Anda di halaman 1dari 100

Pengukuran Dengan Theodolit

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. TUJUAN
Peta Tranchis adalah gambaran dari bumi yang direpretasikan dengan sistem
proyeksi dengan skala tertentu. Kemudian merangkai titik-titik dilapangan dan
mengetahui elevasi, maka dapat dibuat garis kontur suatu lokasi.
Gambar situasi adalah sesungguhnya ini merupakan peta-peta yang secara
langsung sangat penting bagi bangunan-bangunan, apakah selaku petunjuk lokasi,
maupun untuk mendapatkan perihal persis dimana akan didirikan suatu bangunan.

1.2. DEFENISI PETA


Peta adalah proyeksi bumi ke dalam sebuah bidang rata ( kertas ) yang disertai
skala / perbandingan, misal 1 : 100.000 ( 1 cm pada kertas = 1 km pada bumi ),
yang berisi gambaran permukaan bumi berupa daratan, lautan gunung, danau, dan
lain-lain.

1.3. KEGUNAAN PETA


Kegunaan peta sangat banyak dan beraneka ragam, dilihat dari kegunaannya untuk
merencanakan lebih lanjut dan melaksanakan pekerjaan teknis berupa gedung,
jalan raya, jalan kereta api, jembatan, dan lain-lain.
Skala dipilih dan disesuaikan dengan besar kecilnya pekerjaan yang dilakukan
menurut maksud dan kegunaan peta, misalnya :
1. Peta jalan raya untuk keperluan tourism.
2. Peta sungai untuk keperluan pelayaran.
3. Peta geologi untuk menyatakan keadaan geologis suatu daerah.
Sehingga, keberadaan peta sangatlah diperlukan didalam suatu perencanaan dan
pelaksanaan suatu pekerjaan teknis.

1.4. ALAT UKUR THEODOLITE, RAMBU UKUR, DAN STATIP


1.4.1. Alat Ukur Theodolite

Sudut-sudut mendatar dan tegak diukur dengan alat pengukur sudut yang
dinamakan Theodolite, adapun bagian-bagiannya adalah :
1. Sekrup ABC sebagai pengunci pesawat.
2. Nivo kotak sebagai pedoman apakah dalam keadaan imbang.
3. Nivo tabung fungsinya sama dengan nivo kotak.
4. Sekrup pengunci arah horizontal untuk mengunci agar tidak bergerak horizontal.
5. Sekrup pengunci arah vertical untuk mengunci agar tidak bergerak vertikal.
6. Kaca penerangan untuk penerangan.
7. Kompas untuk penunjuk arah utara.
8. Piringan pembacaan sudut horizontal.
9. Lensa penentu sudut horizontal dan vertical.
10. Lensa objektif.

1.4.2. Statip
Statif ( kaki tiga ) dibuat dari kayu yang kering dan dicat kuning dihubungkan
dengan alat-alat sambungan besi. Kegunaan dari statip ini yaitu sebagai penyangga
atau kaki pesawat.

1.4.3. Rambu Ukur


Rambu ukur sangatlah diperlukan dalam pengukuran tanah, sebab rambu ukur
berfungsi sebagai obyek bidikan pada titik yang ditentukan, sehingga kita dapat
mengetahui besarnya nilai Benang Atas, Benang Tengah, dan Benang Bawah dari
pembacaan rambu ukur tersebut. Kemudian dari data yang diperoleh tersebut kita
dapat melakukan analisa data yang diperoleh dari rambu ukur tersebut.

BAB II
DASAR TEORI

2.1. PETA TRANCHIS DAN GAMBAR SITUASI


Seperti yang telah disebutkan dalam Bab Pendahuluan, bahwa pengukuran
mengenai letak ( posisi ), elevasi ( ketinggian ), dan konfigurasi dari areal tanah
memerlukan beberapa penunjang yang diantaranya adalah keberadaan peta dan
perlengkapan pengukuran yang lengkap.

Data yang diperoleh dari pekerjaan pengukuran tersebut, kemudian dilukiskan pada
suatu peta yang sering dikenal dengan peta topografi. Menurut Davis dan Foote
adalah menggambarkan simbol-simbol yang spesifik mengenai konfigurasi atau
relief tanah yang dipetakan dan keadaan alami atau buatan, seperti saluran sungai
dan lain-lain.
Sedangkan menurut Ayres dan Scoates adalah peta yang menggambarkan sifat
permukaan tanah yang dilengkapi garis-garis kontur yang berbeda-beda
ekemennya dan berbagai keadaan yang terdapat pada areal tanah tersebut dengan
menggunakan symbol tertentu.
Didalam pembuatan peta, pengukuran titik-titik detail untuk penggambaran peta
haruslah berdasarkan pada posisi yang tetap baik arah horizontal maupun vertikal.
Dengan demikian, penggambaran untuk pembuatan peta setidaknya kita harus
menguasai teori-teori sebagai berikut :
1. Teori tetang poligon tertutup.
2. Teori tetang pembuatan titik detail.
3. Teori tentang pengukuran jarak dan beda tinggi secara optis.
4. Teori tentang penggambaran peta.

2.1.1. POLIGON TERTUTUP


Suatu bentuk pengukuran dimana pengukuran ini dilakukan seterusnya dari titiktitik yang kita tentukan dan akhirnya titik-titik tersebut merupakan suatu daerah
pemetaan. Dan pengukuran ini dilakukan searah jarum jam.
Untuk pengukuran poligon ini kita harus mempunyai beberapa titik-titik kedudukan
sebagai awal pedoman untuk pengukuran selanjutnya. Juga diperlukan sebuah titik
sebagai acuan Bench Mark ( BM ), bilamana tidak ada titik BM pada lokasi yang kita
ukur, dapat kita mengambil sembarang benda untuk kita jadikan BM, dengan
catatan benda tersebut tidak berubah kedudukannya.

2.1.2. GARIS KONTUR


Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang elevasinya sama.
Garis kontur memberikan informasi tentang daerah peta dan tidak
menyembunyikan rincian-rincian peta lainnya yang penting. Garis-garis kontur juga
memperlihatkan elevasi dan konfigurasi permukaan tanah. Elevasi titik-titik yang
tidak terletak diatas garis kontur bias dicari dengan inter polasi antara dua garis
kontur yang terletak pada kedua titik tersebut.

Garis kontur mulai dan berakhir pada tepi peta, atau menutup pada dirinya sendiri.
Garis kontur yang menutup dirinya sendiri akan diperlihatkan oleh serangkaian garis
kontur yang membentuk lingkaran diatas peta. Mereka menunjukkan sebuah
depresi atau sebuah bukit. Sebuah bukit dapat diidentifikasikan dengan elevasi
yang bertambah. Dalam sebuah depresi, garis kontur tertutup paling dalam akan
terletek pada elevasi terendah. Pada garis kontur terendah, tanda arsiran yang
menuju lubang tersebut akan terlihat.ini memastikan bahwa anda melihat sebuah
lubang depresi karena tidak ada tanda arsiran yang digunakan pada bukit.
Garis kontur yang berjarak sama sepanjang garis yang tegak lurus terhadap kontur
tersebut menunjukkan kelandaian ang tetap. Kontur yang lurus, sejajar, berjarak
sama menunjukkan timbunana atau galian buatan manusia. Untuk memudahkan
timbunana atau galian sebuah peta topografi, setiap garis kontur ke lima dibuat
lebih tebal. Garis ini disebut kontur indeks. Kalau interfal kontur adalah 1 ft, garisgaris kontur yang elevasinya kelipatan 5 ft diperlihatkan dengan garis tebal.Kalau
interfalnya 10 ft, kontur mempunyai elevasi kelipatan 50 ft.
Beberapa aturan-aturan dasar untuk menggambar garis kontur adalah sebagai
berikut :
Garis kontur tidak pernah berakhir atau berpotongan.
Garis-garis kontur harus memiliki kenaikan elevasi sama.
Garis kontur tidak bercabang menjadi dua kontur dengan elevasi sama.
Garis kontur harus tegak lurus terhadap jurusan kelandaian maksimum.
Garis kontur yang tidak teratur menunjukkan daerah yang tidak rata.

2.1.3. METODE LAPANGAN YANG DIPAKAI


Faktor-faktor yang mempengaruhi metode lapangan dalam pembuatan peta
topografi adalah :
Skala peta.
Interfal kontur.
Kondisi alamiah tanah.
Jenis proyek.
Peralataan yang tersedia.
Dalam praktikum ini, kami mengunakan metode radiasi dimana radiasi adalah titik
traverse yang diliputi oleh Theodolite. Sudut diukur ke titik yang dikehendaki, lalu
jarak ke titik tersebut diukur dengan pita ukur. Pojok bangunan maupun obyek
lainnya buatan manusia harus dicantumkan. Panjang, lebar dan proyeksi yang
merupakan data penting diukur serta digambar didalam buku lapangan.
2.1.4. KOREKSI KESALAHAN YANG TERJADI

Koreksi kesalahan sangatlah diperlukan dalam analisa data, sebab data yang
dianalisa tersebut memerlukan ketelitian. Beberapa hal yang perlu dikoreksi dalam
analisa data yaitu:
1. Kontrol tidak terkoreksi.
2. Jarak titik kontrol terlalu besar.
3. Titik-titik kontrol tidak dipilih.
4. Pemilihan titik-titik untuk penggambaran kontur tidak baik.
5. Kontur yang diambil tidak cukup.
6. Kontur horizontal dan vertikal tidak cukup.

2.2. PENENTUAN TITIK IKAT DAN TITIK DETAIL


Dalam penggambaran polygon titik-titik kontrol,metode-metode yang dipakai untuk
meletakkan posisi detail pada peta tergantung pada prosedur yang dipakai untuk
menentukan lokasinya, dan bentuk dimana data itu berada. Bila catatan lapangan
adalah sudut dan jarak, pusat batas dan titik-titik penting diatas dimana pekerjaan
konstruksi sudah terjadi tergantung padanya, digambar dengan metode koordinat.
Sedang untuk jarak digambar dengan skala dari puncak, untuk menggambar detail
jelasnya tentang cara-cara membuat detail dengan busur.

2.3. PENGUKURAN JARAK DAN BEDA TINGGI SECARA OPTIS


Pengukuran dilakukan secara langsung dengan menggunakan pita ukur untuk titiktitik yang dekat dengan pesawat atau titik-titik yang posisinya akan dicari dengan
teliti dan dikontrol dengan pengukuran menggunakan pesawat Theodolite untuk
mendapatkan jarak optis dan hasilnya digunakan sebagai pembanding.Untuk
mendapatkan jarak optis, pesawat ditempatkan pada titik utama yang telah
ditentukan, kemudian dicatat tinggi pesawat. Arahkan teropong pada pembacaan
baak kemudian dicatat ( BA, BT, BB ).

Pada pengukuran titik tinggi, beda tinggi, maupun jarak pada umumnya dilakukan
secara optis.

GAMBAR PENGUKURAN DENGAN SUDUT MIRING ( ) POSITIF

GAMBAR PENGUKURAN DENGAN SUDUT MIRING( ) NEGATIF

a) Menentukan Sudut Dalam ( )


1) 1 = AF - AB
2) 2 = BA - BC
3) 3 = CB - CD
4) 4 = DC - DE
5) 5 = ED - EF
6) 6 = FE - EA +

b) Koreksi Sudut Untuk Poligon Tertutup ( f )


f = ( n 2 ) 180 +
Dimana ; n = jumlah titik yang dibidik
= jumlah sudut

c) Koreksi Masing-masing Sudut


f/n

d) Perhitungan Jarak ( D )
D = 100 ( BA BB ) Cos2
Dimana ; = 270 pembacaan vertical

P erhitungan Azimuth ( )
AB = misal A ( Awal )

BC = AB + ( 180 2 )
CD = BC + ( 180 3 )
DE = CD + ( 180 4 )
EF = DE + ( 180 5 )
FA = EF + ( 180 6 )
Chek : AB = FA + ( 180 1 )

e) Menghitung Panjang Proyeksi Sisi Poligon Pada Sumbu-X


Fx = di . Sin

f) Menghitung Panjang Proyeksi Sisi Poligon Pada Sumbu-Y


Fy = di . Cos

g) Beda Tinggi ( H )
H = TP + BT
Dimana, TP = tinggi pesawat ; BB = benang bawah
BA = benang atas ; BT = benang tengah

2.4. PENYAJIAN PETA


2.4.1. Menggambar Titik Poligon
Sebelum titik poligon digambar diatas kertas, terlebih dahulu harus diperiksa
apakah kesalahan yang terjadi telah memenuhi syarat. Apabila ternyata kesalahan
terlalu besar, maka kita berusaha untuk melokalisir kesalahan tersebut.
Menggambar titik-titik poligon pada kertas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Dengan koordinat
2) Dengan cara grafis
Pada penggambaran titik poligon dengan cara koordinat akan menghasilkan posisi
yang lebih teliti dibandingkan cara grafis.

2.4.2. Menggambar Titik Detail

Penggambaran titik detail dapat dilakukan dengan menggunakan busur derajat dan
mistar skala. Pusat diletakkan pada titik tempat pesawat dan skala busur diarahkan
ke sumbu-O pada sumbu-Y ( Utara ), sudut yang sudah dibaca berupa azimuth,
maka bacaan ke titik poligon harus disesuaikan dengan sudut pada busur derajat.
Sedangkan titik-titik detail yang lainnya dapat digambar sesuai dengan pembacaan
sudut horizontal dan jaraknya.

2.4.3. Menggambar Garis Tinggi


Garis tinggi adalah garis yang menghubungkan titik yang sama elevasinya. Dari
garis kontur ini kita dapat membayangkan keadaan medan yang sebenarnya.
Besarnya kontur interval tergantung dari skala peta, kelanmdaian, atau menurut
kebutuhan.
Untuk menggambarkan garis kontur harus dicari dulu titik-titik yang elevasinya
sama. Untuk itu perlu diadakan interpolasi dari titik-titik yang tersedia dengan
menggunakan perbandingan jarak.

2.4.4. Skala Peta


Pemilihan skala untuk sebuah peta pada ukuran proyek, presisi yang dikehendaki
dan kegunaannya peta tersebut didesain. Skala peta diberikan menurut tiga cara
yaitu :
1) Bentuk pecahan atau perbandingan, seperti 1 / 2000 atau 1 : 2000
2) Persamaan, seperti 1 inc = 200 ft.
3) Grafik.
Skala peta diklasifikasikan sebagai besar, sedang, ataupun kecil. Sebuah skala
besar 1 inc = 100 ft ( 1 : 200 ) atau lebih besar. Sebuah skala sedang misalnya : 1
inc = 100 ft sampai 1000 ft ( 1 : 200 ) sampai ( 1 : 12000 ). Sebuah skala kecil
misalnya : 1 inc = 100 ft ( 1 : 12000 ) atau lebih kecil. Dalam penggambaran garis
kontur nanti kami mengunakan skala 1 : sesuai perhitungan.

2.4.5. Finishing
Ketelitian peta topografi ditentukan dari tujuan penggunaan peta, skala peta,
peralatan yang digunakan dalam pembuatan peta. Disamping hal-hal tersebut, peta
harus dilengkapi hal-hal berikut, yang merupakan finishing dari pembuatan antara
lain :
1) Panah tanda petunjuk arah utara.

2) Skala peta, areal peta.


3) Keterangan, macam peta, kegunaan peta.
4) Keterangan areal yang dipetakan.
5) Interval kontur yang digunakan.
6) Tanggal, bulan, tahun pembuatan peta.
7) Nama pemeta ( pelaksana ).
Bila hal tersebut diatas sudah dilakukan, maka peta sudah siap digunakan sesuai
keperluan.

BAB III
JALANNYA PRATIKUM

3.1. PEKERJAAN PENDAHULUAN


3.1.1. Penentuan Titik Bench Mark
Hal yang pertama kali dilakukan adalah melakukan survei lapangan untuk melihat
dari batas-batas lokasi yang akan dipetakan. Barulah akan ditentukan titik yang
berfungsi sebagai titik tetap atau Bench Mark ( BM ). Karena pada waktu praktikum
tidak ada Bench Mark, maka kami menggunakan BM palsu yang kami tempatkan
pada lapangan parkir depan gedung A.

3.1.2. Membuat Patok Titik Ikat


Setelah ditentukan titik Bench Mark nya, kemudian ditentukan jumlah titik
utamanya sebanyak 6 buah titik, dan dilakukan pengukuran secara manual dengan
mengunakan baak ukur pada titik-titik utama yaitu titik A, B, C, D, E, F, yang mana
keenam titik utama tersebut ditandai dengan cat pilox untuk menghindari kelupaan.

3.2. PELAKSANAAN PENGUKURAN


1) Menentukan titik detail utama, titik BM, dan titik detail tambahan.
2) Mendirikan statip tepat diatas patok dititik detail utama dengan cara meluruskan
unting-unting jatuh tepat diatas patok.
3) Menempatkan Theodolite diatas statip, lalu kait dengan baut dimana salah
seorang di statip bagian atas dan seorang lagi di Theodolite bagian bawah sampai
kencang.

