TINJAUAN PUSTAKA
selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk lembaga
yang bergerak dalam dunia usaha juga tidak dapat terlepas dari kebutuhan dana, baik
untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi
jangka panjangnya. Dana yang dipergunakan untuk melangsungkan kegiatan
operasionalnya sehari-hari disebut modal kerja. Kegiatan-kegiatan yang dibiayai
dengan modal kerja, antara lain: pembayaran untuk pembelian bahan, upah dan gaji
karyawan, dan macam-macam biaya yang diharapkan dapat diterima kembali dalam
waktu singkat melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan
dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasional berikutnya. Demikian
seterusnya, diterima dari hasil penjualan dan dipergunakan untuk membiayai kegiatan
operasional selama hidup perusahaan yang jangka waktu berputarnya tidak lebih dari
satu tahun.
Dengan demikian pengertian modal kerja adalah bersangkutan dengan
keseluruhan dana yang digunakan selama periode akuntansi tertentu yang
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan untuk periode akuntansi yang
bersangkutan (current income). Tetapi ini tidak berarti bahwa semua dana yang
digunakan menghasilkan current income adalah unsur modal kerja. Misalkan dana
yang ditanamkan dalam deposito berjangka dimana setiap bulannya menghasilkan
pendapatan dalam bentuk bunga. Dengan demikian maka pengertian modal kerja
menurut konsep pertama ini adalah meliputi keseluruhan dana yang digunakan
selama periode akuntansi tertentu yang dimaksudkan untuk menghasilkan current
income dimana penggunaan dananya adalah sesuai tujuan utama didirikannya
perusahaan yang bersangkutan. (John Soeprihanto. 1997. hal:11)
Suatu analisa terhadap sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting
bagi penganalisa intern maupun ekstern, disamping masalah modal kerja ini erat
hubungannya atau margin of safety pada kreditur terutama kreditur jangka pendek.
Adanya modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi
dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau
menghadapi bahaya-bahaya yang memungkinkan timbul karena adanya krisis atau
kekacauan keuangan.
Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana
yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena
adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya
adanya ketidak cukupan maupun mis management dalam modal kerja merupakan
sebab utama kegagalan perusahaan. Sehingga suatu perusahaan dituntut untuk
mampu mengelola modal kerja perusahaan secara efektif dan efisien sebab dalam
kegiatan sehari-hari perusahaan (baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan
industri) harus menghadapi permasalahan modal kerja. (S. Munawir. 2004. hal: 114)
Jumlah modal kerja yang cukup sangatlah penting, namun untuk menentukan
modal kerja bukanlah pekerjaan yang mudah karena modal kerja yang dibutuhkan
2.1.3
modal
kerja
yang
memiliki
peranan
penting
dalam
1. Kas
Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada didalam perusahaan berarti
makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai
resiko yng lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya.
Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk dapat
mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena makin besarnya
kas berarti makin banyaknya uang yang menganggur sehingga akan
memperkecil profitabilitasnya. Sebaliknya kalau perusahaan hanya mengejar
profitabilitas saja akan berusaha agar semua persediaan kasnya dapat
diputarkan atau dalam keadaan bekerja. Kalau perusahaan menjalankan
tindakan tersebut berarti menempatkan perusahaan itu dalam keadaan likuid
apabila sewaktu-waktu ada tagihan.
Untuk
menentukan
berapa
jumlah
kas
yang
sebaiknya
harus
dipertahankan oleh suatu perusahaan belum ada standar rasio yang bersifat
umum. Meskipun demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat
digunakan sebagai pedoman didalam menentukan jumlah kas yang harus
dipertahankan dengan besarnya aktiva lancar ataupun hutang lancar.
(Bambang Riyanto.2001. hal: 54)
Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualan.
Perbandingan
antara
jumlah
penjualan
dengan
jumlah
rata-rata
menggambarkan tingkat perputaran makin baik, hal ini berarti makin tinggi
efisiensi penggunaan kasnya, tetapi tingkat perputaran kas yang ada
berlebihan dapat bererti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu kecil
untuk volume penjualan yang bersangkutan,
Pengeluaran kas dari perusahaan dapat bersifat terus menerus atau
kontinue, misalnya pengeluaran kas untuk membayar gaji karyawan. Tetapi
disamping itu juga ada aliran kas keluar yang sifatnya tidak terus menerus
atau bersifat intermitent, misalnya pengeluaran untuk pembayaran bunga,
pajak dan sebagainya. Selain aliran kas keluar juga terdapat aliran kas masuk
seperti pada kas keluar. Didalam aliran kas masukpun terdapat aliran kas yang
bersifat kontinue dan intermitent.
