0,150;0),
titik
3:
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
menentukan
elemen
yang
akan
digunakan,
kita
akan
mengetahui sifat stress dan strain dari material. Sedangkan material properties
yang diinput (Lampiran) yaitu:
Modulus Elastisitas, E
= 2 .1E 11 N/m2
Poissons Ratio,
= 0.3
Massa Jenis,
= 7,85E 3 kg/m3
4. Proses Meshing
Setelah permodelan selesai dan material properties telah di input, maka
langkah berikutnya adalah proses meshing dengan node dan elemen. Proses
meshing adalah pembagian model menjadi elemen-elemen kecil. Untuk melihat
hasil dari proses penerapan ukuran mesh, maka langkah yang harus dilalui, yakni:
Main Menu> Preprocessor> Meshing> Mesh> Volume> Free dan pilih Area.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
BAB IV
HASIL SIMULASI
4.1 Penjelasan
Simulasi ini merupakan proses terjadinya pembebanan oleh gaya berat
yang dialami mill shaft roll shell dalam 2 kondisi, yaitu:
1. Kondisi pembebanan poros sebelum tebu masuk roll
2. Kondisi pembebanan poros setelah tebu masuk roll
Pembebanan gaya berat dititik beratkan pada 2 kondisi di atas, akan tetapi
pengaruh berat dari square coupling, gaya berat roda gigi lurus diperhitungkan
(sebagai load/force) dan gaya reaksi dari 2 bantalan
dijadikan
sebagai
displacement. Sehingga nantinya akan dapat dilihat akibat gaya yang diberikan
terhadap kondisi poros tersebut dan dapat diketahui distribusi tegangannya.
4.2 Analisa Simulasi
1. Mendefinisikan Tipe Analisis
Dalam simulasi ini dianggap bahwa beban yang diberikan dalam keadaan
statik. Langkah ini dilakukan dengan memastikan bahwa analisis statik diberikan
dengan langkah:
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Sedangkan pada bantalan B, jenis tumpuan yang dipakai adalah pin yakni arah
sumbu z dan sumbu y, maka displacement-nya dapat dilihat pada kotak dialog di
bawah ini
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
W1=6376,5 N
W3=70632 N
W2=3924 N
AY
445mm
525mm
1200mm
BX
BY
W5=47480,4 N
1200mm
350mm
1860mm
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Setelah mendapatkan hasil dari simulasi, maka dapat pula kita ketahui
hasilnya dalam bentuk node-nodenya, dengan melakukan perintah sebagai berikut
Utility menu: PlotCtrls > Numbering > On
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
W1= 6376,5 N
W2= 3924 N
AY
445mm
525mm
1200mm
BX
BY
W5= 47480,4 N
1200mm
350mm
1860mm
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
dalam kasus ini nilai torsi diperoleh dari perhitungan momen torsi yakni
T = 715,89 . 105 kg.mm x 9,806 m/s2
= 7020,02 .105 N.mm = 702002 N.m
F1
F2
F4
F3
F5
0,110 m
0,445 m
0,970 m
2,170 m
3,370 m
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
2. Torsi 2
Pada kasus 2, torsi disebabkan oleh gaya F2 dengan jarak s2 = 0,445 m,
maka gaya F2 diperoleh:
T = F2 s2
702002 N.m = F2 0,445 m
F2 = 1577532,6 N
Dengan gaya F2 = 1577532,6 N dan jarak s2 = 0,445 m, maka mill shaft
roll shell mengalami torsi seperti ditunjukan pada gambar 4.17 di bawah ini.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
4. Torsi 4
Pada kasus 4, torsi disebabkan oleh gaya F4 dengan jarak s4 = 2,170 m,
maka gaya F4 diperoleh:
T = F4 s4
702002 N.m = F4 2,170 m
F4 = 323503,2 N
Dengan gaya F4 = 323503,2 N dan jarak s4 = 2,170 m, maka mill shaft roll
shell mengalami torsi seperti ditunjukan pada gambar 4.21 di bawah ini.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
kegagalan statik.
Secara mendasar kegagalan (failure) dari suatu struktur dinyatakan bila
struktur tidak dapat berfungsi lagi dengan baik untuk menerima pembebanan
sesuai dengan yang direncanakan. Ada 2 tipe kriteria kegagalan akibat
pembebanan statik, yaitu:
1. Deformasi Plastis
Merupakan jika material dari struktur sudah mengalami deformasi plastis
karena sudah melewati batas tegangan atau regangan luluh (yield point)
material.
2. Patah atau Rusak
Merupakan bila material dari struktur tersebut sudah patah atau sudah
melewati batas tegangan maksimum yang diijinkan material.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Berdasarkan Teori
Kegagalan
Dengan suatu pengetahuan hanya pada tegangan yield dari suatu material,
teori kegagalan ini memprediksikan ductile yielding dibawah suatu kombinasi
pembebanan dengan akurasi lebih baik dari pada teori-teori kegagalan yang
lainnya. Teori kegagalan ini sering dikenal dengan teori kegagalan Von Misses.