4) Sebelum kita melakukan segala penyetelan, segala pengunci horizontal dan


vertikal pada Theodolite harus bebas semua.
5) Menyetel nivo bawah ( nivo bulat ) yaitu menempatkan gelembung yang ada di
nivo bulat agar tepat di tengah-tengah lingkaran, dengan cara memutar sekrup
penyetel A, B, C dengan cara memutar sekrup dengan arah berlawanan sehingga
gelembung terletak tepat di lingkaran.
6) Menyetel nivo atas ( nivo tabung ) yaitu menempatkan gelembung nivo yang ada
di nivo tabung agar tepat di tengah-tengah tanda dengan jalan memutar salah satu
sekrup penyetel nivo tabung sampai gelembung jatuh tepat di tengah-tengah
tanda. Dengan catatan bahwa gelembung di nivo bulat tidak boleh berpindah
tempat ( keluar dari lingkaran ). Jadi kedua gelembung nivo harus tepat di tengahtengah.
7) Mengenolkan detik yang ada di teropong pada lensa sebelah kanan dengan
memutar sekrup penyetel menit detik yang terletak pada sebelah kanan teropong.
8) Memutar lempeng yang terletak pada bagian bawah Theodolite yang bertujuan
untuk mengenolkan horizontalnya. Sambil memutar lempeng kita melihat teropong
pada lensa sebelah kanan, apakah sudah horizontal atau belum. Apabila sudah
horizontal lalu putar pengunci horizontal dengan cara memutar searah jarum jam.
Penguncinya terletak diatas lempeng, maka horizontal sudah terkunci.
9) Mengutarakan kompas dengan melihat kompas yang ada dibagian atas pesawat.
Bila garis putih sudah tepat atau masuk tanda, maka pesawat sudah menghadap
utara. Kemudian dikunci dengan pengunci arah utara, dengan cara memutar searah
jarum jam. Penguncinya terletak di bawah lempeng, maka arah utara sudah
terkunci.
10) Menyetel pesawat agar membentuk sudut 270 terhadap sudut vertikal dengan
cara menaik turunkan teropong sambil melihat pada lensa sebelah kanan, apakah
sudah 270 atau belum. Apabila sudah tepat 270 lalu kunci dengan pengunci
vertikal, dengan cara memutar searah jarum jam. Pengunci terletak disamping
teropong, maka arah vertikal sudah terkunci.
11) Menempatkan baak atau rambu ukur pada titik detail tambahan, titk BM, dan
kedelapan titik yang mengapit.
12) Membuka kunci horizontal, untuk memutar pesawat sampai baak kelihatan
pada lensa. Setelah terlihat lalu kunci kembali pengunci horizontal.
13) Membaca BA, BT, BB pada baak dengan melihat pada teropong lensa sebelah
kiri, apabila pembacaan kurang jelas, kita harus memutar penyetel diagfragma
lensa sampai baak bias terbaca dengan jelas.
14) Membaca sudut vertikal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan,.
Dengan cara memuter penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada
tengah-tengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik sampai
derajat.

15) Membaca sudut horizontal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan.
Dengan cara memutar penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada
tengah-tengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik pada
arah horizontal.
16) Setelah selesai di titik detail utama A, kemudian memindahkan pesawat ke titik
detail B, begitu seterusnya untuk titik detail utama C, D, E, F.
17) Melakukan hal yang sama pada nomor 2 sampai pada dengan nomor 10 untuk
penyetelan alat.

Catatan :
Disetiap titik detail utama selalu dilakukan pekerjaan nomor 2 sampai dengan
nomor 10 untuk penyetelan alat dan sebelum membidik baak.
Memutar pesawat selalu searah jarum jam, agar tidak kesalahan pembacaan
pada sudut horizontal.
Pada waktu pembidikan ( pembacaan baak ), pengunci yang terbuka hanyalah
pengunci horizontalnya saja.
Apabila pada pembacaan sudut horizontal maupun vertikal, dimana derajatnya
tidak jatuh di tengah-tengah ( pembacaan sudut yang dibaca terlebih adalah sudut
vertikal baru sudut horizontal ). Maka pembacaan sudut vertikal diputar pengunci
vertikal pada penggerak halus sampai derajat vertikal tepat ditengah-tengah,
kemudian dibaca. Dan untuk pembacaan sudut horizontal diputar pengunci
horizontal pada penggerak halus sampai derajat horizontal tepat ditengah-tengah,
kemudian dibaca besarnya derajat, menit, dan detik.

3.3. PENYELESAIAN LAPORAN SEMENTARA


Setelah pratikum selesai dilakukan dimana data-data ukur sudah dibukukan ke
dalam buku ukur, maka barulah dapat dilakukan penyelesaian buku ukur yaitu
perhitungan sementara dari data yang ada untuk dilakukan pengecekan kembali,
apakah data yang kita peroleh dari hasil pengukuran sesuai dengan keadaan
dilokasi.

BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA

4.1. TABEL HASIL PENGUKURAN DILAPANGAN

Titik/Tinggi Pesawat Titik Yang Dibidik Pembacaan Benang Sudut Horisontal Sudut
Vertikal Keterangan
Titik Ikat Titik Detail Atas Tengah Bawah
A
( 1,468) BM 1,537 1,500 1,466 2775650 90
B 1,511 1,435 1,365 3220455 90
F 1,481 1,396 1,307 700710 90
1 1,512 1,475 1,439 3534110 90
2 1,463 1,437 1,410 101330 90
3 1,522 1,494 1,462 392410 90
4 1,467 1,455 1,420 770850 90
5 1,431 1,388 1,345 1642630 90
6 1,435 1,418 1,372 2011705 90
7 1,534 1,499 1,464 2233230 90
8 1,602 1,570 1,536 2523830 90
B
( 1,380) C 1,516 1,421 1,325 3565210 90
A 1,420 1,342 1,251 1342930 90
1 1,478 1,441 1,402 130050 90
2 1,420 1,391 1,360 445225 90
3 1,435 1,408 1,378 722450 90
4 1,471 1,436 1,402 911930 90
5 1,362 1,323 1,291 1175120 90
6 1,340 1,300 1,265 1374330 90
7 1,364 1,331 1,296 1742830 90
8 1,204 1,168 1,129 2273550 90

C
( 1,452 ) D 1,352 1,291 1,222 2180100 90

B 1,240 1,145 1,050 3390140 90


1 1,413 1,441 1,342 1183110 90
2 1,436 1,391 1,378 1543010 90
3 1,432 1,408 1,374 1914250 90
4 1,429 1,436 1,367 2140250 90
5 1,409 1,323 1,348 2321230 90
6 1,395 1,300 1,341 2574150 90
7 1,417 1,331 1,369 2763550 90
8 1,308 1,168 1,260 3401330 90
D
( 1,495 ) E 1,571 1,499 1,430 1544450 90
C 1,540 1,473 1,404 2793030 90
1 1,459 1,433 1,405 965810 90
2 1,445 1,413 1,379 1282230 90
3 1,453 1,420 1,385 1472850" 90
4 1,499 1,464 1,425 1655350 90
5 1,443 1,410 1,375 1901710 90
6 1,525 1,488 1,452 2122230 90
7 1,502 1,470 1,450 2344810 90
8 1,532 1,475 1,443 2560530 90

E
( 1,450) F 1,357 1,292 1,225 3262330 90
D 1,427 1,355 1,285 3290550 90
1 1,358 1,312 1,268 3405930 90
2 1,340 1,296 1,255 3595310 90
3 1,335 1,290 1,248 1541540 90
4 1,355 1,312 1,281 342210 90
5 1,353 1,311 1,270 491610 90

6 1,385 1,334 1,292 633610 90


7 1,367 1,325 1,283 763210 90
8 1,364 1,327 1,288 900910 90
F
( 1,465 ) A 1,311 1,195 1,083 005230 90
E 1,480 1,415 1,290 004650 90
1 1,402 1,365 1,325 1362630 90
2 1,432 1,389 1,348 320930 90
3 1,519 1,475 1,400 690630 90
4 1,532 1,485 1,448 961710 90
5 1,599 1,562 1,525 1205110 90
6 1,592 1,554 1,513 1414630 90
7 1,576 1,539 1,502 1591850 90
8 1,327 1,294 1,261 1744850 90

a) Perhitungan Sudut Dalam ( :


A = AF + ( 360 - AB )
= 700710 + (360 - 3320455 ) = 980215
B = A + ( 360 - C )
= 1342930" + (360 - 3565210 ) = 1373730
C = CB - CD
= 3390140 2180100 = 1210040
D = DC - DE
= 1853030 - 1544450 = 304540
E = ED - EF
= 329 0550 - 3262330 = 024220
F = FE + ( 360 - FA )
= 004650 + (360- 005230 ) = 3595420 +

= 7500245
Syarat rataan sudut =
=
Koreksi sudut dalam =
= 7500245 720
Rataan tiap sudut = 300245
=
= 50028
Perhitungan Sudut dalam terkoreksi :
A = 980215 - 50228 = 925947
B = 1373730 - 50228 = 1323502
C = 1210040 - 50228 = 1155812
D = 304540 - 50228 = 254312
E = 024220 - 50228 = -22008
F = 3595420 - 50228 = 3545152 +
= 7200000
b) Perhitungan Azimuth Terkoreksi :
'AB =3220455
'BC = 3220455 180 1323502 = 92953
'CD = 92953 + 180 1155812 = 733141
'DE = 733141 + 180 254312 = 2274829
'EF = 2274829 180 (-22008) = 500837
'FA = 500837 + 180 3545152 = 1244315 +
Kontrol Azimuth
AB = FA - 180 A
3220455 = 2361525 + 180 925947
3220455 = 3220455 ( cocok )

c) Mencari Jarak Optis


Rumus : d=

Titik A
dA-BM = (1.5371.466 ).100 .cos . (270 - 90) = 7.1 m
dA B = (1.5111.365 ).100 .cos . (270 - 90) = 14.6 m
dA F = (1.4811.307 ).100 .cos . (270 - 90) = 17.4 m
dA 1 = (1.5121.439 ).100 .cos . (270 - 90) = 7.3 m
dA 2 = (1.4631.410 ).100 .cos . (270 - 90) = 5.3 m
dA 3 = (1.5221.462 ).100 .cos . (270 - 90) = 6.0 m
dA 4 = (1.4671.420 ).100 .cos . (270 - 90) = 4.7 m
dA 5 = (1.4311.345 ).100 .cos . (270 - 90) = 8.6 m
dA 6 = (1.4351.372 ).100 .cos . (270 - 90) = 6.3 m
dA 7 = (1.5341.464 ).100 .cos . (270 - 90) = 7.0 m
dA 8 = (1.6021.536 ).100 .cos . (270 - 90) = 6.6 m

Titik B
dB C = (1.516 1.325).100 .cos . (270 - 90) = 19.1 m
dB A = (1.420 1.251).100 .cos . (270 - 90) = 16.9 m
dB 1 = (1.478 1.402).100 .cos . (270 - 90) = 7.6 m
dB 2 = (1.420 1.360).100 .cos . (270 - 90) = 6.0 m
dB 3 = (1.435 1.378).100 .cos . (270 - 90) = 5.7 m
dB 4 = (1.471 1.402).100 .cos . (270 - 90) = 6.9 m
dB 5 = (1.362 1.291).100 .cos . (270 - 90) = 7.1 m
dB 6 = (1.340 1.265).100 .cos . (270 - 90) = 7.5 m
dB 7 = (1.364 1.296).100 .cos . (270 - 90) = 6.8 m
dB 8 = (1.204 1.129).100 .cos . (270 - 90) = 7.5 m

Titik C
dC D = (1.325 1.222).100 .cos . (270 - 90) = 10.3 m
dC B = (1.240 1.050).100 .cos . (270 - 90) = 19.0 m
dC 1 = (1.413 1.342).100 .cos . (270 - 90) = 7.1 m

dC 2 = (1.436 1.378).100 .cos . (270 - 90) = 5.8 m


dC 3 = (1.432 1.374).100 .cos . (270 - 90) = 5.8 m
dC 4 = (1.429 1.367).100 .cos . (270 - 90) = 6.2 m
dC 5 = (1.409 1.348).100 .cos . (270 - 90) = 6.1 m
dC 6 = (1.395 1.341).100 .cos . (270 - 90) = 5.4 m
dC 7 = (1.417 1.369).100 .cos . (270 - 90) = 4.8 m
dC 8 = (1.308 1.260).100 .cos . (270 - 90) = 4.8 m

Titik D
dD E = (1.571 1.430).100 .cos . (270 - 90) = 14.1 m
dD C = (1.540 1.404).100 .cos . (270 - 90) = 13.6 m
dD 1 = (1.459 1.405).100 .cos . (270 - 90) = 5.4 m
dD 2 = (1.445 1.379).100 .cos . (270 - 90) = 6.6 m
dD 3 = (1.453 1.385).100 .cos . (270 - 90) = 6.8 m
dD 4 = (1.499 1.425).100 .cos . (270 - 90) = 7.4 m
dD 5 = (1.443 1.375).100 .cos . (270 - 90) = 6.8 m
dD 6 = (1.525 1.452).100 .cos . (270 - 90) = 7.3 m
dD 7 = (1.502 1.450).100 .cos . (270 - 90) = 5.2 m
dD 8 = (1.532 1.475).100 .cos . (270 - 90) = 5.7 m

Titik E
dE F = (1.357 1.225).100 .cos . (270 - 90) = 13.2 m
dE D = (1.427 1.285).100 .cos . (270 - 90) = 14.2 m
dE 1 = (1.358 1.268).100 .cos . (270 - 90) = 9.0 m
dE 2 = (1.340 1.255).100 .cos . (270 - 90) = 8.5 m
dE 3 = (1.335 1.248).100 .cos . (270 - 90) = 10.7 m
dE 4 = (1.355 1.281).100 .cos . (270 - 90) = 7.4 m
dE 5 = (1.353 1.270).100 .cos . (270 - 90) = 8.3 m
dE 6 = (1.385 1.292).100 .cos . (270 - 90) = 9.3 m
dE 7 = (1.367 1.283).100 .cos . (270 - 90) = 8.4 m

dE 8 = (1.364 1.288).100 .cos . (270 - 90) = 7.6 m

Titik F
dF A = (1.311 1.083).100 .cos . (270 - 90) = 22.8 m
dF E = (1.480 1.290).100 .cos . (270 - 90) = 19.0 m
dF 1 = (1.402 1.325).100 .cos . (270 - 90) = 7.7 m
dF 2 = (1.432 1.348).100 .cos . (270 - 90) = 8.4 m
dF 3 = (1.519 1.400).100 .cos . (270 - 90) = 11.9 m
dF 4 = (1.532 1.448).100 .cos . (270 - 90) = 8.4 m
dF 5 = (1.599 1.525).100 .cos . (270 - 90) = 7.4 m
dF 6 = (1.592 1.513).100 .cos . (270 - 90) = 7.9 m
dF 7 = (1.576 1.502).100 .cos . (270 - 90) = 7.4 m
dF 8 = (1.327 1.261).100 .cos . (270 - 90) = 6.6 m

d rata-rata titik utama


dAB = 14.6 m
dBC = 19.1 m
dCD = 10.3 m
dDE = 14.1 m
dEF = 13.2 m
dFA = 22.8 m
= 94.1 m

Mencari X pada titik utama


Rumus :

XA B = dA - B . sin 'A - B

= 14.6 . sin 3320455 = 6.836


XB C = dB - C . sin 'B - C
= 19.1 . sin 92953 = 1.043
XC D = dC - D . sin 'C - D
= 10.3 . sin 733141 = +10.219
XD E = dD - E . sin 'D - E
= 14.1 . sin 2274829 = +6.015
XE F = dE - F . sin 'E - F
= 13.2 . sin 500837 = 7.306
XF A = dF - A . sin 'F - A
= 22.8 . sin 1244315 = +0.348
x = +1.397

Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin
= 1.397
Rumus : X = x fx .(d d)
XA B = 6.836 1.398. (14.6 / 94.1) = 7.053
XB C = 1.043 1.398. (19.1 / 94.1) = 1.327
XC D = +10.219 1.398. (10.3 / 94.1) = +10.066
XD E = +6.015 1.398. (14.1 / 94.1) = +5.825
XE F = 7.306 1.398. (13.2 / 94.1) = 7.502
XF A = +0.348 1.398. (22.8 / 94.1) = 0.009 +
= 0,000
Koordinat titik utama X
XBM = +10.000
XA = +10.000 - 7,032 = +2,968
XB = +2.968 - 7.053 = -4.085
XC = -4.085 - 1.327 = -5.412
XD = -5.412 + 10.066 = +4.654

XE = +4.654 + 5.825 = +10.479


XF = +10.479 - 7.502 = +2.977
XA = +2.977 - 0.009 = +2.968

Mencari Y pada titik utama


Rumus :

YA B = dA - B . cos 'A - B
= 14,6 . cos 3220455 = +11,518
YB C = dB - C . cos 'B - C
= 19,1 . cos 92933 = +5.415
YC D = dC - D . cos 'C - D
= 10,3 . cos 733141 = +2.920
YD E = dD - E . cos 'D - E
= 14,1 . cos 2274829 = -9.471
YE F = dE - F . cos 'E - F
= 13,2 . cos 500837 = +8.459
YF A = dF - A . cos 'F - A
= 22,8 . cos 1244315 = -12.986
y = +5.855
Koreksi
Kesalahan (fy) = - d Cos = - 5.855
Rumus : Y =y fy . (d /d)
YA B = +11,158 5.855.(14,60 / 94,10) = +4.243
YB C = +5.415 5.855 . (19,10 / 94,10) = -0.089
YC D = +2.920 5.855 . (10,30 / 94,10) = -0.321
YD E = -9.471 5.855 .(14,10 / 94,10) = -2.296
YE F = +8.459 5.855. (13,20 / 94,10) = +3.028

YF A = -12.986 5.855. (22,80 / 94,10) = -4.565 +


= 0,000

Koordinat titik utama Y


YBM = +10,000
YA = +10,000 + 0.982 = 10.982
YB = +14.243 + 4.243 = +15.225
YC = +15.225 0.089 = +15.136
YD = +15.136 0.321 = +14.815
YE = +14.815 2,296 = +12.519
YF = +12.519 + 3.028 = +15.547
YA = +15.547 4.565 = +10.982

TABEL HASIL PERHITUNGAN TITIK UTAMA KOORDINAT BM (10.10)


TITIK X Y X Y
BM +10,00 +10,00
-7.032 +0.982
A +2.968 +10.982
-7053 +4.243
B -4.085 +15.225
-1.327 -0.089
C -5.412 +15.136
+10.066 -0.321
D +4.654 +14.815
+5.825 -2.296
E +10.479 +12.519
-7.502 +3.028
F +2.977 +15.547
-0.009 -4.565

A +2.968 +10.582

d) Perhitungan Titik Detail


Titik A
dA-1 = 7.3 m
dA-2 = 5.3 m
dA-3 = 6.0 m
dA-4 = 4.7 m
dA-5 = 8.6 m
dA-6 = 6.3 m
dA-7 = 7.0 m
dA-8 = 6.6 m
= 51.8 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin

XA 1 = 7.3 . sin 3534110 = 0.803


XA 2 = 5.3 . sin 101330 = +0.941
XA 3 = 6.0 . sin 392410 = +3.809
XA 4 = 4.7 . sin 770850 = +4.582
XA 5 = 8.6 . sin 1642630 = +2.307
XA 6 = 6.3 . sin 2011705 = 2.287
XA 7 = 7.0 . sin 2233230 = 4.822
XA 8 = 6.6 . sin 2523830 = 6.299
X = 2.572
Koreksi

