Bismilahirahmanirahim.
Puji dan syukur kita panjatkan kekhadirat Allah Swt yang telah memberikan taufik dan
hidayahNya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya,
tabiuttabiin, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selau umatnya. Amin.
Seiring
dengan
berakhirnya
penyusunan
makalah
ini,
sepantasnyalah
penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut membantu penyusun dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu peyusun berharap adanya kritik dan saran yang membangun. Penyusun berharap
kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca dan mudah-mudahan
makalah ini dijadikan ibadah di sisi Allah Swt. Amin.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
b. Tujuan
c.
a.
Bagian Statis
Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini kompressor mempunyai penggunaan yang
sangat luas di segala bidang kegiatan seperti industri, pertanian, rumah tangga dan lainnya.
Bahkan untuk perawatan dan pembersihan peralatan-peralatan dan komponen-komponen mesin
yang berdebu dan kotor dibersihkan dengan menyemprotkan udara dari kompresor. Jenis dan
ukurannya beragam sesuai dengan pemakaiannya. Dapat dimengerti bahwa untuk menangani
mesin-mesin ini diperlukan pengetahuan yang memadai dan agak terperinci terutama dalam cara
pemilihan, pemasangan, pemakaian dan pemeliharaannya.
Oleh karena itu penulis mencoba merangkumkan hasil perolehan data pada praktek
workshop perawatan dan perbaikan mesin untuk job kompressor ini dalam bentuk makalah.
B.
Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam praktik Kompresor ini adalah :
Melakukan inspeksi dan perawatan serta perbaikan pada kompresor yang ada di Work Shop
Maintenance and Repair, dan Lab. Mesin, Politeknik Negeri Medan;
2. Diskusi dengan instrukstur pada saat melaksanakan praktik kerja kompresor di bengkel;
3. Studi literature, yaitu membaca buku-buku referensi yang berhubungan dengan kompresor;
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompresor Dan Sentrifugal
Kompresor adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk memberikan energi kepada
fluida gas/udara, sehingga gas/udara dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain secara
kontinyu.
Penambahan energi ini bisa terjadi karena adanya gerakan mekanik, dengan kata lain fungsi
kompresor adalah mengubah energi mekanik (kerja) ke dalam energi tekanan (potensial) dan
energi panas yang tidak berguna.
Sedangkan kompresor sentrifugal, termasuk dalam kelompok kompresor dinamik adalah
kompresor dengan prinsip kerja mengkonversikan energi kecepatan gas/udara yang dibangkitkan
oleh aksi/gerakan impeller yang berputar dari energi mekanik unit penggerak menjadi energi
potensial (tekanan) di dalam diffuser.
Karakteristik
Karakteristik kompresor sentrifugal secara umum sebagai berikut :
-
C. Bagian Statis
1.
-
Casing
Casing merupakan bagian paling luar kompresor yang berfungsi :
Sebagai pelindung terhadap pengaruh mekanik dari luar.
Sebagai pelindung dan penumpu/pendukung dari bagian-bagian yang bergerak.
Sebagai tempat kedudukan nozel suction dan discharge serta bagian diam lainnya.
Berikut contoh gambar dari tipe radial split barrel dengan bentuk selongsong dan ditutup bagian
depan-belakang (rear-front cover).
Kompresor sentrifugal, (kadang-kadang dikenal sebagai kompresor radial) adalah
suatu kelas khusus aliran radial dari mesin turbo yang bekerja dengan pengisapan
yang meliputi pompa, fan, blower dan kompresor.
Bentuk awal dari mesin turbo dinamik ini adalah pompa, fan, dan blower. Apa yang
membedakan mesin turbo awal ini dari kompresor yaitu fluida yang bekerja dapat
dipertimbangkan untuk tidak dimampatkan dengan begitu memperbolehkan analisa
yang akurat melalui persamaan Bernoulli. Bedanya, kompresor sentrifugal modern
mempunyai kecepatan dan analisa yang tinggi dan harus berhadapan dengan aliran
termampatkan.
