Anda di halaman 1dari 22

1.

JUDUL PROGRAM
Perubahan Nilai Kekerasan Permukaan Glass Ionomer Cement Type II
Setelah Perendaman Dalam Obat Kumur Yang Mengandung Asam Sitrat
2. LATAR BELAKANG MASALAH
Menanggulangi dan merawat karies gigi merupakan hal yang penting.
Salah satu tindakan dalam mencegah keparahan karies adalah dengan
merestorasi gigi. Glass ionomer cement atau GIC merupakan salah satu bahan
restorasi yang sering digunakan oleh dokter gigi, karena keunggulannya dalam
sifat

adhesi, biokompatibilitas, dan

pelepasan flour

sehingga akan

meningkatkan remineralisasi serta efektif berperan sebagai antikaries. GIC


yang sering digunakan untuk restorasi adalah GIC tipe II, karena menurut
Anusavice (2003), berdasarkan penggunaanya GIC tipe I digunakan untuk
luting dan bonding material, tipe II digunakan untuk restorasi, dan tipe III
digunakan untuk lining atau basis.
Pencegahan dan perawatan karies tidak hanya dilakukan dengan restorasi
gigi, tetapi harus didukung dengan menjaga kebersihan rongga mulut seperti,
menggosok gigi dengan teratur, menggunakan dental floss maupun obat
kumur. Penggunaan obat kumur saat ini mengalami peningkatan di masyarakat
karena dianggap cukup efektif dalam menjaga kebersihan mulut. Kandungan
obat kumur menurut Prijantojo (1996) hanya mengandung bahan aktif seperti
chlorhexidine gluconate, povidon iodine, dan hexetidine, tetapi beberapa obat
kumur yang beredar di pasaran mengandung bahan inaktif atau tambahan
antara lain air, pemanis (sorbitol, gliserol, karamel dan sakarin), bahan
pewarna dan bahan pemberi rasa (asam sitrat sebagai perasa jeruk).
Orang yang telah mendapat perawatan restorasi dengan bahan tumpatan
GIC, dianjurkan untuk lebih menjaga kebersihan rongga mulut, salah satunya
dengan menggunakan obat kumur. Penggunaan obat kumur sebaiknya
memperhatikan komposisi obat kumur, karena bahan tambahan yang bersifat
asam akan mempengaruhi pH obat kumur. Contohnya, obat kumur yang
mengandung asam sitrat dengan merek dagang Listerine memiliki pH 3,5
(www.listerine.com, .....). Tingkat keasaman obat kumur yang rendah dapat
mempengaruhi permukaan gigi maupun bahan restorasi. Hal ini dikuatkan

oleh hasil penelitian Fransisconi, et.al, (2008) yakni semakin sering gigi dan
bahan restorasi terpapar asam seperti pada makanan dan minuman maka
permukaan gigi dan bahan restorasi akan mengalami erosi.
Menurut Curtis dan Watson (2008) GIC memiliki kepekaan terhadap erosi
apabila lingkungan rongga mulut memiliki pH rendah atau berkondisi asam.
Pada penelitian Hengtrakool et al. (2011), perendaman dalam minuman asam
menunjukan GIC memiliki ketahanan terhadap asam paling buruk
dibandingkan dengan tumpatan lain dengan penurunan nilai kekerasan yang
signifikan.
Efek GIC yang terpapar dalam kondisi asam berkelanjutan dapat
menyebabkan kerapuhan, dan apabila itu berlangsung secara terus-menerus
maka daya tahan GIC terhadap tekanan pengunyahan akan menurun serta
memungkinkan terjadinya fraktur (Curtis dan Watson , 2008), oleh karena itu
pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap nilai kekerasan permukaan
GIC yang direndam dalam obat kumur yang mengandung asam sitrat.

3. PERUMUSAN MASALAH
Ada beberapa obat kumur yang sering digunakan oleh masyarakat luas
untuk menjaga kebersihan rongga mulutnya, sementara beberapa obat kumur
memiliki komposisi yang mengandung asam sitrat yang dapat menjadi bahan
erosif terhadap GIC tipe II. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu adakah perubahan nilai kekerasan permukaan GIC
tipe II setelah perendaman dalam obat kumur yang mengandung asam sitrat?

4. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah menganalisis perubahan
nilai kekerasan permukaan GIC tipe II setelah perendaman dalam obat
kumur yang mengandung asam sitrat.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Mengukur nilai kekerasan permukaan GIC tipe II setelah perendaman


dalam obat kumur yang mengandung asam sitrat
b. Mengukur nilai kekerasan permukaan GIC tipe II setelah perendaman
dalam obat kumur yang tidak mengandung asam sitrat
c. Membandingkan nilai kekerasan permukaan GIC tipe II setelah
direndam dalam obat kumur yang mengandung asam sitrat dan obat
kumur yang tidak mengandung asam sitrat.
5. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Meningkatkan kualitas pengetahuan mengenai obat kumur terhadap
kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia pada umumnya dan
kedokteran gigi pada khususnya.
6. KEGUNAAN PROGRAM
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah mengetahui perubahan nilai
kekerasan permukaan GIC tipe II setelah direndam dalam obat kumur yang
mengandung asam sitrat.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini antara lain:
a. Bagi dokter gigi
Membantu dokter gigi dalam memberikan rekomendasi penggunaan
obat kumur pada pasien yang menggunakan tumpatan GIC tipe II
b. Bagi masyarakat
Membantu masyarakat dalam memilih obat kumur yang tepat.
c. Bagi Jurusan Kedokteran Gigi
Menyumbangkan data informasi dalam ilmu pengetahuan pada ilmu
kedokteran gigi yang berkaitan dengan bahan restorasi GIC tipe II
d. Bagi mahasiswa
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam ilmu kedokteran gigi yang
berkaitan dengan bahan restorasi GIC tipe II.

7. TINJAUAN PUSTAKA
1. Obat Kumur
a. Definisi
Obat kumur adalah suatu larutan atau cairan yang digunakan untuk
membilas rongga mulut dengan tujuan untuk menghilangkan bakteri,
memberi sensasi kesegaran, menghilangkan bau tak sedap, dan

mempunyai efek terapi serta menghilangkan infeksi atau mencegah


karies gigi. Obat kumur yang berada di pasaran dikemas dalam bentuk
gargle dan spray (Akande, et.al, 2004).
b. Komposisi
Komposisi yang terkandung didalam obat kumur merupakan
kombinasi dari senyawa-senyawa yang dirancang untuk mendukung
kebersihan rongga mulut, terbagi menjadi dua yaitu (DePaola dan
Spolarich, 2007):
1) Bahan Aktif
a) Bahan antibakteri dan antijamur, berfungsi untuk mengurangi
jumlah

mikroorganisme

hexylresorcinol,

dalam

chlorhexidine,

rongga

mulut,

thymol,

contohnya

benzethonium,

cetylperidinium chloride, boric acid, hexetidine, hypochlorous


acid.
b) Bahan oksigenase, secara aktif berfungsi untuk menyerang bakteri
anaerob

dalam

rongga

mulut

dan

buihnya

membantu

menghilangkan jaringan yang tidak sehat, contohnya hidrogen


peroksida dan perborate.
c) Astringents, berfungsi untuk membuat pembuluh darah lokal
vasokontriksi, sehingga dapat memberi efek anti-inflamasi.
Contohnya, alkohol, seng klorida, aluminium, dan asam-asam
organik seperti tannic, asam asetat dan asam sitrat.
d) Anodynes, berfungsi untuk meredakan nyeri dan rasa sakit,
contohnya, turunan fenol, minyak eukaliptol, minyak watergreen.
e) Buffer, mengurangi keasaman dalam rongga mulut yang
dihasilkan dari fermentasi sisa makanan, contoh, sodium
perborate sodium bikarbonat.
f) Deodorizing agents, berfungsi untuk menetralisir bau yang
dihasilkan dari proses penguraian sisa makanan, contohnya adalah
klorofil.
g) Detergent, berfungsi untuk mengurangi tegangan permukaan
dengan demikian menyebabkan bahan-bahan yang terkandung
menjadi lebih larut, dan juga dapat menghancurkan dinding sel
bakteri yang menyebabkan bakteri lisis, contohnya sodium lauryl
sulphate.

2) Bahan Inaktif
a) Air, sebagai penyusun persentase terbesar dari volume larutan
b) Pemanis, contohnya gliserol, sorbitol, karamel, dan sakarin
c) Bahan pewarna
d) Flavoring agents (sebagai bahan pemberi rasa)
2. Asam Sitrat
a. Definisi
Asam dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: 1) asam alami,
umumnya asam organik, yang berasal dari buah-buahan misalnya asam
tartarat, asam sitrat, dan asam malat; 2) asam yang dihasilkan melalui
proses fermentasi, misalnya asam asetat dan asam laktat; 3) asam-asam
sintetik, misalnya asam fosfat (Winarno dan Jenie, 1983).
Asam sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung satu molekul air
hidrat. Kandungannya tidak kurang dari 99.5% dan tidak lebih dari
100.5% C6H8O7, dihitung terhadap zat anhidrat (Farmakope Indonesia,
1995).
Asam sitrat dengan rumus molekul C6H8O7 adalah asam
trikarboksilat yang memiliki sifat fisik berbentuk kristal atau serbuk
putih, tidak berbau, rasa sangat asam, dan bersifat higroskopis (mudah
menyerap air). Asam sitrat merupakan asam organik kuat yang memiliki
sifat-sifat kimia antara lain mudah larut dalam air, kelarutannya dalam
alkohol sedang, dan sukar larut dalam eter (Branen, et al., 1990 dan
Farmakope Indonesia, 1995).
Nama