Kesalahan (fx) = -d.sin = 2.572


Rumus : X = x fx .(d d)
XA 1 = -0.803 + 2.572 . (7.3 / 51.8) = 0.440
XA 2 = +0.941 + 2.572 . (5.3 / 51.8) = +1.204
XA 3 = +3.809 + 2.572 . (6.0 / 51.8) = +4.107
XA 4 = +4.582 + 2.572 . (4.7 / 51.8) = +4.815
XA 5 = +2.307 + 2.572 . (8.6 / 51.8) = +2.734
XA 6 = -2.287 + 2.572 . (6.3 / 51.8) = 1.974
XA 7 = -4.822 + 2.572 . (7.0 / 51.8) = 4.474
XA 8 = -6.299 + 2.572 . (6.6 / 51.8) = 5.971 +
= 0,000

Koordinat Titik Detail XA


XA = +2.968
XA 1 = +2.968 0.440 = +2.528
XA 2 = +2.968 + 1.204 = +4.172
XA 3 = +2.968 + 4.107 = +7.075
XA 4 = +2.968 + 4.815 = +7.783
XA 5 = +2.968 + 2.734 = +5.702
XA 6 = +2.968 1.974 = +0.994
XA 7 = +2.968 4.474 = 1.506
XA 8 = +2.968 5.751 = 2.783

Mencari Y Pada Titik Detail


Y = d cos

YA 1 = 7.3. cos 3534110 = +7.256


YA 2 = 5.3 . cos 101330 = +5.216
YA 3 = 6.0 . cos 392410 = +4.636
YA 4 = 4.7 . cos 770850 = +1.045

YA 5 = 8.6 . cos 1642630 = 8.285


YA 6 = 6.3 . cos 2011705 = 5.870
YA 7 = 7.0 . cos 2233230 = 5.074
YA 8 = 6.6 . cos 2523830 = 1.969
Y = 3.045
Koreksi
Kesalahan (fy) = -d.cos =3.045
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YA 1 = +7.256 + 3.045 . (7.30 / 51.8) = +7.685
YA 2 = +5.216 + 3.045 . (5.30 / 51.8) = +5.527
YA 3 = +4.636 + 3.045 . (6.00 / 51.8) = +4.989
YA 4 = +1.045 + 3.045. (4.70 / 51.8) = +1.321
YA 5 = -8.285 + 3.045 . (8.60 / 51.8) = -7.779
YA 6 = -5.870 + 3.045 . (6.30/ 51.8) = -5.500
YA 7 = -5.074 + 3.045 . (7.00 / 51.8) = -4.662
YA 8 = -1.969 + 3.045 . (6.60 / 51.8) = -1.581 +
= 0,000

Koordinat Titik Detaill YA


YA = +10.582
YA 1 = +10.582 + 7.685 = +18.267
YA 2 = +10.582 + 5.527 = +16.109
YA 3 = +10.582 + 4.989 = +15.571
YA 4 = +10.582 + 1.321 = +11.903
YA 5 = +10.582 7.779 = +2.803
YA 6 = +10.582 5.500 = +5.082
YA 7 = +10.582 4.662 = +5.920
YA 8 = +10.582 + 1.581 = +12.163

Titik B

dB-1 = 7,6 m
dB-2 = 6,0 m
dB-3 = 5,7 m
dB-4 = 6,9 m
dB-5 = 7,1 m
dB-6 = 7,5 m
dB-7 = 6,8 m
dB-8 = 7,5 m
= 55,1 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin

XB 1 = 7,6 . sin 130050 = +1,711


XB 2 = 6,0 . sin 445225 = +4,233
XB 3 = 5,7 . sin 722450 = +5,434
XB 4 = 6,9 . sin 911930 = +6,898
XB 5 = 7,1 . sin 1175120 = +6,277
XB 6 = 7,5 . sin 1374330 = +5,045
XB 7 = 6,8 . sin 1742830 = +0,655
XB 8 = 7,5 . sin 2273550 = 5,538
X = 24,715

Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin = -24.715
Rumus : X = x fx .(d d)

XB 1 = 1,711 - 24,715 . (7,6 / 55,1) = 1.697


XB 2 = 4,233 - 24,715 . (6,0 / 55,1) = +1.542

XB 3 = 5,434 - 24,715 . (5,7 / 55,1) = +2.877


XB 4 = 6,898 - 24,715 . (6,9 / 55,1) = +3.803
XB 5 = 6,277 - 24,715 . (7,1 / 55,1) = +3.092
XB 6 = 5,045 - 24,715 . (7,5 / 55,1) = +1.681
XB 7 = 0,655 - 24,715 . (6,8 / 55,1) = 2.395
XB 8 = 5,538 - 24,715 . (7,5 / 55,1) = 8.902 +
= 0,000

Koordinat Titik Detail XB


XB = -4.085
XB 1 = -4.085 1.697 = 5.782
XB 2 = -4.085 + 1.542 = 2.543
XB 3 = -4.085 + 2.877 = 1.208
XB 4 = -4.085 + 3.803 = 0.282
XB 5 = -4.085 + 3.092 = 0.993
XB 6 = -4.085 + 1.681 = 2.404
XB 7 = -4.085 2.395 = 6.480
XB 8 = -4.085 8.902 = 12.987

Mencari Y Pada Titik Detail


Y = d .cos

YB 1 = 7,6. cos 130050 = 7,405


YB 2 = 6,0. cos 445225 = 4,252
YB 3 = 5,7. Cos 722450 = 1,722
YB 4 = 6,9. cos 911930 = -0,196
YB 5 = 7,1. cos 1175120 = -3,317
YB 6 = 7,5. cos 1374330 = -5,549
YB 7 = 6,8. cos 1742830 = -6,768
YB 8 = 7,5. cos 2273550 = -5,058

Y = -7,509
Koreksi
Kesalahan (fy) = -d.cos = +7.509
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YB 1 = -7,405 + 7,509. (7,6 / 55,1) = 6.369
YB 2 = 4,252 + 7,509. (6,0 / 55,1) = +5.029
YB 3 = -1,722 + 7,509. (5,7 / 55,1) = 0,945
YB 4 = -0,196 + 7,509. (6,9 / 55,1) = +0,744
YB 5 = -3,317 + 7,509. (7,1 / 55,1) = +2.349
YB 6 = -5,549 + 7,509. (7,5 / 55,1) = 4.527
YB 7 = -6,768 + 7,509. (6,8 / 55,1) = 5.841
YB 8 = -5,058 + 7,509. (7,5 / 55,1) = 4.035
= 0,000

Koordinat Titik Detaill YB


YB = +15.225
YB 1 = +15.225 6.369 = +8.856
YB 2 = +15.225 + 5.029 = +20.254
YB 3 = +15.225 0.945 = +14.280
YB 4 = +15.225 + 0.744 = +15.969
YB 5 = +15.225 + 2.349 = +17.574
YB 6 = +15.225 4.527 = +10.698
YB 7 = +15.225 5.841 = +9.384
YB 8 = +15.225 4.035 = +11.190

Titik C
dC-1 = 7,1 m
dC-2 = 5,8 m
dC-3 = 5,8 m
dC-4 = 6,2 m

dC-5 = 6,1 m
dC-6 = 5,4 m
dC-7 = 4,8 m
dC-8 = 4,8 m
= 46 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin
XC 1 = 7,1 . sin 1183110 = 6,238
XC 2 = 5,8 . sin 1543010 = 2,497
XC 3 = 5,8 . sin 1914250 = -1,178
XC 4 = 6,2 . sin 2140250 = -3,471
XC 5 = 6,1 . sin 2321230 = -4,820
XC 6 = 5,4 . sin 2574150 = -5,276
XC 7 = 4,8 . sin 2763550 = -4,768
XC 8 = 4,8 . sin 3401330 = -1,624
X = -12,402

Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin = +12.402
Rumus : Y = Y fy .(d d)
XC 1 = 6,238 + 12,402. (7,1 / 46) = +8.152
XC 2 = 2,497 + 12,402. (5,8 / 46) = +4.061
XC 3 = -1,178 + 12,402. (5,8 / 46) = +0.386
XC 4 = -3,471 + 12,402. (6,2 / 46) = 1.799
XC 5 = -4,820 + 12,402. (6,1 / 46) = 3.175
XC 6 = -5,276 + 12,402. (5,4 / 46) = 3.820
XC 7 = -4,768 + 12,402 .(4,8 / 46) = 3.474
XC 8 = -1,624 + 12,402. (4,8 / 46) = 0.329

= 0,000

Koordinat Titik Detail XC


XC = 5.412
XC 1 = 5.412 + 8.152 = +2.740
XC 2 = 5.412 + 4.061 = 1.351
XC 3 = 5.412 + 0.386 = 5.026
XC 4 = 5.412 1.799 = 7.211
XC 5 = 5.412 3.175 = 8.587
XC 6 = 5.412 3.820 = 9.232
XC 7 = 5.412 3.474 = 8.886
XC 8 = 5.412 0.329 = 5.741

Mencari Y Pada Titik Detail


Y = d .cos
YC 1 = 7,1 . cos 1183110 = -3,391
YC 2 = 5,8 . cos 1543010 = -5,235
YC 3 = 5,8 . cos 1914250 = -5,679
YC 4 = 6,2 . cos 2140250 = -5,137
YC 5 = 6,1 . cos 2321230 = -3,738
YC 6 = 5,4 . cos 2574150 = -1,151
YC 7 = 4,8 . cos 2763550 = 0,551
YC 8 = 4,8 . cos 3401330 = 4,517
Y = 19,263

Koreksi
Kesalahan (fy) = -d.cos = 19,263
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YC 1 = -3,391 + 19,263. (7,1 / 46) = 0.418

YC 2 = -5,235 + 19,263. (5,8 / 46) = 2.806


YC 3 = -5,679 + 19,263. (5,8 / 46) = 3.250
YC 4 = -5,137 + 19,263. (6,2 / 46) = 2.541
YC 5 = -3,738 + 19,263. (6,1 / 46) = 1.183
YC 6 = -1,151 + 19,263. (5,4 / 46) = +1.110
YC 7 = 0,551 + 19,263. (4,8 / 46) = +2.561
YC 8 = 4,517 + 19,263. (4,8 / 46) = +6.527
= 0,000

Koordinat Titik Detaill YC


YC = +15.136
YC 1 = +15.136 0.418 = +14.718
YC 2 = +15.136 2.806 = +12.330
YC 3 = +15.136 3.250 = +11.886
YC 4 = +15.136 2.541 = +12.595
YC 5 = +15.136 1.183 = +13.593
YC 6 = +15.136 + 1.110 = +16.246
YC 7 = +15.136 + 2.561 = +17.697
YC 8 = +15.136 + 6.527 = +21.663

Titik D
dD-1 = 5.4 m
dD-2 = 6.6 m
dD-3 = 6.8 m
dD-4 = 7.4 m
dD-5 = 6.8 m
dD-6 = 7.3 m
dD-7 = 5.2 m
dD-8 = 5.7 m
= 51,2 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin
XD 1 = 5.4. sin 965810 = 5,360
XD 2 = 6.6. sin 1282230 = 5,174
XD 3 = 6.8. sin 1472850" = 3,656
XD 4 = 7.4. sin 1655350 = 1,803
XD 5 = 6.8. sin 1901710 = -1,214
XD 6 = 7.3. sin 2122230 = -3,909
XD 7 = 5.2. sin 2344810 = -4,249
XD 8 = 5.7. sin 2560530 = -5,533
X = 1,088
Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin = - 1.088
Rumus : X = x fx .(d d)
XD 1 = 5,360 1,088. (5.4/ 51,2) = 5.245
XD 2 = 5,174 1,088. (6.6/ 51,2) = 5.034
XD 3 = 3,656 1,088. (6.8/ 51,2) = 3.511
XD 4 = 1,803 1,088. (7.4/ 51,2) = 1.646
XD 5 = -1,214 1,088. (6.8/ 51,2) = -1.358
XD 6 = -3,909 1,088. (7.3/ 51,2) = -4.064
XD 7 = -4,249 1,088. (5.2/ 51,2) = -4.359
XD 8 = -5,533 1,088. (5.7/ 51,2) = -5.654
= 0,000

Koordinat Titik Detail XD


XD = +4.654
XD 1 = +4.654 + 5.245 = +9.899

XD 2 = +4.654 + 5.034 = +9.688


XD 3 = +4.654 + 3.511 = +8.165
XD 4 = +4.654 + 1.646 = +6.300
XD 5 = +4.654 1.358 = +3.296
XD 6 = +4.654 4.064 = +0.590
XD 7 = +4.654 4.359 = +0.295
XD 8 = +4.654 5.654 = +1.000

Mencari Y Pada Titik Detail


Y = d .cos
YD 1 = 5.4. cos 965810 = -0,655
YD 2 = 6.6. cos 1282230 = -4,097
YD 3 = 6.8. cos 1472850" = -5,734
YD 4 = 7.4. cos 1655350 = -7,177
YD 5 = 6.8. cos 1901710 = -6,691
YD 6 = 7.3. cos 2122230 = -6,165
YD 7 = 5.2. cos 2344810 = -2,997
YD 8 = 5.7. cos 2560530 = -1,370
Y = -34,886

Koreksi
Kesalahan (fy) = -d.cos = +34.886
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YD 1 = -0,655 + 34,886. (5.4/ 51,2) = 4.334
YD 2 = -4,097 + 34,886. (6.6/ 51,2) = 0.400
YD 3 = -5,734 + 34,886. (6.8/ 51,2) = 1.101
YD 4 = -7,177 + 34,886. (7.4/ 51,2) = 2.135
YD 5 = -6,691 + 34,886. (6.8/ 51,2) = 2.058
YD 6 = -6,165 + 34,886. (7.3/ 51,2) = 1.191
YD 7 = -2,997 + 34,886. (5.2/ 51,2) = 0.546

YD 8 = -1,370 + 34,886. (5.7/ 51,2) = 2.514


= 0,000

Koordinat Titik Detail YD


YD = +14.815
YD 1 = +14.815 + 4.334 = +19.149
YD 2 = +14.815 + 0.400 = +15.215
YD 3 = +14.815 1.101 = +13.714
YD 4 = +14.815 2.135 = +12.680
YD 5 = +14.815 2.058 = +12.757
YD 6 = +14.815 1.191 = +13.624
YD 7 = +14.815 + 0.546 = +15.361
YD 8 = +14.815 + 2.514 = +17.329

Titik E
dE-1 = 9.0 m
dE-2 = 8.5 m
dE-3 = 10.7 m
dE-4 = 7.4 m
dE-5 = 8.3 m
dE-6 = 9.3 m
dE-7 = 8.4 m
dE-8 = 7.6 m
= 69.2 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin
XE 1 = 9.0 . sin 3405930 = 2.931
XE 2 = 8.5 . sin 3595310 = 0.017

XE 3 = 10.7 . sin 1541510 = +4.648


XE 4 = 7.4 . sin 342210 = +4.177
XE 5 = 8.3 . sin 491610 = +6.289
XE 6 = 9.3 . sin 633610 = +8.330
XE 7 = 8.4 . sin 763210 = +8.169
XE 8 = 7.6 . sin 900910 = +7.600
X = +36.265
Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin = 36.265
Rumus : X = x fx .(d d)
XE 1 = -2.931 36.265 . (9.0 / 69.2) = 7.647
XE 2 = -0.017 36.265 . (8.5 / 69.2) = 4.471
XE 3 = +4.648 36.265 . (10.7 / 69.2) = 0.959
XE 4 = +4.177 36.265 . (7.4 / 69.2) = +0.299
XE 5 = +6.289 36.265 . (8.3 / 69.2) = +1.939
XE 6 = +8.330 36.265 . (9.3 / 69.2) = +3.456
XE 7 = +8.169 36.265 . (8.4 / 69.2) = +3.767
XE 8 = +7.600 36.265 . ( 7.6 / 69.2) = +3.617
= 0,000

Koordinat Titik Detail XE


XE = +10.479
XE 1 = +10.479 7.647 = +2.832
XE 2 = +10.479 4.471 = +6.008
XE 3 = +10.479 0.959 = +9.520
XE 4 = +10.479 + 0.299 = +10.778
XE 5 = +10.479 + 1.939 = +12.418
XE 6 = +10.479 + 3.456 = +13.935
XE 7 = +10.479 + 3.767 = +14.246
XE 8 = +10.479 + 3.617 = +14.096

Mencari y Pada Titik Detail


Y = d .cos

YE 1 = 9.0 . cos 3405930 = +8.509


YE 2 = 8.5 . cos 3595310 = +8.500
YE 3 = 10.7 . cos 1541510 = 9,638
YE 4 = 7.4 . cos 342210 = +6.108
YE 5 = 8.3 . cos 491610 = +5.416
YE 6 = 9.3 . cos 633610 = +4.134
YE 7 = 8.4 . cos 763210 = +1.956
YE 8 = 7.6 . cos 900910 = 0.020
Y = +24.965
Koreksi
Kesalahan (fy) = -d.cos = 24.965
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YE 1 = +8.509 24.965 . (9.0 / 69.2) = +5.262
YE 2 = +8.500 24.965 . (8.5 / 69.2) = +5.433
YE 3 = 9.638 24.965 . (10.7 / 69.2) = 13.498
YE 4 = +6.108 24.965 . (7.4 / 69.2) = +3.438
YE 5 = +5.416 24.965 . (8.3 / 69.2) = +2.422
YE 6 = +4.134 24.965 . (9.3 / 69.2) = +0.779
YE 7 = +1.956 24.965 . (8.4 / 69.2) = 1.074
YE 8 = 0.020 24.965 . (7.6 / 69.2) = 2.762
= 0,000

Koordinat Titik Detail YE


YE = +12.519
YE 1 = +12.519 + 5.262 = +17.781
YE 2 = +12.519 + 5.433 = +17.952

YE 3 = +12.519 13.498 = 0.979


YE 4 = +12.519 + 3.438 = +15.957
YE 5 = +12.519 + 2.422 = +14.941
YE 6 = +12.519 + 0.779 = +13.298
YE 7 = +12.519 1.074 = +11.445
YE 8 = +12.519 2.762 = +9.757

Titik F
dF-1 = 7.7 m
dF-2 = 8.4 m
dF-3 = 11.9 m
dF-4 = 8.4 m
dF-5 = 7.4 m
dF-6 = 7.9 m
dF-7 = 7.4 m
dF-8 = 6.6 m
= 65.7 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin

XF 1 = 7.7 . sin 1362630 = +5.306


XF 2 = 8.4 . sin 320930 = +4.471
XF 3 = 11.9 . sin 690630 = +11.118
XF 4 = 8.4 . sin 961710 = +8.349
XF 5 = 7.4 . sin 1205110 = +6.353
XF 6 = 7.9 . sin 1414630 = +4.888
XF 7 = 7.4 . sin 1591850 = +2.614
XF 8 = 6.6 . sin 1744850 = +0.596