Untuk tujuan-tujuan definisi, kompresor sentrifugal sering mempunyai berat jenis
yang meningkat lebih besar dari 5 persen. Juga, sering mengalami percepatan
fluida relatif di atas Mach 0.3 ketika fluida yang bekerja adalah udara atau nitrogen.
Perbedaannya, fan atau blower sering dipertimbangkan untuk mempunyai berat
jenis yang meningkat kurang dari 5 persen dan puncak kecepatan fluida relatif di
Aplikasi
Daftar tiap bagian dari aplikasi kompresor sentrifugal meliputi:
Pada saluran pengangkutan gas-alam untuk memindahkan gas dari lokasi
produksi kepada konsumen.
Pada penyulingan minyak, pabrik pemrosesan gas alam, pabrik kimia dan
petrokimia
Pada pabrik separasi udara untuk membuat hasil gas akhir yang bersih.
Pada refrigerasi dan peralatan bahan pendingin alat beredar pendingin.
Pada industri dan pabrikasi untuk menyediakan udara bertekanan untuk semua
jenis peralatan pneumatik.
Pada turbin gas dan unit daya bantu
Pada pesawat terbang bertekanan untuk menyediakan tekanan udara pada
ketinggian tertentu.
Pada mesin otomotif dan mesin diesel turbochargers.
Pada re-injection ladang minyak dari gas-alam tekanan tinggi untuk meningkatkan
pengolahan minyak.
Batas-batas Pengoperasian
Banyak kompresor sentrifugal mempunyai satu atau lebih batas-batas beroperasi
berikut ini:
o Kecepatan Beroperasi Minimum - kecepatan minimum untuk operasi yang bisa
diterima, di bawah harga ini kompresor dapat dikendalikan untuk berhenti atau
bekerja pada kondisi Idle.
o Kecepatan Maksimum yang diijinkan kecepatan operasi maksimum untuk
kompresor. Di luar harga ini tegangan-tegangan dapat dinaikkan di atas batas yang
ditentukan dan getaran rotor boleh ditingkatkan dengan cepat. Pada kecepatan di
atas ini peralatan pengukuran akan mungkin menjadi sangat berbahaya dan
dikendalikan ke kecepatan lebih lambat.
o Dinding tembok atau choke- terjadi di bawah salah satu dari 2 kondisi-kondisi
berikut. Secara khas untuk peralatan kecepatan tinggi, ketika aliran bertambah
percepatan fluida dapat mendekati kecepatan sonik gas/fluida di suatu tempat di
antara stage kompresor. Penempatan ini dapat terjadi di pintu masuk
"kerongkongan" impeller atau di pintu masuk "kerongkongan" diffuser vaned. Dalam
banyak kasus, secara umumnya tidak merugikan kompresor. Untuk peralatan
kecepatan rendah, ketika aliran bertambah, kerugian meningkat. seperti
perbandingan tekanan yang jatuh menjadi 1:1.
Referensi:
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan pompa semakin lama semakin tinggi,mulai dari untuk keperluan rumah
tangga sampai ketingkat mega industry. Ada banyak ragam pompa yang ada dipasaran merek,
ukuran dan kegunaan.
Untuk penggunaan yang lebih efektif dan maka aplikasi pompa harus benar-benar sesuai
dengan permintaan/kondisi di lapangan. Penggunaan akan lebih afektif dan efisien jika kita
mengetahui prestasi atau performa suatu pompa dengan jalan menggadakan pengujian-pengujian.
Atas dasar itulah maka Praktek Prestasi Mesin diadakan dan sebagai bentuk pertanggung
jawaban maka kami menyusun laporan ini.
1.2 Maksud dan Tujuan
Penulisan laporan ini adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban penulisan telah
melaksanakan praktek prestasi mesin sebagai salah satu syarat kurikulum program pendidikan
jenjang Strata 1 Jurusan Teknik Mesin STTR Cepu.