Teori kegagalan ini di analisa pertama kali melalui tegangan octahedral, sehingga
disebut sebagai teori kegagalan tegangan octahedral maksimum yang menyatakan
bahwa luluh akan terjadi bila tegangan octahedral maksimum yang terjadi
melebihi harga limit yang diketahui dari hasil tes tarik material dengan beban
standar.
terjadi
Sy
2
Sy merupakan yield strength yakni nilai kekalahan dari bahan poros, bahan poros
mill shaft roll shell adalah baja karbon (carbon steels) yang nilai yield strength
terdapat pada lampiran. Nilai S yielding yang kita ambil adalah 450 Mpa maka:
Sy 450
= = 225 MPa
= 225 E 6 N 2
m
2
2
sebesar 25E 6 N/m2 pada kondisi ini dikatakan aman. Pada torsi keempat tegangan
maksimum terjadi sebesar 5,12E 6 N/m2 pada kondisi ini dikatakan aman. Pada
torsi kelima tegangan maksimum terjadi sebesar 7,6E 6 N/m2 pada kondisi ini
dikatakan aman.
Suatu material dikatakan aman apabila tegangan yang terjadi tidak
melebihi tegangan ijin bahan. Akibat torsi karena pengaruh gaya dan jarak
tertentu maka dapat diketahui bahawa kondisi aman terjadi pada torsi kedua,
ketiga, keempat dan kelima. Sedangkan kondisi tidak aman pada kondisi pertama
karena pada torsi pertama tegangan maksimum yang terjadi pada simulasi (282E 6
N/m2) lebih besar dari tegangan yang diijinkan pada teori kegagalan von misses
yakni 225E 6 N/m2.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Pada kondisi pertama, pembebanan yang dialami poros sebelum tebu masuk
roll, dari hasil simulasi diperoleh distribusi tegangan maksimum terletak pada
disekitar node 883 dengan besarnya 0,104E 8 N/m2(gambar 4.10).
2. Pada kondisi kedua, pembebanan yang dialami poros setelah tebu masuk roll,
dari hasil simulasi diperoleh distribusi tegangan maksimum terletak disekitar
node 883 yang nilainya sebesar 0,106E 8 N/m2(gambar 4.13).
3. Saat terjadi hentakan / kejutan yang dialami mill shaft roll shell akibat adanya
slip saat berputar maka mill shaft roll shell mengalami distribusi tegangan
pada tiap-tiap titik sepanjang mill shaft roll shell yakni:
a. Torsi 1 pada jarak 0,11 m dan gaya 6381836,4 N, maka distribusi
tegangan maksimum terletak pada node 266 dengan jarak 0,670 m dengan
nilai sebesar 0,282E 9 N/m2(gambar 4.15 dan gambar 4.16).
b. Torsi 2 pada jarak 0,445 m dan gaya 1577532,6 N, maka distribusi
tegangan maksimum terletak pada node 28 dengan jarak 0,437 m dengan
nilai sebesar 0,614E 8 N/m2(gambar 4.17 dan gambar 4.18).
c. Torsi 3 pada jarak 0,970 m dan gaya 723713,4 N, maka distribusi
tegangan maksimum terletak pada node 66 dengan jarak 0,989 m dengan
nilai sebesar 0,250E 8 N/m2(gambar 4.19 dan gambar 4.20).
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
1. Moaveni, Saeed, Finite Element Analysis, Prentice Hall, New Jersey, 1999
2. E.Shigley, Joseph, D.Mitchell, Larry, Perencananaan Teknik Mesin jilid 2.
Trans. Ir. Gandhi Harahap, M,Eng. Edisi keempat, PT. Erlangga, Jakarta,
1995.
3. Hibbeler, R.C. Mechanics of Material, 6th ed. Prentice-Hall, Inc.,
Singapor, 2005.
4. Sularso, Ir.MSME, Suga, Kiyokatsu, DasarDasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin, cetakan kesembilan, PT.Paradnya Paramitha,
Jakarta, 1997.
5. Susatio, Yerri, Dasar-Dasar Metode Elemen Hingga, Andi Yogyakarta,
Yogyakarta, 2004
6. http://www.eFunda:TypicalProperties of Steels.com
7. http://www.AlbertaCanada.com
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
LAMPIRAN
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.
The following table lists the typical properties of steels at room temperature (25C). The
wide ranges of ultimate tensile strength, yield strength, and hardness are largely due to
different heat treatment conditions.
Properties
Carbon Steels
Alloy Steels
Stainless Steels
Tool Steels
7.85
7.85
7.75-8.1
7.72-8.0
190-210
190-210
190-210
190-210
Poisson's Ratio
0.27-0.3
0.27-0.3
0.27-0.3
0.27-0.3
11-16.6
9.0-15
9.0-20.7
9.4-15.1
1371-1454
24.3-65.2
26-48.6
11.2-36.7
19.9-48.3
450-2081
452-1499
420-500
130-1250
210-1251
75.7-1020
276-1882
758-1882
515-827
640-2000
186-758
366-1793
207-552
380-440
10-32
4-31
12-40
5-25
86-388
149-627
137-595
210-620
Taufik Akbar Iskandar Chandra : Simulasi Pembebanan Gaya Berat Pada Mill Shaft Roll Shell Di Pabrik Gula
Sei Semayang Dengan Metode Elemen Hingga, 2009.