X = +43.695
Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin = 43.695
Rumus : X = x fx .(d d)
XF 1 = +5.306 43.695 . (7.7 / 65.7) = +0.185
XF 2 = +4.471 43.695 . (8.4 / 65.7) = 1.115
XF 3 = +11.118 43.695 . (11.9/ 65.7) = +3.204
XF 4 = +8.349 43.695 . (8.4/ 65.7) = +2.762
XF 5 = +6.353 43.695 . (7.4/ 65.7) = +1.431
XF 6 = +4.888 43.695 . (7.9/ 65.7) = 0.366
XF 7 = +2.614 43.695 . (7.4/ 65.7) = 2.307
XF 8 = +0.596 43.695 . (6.6/ 65.7) = 3.793
= 0,000

Koordinat Titik Detail XF


XF = +2.977
XF 1 = +2.977 + 0.185 = +2.792
XF 2 = +2.977 1.115 = +1.862
XF 3 = +2.977 + 3.204 = +6.181
XF 4 = +2.977 + 2.762 = +5.739
XF 5 = +2.977 + 1.431 = +4.408
XF 6 = +2.977 0.366 = +2.611
XF 7 = +2.977 2.307 = +0.670
XF 8 = +2.977 3.793 = 0,816

Mencari Y Pada Titik Detail


Y = d .cos

YF 1 = 7.7 . cos 1362630 = 5.580

YF 2 = 8.4 . cos 320930 = +7,111


YF 3 = 11.9 . cos 690630 = +4.243
YF 4 = 8.4 . cos 961710 = 0.920
YF 5 = 7.4 . cos 1205110 = 3.795
YF 6 = 7.9 . cos 1414630 = 6.206
YF 7 = 7.4 . cos 1591850 = 6.923
YF 8 = 6.6 . cos 1744850 = 6.573
X = 18.643
Koreksi
Kesalahan (fy) = -d. cos = 18.643
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YF 1 = 5.580 + 18.643 . (7.7 / 65.7) = 3.395
YF 2 = +7.111 + 18.643 . (8.4 / 65.7) = +9.494
YF 3 = +4.243 + 18.643 . (11.9 / 65.7) = +7.620
YF 4 = 0.920 + 18.643 . (8.4 / 65.7) = +1.463
YF 5 = 3.795 + 18.643 . (7.4 / 65.7) = 1.695
YF 6 = 6.206 + 18.643 . (7.9 / 65.7) = 3.964
YF 7 = 6.923 + 18.643 . (7.4 / 65.7) = 4.823
YF 8 = 6.573 + 18.643 . (6.6 / 65.7) = 4.700
= 0,000

Koordinat Titik Detail YF


YF = +15.547
YF 1 = +15.547 3.395 = +12.152
YF 2 = +15.547 + 9.494 = +25.041
YF 3 = +15.547 + 7.620 = +23.167
YF 4 = +15.547 + 1.463 = +14.084
YF 5 = +15.547 1.695 = +13.852
YF 6 = +15.547 3.964 = +11.583
YF 7 = +15.547 4.823 = +10.724

YF 8 = +15.547 4.700 = +10.847

Polygon Detail X Y koordinat koordinat


XY
A
1 +4,152 +13,010 +42,545 +28,864
2 +15,998 +17,649 +54,391 +33,503
3 +43,199 +9,347 +81,592 +25,201
4 +16,500 -24,512 +54,893 -8,658
5 -1,827 -29,275 +36,566 -13,421
6 -31,912 -9,435 +6,481 +6,419
7 -33,402 +14,95 +4,991 +30,759
8 -12,708 +8,3111 +25,685 +24,165

Polygon Detail X Y koordinat koordinat


XY

B
1 +10,282 +34,369 +71,682 +28,864
2 +10,859 +22,695 +72,259 +33,503
3 +8,216 -12,105 +69,616 +25,201
4 +17,104 -45,606 +78,504 -8,658
5 -5,332 -25,289 +56,068 -13,421
6 -13,723 -18,488 +47,677 +6,419
7 -22,948 +11,012 +38,452 +30,759
8 -4,458 +33,412 +56,942 + 24,165
C
1 +1,096 +18,715 +64,482 -32,753
2 +11,753 +15,133 +75,139 -36,335
3 + 24,895 -2,787 +88,281 -54,255
4 +16,872 -15,297 +80258 -66,765
5 -0,974 -21,262 +62,412 -72,730
6 -18,012 -9,898 +45,374 -61,366
7 -17,625 +1,421 +45,761 -50,047
8 -18,005 +13,975 +45,381 -37,497
D
1 +10,339 +18,729 +58,66 -43,565
2 +17,159 +6,095 +65,483 -56,199
3 +18,855 -8,3223 +67,179 -70,617
4 +13,185 -24,492 +61,509 -86,786
5 -5,606 -19,716 +42,718 -82,012
6 -17,970 -10,557 +30,354 -72,851
7 -28,99 +20,409 +20,225 -41,885
8 -70863 +17,855 +40,461 -44,439

Polygon Detail X Y koordinat koordinat

XY
E
1 +8,285 +20,351 +30,263 -39,007
2 +13,778 +10,809 +35,756 -48,349
3 +19,041 -11,055 +41,019 -70,413
4 +10,205 -16,066 +32,183 -75,424
5 -5,218 -25,139 +16,76 -84,497
6 -14,150 -12,119 +7,828 -71,477
7 -17,907 +7,337 +4,071 -52,021
8 -14,034 +25,882 +7,944 -33,476
F
1 +4,838 +16,391 +15,788 +1,712
2 +17,662 +7,321 +28,612 -7,308
3 +15,551 -6,198 +26,501 -20,827
4 +9,785 -13,656 +20,735 -28,285
5 -6,815 -19,247 +4,135 -33,876
6 -12,606 -14,229 -1,656 -28,858
7 -17,936 +8,028 -6,986 -6,601
8 -10,479 +21,640 -0,471 +7,011

4.2. PERHITUNGAN BEDA TINGGI DAN ELEVASI


a) Perhitungan Beda Tinggi
Titik Utama
X = (BA-BB).50 sin2 ( -270)+TP-BT

HA - B = (1,511 1,365).50.Sin2 (90 270)+1.57-1.435


= +1,472

HB - A = (1.420 1.251).50.Sin2 (90 270)+1.380-1.342


= +1.378
HB - C = (1.516 1.325).50.Sin2 (90 270)+1.380-1.421
= +1,563
HC - B = (1.240 1.050).50.Sin2 (90 270)+1.452-1.145
= +0.959
HC - D = (1.352 1.222).50.Sin2 (90 270)+1.452-1.291
= +1.180
HD - C = (1.540 1.404).50.Sin2 (90 270)+1.495-1.473
= +1.530
HD - E = (1.571 1.430).50.Sin2 (90 270)+1.495-1.499
= +1.581
HE - D = (1.427 1.285).50.Sin2 (90 270)+1.450-1.355
= +1.212
HE - F = (1.357 1.255).50.Sin2 (90 270)+1.450-1.292
= + 1.184
HF - E = (1.480 1.290).50.Sin2 (90 270)+1.465-1.415
= +1.424
HF - A = (1.311 1.083).50.Sin2 (90 270)+1.465-1.195
= +0.801
HA - F = (1,481 1.307).50.Sin2 (90 270)+1.487-1.396
= +1.377

H rata-rata
HA-B = = 1.4250
HB-C = = 1.4705
HC-D = = 1.0695
HD-E = = 1.5555
HE-F = = 1.1980

HF-A = = 1.0890
H = 7.8075
Kontrol H
H = 1.3012

Beda Tinggi Terkoreksi


HA-BM = 1.587
HA-B = 1.4250 1.3012 = 0,1237
HB-C = 1.4705 1.3012 = 0,1693
HC-D = 1.0695 1.3012 = 0,2317
HD-E = 1.5555 1.3012 = 0.2543
HE-F = 1.1980 1.3012 = 0.1032
HF-A = 1.0890 1.3012 = 0.2122 +
H = 0

Titik detail A
HA-1 = ( 1,512 1,439 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1,475 = 0,007
HA-2 = ( 1,463 1,410 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1,437 = 0,031
HA-3 = ( 1,522 1.462 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1,494 = 0,026
HA-4 = ( 1.467 1.420 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1.445 = 0,023
HA-5 = ( 1.431 1.345 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1.388 = 0,080
HA-6 = ( 1.435 1.372 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1.418 = 0,050
HA-7 = ( 1,534 1.464 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1,499 = 0,031
HA-8 = ( 1,602 1,536 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1,570 = 0,102

Titik detail B
HB-1 = ( 1,478 1,402 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,441 = 0,061
HB-2 = ( 1,420 1,360 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,391 = 0,011
HB-3 = ( 1,435 1,378 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,408 = 0,028
HB-4 = ( 1,471 1,402 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,436 = 0,056

HB-5 = ( 1,362 1,291 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,323 = 0,057


HB-6 = ( 1,340 1,265 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,300 = 0,080
HB-7 = ( 1,364 1,296 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,331 = 0,049
HB-8 = ( 1,204 1,129 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,168 = 0,212

Titik detail C
HC-1 = ( 1,413 1,342 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,379 = 0,073
HC-2 = ( 1,436 1,378 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,408 = 0,044
HC-3 = ( 1,432 1,374 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,402 = 0,047
HC-4 = ( 1,429 1,367 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,398 = 0,054
HC-5 = ( 1,409 1,348 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,379 = 0,073
HC-6 = ( 1,395 1,341 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,369 = 0,083
HC-7 = ( 1,417 1,369 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,392 = 0,060
HC-8 = ( 1,308 1,260 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,286 = 0,166
Titik detail D
HD-1 = ( 1,459 1,405 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,433 = 0,062
HD-2 = ( 1,445 1,379 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,413 = 0,082
HD-3 = ( 1,453 1,385 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,420 = 0,075
HD-4 = ( 1,499 1,425 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,464 = 0,031
HD-5 = ( 1,443 1,375 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,410 = 0,085
HD-6 = ( 1,525 1,452 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,488 = 0,007
HD-7 = ( 1,505 1,450 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,470 = 0,025
HD-8 = ( 1,532 1,443 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,475 = 0,020

Titik detail E
HE-1 = ( 1,358 1,268 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,312 = 0,138
HE-2 = ( 1,340 1,255 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,296 = 0,154
HE-3 = ( 1,335 1,248 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,290 = 0,160
HE-4 = ( 1,355 1,281 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,312 = 0,138
HE-5 = ( 1,353 1,270 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,311 = 0,139

HE-6 = ( 1,385 1,292 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,334 = 0,116


HE-7 = ( 1,367 1,283 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,325 = 0,125
HE-8 = ( 1,364 1,288 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,327 = 0,123

Titik detail F
HF-1 = ( 1,402 1,325 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,365 = 0,100
HF-2 = ( 1,432 1,348 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,389 = 0,076
HF-3 = ( 1,519 1,400 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,475 = 0,010
HF-4 = ( 1,532 1,448 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,485 = 0,020
HF-5 = ( 2,599 1,525 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 1,562 = 0,097
HF-6 = ( 1,592 1,513 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,554 = 0,089
HF-7 = ( 1,576 1,502 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,539 = 0,074
HF-8 = ( 1,327 1,261 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,294 = 0,171
TABEL HASIL PERHITUNGAN BEDA TINGGI TITIK DETAIL

Titik HA HB HC HD HE HF
1 0,007 0,061 + 0,073 + 0,062 + 0,138 + 0,100
2 + 0,031 0,011 + 0,044 + 0,082 + 0,154 + 0,076
3 0,026 0,028 + 0,047 + 0,075 + 0,160 0,010
4 + 0,023 0,056 + 0,054 + 0,031 + 0,138 0,020
5 + 0,080 + 0,057 + 0,073 + 0,085 + 0,139 0,097
6 + 0,050 + 0,080 + 0,083 + 0,007 + 0,116 0,089
7 0,031 + 0,049 + 0,060 + 0,025 + 0,125 0,074
8 0,102 + 0,212 + 0,166 + 0,020 + 0,123 + 0,171

b) Perhitungan Elevasi
Titik Utama
EBM = +10,000

EB = EA + HA B = +8,413 + (0,124) = +8,537


EC = EB + HB C = +8,537 + (0,169) = +8,706
ED = EC + HC D = +8,706 + (0,232) = +8,474
EE = ED + HD E = +8,474 + (0.254) = +8,728
EF = EE + HE F = +8,728 + (0.103) = +8,625
Check : EA = EF + HF A = +8,625+ (0,212) = +8,413 (Cocok)

Titik detail A
8,413 + ( 0,007) = 8,406
8,413 + 0,031 = 8,444
8,413 + ( 0,026) = 8,387
8,413 + 0,023 = 8,436
8,413 + 0,080 = 8,493
8,413 + 0,050 = 8,463
8,413 + ( 0,031) = 8,382
8,413 + ( 0,102) = 8,311

Titik detail B
8,537 + ( 0,061) = 8,476
8,537 + ( 0,011) = 8,526
8,537 + ( 0,028) = 8,509
8,537 + ( 0,056) = 8,481
8,537 + 0,057 = 8,594
8,537 + 0,080 = 8,617
8,537 + 0,049 = 8,586
8,537 + 0,212 = 8,749

Titik detail C
8,706 + 0,073 = 8,779
8,706 + 0,044 = 8,750

8,706 + 0,047 = 8,753


8,706 + 0,054 = 8,760
8,706 + 0,073 = 8,779
8,706 + 0,083 = 8,789
8,706 + 0,060 = 8,766
8,706 + 0,166 = 8,872

Titik detail D
8,474 + 0,062 = 8,536
8,474 + 0,082 = 8,556
8,474 + 0,075 = 8,549
8,474 + 0,031 = 8,505
8,474 + 0,085 = 8,559
8,474 + 0,007 = 8,481
8,474 + 0,025 = 8,499
8,474 + 0,020 = 8,494

Titik detail E
8,728 + 0,138 = 8,866
8,728 + 0,154 = 8,882
8,728 + 0,160 = 8,888
8,728 + 0,138 = 8,866
8,728 + 0,139 = 8,867
8,728 + 0,116 = 8,844
8,728 + 0,125 = 8,853
8,728 + 0,123 = 8,851

Titik detail F
8,625 + 0,100 = 8,725

8,625 + 0,076 = 8,701


8,625 + ( 0,010) = 8,615
8,625 + ( 0,020) = 8,605
8,625 + ( 0,097) = 8,528
8,625 + ( 0,089) = 8,536
8,625 + ( 0,074) = 8,551
8,625 + 0,171 = 8,796

Tabel Perhitungan Elevasi (H) Titik Detail

Titik HA HB HC HD HE HF
1 8,406 8,476 8,779 8,536 8,866 8,725
2 8,444 8,526 8,750 8,556 8,882 8,701
3 8,387 8,509 8,753 8,549 8,888 8,615
4 8,436 8,481 8,760 8,505 8,866 8,605
5 8,493 8,594 8,779 8,559 8,867 8,528
6 8,463 8,617 8,789 8,481 8,844 8,536
7 8,382 8,586 8,766 8,499 8,853 8,551
8 8,311 8,749 8,872 8,494 8,851 8,796

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Setelah kami melaksanakan praktikum pengukuran Ukur Tanah II ini, maka kami
dapat simpulkan sebagai berikut :
1. Pada pengukuran di lapangan ternyata titik yang dibidik memiliki jarak terhadap
sumbu X bervariasi dikarenakan jarak antara pesawat dengan titik tersebut
berbeda-beda.
2. Dari hasil pengukuran dilokasi yang kami lakukan ternyata memiliki beda tinggi
yang tidak terlalu tinggi, sehingga dapat dikatakan permukaan tanah datar.

5.2 SARAN
Dari ketiga jenis pengukuran diatas, kesalahan-kesalahan tersebut seluruhnya dapat
dihindari dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Sudut Dalam
Untuk menghindari kesalahn dalam pengukuran sudut dalam sebaiknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Dalam menentukan arah utara, pada setiap titik utama harus benar-benar
menunjukkan arah utara dengan melakukan hal tersebut berulang kali.
Rambu ukur harus diletakkan tegak lurus dan tepat pada titik utama yang
dibidik.
Uning-unting harus diletakkan tegak lurus tepat pada titik utama.
Teliti dalam pembacaan sudut horisontal.

2. Pengukuran Jarak dan Beda Tinggi


Pada pengukuran jarak dan beda tinggi sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini
:
Pada saat pengukura dilapangan sebaiknya memperhatikan cuaca, suhu kondisi
dan situasi lapangan.
Diusahakan jarak antara titik-titik utama tidak terlalu berbeda jauh.

BAB VI

PENUTUP

Alat ukur Theodolite sangat penting digunakan dalam bidang pengukuran yaitu
untuk menentukan ketinggian permukaan tanah dititik-titik tertentu pada
permukaan bumi. Pengukuran Theodolite dilakukan untuk pengukuran memanjang
dan melintang. Alat-alat yang melengkapi dalam pengukuran selain Theodolite
adalah rambu ukur atau baak ukur, statip, meteran dan payung untuk melindungi
Theodolite dari sinar matahari langsung. Prinsip kerja dalam menggunakan alat
waterpass ini adalah membuat garis sumbu teropong horizontal. Bagian yang
membuat berkedudukan horizontal adalah nivo yang berbentuk sebagai tabung
yang berisi cairan dengan gelembung udara didalamnya. Sehingga dengan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
terselesaikannya laporan ini dan semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

1. Foote, David dan Kelley,1990 Surveying,Theory and Practice, McGraw Hill Book
Company, Amerika.
2. Rais Jacob, 1980, Ilmu Ukur Tanah, Jilid I, Cipta Sari Grafika, Semarang.
3. Rais Jacob, 1980, Ilmu Ukur Tanah, Jilid II, Cipta Sari Grafika, Semarang.
4. Soetoma Wongsotjiro, 1995, Ilmu Ukur Tanah, Swada, Jakarta.
5. Wali Jatun, Djoko dan Wolf, Brinker, 1996, Dasar dasar Pengukuran Edisi
Ketujuh, Erlangga, Jakarta.
Diposkan oleh Muhammad Ali Imron di 11.21 Tidak ada komentar:
Label: PENDIDIKAN
Pengukuran Dengan Theodolit
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. TUJUAN
Peta Tranchis adalah gambaran dari bumi yang direpretasikan dengan sistem
proyeksi dengan skala tertentu. Kemudian merangkai titik-titik dilapangan dan
mengetahui elevasi, maka dapat dibuat garis kontur suatu lokasi.
Gambar situasi adalah sesungguhnya ini merupakan peta-peta yang secara
langsung sangat penting bagi bangunan-bangunan, apakah selaku petunjuk lokasi,
maupun untuk mendapatkan perihal persis dimana akan didirikan suatu bangunan.