1.3 Metode Pengumpulan Data
Akumulasi data-data sebagai penulisan laporan ini diperoleh dari
1. Literatur-literatur
2. Pengamatan langsung di laboratorium motor bakar.
3. Pengalaman penulis.
1.4 Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu dan beberapa masalah teknis maka penulisan ini kami
fokuskan kepada Pompa Sentrifugal Single Stage Single Suction dan beberapa perhitungan hasil
uji.
1.5 sistematik Penulisan
Sistemmatika penulisan laporan ini tersusun sebagai berikut :
1.5 sistematik Penulisan
Sistemmatika penulisan laporan ini tersusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, Maksud dan Tujuan, Metode
pengumpulan data, Batasan masalah, dan Sistematikan penulisan.
BAB II TEORI DASAR
Bab ini membahas tentang pengertian pompa, Klasikasi pompa, dasar-dasar
pemilihan pompa-pompa sentrifugal dan pemasangan pompa
BAB III PERSIAPAN PRAKTIKUM
Bab ini memperlihatkan tentang gambaran lokasi laboratorium dan tata letak mesin
uji. Selain itu membahas tentang peralatan yang digunakan, metode pengujian dan
menampilkan beberapa persamaan/rumus dalam perhitungan prestasi mesin Pompa
sentrifugal
BAB IV PERHITUNGAN HASIL UJI
Bab ini menampilkan data data hasil uji, konversi satuan,tahap perhitungan,
tabulasi hasil uji dan grafik grafik hasil uji.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan
dari satu tempat ke tempat lain,melalui suatu media ( pipa ) dengancara menambah/member
jumlahnya harus di usahakan sesedikit mungkin dengan sudaut belokan yang sehalus
mungkin.
Pipa tekan:
Hal hal yang prlu diperhatikan dalam pemasangan pipa keluar.
a) Diameter pipa dan kecepatan aliran. Harus ditentukan berdasarkan kecepatan aliran
didalam pipa dan tidak perlu sama dengan diameter lubang keluar pompa. Kecepatan
aliran didalam pipa pada umumnya tidak lebih dari 3 meter / detik. Namun kebanyakan
orang mengambil 1 sampai 2 meter/detik. Perbedaan antara diameter pipa dan diameter
lubang keluar pompa harus disesuaikan dengan menggunakan reduser atau difuser.
b) Pencegahan kantong udara. Kantong udara juga merugikan sisi keluar karena dapat
menimbulkan benturan air. Untuk mencagahnya dapat digunakan katup laluan udara yang
di pasang pada bagian pipa yang melengkung ke atas. Katup ini akan mengeluarkan udara
yang terjebak di bagian atas lengkungan pipa tersebut.
c) Pengaman tekanan perapat. Beberapa sistem pompa mengeluarkan cairan diujang pipa
keluar pada ketinggian permukaan yang lebih rendah dari pada ketinggian sumbu pompa.
Hal yang demikiandapat menimbulkan tekanan negatif didalam pompa sehingga udara
1.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan pompa semakin lama semakin tinggi,mulai dari untuk keperluan rumah
tangga sampai ketingkat mega industry. Ada banyak ragam pompa yang ada dipasaran merek,
ukuran dan kegunaan.
Untuk penggunaan yang lebih efektif dan maka aplikasi pompa harus benar-benar sesuai
dengan permintaan/kondisi di lapangan. Penggunaan akan lebih afektif dan efisien jika kita
mengetahui prestasi atau performa suatu pompa dengan jalan menggadakan pengujian-pengujian.
Atas dasar itulah maka Praktek Prestasi Mesin diadakan dan sebagai bentuk pertanggung
jawaban maka kami menyusun laporan ini.
1.2 Maksud dan Tujuan
Penulisan laporan ini adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban penulisan telah
melaksanakan praktek prestasi mesin sebagai salah satu syarat kurikulum program pendidikan
jenjang Strata 1 Jurusan Teknik Mesin STTR Cepu.