kimia

asam

sitrat

adalah

2-hydroxy-1,2,3-

propanetricarboxylic acid dan memiliki rumus bangun seperti berikut


(Farmakope Indonesia, 1995):
HOOC

CH2

C(OH)

CH2

COOH

COOH
Gambar 2.1 Rumus kimia Asam Sitrat
Asam sitrat banyak digunakan pada makanan sebagai asidulan atau
zat pengasam. Asidulan dapat bertindak sebagai penegas rasa dan warna

atau menyelubungi after taste yang tidak disukai. Sifat asam senyawa
ini dapat mencegah pertumbuhan mikroba dan bertindak sebagai bahan
pengawet. Derajat keasaman rendah pada buffer yang dihasilkannya
mempermudah

proses

pengolahan.

Salah

satu

tujuan

utama

penambahan asam pada makanan adalah untuk memberikan rasa asam


karena asam dapat mengintensifkan penerimaan rasa-rasa lain. Unsur
yang menyebabkan rasa asam adalah ion H + atau ion H3O+(Winarno,
2002).
b. Penggunaan Asam Sitrat dalam Obat Kumur
Asam sitrat dapat digunakan sebagai astringents dalam obat kumur
yang

berfungsi

untuk

zat

penciut

yaitu

dapat

menyebabkan

vasokonstriksi lokal sehingga mengurangi inflamasi jaringan rongga


mulut. Selain itu, asam sitrat juga berfungsi sebagai flavoring agents
(bahan pemberi rasa) dan pemberi efek penyegar, biasanya rasa yang
ditimbulkan asam sitrat berupa rasa jeruk. Hal ini yang menyebabkan
pH obat kumur menjadi lebih rendah (Akande, et.al, 2004)
3. Glass Ionomer Cement
a. Definisi
Material restorasi glass ionomer cement (GIC) telah dikenal sejak
awal tahun 1971, yang merupakan turunan dari semen silikat dan semen
polikarboksilat (Anusavice, 2003).
b. Komposisi GIC
GIC terdiri dari powder dan liquid. Powder GIC adalah kaca
kalsium fluoroaluminosilikat yang larut dalam asam. Komposisi dari
powder GIC ditunjukkan dalam tabel 2.2 seperti berikut.
Tabel 2.1 Komposisi powder GIC
Komponen Kimiawi
Persen Berat (%)
SiO2
29.0
Al2O3
16.6
CaF2
34.3
AlF3
5.3
Na3AlF6
5.0
AlPO4
9.8
Sumber : Manappallil, 2003

Cairan yang digunakan GIC adalah larutan dari asam poliakrilat


dalam konsentrasi sekitar 50%, cairan ini cukup kental cenderung
membentuk gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen,
cairan asam poliakrilat adalah dalam bentuk kopolimer dengan asam
itikonik, maleic, atau asam trikarbalik yang dapat menambah reaktivitas
dari cairan, mengurangi kekentalan, dan mengurangi kecenderungan
membentuk gel. Asam tartaric juga merupakan salan satu komponen
dari cairan GIC, yang berfungsi memperbaiki karakteristik manipulasi
dan meningkatkan waktu kerja, tetapi memperpendek pengerasan.
Komposisi dari cairan GIC ditunjukkan dalam Tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2 Komposisi cairan GIC
Komponen Kimiawi
Poly (asam akrilat-asam itikonik)
Air
Asam tartarik
Sumber : Manappallil, 2003

Persen Berat (%)