1.2. DEFENISI PETA


Peta adalah proyeksi bumi ke dalam sebuah bidang rata ( kertas ) yang disertai
skala / perbandingan, misal 1 : 100.000 ( 1 cm pada kertas = 1 km pada bumi ),
yang berisi gambaran permukaan bumi berupa daratan, lautan gunung, danau, dan
lain-lain.

1.3. KEGUNAAN PETA


Kegunaan peta sangat banyak dan beraneka ragam, dilihat dari kegunaannya untuk
merencanakan lebih lanjut dan melaksanakan pekerjaan teknis berupa gedung,
jalan raya, jalan kereta api, jembatan, dan lain-lain.
Skala dipilih dan disesuaikan dengan besar kecilnya pekerjaan yang dilakukan
menurut maksud dan kegunaan peta, misalnya :
1. Peta jalan raya untuk keperluan tourism.
2. Peta sungai untuk keperluan pelayaran.
3. Peta geologi untuk menyatakan keadaan geologis suatu daerah.
Sehingga, keberadaan peta sangatlah diperlukan didalam suatu perencanaan dan
pelaksanaan suatu pekerjaan teknis.

1.4. ALAT UKUR THEODOLITE, RAMBU UKUR, DAN STATIP


1.4.1. Alat Ukur Theodolite
Sudut-sudut mendatar dan tegak diukur dengan alat pengukur sudut yang
dinamakan Theodolite, adapun bagian-bagiannya adalah :
1. Sekrup ABC sebagai pengunci pesawat.
2. Nivo kotak sebagai pedoman apakah dalam keadaan imbang.
3. Nivo tabung fungsinya sama dengan nivo kotak.
4. Sekrup pengunci arah horizontal untuk mengunci agar tidak bergerak horizontal.
5. Sekrup pengunci arah vertical untuk mengunci agar tidak bergerak vertikal.
6. Kaca penerangan untuk penerangan.
7. Kompas untuk penunjuk arah utara.
8. Piringan pembacaan sudut horizontal.
9. Lensa penentu sudut horizontal dan vertical.

10. Lensa objektif.

1.4.2. Statip
Statif ( kaki tiga ) dibuat dari kayu yang kering dan dicat kuning dihubungkan
dengan alat-alat sambungan besi. Kegunaan dari statip ini yaitu sebagai penyangga
atau kaki pesawat.

1.4.3. Rambu Ukur


Rambu ukur sangatlah diperlukan dalam pengukuran tanah, sebab rambu ukur
berfungsi sebagai obyek bidikan pada titik yang ditentukan, sehingga kita dapat
mengetahui besarnya nilai Benang Atas, Benang Tengah, dan Benang Bawah dari
pembacaan rambu ukur tersebut. Kemudian dari data yang diperoleh tersebut kita
dapat melakukan analisa data yang diperoleh dari rambu ukur tersebut.

BAB II
DASAR TEORI

2.1. PETA TRANCHIS DAN GAMBAR SITUASI


Seperti yang telah disebutkan dalam Bab Pendahuluan, bahwa pengukuran
mengenai letak ( posisi ), elevasi ( ketinggian ), dan konfigurasi dari areal tanah
memerlukan beberapa penunjang yang diantaranya adalah keberadaan peta dan
perlengkapan pengukuran yang lengkap.
Data yang diperoleh dari pekerjaan pengukuran tersebut, kemudian dilukiskan pada
suatu peta yang sering dikenal dengan peta topografi. Menurut Davis dan Foote
adalah menggambarkan simbol-simbol yang spesifik mengenai konfigurasi atau
relief tanah yang dipetakan dan keadaan alami atau buatan, seperti saluran sungai
dan lain-lain.
Sedangkan menurut Ayres dan Scoates adalah peta yang menggambarkan sifat
permukaan tanah yang dilengkapi garis-garis kontur yang berbeda-beda
ekemennya dan berbagai keadaan yang terdapat pada areal tanah tersebut dengan
menggunakan symbol tertentu.
Didalam pembuatan peta, pengukuran titik-titik detail untuk penggambaran peta
haruslah berdasarkan pada posisi yang tetap baik arah horizontal maupun vertikal.
Dengan demikian, penggambaran untuk pembuatan peta setidaknya kita harus
menguasai teori-teori sebagai berikut :
1. Teori tetang poligon tertutup.
2. Teori tetang pembuatan titik detail.

3. Teori tentang pengukuran jarak dan beda tinggi secara optis.


4. Teori tentang penggambaran peta.

2.1.1. POLIGON TERTUTUP


Suatu bentuk pengukuran dimana pengukuran ini dilakukan seterusnya dari titiktitik yang kita tentukan dan akhirnya titik-titik tersebut merupakan suatu daerah
pemetaan. Dan pengukuran ini dilakukan searah jarum jam.
Untuk pengukuran poligon ini kita harus mempunyai beberapa titik-titik kedudukan
sebagai awal pedoman untuk pengukuran selanjutnya. Juga diperlukan sebuah titik
sebagai acuan Bench Mark ( BM ), bilamana tidak ada titik BM pada lokasi yang kita
ukur, dapat kita mengambil sembarang benda untuk kita jadikan BM, dengan
catatan benda tersebut tidak berubah kedudukannya.

2.1.2. GARIS KONTUR


Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang elevasinya sama.
Garis kontur memberikan informasi tentang daerah peta dan tidak
menyembunyikan rincian-rincian peta lainnya yang penting. Garis-garis kontur juga
memperlihatkan elevasi dan konfigurasi permukaan tanah. Elevasi titik-titik yang
tidak terletak diatas garis kontur bias dicari dengan inter polasi antara dua garis
kontur yang terletak pada kedua titik tersebut.
Garis kontur mulai dan berakhir pada tepi peta, atau menutup pada dirinya sendiri.
Garis kontur yang menutup dirinya sendiri akan diperlihatkan oleh serangkaian garis
kontur yang membentuk lingkaran diatas peta. Mereka menunjukkan sebuah
depresi atau sebuah bukit. Sebuah bukit dapat diidentifikasikan dengan elevasi
yang bertambah. Dalam sebuah depresi, garis kontur tertutup paling dalam akan
terletek pada elevasi terendah. Pada garis kontur terendah, tanda arsiran yang
menuju lubang tersebut akan terlihat.ini memastikan bahwa anda melihat sebuah
lubang depresi karena tidak ada tanda arsiran yang digunakan pada bukit.
Garis kontur yang berjarak sama sepanjang garis yang tegak lurus terhadap kontur
tersebut menunjukkan kelandaian ang tetap. Kontur yang lurus, sejajar, berjarak
sama menunjukkan timbunana atau galian buatan manusia. Untuk memudahkan
timbunana atau galian sebuah peta topografi, setiap garis kontur ke lima dibuat
lebih tebal. Garis ini disebut kontur indeks. Kalau interfal kontur adalah 1 ft, garisgaris kontur yang elevasinya kelipatan 5 ft diperlihatkan dengan garis tebal.Kalau
interfalnya 10 ft, kontur mempunyai elevasi kelipatan 50 ft.
Beberapa aturan-aturan dasar untuk menggambar garis kontur adalah sebagai
berikut :

Garis kontur tidak pernah berakhir atau berpotongan.


Garis-garis kontur harus memiliki kenaikan elevasi sama.
Garis kontur tidak bercabang menjadi dua kontur dengan elevasi sama.
Garis kontur harus tegak lurus terhadap jurusan kelandaian maksimum.
Garis kontur yang tidak teratur menunjukkan daerah yang tidak rata.

2.1.3. METODE LAPANGAN YANG DIPAKAI


Faktor-faktor yang mempengaruhi metode lapangan dalam pembuatan peta
topografi adalah :
Skala peta.
Interfal kontur.
Kondisi alamiah tanah.
Jenis proyek.
Peralataan yang tersedia.
Dalam praktikum ini, kami mengunakan metode radiasi dimana radiasi adalah titik
traverse yang diliputi oleh Theodolite. Sudut diukur ke titik yang dikehendaki, lalu
jarak ke titik tersebut diukur dengan pita ukur. Pojok bangunan maupun obyek
lainnya buatan manusia harus dicantumkan. Panjang, lebar dan proyeksi yang
merupakan data penting diukur serta digambar didalam buku lapangan.
2.1.4. KOREKSI KESALAHAN YANG TERJADI
Koreksi kesalahan sangatlah diperlukan dalam analisa data, sebab data yang
dianalisa tersebut memerlukan ketelitian. Beberapa hal yang perlu dikoreksi dalam
analisa data yaitu:
1. Kontrol tidak terkoreksi.
2. Jarak titik kontrol terlalu besar.
3. Titik-titik kontrol tidak dipilih.
4. Pemilihan titik-titik untuk penggambaran kontur tidak baik.
5. Kontur yang diambil tidak cukup.
6. Kontur horizontal dan vertikal tidak cukup.

2.2. PENENTUAN TITIK IKAT DAN TITIK DETAIL


Dalam penggambaran polygon titik-titik kontrol,metode-metode yang dipakai untuk
meletakkan posisi detail pada peta tergantung pada prosedur yang dipakai untuk

menentukan lokasinya, dan bentuk dimana data itu berada. Bila catatan lapangan
adalah sudut dan jarak, pusat batas dan titik-titik penting diatas dimana pekerjaan
konstruksi sudah terjadi tergantung padanya, digambar dengan metode koordinat.
Sedang untuk jarak digambar dengan skala dari puncak, untuk menggambar detail
jelasnya tentang cara-cara membuat detail dengan busur.

2.3. PENGUKURAN JARAK DAN BEDA TINGGI SECARA OPTIS


Pengukuran dilakukan secara langsung dengan menggunakan pita ukur untuk titiktitik yang dekat dengan pesawat atau titik-titik yang posisinya akan dicari dengan
teliti dan dikontrol dengan pengukuran menggunakan pesawat Theodolite untuk
mendapatkan jarak optis dan hasilnya digunakan sebagai pembanding.Untuk
mendapatkan jarak optis, pesawat ditempatkan pada titik utama yang telah
ditentukan, kemudian dicatat tinggi pesawat. Arahkan teropong pada pembacaan
baak kemudian dicatat ( BA, BT, BB ).

Pada pengukuran titik tinggi, beda tinggi, maupun jarak pada umumnya dilakukan
secara optis.

GAMBAR PENGUKURAN DENGAN SUDUT MIRING ( ) POSITIF

GAMBAR PENGUKURAN DENGAN SUDUT MIRING( ) NEGATIF

a) Menentukan Sudut Dalam ( )


1) 1 = AF - AB
2) 2 = BA - BC
3) 3 = CB - CD
4) 4 = DC - DE
5) 5 = ED - EF

6) 6 = FE - EA +

b) Koreksi Sudut Untuk Poligon Tertutup ( f )


f = ( n 2 ) 180 +
Dimana ; n = jumlah titik yang dibidik
= jumlah sudut

c) Koreksi Masing-masing Sudut


f/n

d) Perhitungan Jarak ( D )
D = 100 ( BA BB ) Cos2
Dimana ; = 270 pembacaan vertical

P erhitungan Azimuth ( )
AB = misal A ( Awal )
BC = AB + ( 180 2 )
CD = BC + ( 180 3 )
DE = CD + ( 180 4 )
EF = DE + ( 180 5 )
FA = EF + ( 180 6 )
Chek : AB = FA + ( 180 1 )

e) Menghitung Panjang Proyeksi Sisi Poligon Pada Sumbu-X


Fx = di . Sin

f) Menghitung Panjang Proyeksi Sisi Poligon Pada Sumbu-Y


Fy = di . Cos

g) Beda Tinggi ( H )
H = TP + BT
Dimana, TP = tinggi pesawat ; BB = benang bawah
BA = benang atas ; BT = benang tengah

2.4. PENYAJIAN PETA


2.4.1. Menggambar Titik Poligon
Sebelum titik poligon digambar diatas kertas, terlebih dahulu harus diperiksa
apakah kesalahan yang terjadi telah memenuhi syarat. Apabila ternyata kesalahan
terlalu besar, maka kita berusaha untuk melokalisir kesalahan tersebut.
Menggambar titik-titik poligon pada kertas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Dengan koordinat
2) Dengan cara grafis
Pada penggambaran titik poligon dengan cara koordinat akan menghasilkan posisi
yang lebih teliti dibandingkan cara grafis.

2.4.2. Menggambar Titik Detail


Penggambaran titik detail dapat dilakukan dengan menggunakan busur derajat dan
mistar skala. Pusat diletakkan pada titik tempat pesawat dan skala busur diarahkan
ke sumbu-O pada sumbu-Y ( Utara ), sudut yang sudah dibaca berupa azimuth,
maka bacaan ke titik poligon harus disesuaikan dengan sudut pada busur derajat.
Sedangkan titik-titik detail yang lainnya dapat digambar sesuai dengan pembacaan
sudut horizontal dan jaraknya.

2.4.3. Menggambar Garis Tinggi


Garis tinggi adalah garis yang menghubungkan titik yang sama elevasinya. Dari
garis kontur ini kita dapat membayangkan keadaan medan yang sebenarnya.
Besarnya kontur interval tergantung dari skala peta, kelanmdaian, atau menurut
kebutuhan.
Untuk menggambarkan garis kontur harus dicari dulu titik-titik yang elevasinya
sama. Untuk itu perlu diadakan interpolasi dari titik-titik yang tersedia dengan
menggunakan perbandingan jarak.

2.4.4. Skala Peta


Pemilihan skala untuk sebuah peta pada ukuran proyek, presisi yang dikehendaki
dan kegunaannya peta tersebut didesain. Skala peta diberikan menurut tiga cara
yaitu :
1) Bentuk pecahan atau perbandingan, seperti 1 / 2000 atau 1 : 2000
2) Persamaan, seperti 1 inc = 200 ft.
3) Grafik.
Skala peta diklasifikasikan sebagai besar, sedang, ataupun kecil. Sebuah skala
besar 1 inc = 100 ft ( 1 : 200 ) atau lebih besar. Sebuah skala sedang misalnya : 1
inc = 100 ft sampai 1000 ft ( 1 : 200 ) sampai ( 1 : 12000 ). Sebuah skala kecil
misalnya : 1 inc = 100 ft ( 1 : 12000 ) atau lebih kecil. Dalam penggambaran garis
kontur nanti kami mengunakan skala 1 : sesuai perhitungan.

2.4.5. Finishing
Ketelitian peta topografi ditentukan dari tujuan penggunaan peta, skala peta,
peralatan yang digunakan dalam pembuatan peta. Disamping hal-hal tersebut, peta
harus dilengkapi hal-hal berikut, yang merupakan finishing dari pembuatan antara
lain :
1) Panah tanda petunjuk arah utara.
2) Skala peta, areal peta.
3) Keterangan, macam peta, kegunaan peta.
4) Keterangan areal yang dipetakan.
5) Interval kontur yang digunakan.
6) Tanggal, bulan, tahun pembuatan peta.
7) Nama pemeta ( pelaksana ).
Bila hal tersebut diatas sudah dilakukan, maka peta sudah siap digunakan sesuai
keperluan.

BAB III
JALANNYA PRATIKUM

3.1. PEKERJAAN PENDAHULUAN

3.1.1. Penentuan Titik Bench Mark


Hal yang pertama kali dilakukan adalah melakukan survei lapangan untuk melihat
dari batas-batas lokasi yang akan dipetakan. Barulah akan ditentukan titik yang
berfungsi sebagai titik tetap atau Bench Mark ( BM ). Karena pada waktu praktikum
tidak ada Bench Mark, maka kami menggunakan BM palsu yang kami tempatkan
pada lapangan parkir depan gedung A.

3.1.2. Membuat Patok Titik Ikat


Setelah ditentukan titik Bench Mark nya, kemudian ditentukan jumlah titik
utamanya sebanyak 6 buah titik, dan dilakukan pengukuran secara manual dengan
mengunakan baak ukur pada titik-titik utama yaitu titik A, B, C, D, E, F, yang mana
keenam titik utama tersebut ditandai dengan cat pilox untuk menghindari kelupaan.

3.2. PELAKSANAAN PENGUKURAN


1) Menentukan titik detail utama, titik BM, dan titik detail tambahan.
2) Mendirikan statip tepat diatas patok dititik detail utama dengan cara meluruskan
unting-unting jatuh tepat diatas patok.
3) Menempatkan Theodolite diatas statip, lalu kait dengan baut dimana salah
seorang di statip bagian atas dan seorang lagi di Theodolite bagian bawah sampai
kencang.
4) Sebelum kita melakukan segala penyetelan, segala pengunci horizontal dan
vertikal pada Theodolite harus bebas semua.
5) Menyetel nivo bawah ( nivo bulat ) yaitu menempatkan gelembung yang ada di
nivo bulat agar tepat di tengah-tengah lingkaran, dengan cara memutar sekrup
penyetel A, B, C dengan cara memutar sekrup dengan arah berlawanan sehingga
gelembung terletak tepat di lingkaran.
6) Menyetel nivo atas ( nivo tabung ) yaitu menempatkan gelembung nivo yang ada
di nivo tabung agar tepat di tengah-tengah tanda dengan jalan memutar salah satu
sekrup penyetel nivo tabung sampai gelembung jatuh tepat di tengah-tengah
tanda. Dengan catatan bahwa gelembung di nivo bulat tidak boleh berpindah
tempat ( keluar dari lingkaran ). Jadi kedua gelembung nivo harus tepat di tengahtengah.
7) Mengenolkan detik yang ada di teropong pada lensa sebelah kanan dengan
memutar sekrup penyetel menit detik yang terletak pada sebelah kanan teropong.
8) Memutar lempeng yang terletak pada bagian bawah Theodolite yang bertujuan
untuk mengenolkan horizontalnya. Sambil memutar lempeng kita melihat teropong
pada lensa sebelah kanan, apakah sudah horizontal atau belum. Apabila sudah

horizontal lalu putar pengunci horizontal dengan cara memutar searah jarum jam.
Penguncinya terletak diatas lempeng, maka horizontal sudah terkunci.
9) Mengutarakan kompas dengan melihat kompas yang ada dibagian atas pesawat.
Bila garis putih sudah tepat atau masuk tanda, maka pesawat sudah menghadap
utara. Kemudian dikunci dengan pengunci arah utara, dengan cara memutar searah
jarum jam. Penguncinya terletak di bawah lempeng, maka arah utara sudah
terkunci.
10) Menyetel pesawat agar membentuk sudut 270 terhadap sudut vertikal dengan
cara menaik turunkan teropong sambil melihat pada lensa sebelah kanan, apakah
sudah 270 atau belum. Apabila sudah tepat 270 lalu kunci dengan pengunci
vertikal, dengan cara memutar searah jarum jam. Pengunci terletak disamping
teropong, maka arah vertikal sudah terkunci.
11) Menempatkan baak atau rambu ukur pada titik detail tambahan, titk BM, dan
kedelapan titik yang mengapit.
12) Membuka kunci horizontal, untuk memutar pesawat sampai baak kelihatan
pada lensa. Setelah terlihat lalu kunci kembali pengunci horizontal.
13) Membaca BA, BT, BB pada baak dengan melihat pada teropong lensa sebelah
kiri, apabila pembacaan kurang jelas, kita harus memutar penyetel diagfragma
lensa sampai baak bias terbaca dengan jelas.
14) Membaca sudut vertikal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan,.
Dengan cara memuter penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada
tengah-tengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik sampai
derajat.
15) Membaca sudut horizontal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan.
Dengan cara memutar penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada
tengah-tengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik pada
arah horizontal.
16) Setelah selesai di titik detail utama A, kemudian memindahkan pesawat ke titik
detail B, begitu seterusnya untuk titik detail utama C, D, E, F.
17) Melakukan hal yang sama pada nomor 2 sampai pada dengan nomor 10 untuk
penyetelan alat.