1.3 Metode Pengumpulan Data
Akumulasi data-data sebagai penulisan laporan ini diperoleh dari
1. Literatur-literatur
2. Pengamatan langsung di laboratorium motor bakar.
3. Pengalaman penulis.
1.4 Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu dan beberapa masalah teknis maka penulisan ini kami
fokuskan kepada Pompa Sentrifugal Single Stage Single Suction dan beberapa perhitungan hasil
uji.
1.5 sistematik Penulisan
Sistemmatika penulisan laporan ini tersusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, Maksud dan Tujuan, Metode
pengumpulan data, Batasan masalah, dan Sistematikan penulisan.
BAB II TEORI DASAR
Bab ini membahas tentang pengertian pompa, Klasikasi pompa, dasar-dasar
pemilihan pompa-pompa sentrifugal dan pemasangan pompa
BAB III PERSIAPAN PRAKTIKUM
Bab ini memperlihatkan tentang gambaran lokasi laboratorium dan tata letak mesin
uji. Selain itu membahas tentang peralatan yang digunakan, metode pengujian dan
menampilkan beberapa persamaan/rumus dalam perhitungan prestasi mesin Pompa
sentrifugal
BAB IV PERHITUNGAN HASIL UJI
Bab ini menampilkan data data hasil uji, konversi satuan,tahap perhitungan,
tabulasi hasil uji dan grafik grafik hasil uji.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan
dari satu tempat ke tempat lain,melalui suatu media ( pipa ) dengancara menambah/member
enargi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung kontinyu.
Pompa beroprasi dengan mengadakan perbedaan tekanan antara bagian pemasukan
(suction) dan bagian pengeluaran (discharge). Dengan kata lain pompa berfungsi mengubah
tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga cairan dan mengatasi
hambatan (gesekan) yang ada.
2.2 Klasifikasi Pompa
Berdasarkan cara pemindahan dan pemberian tenaga pada cairan,pompa dapat
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Pompa positif
2. Pompa dinamik
1) Pompa positif
Adalah Pompa dengan ruangan kerja yang secara periodic berubah dari besar ke
kecil atau sebaliknya selama pompa bekeeja. Enargi yang diberikan kepada cairan adalah
energy potensial sehingga cairan berpindah volume per volume,yang termasuk dalam
kelompok pompa positif adalah :
Pompa gerak translasi ( Reciprocating pump), jenisnya :
Pompa torak, pompa plunyer.
Pompa gerak berputar ( rotary punp ), jenisnya :
Pompa roda gigi, pompa lobe, pompa vane, pompa ulir dan lain-lain
Pompa membrane/diafragma (diaphragm pump)
2) Pompa Dinamik
Pompa dinamik disebut juga pompa non positif, adalah pompa dengan ruangan
kerja yang tidak berubah pada waktu pompa bekerja. Enargi yang di berikan pada cairan
adalah energy kecepatan , sehingga cairan berpindah karena adanya perubahan kecepatan.
Yang termasuk dalam kelompok pompa dinamik :
Pompa sentrifugal : radial flow,mixed flow dan axial flow.
Pompa jet : educator,gas lift, hydraulic ram.
Adapun macam-macam pompa dinamik yang paling sering di gunakan secara
Adapun kotruksi secara umum pompa setrifugal dapat dilihan pada gambar berikut ini :
Gambar 04. Kontruksi pompa sentrifugal single stage,single suction.
Keterangan gambar :
1. Casing/rumah, berfungsi untuk menampung energy kinetic fluida yang dihasilkan
oleh impeller dan merubahnya menjadi energy potensial,kemudian menuju kebagaian
discharge.
2. Mulut hisap/suction nozzle, berfungsi sebagai lubang pemasukan cairan yang
dipompa.
3. Impeller, berfungsi memberikan energy kinetis terhadap cairan melalui sudusudunya, sehingga dapat berpindah dari mulut/mata impeller menuju keliling sebelah
luar impeller.