47.5
47.5
5.0

Reaksi pengerasan GIC terjadi pada saat powder dan liquid


dicampur, cairan asam akan memasuki permukaan partikel kaca
kemudian bereaksi dengan membentuk lapisan semen tipis yang akan
mengikuti inti. Selain cairan asam, kalsium, aluminium, dan sodium
sebagai ion-ion fluoride pada bubuk GIC akan memasuki partikel kaca
yang akan membentuk ion kalsium (Ca 2+) kemudian ion aluminium
(Al3+) dan garam fluor yang dianggap dapat mencegah timbulnya karies
sekunder (Manappallil, 2003).
c. Tipe GIC
Berdasarkan penggunaannya GIC dibagi menjadi, tipe I yaitu
luting and bonding material yang berguna untuk merekatkan crown,
bridge, inlay,dan piranti ortodontik cekat. Tipe II digunakan untuk
restoratif, dibagi menjadi 2 yaitu tipe II (1) restorative aesthetic untuk
material restorasi gigi anterior, tipe II (2) restorative reinforce untuk
material restorasi gigi posterior yang memerlukan kekuatan dalam
memberikan kompensasi akibat tekanan pengunyahan. Tipe III yaitu

linning sebagai barrier thermal sebelum dilakukannya restorasi logam


(Anusavice, 2003).
Salah satu produk GIC tipe II ditunjukkan oleh gambar berikut ini.

Gambar 2.2 Glass Ionomer Cement type II


Beberapa klasifikasi menyebutkan ada sembilan tipe GIC antara
lain, tipe I sebagai luting and bonding material, tipe II sebagai
restorative material, tipe III linning or basis, tipe IV fissure sealant,
tipe V orthodontic cements, tipe VI core build up, tipe VII fluoride
released, tipe VIII ART (atraumatic restorative treatment), dan tipe IX
digunakan pada gigi decidui (Bakar, 2011).
d. Sifat dan karakteristik GIC
GIC memiliki beberapa sifat dan karakteristik antara lain sifat
melepaskan fluor sehingga berperan dalam pencegahan karies yang
didapat dari semen silikat, sifat adhesi atau kemampuanuntuk melekat
secara kimiawi pada enamel dan dentin yang diperoleh dari semen
polikarboksilat, sifat biokompatibilitas terhadap jaringan periodontal
dan pulpa apabila ketebalan sisa dentin ke arah pulpa tidak kurang dari
0.5 mm (McCabe dan Walls, 2008).
Sifat kimiawi GIC adalah melekat dengan baik ke enamel dan
dentin. Perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari
jaringan gigi dan ion COOH dari GIC. Ikatan dengan enamel dua kali
lebih besar daripada ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka
kebocoran tepi tambalan dapat dikurangi (Anusavice, 2003).
Menurut Curtis dan Watson (2008) nilai-nilai dari sifat mekanis
GIC secara keseluruhan meliputi compressive strength 90-170 Mpa,

tensile strength 10-24 MPa, modulus elastisitas 3.5-6.4 Gpa,kelarutan


dalam air 0.4-1.5 (% dalam 24 jam), dan hardness 49 KHN. Dari
beberapa sifat mekanis tersebut, yang menjadi perhatian dalam
penelitian ini adalah nilai kekerasan.Sifat kekerasan GIC cukup keras
tetapi rapuh, dan kekuatan tekan relatif tinggi tetapi daya tahan terhadap
fraktur dan keausan rendah.Hal inilah yang menyebabkan GIC tidak
digunakan untuk merestorasi gigi dengan beban kunyah yang besar.
4. Kekerasan permukaan GIC
Kekerasan didefinisikan sebagai ukuran ketahanan material terhadap
deformasi tekan, abrasi, maupun erosi (Craig, 2006).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur kekerasan
antara lain Brinnel Hardness Tester (BHN), Knoop Hardness Tester
(KHN), Rockweil Hardness Tester (RHN), dan Vickers Hardness Tester
(VHN). Masing-masing dari alat tersebut memiliki perbedaan pada bentuk
indentornya atau materi indentasi, geometri, dan tekanan yang digunakan,
namun prinsip kerja yang dimiliki sama yaitu berupa indentasi dari suatu
bentukan simetris pada permukaan bahan yang akan diteliti, dan bahan
yang akan diuji ditekan dengan suatu indentor dan waktu tertentu
(Anusavice, 1996). Pengukuran kekerasan dengan menggunakan RHN dan
BHN termasuk dalam macrohardness test, sedangkan KHN dan VHN
termasuk dalam microhardness test.
Alat ukur kekerasan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Vickers Hardness Tester (VHN). Menurut ADA (American Dental
Association) VHN dapat digunakan untuk mengukur suatu material
dengan nilai kekerasan kecil dan indentasi yang lebih kecil seperti
permukan gigi dan bahan tumpatan. Pengukuran VHN menggunakan
indentor berbentuk diamond dengan persegi dan sudut-sudut diantara
permukaan piramid yaitu 1360 dengan permukaan yang diuji. Beban tekan
yang digunakan adalah 1-1000 mg. Ujung penguji akan meninggalkan
berbentuk seperti belah ketupat pada permukaan benda yang akan diuji.
Semakin kecil lekukan, semakin keras benda yang diuji (Craig, 2006).
Sifat kekerasan GICberkaitan erat dengan karakteristik GIC yang
mudah mengalami keausan seperti erosi sehingga berpengaruh terhadap
kekerasan permukaan GIC. Erosi dapat disebabkan karena permukaan GIC