Catatan :
Disetiap titik detail utama selalu dilakukan pekerjaan nomor 2 sampai dengan
nomor 10 untuk penyetelan alat dan sebelum membidik baak.
Memutar pesawat selalu searah jarum jam, agar tidak kesalahan pembacaan
pada sudut horizontal.

Pada waktu pembidikan ( pembacaan baak ), pengunci yang terbuka hanyalah


pengunci horizontalnya saja.
Apabila pada pembacaan sudut horizontal maupun vertikal, dimana derajatnya
tidak jatuh di tengah-tengah ( pembacaan sudut yang dibaca terlebih adalah sudut
vertikal baru sudut horizontal ). Maka pembacaan sudut vertikal diputar pengunci
vertikal pada penggerak halus sampai derajat vertikal tepat ditengah-tengah,
kemudian dibaca. Dan untuk pembacaan sudut horizontal diputar pengunci
horizontal pada penggerak halus sampai derajat horizontal tepat ditengah-tengah,
kemudian dibaca besarnya derajat, menit, dan detik.

3.3. PENYELESAIAN LAPORAN SEMENTARA


Setelah pratikum selesai dilakukan dimana data-data ukur sudah dibukukan ke
dalam buku ukur, maka barulah dapat dilakukan penyelesaian buku ukur yaitu
perhitungan sementara dari data yang ada untuk dilakukan pengecekan kembali,
apakah data yang kita peroleh dari hasil pengukuran sesuai dengan keadaan
dilokasi.

BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA

4.1. TABEL HASIL PENGUKURAN DILAPANGAN


Titik/Tinggi Pesawat Titik Yang Dibidik Pembacaan Benang Sudut Horisontal Sudut
Vertikal Keterangan
Titik Ikat Titik Detail Atas Tengah Bawah
A
( 1,468) BM 1,537 1,500 1,466 2775650 90
B 1,511 1,435 1,365 3220455 90
F 1,481 1,396 1,307 700710 90
1 1,512 1,475 1,439 3534110 90
2 1,463 1,437 1,410 101330 90
3 1,522 1,494 1,462 392410 90
4 1,467 1,455 1,420 770850 90
5 1,431 1,388 1,345 1642630 90

6 1,435 1,418 1,372 2011705 90


7 1,534 1,499 1,464 2233230 90
8 1,602 1,570 1,536 2523830 90
B
( 1,380) C 1,516 1,421 1,325 3565210 90
A 1,420 1,342 1,251 1342930 90
1 1,478 1,441 1,402 130050 90
2 1,420 1,391 1,360 445225 90
3 1,435 1,408 1,378 722450 90
4 1,471 1,436 1,402 911930 90
5 1,362 1,323 1,291 1175120 90
6 1,340 1,300 1,265 1374330 90
7 1,364 1,331 1,296 1742830 90
8 1,204 1,168 1,129 2273550 90

C
( 1,452 ) D 1,352 1,291 1,222 2180100 90
B 1,240 1,145 1,050 3390140 90
1 1,413 1,441 1,342 1183110 90
2 1,436 1,391 1,378 1543010 90
3 1,432 1,408 1,374 1914250 90
4 1,429 1,436 1,367 2140250 90
5 1,409 1,323 1,348 2321230 90
6 1,395 1,300 1,341 2574150 90
7 1,417 1,331 1,369 2763550 90
8 1,308 1,168 1,260 3401330 90
D
( 1,495 ) E 1,571 1,499 1,430 1544450 90
C 1,540 1,473 1,404 2793030 90

1 1,459 1,433 1,405 965810 90


2 1,445 1,413 1,379 1282230 90
3 1,453 1,420 1,385 1472850" 90
4 1,499 1,464 1,425 1655350 90
5 1,443 1,410 1,375 1901710 90
6 1,525 1,488 1,452 2122230 90
7 1,502 1,470 1,450 2344810 90
8 1,532 1,475 1,443 2560530 90

E
( 1,450) F 1,357 1,292 1,225 3262330 90
D 1,427 1,355 1,285 3290550 90
1 1,358 1,312 1,268 3405930 90
2 1,340 1,296 1,255 3595310 90
3 1,335 1,290 1,248 1541540 90
4 1,355 1,312 1,281 342210 90
5 1,353 1,311 1,270 491610 90
6 1,385 1,334 1,292 633610 90
7 1,367 1,325 1,283 763210 90
8 1,364 1,327 1,288 900910 90
F
( 1,465 ) A 1,311 1,195 1,083 005230 90
E 1,480 1,415 1,290 004650 90
1 1,402 1,365 1,325 1362630 90
2 1,432 1,389 1,348 320930 90
3 1,519 1,475 1,400 690630 90
4 1,532 1,485 1,448 961710 90
5 1,599 1,562 1,525 1205110 90
6 1,592 1,554 1,513 1414630 90

7 1,576 1,539 1,502 1591850 90


8 1,327 1,294 1,261 1744850 90

a) Perhitungan Sudut Dalam ( :


A = AF + ( 360 - AB )
= 700710 + (360 - 3320455 ) = 980215
B = A + ( 360 - C )
= 1342930" + (360 - 3565210 ) = 1373730
C = CB - CD
= 3390140 2180100 = 1210040
D = DC - DE
= 1853030 - 1544450 = 304540
E = ED - EF
= 329 0550 - 3262330 = 024220
F = FE + ( 360 - FA )
= 004650 + (360- 005230 ) = 3595420 +
= 7500245
Syarat rataan sudut =
=
Koreksi sudut dalam =
= 7500245 720
Rataan tiap sudut = 300245
=
= 50028
Perhitungan Sudut dalam terkoreksi :
A = 980215 - 50228 = 925947
B = 1373730 - 50228 = 1323502
C = 1210040 - 50228 = 1155812

D = 304540 - 50228 = 254312


E = 024220 - 50228 = -22008
F = 3595420 - 50228 = 3545152 +
= 7200000
b) Perhitungan Azimuth Terkoreksi :
'AB =3220455
'BC = 3220455 180 1323502 = 92953
'CD = 92953 + 180 1155812 = 733141
'DE = 733141 + 180 254312 = 2274829
'EF = 2274829 180 (-22008) = 500837
'FA = 500837 + 180 3545152 = 1244315 +
Kontrol Azimuth
AB = FA - 180 A
3220455 = 2361525 + 180 925947
3220455 = 3220455 ( cocok )

c) Mencari Jarak Optis


Rumus : d=
Titik A
dA-BM = (1.5371.466 ).100 .cos . (270 - 90) = 7.1 m
dA B = (1.5111.365 ).100 .cos . (270 - 90) = 14.6 m
dA F = (1.4811.307 ).100 .cos . (270 - 90) = 17.4 m
dA 1 = (1.5121.439 ).100 .cos . (270 - 90) = 7.3 m
dA 2 = (1.4631.410 ).100 .cos . (270 - 90) = 5.3 m
dA 3 = (1.5221.462 ).100 .cos . (270 - 90) = 6.0 m
dA 4 = (1.4671.420 ).100 .cos . (270 - 90) = 4.7 m
dA 5 = (1.4311.345 ).100 .cos . (270 - 90) = 8.6 m
dA 6 = (1.4351.372 ).100 .cos . (270 - 90) = 6.3 m
dA 7 = (1.5341.464 ).100 .cos . (270 - 90) = 7.0 m
dA 8 = (1.6021.536 ).100 .cos . (270 - 90) = 6.6 m

Titik B
dB C = (1.516 1.325).100 .cos . (270 - 90) = 19.1 m
dB A = (1.420 1.251).100 .cos . (270 - 90) = 16.9 m
dB 1 = (1.478 1.402).100 .cos . (270 - 90) = 7.6 m
dB 2 = (1.420 1.360).100 .cos . (270 - 90) = 6.0 m
dB 3 = (1.435 1.378).100 .cos . (270 - 90) = 5.7 m
dB 4 = (1.471 1.402).100 .cos . (270 - 90) = 6.9 m
dB 5 = (1.362 1.291).100 .cos . (270 - 90) = 7.1 m
dB 6 = (1.340 1.265).100 .cos . (270 - 90) = 7.5 m
dB 7 = (1.364 1.296).100 .cos . (270 - 90) = 6.8 m
dB 8 = (1.204 1.129).100 .cos . (270 - 90) = 7.5 m

Titik C
dC D = (1.325 1.222).100 .cos . (270 - 90) = 10.3 m
dC B = (1.240 1.050).100 .cos . (270 - 90) = 19.0 m
dC 1 = (1.413 1.342).100 .cos . (270 - 90) = 7.1 m
dC 2 = (1.436 1.378).100 .cos . (270 - 90) = 5.8 m
dC 3 = (1.432 1.374).100 .cos . (270 - 90) = 5.8 m
dC 4 = (1.429 1.367).100 .cos . (270 - 90) = 6.2 m
dC 5 = (1.409 1.348).100 .cos . (270 - 90) = 6.1 m
dC 6 = (1.395 1.341).100 .cos . (270 - 90) = 5.4 m
dC 7 = (1.417 1.369).100 .cos . (270 - 90) = 4.8 m
dC 8 = (1.308 1.260).100 .cos . (270 - 90) = 4.8 m

Titik D
dD E = (1.571 1.430).100 .cos . (270 - 90) = 14.1 m
dD C = (1.540 1.404).100 .cos . (270 - 90) = 13.6 m
dD 1 = (1.459 1.405).100 .cos . (270 - 90) = 5.4 m

dD 2 = (1.445 1.379).100 .cos . (270 - 90) = 6.6 m


dD 3 = (1.453 1.385).100 .cos . (270 - 90) = 6.8 m
dD 4 = (1.499 1.425).100 .cos . (270 - 90) = 7.4 m
dD 5 = (1.443 1.375).100 .cos . (270 - 90) = 6.8 m
dD 6 = (1.525 1.452).100 .cos . (270 - 90) = 7.3 m
dD 7 = (1.502 1.450).100 .cos . (270 - 90) = 5.2 m
dD 8 = (1.532 1.475).100 .cos . (270 - 90) = 5.7 m

Titik E
dE F = (1.357 1.225).100 .cos . (270 - 90) = 13.2 m
dE D = (1.427 1.285).100 .cos . (270 - 90) = 14.2 m
dE 1 = (1.358 1.268).100 .cos . (270 - 90) = 9.0 m
dE 2 = (1.340 1.255).100 .cos . (270 - 90) = 8.5 m
dE 3 = (1.335 1.248).100 .cos . (270 - 90) = 10.7 m
dE 4 = (1.355 1.281).100 .cos . (270 - 90) = 7.4 m
dE 5 = (1.353 1.270).100 .cos . (270 - 90) = 8.3 m
dE 6 = (1.385 1.292).100 .cos . (270 - 90) = 9.3 m
dE 7 = (1.367 1.283).100 .cos . (270 - 90) = 8.4 m
dE 8 = (1.364 1.288).100 .cos . (270 - 90) = 7.6 m

Titik F
dF A = (1.311 1.083).100 .cos . (270 - 90) = 22.8 m
dF E = (1.480 1.290).100 .cos . (270 - 90) = 19.0 m
dF 1 = (1.402 1.325).100 .cos . (270 - 90) = 7.7 m
dF 2 = (1.432 1.348).100 .cos . (270 - 90) = 8.4 m
dF 3 = (1.519 1.400).100 .cos . (270 - 90) = 11.9 m
dF 4 = (1.532 1.448).100 .cos . (270 - 90) = 8.4 m
dF 5 = (1.599 1.525).100 .cos . (270 - 90) = 7.4 m
dF 6 = (1.592 1.513).100 .cos . (270 - 90) = 7.9 m
dF 7 = (1.576 1.502).100 .cos . (270 - 90) = 7.4 m

dF 8 = (1.327 1.261).100 .cos . (270 - 90) = 6.6 m

d rata-rata titik utama


dAB = 14.6 m
dBC = 19.1 m
dCD = 10.3 m
dDE = 14.1 m
dEF = 13.2 m
dFA = 22.8 m
= 94.1 m

Mencari X pada titik utama


Rumus :

XA B = dA - B . sin 'A - B
= 14.6 . sin 3320455 = 6.836
XB C = dB - C . sin 'B - C
= 19.1 . sin 92953 = 1.043
XC D = dC - D . sin 'C - D
= 10.3 . sin 733141 = +10.219
XD E = dD - E . sin 'D - E
= 14.1 . sin 2274829 = +6.015
XE F = dE - F . sin 'E - F
= 13.2 . sin 500837 = 7.306
XF A = dF - A . sin 'F - A
= 22.8 . sin 1244315 = +0.348
x = +1.397

Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin
= 1.397
Rumus : X = x fx .(d d)
XA B = 6.836 1.398. (14.6 / 94.1) = 7.053
XB C = 1.043 1.398. (19.1 / 94.1) = 1.327
XC D = +10.219 1.398. (10.3 / 94.1) = +10.066
XD E = +6.015 1.398. (14.1 / 94.1) = +5.825
XE F = 7.306 1.398. (13.2 / 94.1) = 7.502
XF A = +0.348 1.398. (22.8 / 94.1) = 0.009 +
= 0,000
Koordinat titik utama X
XBM = +10.000
XA = +10.000 - 7,032 = +2,968
XB = +2.968 - 7.053 = -4.085
XC = -4.085 - 1.327 = -5.412
XD = -5.412 + 10.066 = +4.654
XE = +4.654 + 5.825 = +10.479
XF = +10.479 - 7.502 = +2.977
XA = +2.977 - 0.009 = +2.968

Mencari Y pada titik utama


Rumus :

YA B = dA - B . cos 'A - B
= 14,6 . cos 3220455 = +11,518
YB C = dB - C . cos 'B - C

= 19,1 . cos 92933 = +5.415


YC D = dC - D . cos 'C - D
= 10,3 . cos 733141 = +2.920
YD E = dD - E . cos 'D - E
= 14,1 . cos 2274829 = -9.471
YE F = dE - F . cos 'E - F
= 13,2 . cos 500837 = +8.459
YF A = dF - A . cos 'F - A
= 22,8 . cos 1244315 = -12.986
y = +5.855
Koreksi
Kesalahan (fy) = - d Cos = - 5.855
Rumus : Y =y fy . (d /d)
YA B = +11,158 5.855.(14,60 / 94,10) = +4.243
YB C = +5.415 5.855 . (19,10 / 94,10) = -0.089
YC D = +2.920 5.855 . (10,30 / 94,10) = -0.321
YD E = -9.471 5.855 .(14,10 / 94,10) = -2.296
YE F = +8.459 5.855. (13,20 / 94,10) = +3.028
YF A = -12.986 5.855. (22,80 / 94,10) = -4.565 +
= 0,000

Koordinat titik utama Y


YBM = +10,000
YA = +10,000 + 0.982 = 10.982
YB = +14.243 + 4.243 = +15.225
YC = +15.225 0.089 = +15.136
YD = +15.136 0.321 = +14.815
YE = +14.815 2,296 = +12.519
YF = +12.519 + 3.028 = +15.547
YA = +15.547 4.565 = +10.982

TABEL HASIL PERHITUNGAN TITIK UTAMA KOORDINAT BM (10.10)


TITIK X Y X Y
BM +10,00 +10,00
-7.032 +0.982
A +2.968 +10.982
-7053 +4.243
B -4.085 +15.225
-1.327 -0.089
C -5.412 +15.136
+10.066 -0.321
D +4.654 +14.815
+5.825 -2.296
E +10.479 +12.519
-7.502 +3.028
F +2.977 +15.547
-0.009 -4.565
A +2.968 +10.582

d) Perhitungan Titik Detail


Titik A
dA-1 = 7.3 m
dA-2 = 5.3 m
dA-3 = 6.0 m
dA-4 = 4.7 m
dA-5 = 8.6 m
dA-6 = 6.3 m
dA-7 = 7.0 m

dA-8 = 6.6 m
= 51.8 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin

XA 1 = 7.3 . sin 3534110 = 0.803


XA 2 = 5.3 . sin 101330 = +0.941
XA 3 = 6.0 . sin 392410 = +3.809
XA 4 = 4.7 . sin 770850 = +4.582
XA 5 = 8.6 . sin 1642630 = +2.307
XA 6 = 6.3 . sin 2011705 = 2.287
XA 7 = 7.0 . sin 2233230 = 4.822
XA 8 = 6.6 . sin 2523830 = 6.299
X = 2.572
Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin = 2.572
Rumus : X = x fx .(d d)
XA 1 = -0.803 + 2.572 . (7.3 / 51.8) = 0.440
XA 2 = +0.941 + 2.572 . (5.3 / 51.8) = +1.204
XA 3 = +3.809 + 2.572 . (6.0 / 51.8) = +4.107
XA 4 = +4.582 + 2.572 . (4.7 / 51.8) = +4.815
XA 5 = +2.307 + 2.572 . (8.6 / 51.8) = +2.734
XA 6 = -2.287 + 2.572 . (6.3 / 51.8) = 1.974
XA 7 = -4.822 + 2.572 . (7.0 / 51.8) = 4.474
XA 8 = -6.299 + 2.572 . (6.6 / 51.8) = 5.971 +
= 0,000