4. Shaft/poros, berfungsi untuk menumpu impeller dan mentransmisikan daya dari
penggerak.
5. Stuffing box, berfungsi untuk menempatkan paking, dan mencegah kebocoran antara
poros dengan casing.
6. Wearing ring, berfungsi untuk mengatasi kebocoran di dalam pompa, karena
perbedaan tekanan pada suction dan discharge.
7. Bearing, berfungsi untuk menumpu poros, agar dapat berputar dengan gesekan
sekecil mungkin.
8. Mulut discharge, berfungsi sebagai saluran pengeluaran ( discharge ) cairan yang di
pompa.
2.6 pemasangan pompa
1) Pemasangan mendatar
Pemasangan pompa harus sedekat mungkin dengen tadah hisap. Posisinya
harus sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan terlalu banyak balokan pada pipa
hisap
Gambar 05. Pemasangan pompa mendatar
2) Pemasangan Tegak
Cara pemasangan pompa tegak ( termasuk pompa motor benam ) pada
dasarnya sama dengan pompa mendatar. Karena itu, di sini hanya akan di singgung hal
hal yang khusus saja.
Ada 2 jenis pompa tegak yang mengunakan motor d atas tanah,yaitu : jenis
sumuran basah dan jenis sumuran kering. Pompa sumuran basah mempunyai badan
yang tertekan di dalam air sedangkan jenis sumuran kering terletak di atas permukaan
air.
Gambar 06. Pompa tegak
Adapun langkah langkah pengemanan dalam pemasangan pompa dengan
motor terendam ( diletakkan di dasar sumuran ) dapat di lihat pada gambar berikut ini.
Gambar 07. Metode pemasangan pompa tegak
3) Pemasangan pompa sumur dalam dengan motor benam.
Pompa dengan motor benam semakin banyak di pakai akhir-akhir ini untuk
memompa air sumur dalam. Hal ini dimungkinkan oleh keandalan yang tinggi dari motor
benam. Namun, bila tidak ditangani dengan baik,tidak akan di peroleh keuntungan seperti
yang diharapkan.
Uji coba pemompaan dan pembersihan sumur.
Bila sumur telah selesai dikerjakan, uji coba pemompaan harus dilakukan untuk
mengukur air yang dapat dipompa dan muka air di dalam sumur. Dalam hal ini laju aliran air
yang dapat dihasilkan harus ditentukan. Bila air dipompa melebihi kapasitas sumur,maka
kandungan pasir di dalam air akan bertambah besar dan umur sumur dapat menjadi pendek. Jadi
laju pemompaan yang sesuai dengan kapasitas sumur harus ditentukan lebih dahulu sebelum
ditentukan ukuran pompa yang akan dipasang permanen.
2.7 Penempatan instalasi pompa
Pompa harus diletakkan sedigaknya 2 sampai 5 meterdi bawah muka air mengelir
terendah dari sumur. Jarak 2 meter adalah pompa berdiameter kecil. Untuk pompa yang
semakin besar diameternya, harus diambil kedalaman yang semakin besar sampai 5 meter.
Letak nosel pompa tidak boleh bertepatan dengan saringan sumur, sebab akan
terlalu banyak pasir terisap. Letak nosel hisap pompa yang baik adalah di atas dan agak
jauh dari saringan sumur. Namun hal ini kadang kadang sukar dipenuhi karena
persyaratan kedalaman minimal 2 5 di bawah muka air mengalir rendah
2.8 Pemipaan
Kesempurnaan pemipaan bias memepengaruhi peforma dan umur pompa. Karena
itu pemasangannya harus dilakukan dengan benar. Pipa hisap,pipa keluar dan katup
katup harus ditutup pada lantai dan dinding bangunan. Selain itu bila diperkirakan aka
nada pemuaian dan pengerutan pipa atau penurunan tanah, dapat dipertimbangkan untuk
melengkapi pemipaan dengan sambungan khusus pada kedua sisi pompa.