2. Piutang
Dalam
rangka
usaha
untuk
memperbesar
volume
penjualannya
panjang ini, disamping itu juga harus mempertimbangkan beban bunga yang
harus dibayar oleh perusahaan. (S. Munawir, 2004, hal: 5)
Menurut Djarwanto Ps. 2004.hal:96, bahwa modal kerja dapat berasal
dari beberapa sumber yakni:
1. Pendapatan bersih
Modal kerja diperoleh dari hasil penjualan barang dan hasil-hasil
lainnya yang meningkatkan uang kas dan piutang. Tetapi sebagian dari
modal kerja ini harus digunakan untuk menutup HPP penjualan dan biaya
usaha yang telah dikeluarkan untuk memperoleh revenue yakni berupa
biaya penjualan dan biaya administrasi. Jadi sebenarnya yang merupakan
sumber modal kerja adalah pendapatan bersih dan jumlah modal kerja
yang diperoleh dari operasi jangka pendek, dan ini bisa ditentukan dengan
cara menganalisis laporan perhitungan laba rugi perusahaan.
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
Surat-surat berharga sebagai salah satu pos aktiva lancar dapat dijual
dan dari penjualan ini akan timbul keuntungan penjualan surat-surat
berharga yang menunjukkan pergeseran bentuk pos aktiva lancar dari pos
surat-surat berharga
Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar
lainnya
bisa dibeli secara kredit atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan
kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran
piutang sebelum waktu utang harus dilunasi, perusahaan hanya
memerlukan sejumlah kecil modal kerja.
Dari uraian tentang sumber-sumber modal kerja tersebut dapat
disimpulkan bahwa modal kerja akan bertambah apabila:
1. Adanya kenaikkan sector modal baik yang berasal dari laba maupun
adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik
perusahaan.
2. Adanya pengurangan atau penurunn aktiva tetap yang diimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualn aktiva tetap maupun
melalui proses depresiasi.
3. Adanya penambahan hutng jangka panjang baik dlm bentuk obligasi ,
hipotek atu hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar.
2.1.5
2.1.6
2.1.7
perusahaan
dalam
mengelola
modal
kerja
likuiditas
sedemikian
rupa
sehingga
perusahaan
dapat
2.1.9
datang (S. Munawir. 2001. hal: 71). Adapun untuk menilai posisi keuangan
jangka pendek J. Fred Westos, Eugene F. Brigham. 1993. Hal: 57 memberikan
beberapa ratio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan
menginterprestasikan data tersebut.
1. Ratio aktivitas atau perputaran
Yaitu ratio yang mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumber daya
perusahaan. Semua ratio-ratio ini menyangkut perbandingan antara tingkat
penjualan dengan investasi berbagai rekening aktiva.
a. Perputaran kas
Analisis perputaran kas digunakan untuk menilai kemampuan
modal yang diinvestasikan dalam kas yang berputar dalam suatu periode
tertentu.
perputaran kas =
pendapatan
kas rata - rata
Perputaran pihutang =
Penjualan
Rata rata pihutang
penjualan
modal kerja rata rata
2. Rentabilitas ekonomi
Rentabilitas mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan, maka dengan demikian tingkat rentabilitas
yang tinggi dapat merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula.
Mengukur efisiensi perusahaan dengan mendasarkan pada jumlah
income)
dengan
penjualan
bersih
(net
sales).
Profit Margin =
Laba Operasi
x 100%
Penjualan Bersih
Dengan
demikian
dapatlah
Penjualan Bersih
Total Bersih
dikatakan
bahwa
profit
margin
rata total aktiva lancar. Rata-rata total aktiva lancar adalah aktiva lancar
awal periode ditambah aktiva lancar akhir periode dibagi dua.
TPAL =
RTAL =
Neti Income
x 100%
Rata rata aktiva lancar
TKALR
TPAL
Modal Kerja
Efisiensi
Kelancaran Usaha
Rasio Aktivitas:
Rentabilitas Ekonomi:
Perputaran kas
PM
Perputaran piutang
TOA
Perputaran Modal
Rasio Efisiensi