Koordinat Titik Detail XA


XA = +2.968
XA 1 = +2.968 0.440 = +2.528
XA 2 = +2.968 + 1.204 = +4.172
XA 3 = +2.968 + 4.107 = +7.075
XA 4 = +2.968 + 4.815 = +7.783
XA 5 = +2.968 + 2.734 = +5.702
XA 6 = +2.968 1.974 = +0.994
XA 7 = +2.968 4.474 = 1.506
XA 8 = +2.968 5.751 = 2.783

Mencari Y Pada Titik Detail


Y = d cos

YA 1 = 7.3. cos 3534110 = +7.256


YA 2 = 5.3 . cos 101330 = +5.216
YA 3 = 6.0 . cos 392410 = +4.636
YA 4 = 4.7 . cos 770850 = +1.045
YA 5 = 8.6 . cos 1642630 = 8.285
YA 6 = 6.3 . cos 2011705 = 5.870
YA 7 = 7.0 . cos 2233230 = 5.074
YA 8 = 6.6 . cos 2523830 = 1.969
Y = 3.045
Koreksi
Kesalahan (fy) = -d.cos =3.045
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YA 1 = +7.256 + 3.045 . (7.30 / 51.8) = +7.685
YA 2 = +5.216 + 3.045 . (5.30 / 51.8) = +5.527
YA 3 = +4.636 + 3.045 . (6.00 / 51.8) = +4.989
YA 4 = +1.045 + 3.045. (4.70 / 51.8) = +1.321

YA 5 = -8.285 + 3.045 . (8.60 / 51.8) = -7.779


YA 6 = -5.870 + 3.045 . (6.30/ 51.8) = -5.500
YA 7 = -5.074 + 3.045 . (7.00 / 51.8) = -4.662
YA 8 = -1.969 + 3.045 . (6.60 / 51.8) = -1.581 +
= 0,000

Koordinat Titik Detaill YA


YA = +10.582
YA 1 = +10.582 + 7.685 = +18.267
YA 2 = +10.582 + 5.527 = +16.109
YA 3 = +10.582 + 4.989 = +15.571
YA 4 = +10.582 + 1.321 = +11.903
YA 5 = +10.582 7.779 = +2.803
YA 6 = +10.582 5.500 = +5.082
YA 7 = +10.582 4.662 = +5.920
YA 8 = +10.582 + 1.581 = +12.163

Titik B
dB-1 = 7,6 m
dB-2 = 6,0 m
dB-3 = 5,7 m
dB-4 = 6,9 m
dB-5 = 7,1 m
dB-6 = 7,5 m
dB-7 = 6,8 m
dB-8 = 7,5 m
= 55,1 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin

XB 1 = 7,6 . sin 130050 = +1,711


XB 2 = 6,0 . sin 445225 = +4,233
XB 3 = 5,7 . sin 722450 = +5,434
XB 4 = 6,9 . sin 911930 = +6,898
XB 5 = 7,1 . sin 1175120 = +6,277
XB 6 = 7,5 . sin 1374330 = +5,045
XB 7 = 6,8 . sin 1742830 = +0,655
XB 8 = 7,5 . sin 2273550 = 5,538
X = 24,715

Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin = -24.715
Rumus : X = x fx .(d d)

XB 1 = 1,711 - 24,715 . (7,6 / 55,1) = 1.697


XB 2 = 4,233 - 24,715 . (6,0 / 55,1) = +1.542
XB 3 = 5,434 - 24,715 . (5,7 / 55,1) = +2.877
XB 4 = 6,898 - 24,715 . (6,9 / 55,1) = +3.803
XB 5 = 6,277 - 24,715 . (7,1 / 55,1) = +3.092
XB 6 = 5,045 - 24,715 . (7,5 / 55,1) = +1.681
XB 7 = 0,655 - 24,715 . (6,8 / 55,1) = 2.395
XB 8 = 5,538 - 24,715 . (7,5 / 55,1) = 8.902 +
= 0,000

Koordinat Titik Detail XB


XB = -4.085
XB 1 = -4.085 1.697 = 5.782
XB 2 = -4.085 + 1.542 = 2.543

XB 3 = -4.085 + 2.877 = 1.208


XB 4 = -4.085 + 3.803 = 0.282
XB 5 = -4.085 + 3.092 = 0.993
XB 6 = -4.085 + 1.681 = 2.404
XB 7 = -4.085 2.395 = 6.480
XB 8 = -4.085 8.902 = 12.987

Mencari Y Pada Titik Detail


Y = d .cos

YB 1 = 7,6. cos 130050 = 7,405


YB 2 = 6,0. cos 445225 = 4,252
YB 3 = 5,7. Cos 722450 = 1,722
YB 4 = 6,9. cos 911930 = -0,196
YB 5 = 7,1. cos 1175120 = -3,317
YB 6 = 7,5. cos 1374330 = -5,549
YB 7 = 6,8. cos 1742830 = -6,768
YB 8 = 7,5. cos 2273550 = -5,058
Y = -7,509
Koreksi
Kesalahan (fy) = -d.cos = +7.509
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YB 1 = -7,405 + 7,509. (7,6 / 55,1) = 6.369
YB 2 = 4,252 + 7,509. (6,0 / 55,1) = +5.029
YB 3 = -1,722 + 7,509. (5,7 / 55,1) = 0,945
YB 4 = -0,196 + 7,509. (6,9 / 55,1) = +0,744
YB 5 = -3,317 + 7,509. (7,1 / 55,1) = +2.349
YB 6 = -5,549 + 7,509. (7,5 / 55,1) = 4.527
YB 7 = -6,768 + 7,509. (6,8 / 55,1) = 5.841
YB 8 = -5,058 + 7,509. (7,5 / 55,1) = 4.035

= 0,000

Koordinat Titik Detaill YB


YB = +15.225
YB 1 = +15.225 6.369 = +8.856
YB 2 = +15.225 + 5.029 = +20.254
YB 3 = +15.225 0.945 = +14.280
YB 4 = +15.225 + 0.744 = +15.969
YB 5 = +15.225 + 2.349 = +17.574
YB 6 = +15.225 4.527 = +10.698
YB 7 = +15.225 5.841 = +9.384
YB 8 = +15.225 4.035 = +11.190

Titik C
dC-1 = 7,1 m
dC-2 = 5,8 m
dC-3 = 5,8 m
dC-4 = 6,2 m
dC-5 = 6,1 m
dC-6 = 5,4 m
dC-7 = 4,8 m
dC-8 = 4,8 m
= 46 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin
XC 1 = 7,1 . sin 1183110 = 6,238
XC 2 = 5,8 . sin 1543010 = 2,497
XC 3 = 5,8 . sin 1914250 = -1,178

XC 4 = 6,2 . sin 2140250 = -3,471


XC 5 = 6,1 . sin 2321230 = -4,820
XC 6 = 5,4 . sin 2574150 = -5,276
XC 7 = 4,8 . sin 2763550 = -4,768
XC 8 = 4,8 . sin 3401330 = -1,624
X = -12,402

Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin = +12.402
Rumus : Y = Y fy .(d d)
XC 1 = 6,238 + 12,402. (7,1 / 46) = +8.152
XC 2 = 2,497 + 12,402. (5,8 / 46) = +4.061
XC 3 = -1,178 + 12,402. (5,8 / 46) = +0.386
XC 4 = -3,471 + 12,402. (6,2 / 46) = 1.799
XC 5 = -4,820 + 12,402. (6,1 / 46) = 3.175
XC 6 = -5,276 + 12,402. (5,4 / 46) = 3.820
XC 7 = -4,768 + 12,402 .(4,8 / 46) = 3.474
XC 8 = -1,624 + 12,402. (4,8 / 46) = 0.329
= 0,000

Koordinat Titik Detail XC


XC = 5.412
XC 1 = 5.412 + 8.152 = +2.740
XC 2 = 5.412 + 4.061 = 1.351
XC 3 = 5.412 + 0.386 = 5.026
XC 4 = 5.412 1.799 = 7.211
XC 5 = 5.412 3.175 = 8.587
XC 6 = 5.412 3.820 = 9.232
XC 7 = 5.412 3.474 = 8.886

XC 8 = 5.412 0.329 = 5.741

Mencari Y Pada Titik Detail


Y = d .cos
YC 1 = 7,1 . cos 1183110 = -3,391
YC 2 = 5,8 . cos 1543010 = -5,235
YC 3 = 5,8 . cos 1914250 = -5,679
YC 4 = 6,2 . cos 2140250 = -5,137
YC 5 = 6,1 . cos 2321230 = -3,738
YC 6 = 5,4 . cos 2574150 = -1,151
YC 7 = 4,8 . cos 2763550 = 0,551
YC 8 = 4,8 . cos 3401330 = 4,517
Y = 19,263

Koreksi
Kesalahan (fy) = -d.cos = 19,263
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YC 1 = -3,391 + 19,263. (7,1 / 46) = 0.418
YC 2 = -5,235 + 19,263. (5,8 / 46) = 2.806
YC 3 = -5,679 + 19,263. (5,8 / 46) = 3.250
YC 4 = -5,137 + 19,263. (6,2 / 46) = 2.541
YC 5 = -3,738 + 19,263. (6,1 / 46) = 1.183
YC 6 = -1,151 + 19,263. (5,4 / 46) = +1.110
YC 7 = 0,551 + 19,263. (4,8 / 46) = +2.561
YC 8 = 4,517 + 19,263. (4,8 / 46) = +6.527
= 0,000

Koordinat Titik Detaill YC


YC = +15.136
YC 1 = +15.136 0.418 = +14.718

YC 2 = +15.136 2.806 = +12.330


YC 3 = +15.136 3.250 = +11.886
YC 4 = +15.136 2.541 = +12.595
YC 5 = +15.136 1.183 = +13.593
YC 6 = +15.136 + 1.110 = +16.246
YC 7 = +15.136 + 2.561 = +17.697
YC 8 = +15.136 + 6.527 = +21.663

Titik D
dD-1 = 5.4 m
dD-2 = 6.6 m
dD-3 = 6.8 m
dD-4 = 7.4 m
dD-5 = 6.8 m
dD-6 = 7.3 m
dD-7 = 5.2 m
dD-8 = 5.7 m
= 51,2 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin
XD 1 = 5.4. sin 965810 = 5,360
XD 2 = 6.6. sin 1282230 = 5,174
XD 3 = 6.8. sin 1472850" = 3,656
XD 4 = 7.4. sin 1655350 = 1,803
XD 5 = 6.8. sin 1901710 = -1,214
XD 6 = 7.3. sin 2122230 = -3,909
XD 7 = 5.2. sin 2344810 = -4,249
XD 8 = 5.7. sin 2560530 = -5,533

X = 1,088
Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin = - 1.088
Rumus : X = x fx .(d d)
XD 1 = 5,360 1,088. (5.4/ 51,2) = 5.245
XD 2 = 5,174 1,088. (6.6/ 51,2) = 5.034
XD 3 = 3,656 1,088. (6.8/ 51,2) = 3.511
XD 4 = 1,803 1,088. (7.4/ 51,2) = 1.646
XD 5 = -1,214 1,088. (6.8/ 51,2) = -1.358
XD 6 = -3,909 1,088. (7.3/ 51,2) = -4.064
XD 7 = -4,249 1,088. (5.2/ 51,2) = -4.359
XD 8 = -5,533 1,088. (5.7/ 51,2) = -5.654
= 0,000

Koordinat Titik Detail XD


XD = +4.654
XD 1 = +4.654 + 5.245 = +9.899
XD 2 = +4.654 + 5.034 = +9.688
XD 3 = +4.654 + 3.511 = +8.165
XD 4 = +4.654 + 1.646 = +6.300
XD 5 = +4.654 1.358 = +3.296
XD 6 = +4.654 4.064 = +0.590
XD 7 = +4.654 4.359 = +0.295
XD 8 = +4.654 5.654 = +1.000

Mencari Y Pada Titik Detail


Y = d .cos
YD 1 = 5.4. cos 965810 = -0,655
YD 2 = 6.6. cos 1282230 = -4,097

YD 3 = 6.8. cos 1472850" = -5,734


YD 4 = 7.4. cos 1655350 = -7,177
YD 5 = 6.8. cos 1901710 = -6,691
YD 6 = 7.3. cos 2122230 = -6,165
YD 7 = 5.2. cos 2344810 = -2,997
YD 8 = 5.7. cos 2560530 = -1,370
Y = -34,886

Koreksi
Kesalahan (fy) = -d.cos = +34.886
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YD 1 = -0,655 + 34,886. (5.4/ 51,2) = 4.334
YD 2 = -4,097 + 34,886. (6.6/ 51,2) = 0.400
YD 3 = -5,734 + 34,886. (6.8/ 51,2) = 1.101
YD 4 = -7,177 + 34,886. (7.4/ 51,2) = 2.135
YD 5 = -6,691 + 34,886. (6.8/ 51,2) = 2.058
YD 6 = -6,165 + 34,886. (7.3/ 51,2) = 1.191
YD 7 = -2,997 + 34,886. (5.2/ 51,2) = 0.546
YD 8 = -1,370 + 34,886. (5.7/ 51,2) = 2.514
= 0,000

Koordinat Titik Detail YD


YD = +14.815
YD 1 = +14.815 + 4.334 = +19.149
YD 2 = +14.815 + 0.400 = +15.215
YD 3 = +14.815 1.101 = +13.714
YD 4 = +14.815 2.135 = +12.680
YD 5 = +14.815 2.058 = +12.757
YD 6 = +14.815 1.191 = +13.624
YD 7 = +14.815 + 0.546 = +15.361

YD 8 = +14.815 + 2.514 = +17.329

Titik E
dE-1 = 9.0 m
dE-2 = 8.5 m
dE-3 = 10.7 m
dE-4 = 7.4 m
dE-5 = 8.3 m
dE-6 = 9.3 m
dE-7 = 8.4 m
dE-8 = 7.6 m
= 69.2 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin
XE 1 = 9.0 . sin 3405930 = 2.931
XE 2 = 8.5 . sin 3595310 = 0.017
XE 3 = 10.7 . sin 1541510 = +4.648
XE 4 = 7.4 . sin 342210 = +4.177
XE 5 = 8.3 . sin 491610 = +6.289
XE 6 = 9.3 . sin 633610 = +8.330
XE 7 = 8.4 . sin 763210 = +8.169
XE 8 = 7.6 . sin 900910 = +7.600
X = +36.265
Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin = 36.265
Rumus : X = x fx .(d d)
XE 1 = -2.931 36.265 . (9.0 / 69.2) = 7.647
XE 2 = -0.017 36.265 . (8.5 / 69.2) = 4.471

XE 3 = +4.648 36.265 . (10.7 / 69.2) = 0.959


XE 4 = +4.177 36.265 . (7.4 / 69.2) = +0.299
XE 5 = +6.289 36.265 . (8.3 / 69.2) = +1.939
XE 6 = +8.330 36.265 . (9.3 / 69.2) = +3.456
XE 7 = +8.169 36.265 . (8.4 / 69.2) = +3.767
XE 8 = +7.600 36.265 . ( 7.6 / 69.2) = +3.617
= 0,000

Koordinat Titik Detail XE


XE = +10.479
XE 1 = +10.479 7.647 = +2.832
XE 2 = +10.479 4.471 = +6.008
XE 3 = +10.479 0.959 = +9.520
XE 4 = +10.479 + 0.299 = +10.778
XE 5 = +10.479 + 1.939 = +12.418
XE 6 = +10.479 + 3.456 = +13.935
XE 7 = +10.479 + 3.767 = +14.246
XE 8 = +10.479 + 3.617 = +14.096

Mencari y Pada Titik Detail


Y = d .cos

YE 1 = 9.0 . cos 3405930 = +8.509


YE 2 = 8.5 . cos 3595310 = +8.500
YE 3 = 10.7 . cos 1541510 = 9,638
YE 4 = 7.4 . cos 342210 = +6.108
YE 5 = 8.3 . cos 491610 = +5.416
YE 6 = 9.3 . cos 633610 = +4.134
YE 7 = 8.4 . cos 763210 = +1.956
YE 8 = 7.6 . cos 900910 = 0.020

Y = +24.965
Koreksi
Kesalahan (fy) = -d.cos = 24.965
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YE 1 = +8.509 24.965 . (9.0 / 69.2) = +5.262
YE 2 = +8.500 24.965 . (8.5 / 69.2) = +5.433
YE 3 = 9.638 24.965 . (10.7 / 69.2) = 13.498
YE 4 = +6.108 24.965 . (7.4 / 69.2) = +3.438
YE 5 = +5.416 24.965 . (8.3 / 69.2) = +2.422
YE 6 = +4.134 24.965 . (9.3 / 69.2) = +0.779
YE 7 = +1.956 24.965 . (8.4 / 69.2) = 1.074
YE 8 = 0.020 24.965 . (7.6 / 69.2) = 2.762
= 0,000

Koordinat Titik Detail YE


YE = +12.519
YE 1 = +12.519 + 5.262 = +17.781
YE 2 = +12.519 + 5.433 = +17.952
YE 3 = +12.519 13.498 = 0.979
YE 4 = +12.519 + 3.438 = +15.957
YE 5 = +12.519 + 2.422 = +14.941
YE 6 = +12.519 + 0.779 = +13.298
YE 7 = +12.519 1.074 = +11.445
YE 8 = +12.519 2.762 = +9.757