Pipa hisap :
Hal hal yang sangat penting dalam pemasangan pipa hisap, antara lain :
a) Pencagahan kebocoran. Utamakan penyambungan pipa yang berflens dari pada yang
berulir
b) Pencagahan kantong udara. Pemasangan pipa hisap harus cendrung menurun dari pompa
ke tanah hisap dengan kemiringan 1/50 sampai 1/200. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terbentuknya kantong udara.
c) Pemasangan saringan. Untuk mencegah benda-banda asing dan sampah terisap kedalam
pompa, tadah isap baru bolah di isi air setelah di bersihkan secara sempurna. Saringandi
pasang pada pintu masuk ke dalam tadah.
d) Kedalaman ujung pipa. Kedalaman pipa hisap harus cukup meskipun permukaanzat cair di
dalam tadah hisap turun sampai batas minimum.
e) Katup sorong, pipa hisap yang bekerja dengan isapan pada waktu memasukan cairan tidak
bolah dilengkapi dengan katup sorong. Katup ini akan menimbulkan kebocoran udara atau
menjadi kantong udara. Dalam hal pemasukan dengan dorongan, katup sorongh di
perlukan pada waktu pompa harus dilepas atau diperiksa. Namun pemasangan katup ini
harus dilakukan dengan cara yang benar yaitu dengan menempatkan pemutarnya di bawah
atau disamping. Hal ini untuk menghindari kantong udara. Katup ini harus dalam keadaan
terbuka penuh kecuali pada waktu pompa diperiksa atau dilepas.
f) Reduser dan belokan. Untuk menyambung pipa hisap yang diameternya lebih besar
daripada diameter lubang hisap pompa, harus dipakai reduser. Bila diperlukan belikan,
jumlahnya harus di usahakan sesedikit mungkin dengan sudaut belokan yang sehalus
mungkin.
Pipa tekan:
Hal hal yang prlu diperhatikan dalam pemasangan pipa keluar.
a) Diameter pipa dan kecepatan aliran. Harus ditentukan berdasarkan kecepatan aliran
didalam pipa dan tidak perlu sama dengan diameter lubang keluar pompa. Kecepatan
aliran didalam pipa pada umumnya tidak lebih dari 3 meter / detik. Namun kebanyakan
orang mengambil 1 sampai 2 meter/detik. Perbedaan antara diameter pipa dan diameter
lubang keluar pompa harus disesuaikan dengan menggunakan reduser atau difuser.
b) Pencegahan kantong udara. Kantong udara juga merugikan sisi keluar karena dapat
menimbulkan benturan air. Untuk mencagahnya dapat digunakan katup laluan udara yang
di pasang pada bagian pipa yang melengkung ke atas. Katup ini akan mengeluarkan udara
yang terjebak di bagian atas lengkungan pipa tersebut.
c) Pengaman tekanan perapat. Beberapa sistem pompa mengeluarkan cairan diujang pipa
keluar pada ketinggian permukaan yang lebih rendah dari pada ketinggian sumbu pompa.
Hal yang demikiandapat menimbulkan tekanan negatif didalam pompa sehingga udara
dapat terisap masuk melalui paking tekan pada poros. Namun jika ujung pipa keluar dapat
dijaga agar tingginya tidak kurang dari 500 mm diatas sudut pompa, maka tekanan di
dalam pompa dapat di jaga tetap positif sehingga memungkinkan pemberian air kepada
paking tekan tanpa manggunakan pompa lain.
d) Tinggi pipa sifon. Bila pipa berbentuk sifon, maka titik tertinggi sifon tersebut di ukur dari
permukaan zat cair di tadah isap tidak melebihi head tertutup pompa. Jika head tertutup ini
dilebihi, maka pompa tidak akan dapat mengalir zat cair pada awal kerjanya.
