Vol.11 No. 1
bidang
TEKNIK
ekonomi
yang
diinginkan
dan
pengembangan infrastruktur pendukung
yang dibutuhkan dan juga pengendalian
pembangunan di wilayah Kabupaten
Bandung untuk periode waktu 2007
2027.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah tahun
2007, perencanaan pengembangan wilayah
di
Kabupaten
Bandung,
khususnya
pengembangan perkotaan wilayah timur
Kabupaten Bandung terdapat salah satu
kawasan prioritas pengembangan, yaitu
Kawasan Kota Baru Tegalluar . Wilayah ini
merupakan bagian dari rencana pengembangan wilayah yang terintegrasi dan terkait
dengan rencana pembangunan wilayah
yang lainnya. Dengan telah dirumuskannya
konsep pengembangan wilayah di dua kawasan prioritas tersebut, maka dibutuhkan
pula suatu rencana pengembangan jaringan jalan yang terintegrasi dan mendukung
serta mengakomodasi seluruh kebutuhan
perencanaan pengembangan. Kawasan
H a l a ma n
41
Vol.11 No. 1
42
memperhatikan
keterhubungan
antar
kawasan. Sistem jaringan jalan terdiri atas
sistem jaringan jalan primer dan sistem
jaringan sekunder.
Sistem Jaringan Jalan
Berdasarkan Undang Undang No. 38 Tahun
2004, sistem jaringan jalan primer
merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan
jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan
semua simpul jasa distribusi yang berwujud
pusat-pusat kegiatan. Sistem jaringan jalan
sekunder merupakan sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34
Tahun 2006, sistem jaringan jalan primer
disusun berdasarkan rencana tata ruang
dan pelayanan distribusi barang dan jasa
untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan
semua simpul jasa distribusi yang berwujud
pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:
a. menghubungkan
secara
menerus
pusat kegiatan nasional, pusat
kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal
sampai ke pusat kegiatan lingkungan;
dan
b. menghubungkan antarpusat kegiatan
nasional.
Sistem jaringan jalan sekunder disusun
berdasarkan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan yang menghubungkan
secara menerus kawasan yang mempunyai
fungsi primer, fungsi sekunder kesatu,
fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder
Vol.11 No. 1
H a l a ma n
43
Vol.11 No. 1
H a l a m a n
44
Vol.11 No. 1
Tabel 1. Persyaratan Teknis Jaringan Jalan Primer (PP No. 34/2006 ps. 13 - 16)
No
.
Fungsi
Jalan
Persyaratan Teknis
1.
Arteri
Primer
2.
Kolektor
3.
Lokal
Primer
4.
Lingku
ngan
Primer
Primer
H a l a ma n
45
Vol.11 No. 1
Tabel 2. Persyaratan Teknis Jaringan Jalan Sekunder (PP No. 34/2006 ps. 17 - 20)
No.
Fungsi
Jalan
Persyaratan Teknis
1.
Arteri
Sekunder
2.
Kolektor
Sekunder
3.
Lokal
Sekunder
4.
Lingkung
an
Sekunder
1.
2.
3.
H a l a m a n
46
Vol.11 No. 1
Pusat
Kegiatan
Wilayah (PKW)
H a l a ma n
47
Vol.11 No. 1
48
Vol.11 No. 1
49
Vol.11 No. 1
H a l a m a n
50
Aspek
aksesibilitas
terkait
dengan
kemudahan suatu wilayah untuk dijangkau
melalui jaringan jalan yang ada. Dalam
pengertian tersebut, maka satuan indikator
tersebut adalah proporsi antara panjang
jalan yang disediakan dengan luasan
wilayah daratan yang harus dilayani atau
secara dimensional dipresentasikan sebagai
km/km2. Besarnya nilai aspek aksesibilitas,
atau lebih dikenal sebagai indeks
aksesibilitas, divariasikan berdasarkan
Vol.11 No. 1
a km
C
b km
2 (dua)
daerah
yang
saling
terhubung
namun
terisolasi
dengan
daerah
lain
2 (dua)
daerah
yang
tidak
terhubung
dengan
daerah
lain
H a l a ma n
51
Vol.11 No. 1
No
1
Bidang
Pelayanan
Kualitas
Keterangan
Jaringan Jalan
Aspek
Aksesibiltas
Seluruh
Jaringan
Aspek
Mobilitas
Seluruh
Jaringan
Aspek
Kecelakaan
Cakupan
Standar Pelayanan
Kuantitas
Konsumsi/Produksi
Seluruh
Jaringan
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km2)
Sangat tinggi > 5000
Tinggi > 1000
Sedang > 500
Rendah > 100
Sangat rendah < 100
PDRB per kapita
(juta Rp/kap/thn)
Sangat tinggi > 10
Tinggi > 5
Sedang > 2
Rendah > 1
Sangat rendah < 1
Indeks
Aksesibilitas
>5
> 1,5
> 0,5
> 0,15
> 0,05
Indeks
Mobilitas
>5
>2
>1
> 0,5
> 0,2
Pemakai Jalan
Indeks
Kecelakaan 1
Kecelakaan
/100.000 km
kendaraan
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km2)
Sangat tinggi > 10
Tinggi > 5
Sedang > 2
Rendah > 1
Sangat Rendah < 1
Indeks
Kecelakaan 2
Kecelakaan
/km/tahun
Ruas Jalan
Lebar jalan Min
Kondisi Jalan
Kondisi
Pelayanan
2X7m
Volume lalulintas
(kend/hari)
LHR > 20.000
7m
8000<LHR<20.000
6m
3000<LHR<8000
4,5 m
Fungsi Jalan
Pengguna Jalan
Arteri primer
Kolektor primer
Lokal primer
Arteri sekunder
Kolektor
sekunder
Lokal sekunder
H a l a m a n
52
Panjang jalan/
luas
(km/km2)
Panjang
jalan/1000
penduduk
SPM Jalan
Standar Pelayanan Minimal Jalan:
Indeks Aksesibilitas, rasio panjang jalan
dengan luas wilayah (km/km2), dengan
acuan rasio kepadatan penduduk (jiwa/
km2)
Indeks Mobilitas, rasio panjang jalan
dengan jumlah penduduk (km/1000
penduduk), dengan acuan PDRB (juta
Rupiah/kap/thn)
Syarat Teknis Jalan
Hirarki berdasarkan fungsi dan status
jalan
Fungsi Hubungan Wilayah
Jaringan jalan berdasarkan fungsi dan
hirarki kota/wilayah
Indeks Aksesibilitas Jalan
Indeks Aksesibilitas
Vol.11 No. 1
53
Vol.11 No. 1
Jalan Rencana
Arteri Sekunder: 12.61 km,
Kolektor Sekunder 31.82km,
Lokal Waduk 6.23 km,
Lokal Sekunder: 88.75 km
TOTAL: 133.18 km
Panjang Total Jaringan Jalan: 222.38 km
Defisit panjang jalan untuk mencapai SPM
indeks mobilitas 2011: 310 222.38 =
87.6 km (Jalan Lokal)
H a l a m a n
54
Vol.11 No. 1
Daftar Pustaka
Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah, 2001
Khisty J & Lall K, Dasar-dasar Transportasi,
Airlangga, 2003
Warpani S, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ITB, 2002
H a l a ma n
55
H a l a m a n
56
Vol.11 No. 1