terpapar asam baik dari makanan, minuman, atau obat kumur. Pada
penelitian sebelumnya, disebutkan bahwa semakin sering suatu permukaan
GIC terpapar asam, maka permukan GIC akan mengalami erosi dan akan
mengalami penurunan microhardness (Francisconi et al. 2008).
8. METODOLOGI PELAKSANAAN PROGRAM
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni, yaitu
penelitian yang memiliki kelompok perlakuan dan kelompok kontrol,
pengambilan sampel dilakukan secara random, ada intervensi pada
kelompok perlakuan, dan pengendalian variabel-variabel pengganggu
(Budiarto, 2004).
B. Sampel
Besar sampel (n) tiap kelompok dihitung dengan menggunakan rumus
(Husdi, 2002):

n=

n=

(1,960)12
1

n = 3,84 4
Keterangan:
n
= Besar sampel masing masing kelompok
2
= varian variabel
( Z 1 )
= nilai Z pada kesalahan tertentu ( ), jika

= 0,05

maka nilai Z = 1,645 (one tailed) dan Z= 1,960 (two tailed)


d2
2 = d2

maka
= selisih rerata variabel
= karena 2 sulit ditaksir dari literatur, studi yang
sebelumnya menyebutkan bahwa nilai 2 = d2 dianggap 1
(Sastroasmoro dan Sofyan, 2008).

10

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka besar sampel penelitian


yaitu sebanyak 4 buah, tetapi pada penelitian ini jumlah sampel 25% lebih
banyak dari sampel minimal, oleh karena itu jumlah sampel penelitian tiap
kelompok adalah 5 buah.
Sampel penelitian berupa lima belas buah Glass Ionomer Cement type
II yang berbentuk silinder diameter 5mm tebal 3mm dibagi menjadi tiga
kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari lima sampel
(n=5):
1. Kelompok I (Kelompok perlakuan)
Sampel GIC direndam dalam obat kumur yang mengandung asam sitrat
2. Kelompok II (Kelompok kontrol positif)
Sampel GIC direndam dalam obat kumur yang tidak mengandung asam
sitrat
3. Kelompok III (Kelompok kontrol negatif)
Sampel GIC direndam dalam aquades 20 ml.
C. Variabel
Penelitian ini terdiri dari variabelvariabel sebagai berikut:
1. Variabel bebas
a. pH obat kumur
2. Variabel terikat
a. Nilai kekerasan permukaan Glass Ionomer Cement type II
3. Variabel terkendali
a. Waktu perendaman
b. Sampel GIC
c. Manipulasi GIC
d. Suhu ruangan
e. Volume obat kumur
D. Alat dan Bahan yang dibutuhkan :
1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Cetakan sampel dari bahan teflon
b. Celluloid strip
c. Glass lab
d. Mixing pad
e. Anak timbangan 1 kg
f. scalpel
g. VHN / Vickers Hardness Tester (merek Matsuzawa MXT 70)
h. Glass kimia tiga buah (merek Pyrex)
i. Glass ukur satu buah (merek Pyrex)
j. pH indikator (merek MERCK)
k. Pinset
l. Kertas penyerap
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini:

11

a.
b.
c.
d.

GIC tipe II (merek GC Fuji II)


Listerin Original (tidak mengandung asam sitrat)
Listerin Advanced Citrus Antiseptic (mengandung asam sitrat)
Aquades

E. Cara Kerja :
1. Cara pembuatan sampel
Cetakan sampel terbuat dari teflon diberi alas celluloid strip diletakkan di
atas glass lab. Powder dan liquid sesuai kelompok, diaduk di atas mixing
pad dengan perbandingan 1 : 1, kemudian dimasukkan ke dalam mold
cetakan sampel. Bagian atas mold diberi celluloid strip, ditekan dengan
beban 1 kg sampai mengeras kurang lebih 15 menit. Setelah itu sampel
dilepaskan dari cetakan, kelebihan sampel dipotong menggunakan scalpel
(Wibowo, 2002).
2. Perlakuan sampel
a. Tiga gelas kimia yang masing-masing berisi obat kumur asam
benzoat, obat kumur asam benzoat dengan asam sitrat, dan aquades,
dipersiapkan dengan volume masing-masing sebanyak 20 ml yang
diukur menggunakan gelas ukur (Frazier, 2009). Setelah itu masingmasing kelompok dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan pH
indikator.
b. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok obat kumur asam
benzoat, kelompok obat kumur asam benzoat dengan asam sitrat dan
kelompok kontrol dengan aquades, dan jumlah sampel masing-masing
kelompok sebanyak 5 sampel dan diletakkan pada gelas kimia yang
sudah dipersiapkan sebelumnya.
c. Sampel direndam dalam masing-masing kelompok selama 60 menit
atau diasumsikan penggunaan obat kumur selama 30 hari. Sekali
penggunaan obat kumur selama 60 detik, sehari sebanyak dua kali. (2
x 60 detik/hari x 30 hari = 360 detik = 60 menit) (Frazier, 2009)
3. Pengukuran nilai kekerasan permukaan
a. Setelah dilakukan perendaman selama 60 menit, sampel dikeluarkan
dari masing-masing gelas ukur menggunakan pinset, dan dikeringkan
dengan kertas penyerap.

12

b. Dilakukan pengujian kekerasan pada permukaan GIC tipe II dengan


menggunakan vickers hardness tester.
c. Letakkan sampel pada tempatnya, sampel diatur supaya tepat ditengah
lensa objektif dan difokuskan dengan memutar pegangan untuk fokus
searah dengan jarum jam.
d. Setelah pada layar monitor, sampel terlihat dengan jelas dan fokus,
fokus sampel dipindah dengan menggeser pegangan penggeser ke arah
kanan sehingga tepat berada di bawah penetrasi berbentuk diamond.
e. Diatur lama penetrasi yaitu 15 detik, dan atur beban penetrator sebesar
300 gram.
f. Tombol penetrator ditekan, diamond akan turun dengan lampu hijau
menyala sebagai tanda. Bila penetrator telah menyentuh sampel, maka
lampu merah akan menyala.
g. Tiga puluh detik kemudian penetrator akan naik, setelah lampu merah
dan hijau padam, sampel digeser ke tempat semula, dan difokuskan
kembali. Hasil penetrasi akan menunjukkan gambaran belah ketupat
pada monitor, dimana panjang diagonal horizontal dan vertikalnya
dapat diukur langsung dengan mikrometer melalui monitor.
h. Hasil pengukuran dua panjang diagonal tersebut kemudian diambil
nilai rata-ratanya. Setelah didapat panjang diagonal, maka dapat
dihitung nilai kekerasan dari permukaan sampel. Hubungan antara
berat beban dan nilai kekerasan (VHN / Vickers Hardness Number)
dirumuskan sebagai berikut (Prasetyo, 2005):
VHN =

1,8544 xp
d2
Keterangan:
VHN = kekerasan sampel (gr/mm2)
p
= berat beban (gr)
d
= panjang diagonal (mm)

F. Pelaksanaan
Rancangan penelitian ini adalah posttest only control group
design, dengan kajian invitro. Peneliti dapat mengukur pengaruh
intervensi pada kelompok perlakuan dengan cara membandingkan
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, tetapi peneliti tidak

13

dapat menentukan sejauh mana atau seberapa besar perubahan itu


terjadi (Riyanto, 2011).
9. JADWAL KEGIATAN TERPROGRAM
Kegiatan penelitian dilaksanakan sesuai jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No

Uraian Kegiatan
1

1.
2.

3.

4.
5.
6.

Hari ke
2

Pembuatan sampel
Mempersiapkan
larutan dan
pengukuran pH
Perendaman GIC tipe
II dalam obat kumur
dan aquades
Pengeringan sampel
Pengukuran nilai
kekerasan GIC tipe II
Analisis hasil

10. NAMA DAN BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK


Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama lengkap

Indah Laraswati

NIM

G1G009002

Fakultas/Jurusan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu


Kesehatan
Jurusan Kedokteran Gigi

Perguruan Tinggi

Universitas Jenderal Soedirman

Waktu untuk kegiatan PKM 8 jam/minggu


jam/minggu
Riwayat Hidup

Anggota Pelaksana

14

Nama lengkap

Fadhlia Nur Aini

NIM

G1G009056

Fakultas/Jurusan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu


Kesehatan
Jurusan Kedokteran Gigi

Perguruan Tinggi

Universitas Jenderal Soedirman

Waktu untuk kegiatan PKM 8 jam/minggu


jam/minggu
Riwayat Hidup

Nama lengkap

Cindy Juwita Sari Gunawi

NIM

GIG008018

Fakultas/Jurusan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu


Kesehatan
Jurusan Kedokteran Gigi

Perguruan Tinggi

Universitas Jenderal Soedirman

Waktu untuk kegiatan PKM 8 jam/minggu


jam/minggu
Riwayat Hidup

Nama lengkap

Kaisati Luthfina

NIM

G1G0110..