Titik F
dF-1 = 7.7 m
dF-2 = 8.4 m
dF-3 = 11.9 m
dF-4 = 8.4 m

dF-5 = 7.4 m
dF-6 = 7.9 m
dF-7 = 7.4 m
dF-8 = 6.6 m
= 65.7 m

Mencari X Pada Titik Detail


x = d .sin

XF 1 = 7.7 . sin 1362630 = +5.306


XF 2 = 8.4 . sin 320930 = +4.471
XF 3 = 11.9 . sin 690630 = +11.118
XF 4 = 8.4 . sin 961710 = +8.349
XF 5 = 7.4 . sin 1205110 = +6.353
XF 6 = 7.9 . sin 1414630 = +4.888
XF 7 = 7.4 . sin 1591850 = +2.614
XF 8 = 6.6 . sin 1744850 = +0.596
X = +43.695
Koreksi
Kesalahan (fx) = -d.sin = 43.695
Rumus : X = x fx .(d d)
XF 1 = +5.306 43.695 . (7.7 / 65.7) = +0.185
XF 2 = +4.471 43.695 . (8.4 / 65.7) = 1.115
XF 3 = +11.118 43.695 . (11.9/ 65.7) = +3.204
XF 4 = +8.349 43.695 . (8.4/ 65.7) = +2.762
XF 5 = +6.353 43.695 . (7.4/ 65.7) = +1.431
XF 6 = +4.888 43.695 . (7.9/ 65.7) = 0.366
XF 7 = +2.614 43.695 . (7.4/ 65.7) = 2.307
XF 8 = +0.596 43.695 . (6.6/ 65.7) = 3.793

= 0,000

Koordinat Titik Detail XF


XF = +2.977
XF 1 = +2.977 + 0.185 = +2.792
XF 2 = +2.977 1.115 = +1.862
XF 3 = +2.977 + 3.204 = +6.181
XF 4 = +2.977 + 2.762 = +5.739
XF 5 = +2.977 + 1.431 = +4.408
XF 6 = +2.977 0.366 = +2.611
XF 7 = +2.977 2.307 = +0.670
XF 8 = +2.977 3.793 = 0,816

Mencari Y Pada Titik Detail


Y = d .cos

YF 1 = 7.7 . cos 1362630 = 5.580


YF 2 = 8.4 . cos 320930 = +7,111
YF 3 = 11.9 . cos 690630 = +4.243
YF 4 = 8.4 . cos 961710 = 0.920
YF 5 = 7.4 . cos 1205110 = 3.795
YF 6 = 7.9 . cos 1414630 = 6.206
YF 7 = 7.4 . cos 1591850 = 6.923
YF 8 = 6.6 . cos 1744850 = 6.573
X = 18.643
Koreksi
Kesalahan (fy) = -d. cos = 18.643
Rumus : Y = Y fy .(d d)
YF 1 = 5.580 + 18.643 . (7.7 / 65.7) = 3.395

YF 2 = +7.111 + 18.643 . (8.4 / 65.7) = +9.494


YF 3 = +4.243 + 18.643 . (11.9 / 65.7) = +7.620
YF 4 = 0.920 + 18.643 . (8.4 / 65.7) = +1.463
YF 5 = 3.795 + 18.643 . (7.4 / 65.7) = 1.695
YF 6 = 6.206 + 18.643 . (7.9 / 65.7) = 3.964
YF 7 = 6.923 + 18.643 . (7.4 / 65.7) = 4.823
YF 8 = 6.573 + 18.643 . (6.6 / 65.7) = 4.700
= 0,000

Koordinat Titik Detail YF


YF = +15.547
YF 1 = +15.547 3.395 = +12.152
YF 2 = +15.547 + 9.494 = +25.041
YF 3 = +15.547 + 7.620 = +23.167
YF 4 = +15.547 + 1.463 = +14.084
YF 5 = +15.547 1.695 = +13.852
YF 6 = +15.547 3.964 = +11.583
YF 7 = +15.547 4.823 = +10.724
YF 8 = +15.547 4.700 = +10.847

Polygon Detail X Y koordinat koordinat


XY
A
1 +4,152 +13,010 +42,545 +28,864
2 +15,998 +17,649 +54,391 +33,503
3 +43,199 +9,347 +81,592 +25,201
4 +16,500 -24,512 +54,893 -8,658
5 -1,827 -29,275 +36,566 -13,421
6 -31,912 -9,435 +6,481 +6,419
7 -33,402 +14,95 +4,991 +30,759
8 -12,708 +8,3111 +25,685 +24,165

Polygon Detail X Y koordinat koordinat


XY
B
1 +10,282 +34,369 +71,682 +28,864
2 +10,859 +22,695 +72,259 +33,503
3 +8,216 -12,105 +69,616 +25,201
4 +17,104 -45,606 +78,504 -8,658
5 -5,332 -25,289 +56,068 -13,421
6 -13,723 -18,488 +47,677 +6,419
7 -22,948 +11,012 +38,452 +30,759
8 -4,458 +33,412 +56,942 + 24,165
C
1 +1,096 +18,715 +64,482 -32,753
2 +11,753 +15,133 +75,139 -36,335

3 + 24,895 -2,787 +88,281 -54,255


4 +16,872 -15,297 +80258 -66,765
5 -0,974 -21,262 +62,412 -72,730
6 -18,012 -9,898 +45,374 -61,366
7 -17,625 +1,421 +45,761 -50,047
8 -18,005 +13,975 +45,381 -37,497
D
1 +10,339 +18,729 +58,66 -43,565
2 +17,159 +6,095 +65,483 -56,199
3 +18,855 -8,3223 +67,179 -70,617
4 +13,185 -24,492 +61,509 -86,786
5 -5,606 -19,716 +42,718 -82,012
6 -17,970 -10,557 +30,354 -72,851
7 -28,99 +20,409 +20,225 -41,885
8 -70863 +17,855 +40,461 -44,439

Polygon Detail X Y koordinat koordinat


XY
E
1 +8,285 +20,351 +30,263 -39,007
2 +13,778 +10,809 +35,756 -48,349
3 +19,041 -11,055 +41,019 -70,413
4 +10,205 -16,066 +32,183 -75,424
5 -5,218 -25,139 +16,76 -84,497
6 -14,150 -12,119 +7,828 -71,477
7 -17,907 +7,337 +4,071 -52,021
8 -14,034 +25,882 +7,944 -33,476
F
1 +4,838 +16,391 +15,788 +1,712

2 +17,662 +7,321 +28,612 -7,308


3 +15,551 -6,198 +26,501 -20,827
4 +9,785 -13,656 +20,735 -28,285
5 -6,815 -19,247 +4,135 -33,876
6 -12,606 -14,229 -1,656 -28,858
7 -17,936 +8,028 -6,986 -6,601
8 -10,479 +21,640 -0,471 +7,011

4.2. PERHITUNGAN BEDA TINGGI DAN ELEVASI


a) Perhitungan Beda Tinggi
Titik Utama
X = (BA-BB).50 sin2 ( -270)+TP-BT

HA - B = (1,511 1,365).50.Sin2 (90 270)+1.57-1.435


= +1,472
HB - A = (1.420 1.251).50.Sin2 (90 270)+1.380-1.342
= +1.378
HB - C = (1.516 1.325).50.Sin2 (90 270)+1.380-1.421
= +1,563
HC - B = (1.240 1.050).50.Sin2 (90 270)+1.452-1.145
= +0.959
HC - D = (1.352 1.222).50.Sin2 (90 270)+1.452-1.291
= +1.180
HD - C = (1.540 1.404).50.Sin2 (90 270)+1.495-1.473
= +1.530
HD - E = (1.571 1.430).50.Sin2 (90 270)+1.495-1.499
= +1.581

HE - D = (1.427 1.285).50.Sin2 (90 270)+1.450-1.355


= +1.212
HE - F = (1.357 1.255).50.Sin2 (90 270)+1.450-1.292
= + 1.184
HF - E = (1.480 1.290).50.Sin2 (90 270)+1.465-1.415
= +1.424
HF - A = (1.311 1.083).50.Sin2 (90 270)+1.465-1.195
= +0.801
HA - F = (1,481 1.307).50.Sin2 (90 270)+1.487-1.396
= +1.377

H rata-rata
HA-B = = 1.4250
HB-C = = 1.4705
HC-D = = 1.0695
HD-E = = 1.5555
HE-F = = 1.1980
HF-A = = 1.0890
H = 7.8075
Kontrol H
H = 1.3012

Beda Tinggi Terkoreksi


HA-BM = 1.587
HA-B = 1.4250 1.3012 = 0,1237
HB-C = 1.4705 1.3012 = 0,1693
HC-D = 1.0695 1.3012 = 0,2317
HD-E = 1.5555 1.3012 = 0.2543
HE-F = 1.1980 1.3012 = 0.1032

HF-A = 1.0890 1.3012 = 0.2122 +


H = 0

Titik detail A
HA-1 = ( 1,512 1,439 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1,475 = 0,007
HA-2 = ( 1,463 1,410 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1,437 = 0,031
HA-3 = ( 1,522 1.462 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1,494 = 0,026
HA-4 = ( 1.467 1.420 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1.445 = 0,023
HA-5 = ( 1.431 1.345 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1.388 = 0,080
HA-6 = ( 1.435 1.372 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1.418 = 0,050
HA-7 = ( 1,534 1.464 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1,499 = 0,031
HA-8 = ( 1,602 1,536 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,468 - 1,570 = 0,102

Titik detail B
HB-1 = ( 1,478 1,402 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,441 = 0,061
HB-2 = ( 1,420 1,360 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,391 = 0,011
HB-3 = ( 1,435 1,378 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,408 = 0,028
HB-4 = ( 1,471 1,402 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,436 = 0,056
HB-5 = ( 1,362 1,291 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,323 = 0,057
HB-6 = ( 1,340 1,265 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,300 = 0,080
HB-7 = ( 1,364 1,296 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,331 = 0,049
HB-8 = ( 1,204 1,129 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,380 - 1,168 = 0,212

Titik detail C
HC-1 = ( 1,413 1,342 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,379 = 0,073
HC-2 = ( 1,436 1,378 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,408 = 0,044
HC-3 = ( 1,432 1,374 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,402 = 0,047
HC-4 = ( 1,429 1,367 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,398 = 0,054
HC-5 = ( 1,409 1,348 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,379 = 0,073
HC-6 = ( 1,395 1,341 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,369 = 0,083

HC-7 = ( 1,417 1,369 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,392 = 0,060


HC-8 = ( 1,308 1,260 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,452 - 1,286 = 0,166
Titik detail D
HD-1 = ( 1,459 1,405 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,433 = 0,062
HD-2 = ( 1,445 1,379 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,413 = 0,082
HD-3 = ( 1,453 1,385 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,420 = 0,075
HD-4 = ( 1,499 1,425 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,464 = 0,031
HD-5 = ( 1,443 1,375 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,410 = 0,085
HD-6 = ( 1,525 1,452 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,488 = 0,007
HD-7 = ( 1,505 1,450 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,470 = 0,025
HD-8 = ( 1,532 1,443 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,495 - 1,475 = 0,020

Titik detail E
HE-1 = ( 1,358 1,268 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,312 = 0,138
HE-2 = ( 1,340 1,255 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,296 = 0,154
HE-3 = ( 1,335 1,248 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,290 = 0,160
HE-4 = ( 1,355 1,281 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,312 = 0,138
HE-5 = ( 1,353 1,270 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,311 = 0,139
HE-6 = ( 1,385 1,292 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,334 = 0,116
HE-7 = ( 1,367 1,283 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,325 = 0,125
HE-8 = ( 1,364 1,288 ) 50sin 2( 90 - 270 ) + 1,450 - 1,327 = 0,123

Titik detail F
HF-1 = ( 1,402 1,325 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,365 = 0,100
HF-2 = ( 1,432 1,348 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,389 = 0,076
HF-3 = ( 1,519 1,400 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,475 = 0,010
HF-4 = ( 1,532 1,448 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,485 = 0,020
HF-5 = ( 2,599 1,525 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 1,562 = 0,097
HF-6 = ( 1,592 1,513 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,554 = 0,089
HF-7 = ( 1,576 1,502 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,539 = 0,074

HF-8 = ( 1,327 1,261 ) 50sin 2( 90 - 270 ) +1,465 - 1,294 = 0,171


TABEL HASIL PERHITUNGAN BEDA TINGGI TITIK DETAIL

Titik HA HB HC HD HE HF
1 0,007 0,061 + 0,073 + 0,062 + 0,138 + 0,100
2 + 0,031 0,011 + 0,044 + 0,082 + 0,154 + 0,076
3 0,026 0,028 + 0,047 + 0,075 + 0,160 0,010
4 + 0,023 0,056 + 0,054 + 0,031 + 0,138 0,020
5 + 0,080 + 0,057 + 0,073 + 0,085 + 0,139 0,097
6 + 0,050 + 0,080 + 0,083 + 0,007 + 0,116 0,089
7 0,031 + 0,049 + 0,060 + 0,025 + 0,125 0,074
8 0,102 + 0,212 + 0,166 + 0,020 + 0,123 + 0,171

b) Perhitungan Elevasi
Titik Utama
EBM = +10,000

EB = EA + HA B = +8,413 + (0,124) = +8,537


EC = EB + HB C = +8,537 + (0,169) = +8,706
ED = EC + HC D = +8,706 + (0,232) = +8,474
EE = ED + HD E = +8,474 + (0.254) = +8,728
EF = EE + HE F = +8,728 + (0.103) = +8,625
Check : EA = EF + HF A = +8,625+ (0,212) = +8,413 (Cocok)

Titik detail A
8,413 + ( 0,007) = 8,406
8,413 + 0,031 = 8,444
8,413 + ( 0,026) = 8,387
8,413 + 0,023 = 8,436

8,413 + 0,080 = 8,493


8,413 + 0,050 = 8,463
8,413 + ( 0,031) = 8,382
8,413 + ( 0,102) = 8,311

Titik detail B
8,537 + ( 0,061) = 8,476
8,537 + ( 0,011) = 8,526
8,537 + ( 0,028) = 8,509
8,537 + ( 0,056) = 8,481
8,537 + 0,057 = 8,594
8,537 + 0,080 = 8,617
8,537 + 0,049 = 8,586
8,537 + 0,212 = 8,749

Titik detail C
8,706 + 0,073 = 8,779
8,706 + 0,044 = 8,750
8,706 + 0,047 = 8,753
8,706 + 0,054 = 8,760
8,706 + 0,073 = 8,779
8,706 + 0,083 = 8,789
8,706 + 0,060 = 8,766
8,706 + 0,166 = 8,872

Titik detail D
8,474 + 0,062 = 8,536
8,474 + 0,082 = 8,556
8,474 + 0,075 = 8,549

8,474 + 0,031 = 8,505


8,474 + 0,085 = 8,559
8,474 + 0,007 = 8,481
8,474 + 0,025 = 8,499
8,474 + 0,020 = 8,494

Titik detail E
8,728 + 0,138 = 8,866
8,728 + 0,154 = 8,882
8,728 + 0,160 = 8,888
8,728 + 0,138 = 8,866
8,728 + 0,139 = 8,867
8,728 + 0,116 = 8,844
8,728 + 0,125 = 8,853
8,728 + 0,123 = 8,851

Titik detail F
8,625 + 0,100 = 8,725
8,625 + 0,076 = 8,701
8,625 + ( 0,010) = 8,615
8,625 + ( 0,020) = 8,605
8,625 + ( 0,097) = 8,528
8,625 + ( 0,089) = 8,536
8,625 + ( 0,074) = 8,551
8,625 + 0,171 = 8,796

Tabel Perhitungan Elevasi (H) Titik Detail

Titik HA HB HC HD HE HF
1 8,406 8,476 8,779 8,536 8,866 8,725

2 8,444 8,526 8,750 8,556 8,882 8,701


3 8,387 8,509 8,753 8,549 8,888 8,615
4 8,436 8,481 8,760 8,505 8,866 8,605
5 8,493 8,594 8,779 8,559 8,867 8,528
6 8,463 8,617 8,789 8,481 8,844 8,536
7 8,382 8,586 8,766 8,499 8,853 8,551
8 8,311 8,749 8,872 8,494 8,851 8,796

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Setelah kami melaksanakan praktikum pengukuran Ukur Tanah II ini, maka kami
dapat simpulkan sebagai berikut :
1. Pada pengukuran di lapangan ternyata titik yang dibidik memiliki jarak terhadap
sumbu X bervariasi dikarenakan jarak antara pesawat dengan titik tersebut
berbeda-beda.
2. Dari hasil pengukuran dilokasi yang kami lakukan ternyata memiliki beda tinggi
yang tidak terlalu tinggi, sehingga dapat dikatakan permukaan tanah datar.

5.2 SARAN
Dari ketiga jenis pengukuran diatas, kesalahan-kesalahan tersebut seluruhnya dapat
dihindari dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Sudut Dalam
Untuk menghindari kesalahn dalam pengukuran sudut dalam sebaiknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Dalam menentukan arah utara, pada setiap titik utama harus benar-benar
menunjukkan arah utara dengan melakukan hal tersebut berulang kali.
Rambu ukur harus diletakkan tegak lurus dan tepat pada titik utama yang
dibidik.
Uning-unting harus diletakkan tegak lurus tepat pada titik utama.
Teliti dalam pembacaan sudut horisontal.

2. Pengukuran Jarak dan Beda Tinggi


Pada pengukuran jarak dan beda tinggi sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini
:
Pada saat pengukura dilapangan sebaiknya memperhatikan cuaca, suhu kondisi
dan situasi lapangan.
Diusahakan jarak antara titik-titik utama tidak terlalu berbeda jauh.

BAB VI
PENUTUP

Alat ukur Theodolite sangat penting digunakan dalam bidang pengukuran yaitu
untuk menentukan ketinggian permukaan tanah dititik-titik tertentu pada
permukaan bumi. Pengukuran Theodolite dilakukan untuk pengukuran memanjang
dan melintang. Alat-alat yang melengkapi dalam pengukuran selain Theodolite
adalah rambu ukur atau baak ukur, statip, meteran dan payung untuk melindungi
Theodolite dari sinar matahari langsung. Prinsip kerja dalam menggunakan alat
waterpass ini adalah membuat garis sumbu teropong horizontal. Bagian yang
membuat berkedudukan horizontal adalah nivo yang berbentuk sebagai tabung
yang berisi cairan dengan gelembung udara didalamnya. Sehingga dengan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
terselesaikannya laporan ini dan semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

1. Foote, David dan Kelley,1990 Surveying,Theory and Practice, McGraw Hill Book
Company, Amerika.
2. Rais Jacob, 1980, Ilmu Ukur Tanah, Jilid I, Cipta Sari Grafika, Semarang.
3. Rais Jacob, 1980, Ilmu Ukur Tanah, Jilid II, Cipta Sari Grafika, Semarang.
4. Soetoma Wongsotjiro, 1995, Ilmu Ukur Tanah, Swada, Jakarta.
5. Wali Jatun, Djoko dan Wolf, Brinker, 1996, Dasar dasar Pengukuran Edisi
Ketujuh, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai