Ulfin I. Djumadi, NIM : 841 410 077 Rama P. Hiola, Wirda Y. Dulahu, Program Studi Ilmu
Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,
Universitas Negeri Gorontalo
Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih
rendah. Menurut Menteri Kesehatan RI pada tahun 2012 cakupan ASI Eksklusif
di India mencapai 46%, di Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar
24%. Tahun 2006, WHO mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang
menekankan pentingnya pemberian ASI kepada bayi sejak lahir sampai usia 6
bulan.
Di Indonesia, cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2011 yaitu
61,5%. Sedangkan pada tahun 2012 menunjukkan adanya penurunan yakni 48,6%
(Kemenkes RI). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam
Pemeriksaan Status Gizi (2013), menyatakan bahwa persentase bayi yang
mendapat ASI Eksklusif tahun 2010 yaitu 19.98%, tahun 2012 meningkat menjadi
37.65%, sedangkan tahun 2013 jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
yaitu meningkat menjadi 51.8% (Dinkes Prov. Gorontalo, 2013).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang didalamnya
memiliki tiga aspek yang berperan penting dalam perkembangan dan kecerdasan
otak antara lain aspek gizi, aspek kekebalan dan aspek kejiwaan. Namun, dewasa
ini ASI yang dihasilkan oleh ibu menyusui terutama pada ibu yang baru pertama
mengalaminya (Ibu Primipara) cenderung sedikit bahkan tidak ada. Hal ini
diakibatkan banyak ASI yang memenuhi payudara sehingga mengakibatkan
kecepatan produksi akan semakin menurun.
ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Dimana,
hormon prolaktin berperan penting dalam produksi ASI, dan hormon oksitosin
yang diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis yang berperan dalam
sekresi ASI. Serta adanya refleks neurohormonal menyebabkan ASI di payudara
akan mengalir melalui rangsangan gerakan menghisap bayi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain faktor
makanan ibu, faktor hisapan bayi, riwayat penyakit yang diderita, faktor obatobatan, dan faktor istirahat serta perawatan payudara. Untuk mempercepat
produksi ASI adalah dengan pengosongan payudara lebih sering sehingga cepat
pengisian kembali yakni dengan melakukan perawatan payudara secara rutin.
Berdasarkan hasil survei awal di Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo
didapatkan data ibu yang memberikan ASI eksklusif pada tahun 2011 yaitu 58 ibu
(38,7%), pada tahun 2012 yaitu 65 ibu (36,9%), sedangkan pada tahun 2013
hanya 80 ibu (42,1%) . Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang
petugas kesehatan bahwa dari 5 ibu yang telah memiliki bayi, 4 diantaranya yang
tidak memberikan ASI eksklusif diakibatkan ASInya tidak keluar. Ini diakibatkan
ibu tidak melakukan perawatan setelah melahirkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang :
Hubungan Perawatan Payudara Dengan Produksi ASI Pada Ibu Primipara
di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Wongkaditi yang berlokasi di Jln. Ir. H
Juosep Dali Kota Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan,
mulai tanggal 13 Februari sampai 13 Maret 2014. Metode penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional. Dalam
penelitian Cross Sectional, variabel dependen dan independen yang terjadi pada
objek penelitian diukur dan dikumpulkan satu kali saja pada waktu yang sama.
Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive
Sampling, yaitu dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang
sama untuk diambil sebagai sampel, dengan seluruh jumlah populasi digunakan
sebagai sampel, yaitu sebanyak 34 orang.
Setelah semua data terkumpul, kemudian data tersebut akan dianalisa dengan
menggunakan sistem komputer yakni dengan menggunakan program SPSS,
analisa data yang digunakan adalah Analisa data univariat yang meliputi umur
ibu, pendidikan terakhir, pekerjaan dan setiap variabel penelitian yaitu perawatan
payudara dan produksi ASI dan Analisa bivariat yaitu perawatan payudara sebagai
variabel independen dengan produksi ASI pada ibu primipara sebagai variabel
dependen. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Fishers Exact Test.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo
Frekuensi
Umur
(Tahun)
N
%
17
1
2,9
19
2
5,9
20
6
17,6
21
5
14,7
22
6
17,6
23
3
8,8
24
7
20,6
25
1
2,9
26
3
8,8
Total
34
100
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 34 ibu
primipara sebagian besar berusia 24 tahun yaitu sebanyak 7 responden
(20,6%).
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo
Frekuensi
Pendidikan
N
%
SD
3
8,8
SMP
6
17,6
SMA/SMK
23
67,6
Sarjana
2
5,9
Total
34
100
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu primipara berpendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 23 responden
(67,6%).
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo
Pekerjaan
Frekuensi
N
%
31
91,2
1
2,9
1
2,9
IRT
Mahasiswa
Pegawai
Honorer
PNS
1
2,9
Total
34
100
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu primipara berdasarkan pekerjaan ibu primipara yaitu Ibu Rumah
Tangga sebanyak 31 responden (91,2%).
Tabel 4.4 Distribusi Perawatan Payudara Pada Ibu Primipara di Wilayah
Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo
Frekuensi
Perawatan
Payudara
N
%
Kurang
5
14,7
Baik
29
85,3
Total
34
100
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
melakukan perawatan payudara dengan baik yaitu sebanyak 85,3%.
Tabel 4.5 Distribusi Produksi ASI Pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja
Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo
Frekuensi
Produksi
ASI
N
%
Sedikit
11
32,4
Banyak
23
67,6
Total
34
100
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu
primipara memiliki produksi ASI yang banyak yaitu 67,6%.