Fakultas/Jurusan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu


Kesehatan
Jurusan Kedokteran Gigi

Perguruan Tinggi

Universitas Jenderal Soedirman

15

Waktu untuk kegiatan PKM 8 jam/minggu


jam/minggu
Riwayat Hidup

11. NAMA DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING


Nama Lengkap dan Gelar

Drg. Christiana Cahyani

Golongan Pangkat dan NIP

19841207 200912 2 008

Jabatan Fungsional

Dosen

Jabatan Struktural
Fakultas/Jurusan

Kedokteran

dan

Ilmu-Ilmu

Kesehatan / Kedokteran Gigi


Perguruan Tinggi

Universitas Jenderal Soedirman

Bidang Keahlian

Kedokteran Gigi

Waktu

Untuk

Kegiatan

PKM 10 jam/minggu

jam/minggu

12. BIAYA

NO

PERLENGKAPAN

1.

Bahan habis pakai

JUMLAH

HARGA
PERSATUAN

TOTAL

-Kertas HVS

1 rim

Rp.

32.000,00

Rp 32.000,00

- Daun teh

250 gram

Rp.

200,00

Rp 50.000,00

Sodium

lauril 10 ml

Rp

Rp

sulfat

16

- Glycerine
-

10 ml

Rp

Rp

Magnesium 10 ml

Rp

Rp

10 ml

Rp

Rp

Minyak 10 ml

Rp

Rp

Rp

Rp

carbonat
- Calcium carbonat
peppermint
2.

Peralatan penunjang
PKM
-Tabung reaksi
-Bunsen

10

Rp

30.000,00

Rp 300.000,00

-Gelas ukur

10

Rp

30.000,00

Rp 300.000,00

-Pipet

10

Rp

35.000,00

Rp 350.000,00

-Mortar

10

Rp

30.000,00

Rp 300.000,00

-Becker glass

Rp

35.000,00

Rp 175.000,00

-Vibrator

3 liter

Rp

100.000,00

Rp

300.000,00

- sikat gigi anak

Rp

3.000,00

Rp

9.000,00

-Penelitian
JUMLAH

Rp 1.700.000,00

Rp 1.700.000,00
Rp 7.077.500,00

17

DAFTAR PUSTAKA
Angus C. dan Richard P. Widmer. 2008. Handbook of Pediatric
Dentistry 3th Edition. Mosby Elsevier: Australia.
(Cameron dan Richard, 2008)
Gritter, Roy J. 1991. Pengantar Kromatografi Edisi kedua. Bandung: ITB.
Hartoyo,

Arif.2003.Teh

dan

Khasiatnya

Bagi

Kesehatan.Kanisius:Jogjakarta.
Khopkar. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik (Terjemahan). Bombay : Analytical
Laboratory Departement of Chemistry Indian Institute of Technology
Bombay.
Setiowati, Teti dan Furqonita Deswanty. 2000. Biologi Interaktif . AZKA Press:
Jakarta.
Sriyono, Niken Widyanti. 2010. Fluoridasi Turunkan Prevalensi
Penyakit

Gigi

dan

Mulut.

Dalam:

http://www.ugm.ac.id/new/id/news/prof-niken-fluoridasiturunkan-prevalensi-penyakit-gigi-dan-mulut. diakses 29
Mei 2011.
Sudiono.2009. Ganggguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial.EGC:Jakarta.
Sumar Hendayana. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang
Press.
http://www.scribd.com/doc/38206314/presentasi-gizi-baruu diakses 29 Mei 2011.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20835/4/Chapter%20II.pdf

18

http://www.scribd.com/doc/38206314/presentasi-gizi-baruu diakses 29 Mei 2011.


http://www.scribd.com/doc/53386502/25/Kandungan-Teh Diakses 29 Mei 2011
http://www.scribd.com/doc/55369569/85/Flour-F Diakses 29 Mei 2011
http://www.scribd.com/doc/51579166/Definisi-Fluor Diakses 29 Mei 2011

LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KETUA PELAKSANA
Nama
: Indah Laraswati
Tempat, tanggal lahir
: Cirebon, 5 September 1990
NIM
: G1G009002
Riwayat Pendidikan
:
1. TKI Al- Azhar Cirebon (tahun 1995 - 1996)
2. SDI Al- Azhar 3 Ciebon (tahun 1996 - tahun 2002)
3. SMP Negeri 1 Cirebon (tahun 2002 - tahun 2005)
4. SMA Negeri 2 Cirebon(tahun 2005 - tahun 2008)
5. Universitas Jenderal Soedirman
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Jurusan Kedokteran Gigi (tahun 2009 - sekarang)
Pengalaman Organisasi
:
1. Sekretaris Divisi Interna BEM Kedokteran Gigi Unsoed (2009 - 2010)
2. Bendahara Umum I BEM Kedokteran Gigi Unsoed (2010 sekarang)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


ANGGOTA PELAKSANA
Nama
Tempat, tanggal lahir

: Risqih Shofyani Mufty


: Cirebon, 8 Mei 1991

19

NIM
: G1G009051
Riwayat Pendidikan
:
1. TK Aisyiyah (tahun 1996-tahun 1997)
2. SD Negeri 1 Kudukeras (tahun 1997-tahun 2003)
3. SMP Negeri 1 Babakan (tahun 2003-tahun 2006)
4. SMA Negeri 6 Cirebon (tahun 2006-tahun 2009)
5. Universitas Jenderal Soedirman
Fakultas Kedokteran dan Ilmu - Ilmu Kesehatan
Jurusan Kedokteran Gigi (tahun 2009 - sekarang)
Pengalaman Organisasi
:
Kementerian Agama Divisi Agama Islam BEM Kedokteran Gigi Unsoed (tahun
2010)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


ANGGOTA PELAKSANA
Nama
: Cindy Juwita Sari Gunawi
Tempat, tanggal lahir
: Riau, 7 Maret 1991
NIM
: G1G009052
Riwayat Pendidikan
:
1. TK Tunas Harapan I Dumai (tahun 1996 - tahun 1997)
2. SD 1 YKPP Dumai (tahun 1997 - tahun 2003)
3. SMP YKPP Dumai (tahun 2003 - tahun 2006)
4. SMA Negeri 1 Cilacap (tahun 2006 - tahun 2009)
5. Universitas Jenderal Soedirman
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Jurusan Kedokteran Gigi (tahun 2009 - sekarang)
Pengalaman Organisasi
:
1. Divisi Agama Kristiani BEM Kedokteran Gigi Unsoed (tahun 2009-2010)
2. Kementerian Riset dan Keilmuan BEM Kedokteran Gigi Unsoed (tahun 2010)

20

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


ANGGOTA PELAKSANA
Nama
: Pratidina Fitri Ramadhani
Tempat, tanggal lahir
: Jakarta, 17 Maret 1993
NIM
: G1G010048
Riwayat Pendidikan
:
1. SDN 03 Pondok Ranggon (Tahun 1998 Tahun 2004)
2. SMP Negeri 230 Jakarta Timur (Tahun 2004 Tahun 2007)
3. SMA Negeri 99 Jakarta Timur (Tahun 2007 Tahun 2010)
4. Universitas Jenderal Soedirman
Fakultas Kedokteran dan Ilmu - Ilmu Kesehatan
Jurusan Kedokteran Gigi (tahun 2010 - sekarang)
Pengalaman Organisasi
:
1. Bendahara Umum II BEM Kedokteran Gigi Unsoed (2010 sekarang)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


ANGGOTA PELAKSANA
Nama
Tempat, tanggal lahir

: Fida Thahirah
: Jakarta, 25 Maret 1993

21

NIM
: G1G010025
Riwayat Pendidikan
:
1. TK Al Hidayah ( Tahun 1997 - 1998)
2. SDIT Thariq Bin Ziyad ( Tahun 1998 - 2004 )
3. SMPIT Ibnu Abbas ( Tahun 2004 -2007)
4. SMA Al-Muslim (Tahun 2007 - 2010)
5. Universitas Jenderal Soedirman
Fakultas Kedokteran dan Ilmu - Ilmu Kesehatan
Jurusan Kedokteran Gigi (tahun 2010 - sekarang)
Pengalaman Organisasi
:
1. Departemen Dalam Negeri Keluarga Besar Mahasiswa Kedokteran Gigi
(KBMKG) Unsoed (tahun 2011)

22

Anda mungkin juga menyukai