Tabel 4.6 Hubungan Perawatan Payudara dengan Produksi ASI Pada Ibu
Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo.
Exact
Produksi ASI Pada Ibu
Sig.
Primipara
Total
Perawatan
(2Sedikit
Banyak
Payudara
sided)
N
%
N
%
N
%
Kurang
14,7
14,7
Baik
6
17,6
11
32,4
Total
Sumber : Data Primer 2014
23
23
67,6
67,6
29
34
85,3
100
0,002
Pada tabel 4.6 menyimpulkan bahwa sebagian besar ibu primipara yang
melakukan perawatan payudara dengan baik, menghasilkan produksi ASI yang
banyak. Setelah diukur dengan menggunakan uji Fishers Exact Test, diperoleh
hasil bahwa nilai Exact Sig. (2-sided) sebesar 0,002 < 0,05 dari nilai yang
didapatkan maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara perawatan
payudara dengan produksi ASI pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja
Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 dalam hubungan perawatan
payudara dengan produksi ASI pada ibu primipara diketahui bahwa hasil
analisis proporsi yaitu sebanyak 23 ibu primipara (67,6%) memiliki perawatan
payudara baik yang produksi ASInya banyak.
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti berasumsi hal ini dipengaruhi
oleh ibu primipara secara rutin melakukan perawatan payudara. Dimana
perawatan payudara dapat merangsang hypopise untuk mengeluarkan hormonhormon yang berperan penting dalam produksi ASI agar lancar terutama
hormon oksitosin. Dimana, oksitosin berpengaruh dalam proses pengeluaran
ASI dari kelenjar payudara. Dengan adanya hormon ini akan membuat otot
saluran ASI dapat berkontraksi, sehingga ASI mudah dihisap oleh bayi.
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti berasumsi hal ini dipengaruhi
oleh ibu primipara secara rutin melakukan perawatan payudara. Dimana
perawatan payudara dapat merangsang hypopise untuk mengeluarkan hormonhormon yang berperan penting dalam produksi ASI agar lancar terutama
hormon oksitosin. Dimana, oksitosin berpengaruh dalam proses pengeluaran
ASI dari kelenjar payudara. Dengan adanya hormon ini akan membuat otot
saluran ASI dapat berkontraksi, sehingga ASI mudah dihisap oleh bayi.
Dengan merangsang payudara akan mempengaruhi hypopise untuk
mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon
axycotin (Heryani, 2012 : 156).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan
Perawatan Payudara Dengan Produksi ASI Pada Ibu Primipara Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo yang telah dilakukan oleh
peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari 34 orang ibu primipara yang di teliti di Puskesmas Wongkaditi Kota
Gorontalo tahun 2014, didapatkan sebagian besar dalam perawatan payudara
baik yaitu sebanyak 29 responden (85,3%). Hal ini dipengaruhi oleh rutinnya
melakukan perawatan payudara.
2. Dari 34 orang ibu primipara yang di teliti di Puskesmas Wongkaditi Kota
Gorontalo tahun 2014, didapatkan sebanyak 23 responden (67,6%)
berproduksi ASI banyak. Hal ini dipengaruhi oleh makanan dan sering
melakukan perawatan payudara.
3. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fishers Exact Test, diperoleh
hasil bahwa nilai Exact Sig. (2-sided) sebesar 0,002 < 0,05 dari nilai yang
didapatkan maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara perawatan
payudara dengan produksi ASI pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja
Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo.
Saran
1. Bagi Puskesmas Wongkaditi
Dpat meningkatkan program pendidikan kesehatan tentang pentingnya ASI
dan pentingnya perawatan payudara kepada ibu yang hendak akan menyusui
khususnya pada ibu primipara. Terlebih lagi sekarang ini dimana-mana sudah
maraknya pemasaran susu formula.
2. Bagi pelayanan kesehatan
a. Dapat meningkatkan peran serta perawat/bidan dalam memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu hamil persiapan menyusui pada saat
antenatal care tentang pentingnya ASI dan perawatan payudara khususnya
pada ibu primipara.
b. Perawat maupun tenaga kesehatan lainnya disarankan untuk meningkatkan
caring pada ibu primipara yang akan menyusui, misalkan memberikan
penjelasan dan informasi lebih mengenai perawatan payudara untuk
meningkatkan produksi ASI.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Dpat meningkatkan dan mengembangkan ilmu keperawatan maternitas tentang
perawatan payudara agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara
optimal.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan referensi dan tolak ukur bagi peneliti selanjutnya dalam
meneliti variable lain yang berhubungan dengan produksi ASI.
Daftar Pustaka
Almira, Sally. (2013). Faktor-faktor Kegagalan Pemberian Asi Eksklusif Pada
Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Kisaran Barat.
Skripsi, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.
Anonim. (2008). Produksi ASI dan Faktor yang
Mempengaruhinya.http://creasoft.wordpress.com/2008/05/08/produksi-asidan-faktor-yang-mempengaruhinya.html, diakses 26 Nopember 2013.
Anonim.(2008).PerawatanPayudara.http://creasoft.wordpress.com/2008/05/04/per
awatan-payudara.html, diakses 6 Desember 2013.
Astari, A.M (2008). Perawatan Payudara Pada Masa Antenatal Pada Pasien
Ibu Primipara Post Partum di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Skripsi,
Fakuktas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Atmawati, Cintami. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Dengan
Perilaku Perawatan Payudara Di Rumah Bersalin An Nisa Surakarta.
Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Bagus, Raden. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi
Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Benelan Lor Kabat-
Ibu
Menyusui.