2.9 Operasi parallel dan operasi seri
Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu pompa
saja, maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara parallel atau seri
Gb.14. menunjukkan kurva head-kapasitas dari pompa-pompa yang mempunyai
karakteristik yang sama,yang dipasang secara seri atau parallel. Dalam gambar ini kurva
untuk satu pompa tunggal di beri tanda (1) dan untuk susunan seri terdiri-dari dua buah
pompa diberi tanda (2). Harga head pompa kurva (2) diperoleh dari harga head kurva (1)
dikalikan dua untuk kapasitas Q yang sama. Kurva untuk susunan parallel yang terdiri dari
dua buah pompa , diberi tanda (3). Harga kapasitas Q kurva (3) ini diperoleh dari harga
kapasitas pada kurva (1) dikalikan dua untuk head yang sama.
Dalam gambar ditunjukkan pula tiga buah kurva head-kapasitas sistem, yaitu
R
1
,R
2
,dan R
3
. Kurva R
3
menunjukkan tahanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan R
2
dan R
1
.
Jika sistem mempunyai kurva head-kapasitas R
3
, maka titik kerja pompa (1) akan
terletak di (D). jika pompa ini disusun seri senghingga menghasilkan kurva (2) maka titik
kerja akan dipindahkan ke (E). disini terlihat bahwa head dititik (E) tidak sama dengan dua
kali lipat head di (D), karena ada perubahan ( berupa kanaikan ) kapasitas.
Sekarang jika sistem mempinyai kurva head-kapasitas R
1
maka titik kerja pompa
(1) akan terletak di (A). jika ini disusun parallel sehingga menghasilkan kurva (3) maka
titik kerjanya akan berpindah ke (B). disini terlihat bahwa dikapasitas di titik (B) tidak
sama dua kali lipat kapasitas di titik (A),karena ada perubahan (kenaikan) head system.
Jika system mempunyai karakterristik seperti R
2
maka laju aliran akan sama untuk
susunan seri maupun parallel. Namun jika karakteristik system adalah seperti R
1
dan R
3
maka akan diperlukan pompa dalam susunan seri atau parallel. Susunan parallel pada
umumnya diperlukan untuk laju aliranbesr, dan susunan seri untuk head yang tinggi pada
titik operasi. Untuk susunan seri, Karena pompakedua menhisap zat cair bertekanan dari
pompa pertama, maka perlu perhatian khusus dala hal kekuatan kontruksi dan kerapatan
kabocoran dari rumah pompa
Pompa-pompa yang berbedakarakteristiknya dapat pula bekerja sama secara
parallel. Hal ini ditujukkan dalam Gb. 15. Di mana pompa (1) mempunyai kapasitas ecil
dan pompa (2) mempunyai kapasitas besar. Jika keduanya dipasang secara parallel maka
akan menghasilkan kurva karakteristik (3). Disini, untuk kurva head-kapasitas system R
1
akan dicapai titik operasi parallel di dengan laju aliran total sebesar Q. Dalam keadaaan
ini pompa (1) beroperasi dititik (D) dengan kapsitas Q
1
dan pompa (2) beroperasi di titik
(E) dengan kapasitas aliran Q
2
Laju aliran total Q = Q
1
+Q
2
.
Apabila kurva head-kapasitas system naik lebih curam dari pada R
2
, maka pompa
(1) tidak dapat lagi menghasilkan aliran keluar karena head yang dimiliki tidak cukup
tinngi untuk melawan head system. Bahkan jika head system lebih tinggi dari pada head
pompa, aliran akan membalik masuk kedalam pompa (1). Untuk mencegah aliran balik ini
pompa perlu diperlengkapi dengan katup cegah ( check valve ) pada pipa keluarnya.
Kondisi operasi seperti ini pada umumnya tidak dikehendaki. Jika untuk operasi parallel
sebaliknya dipakai pompa-pompa dengan head tertutup (shut-off head) yang tidak terlalu
berbeda.
Gb. 16. Memperlihatkan karakteristik susunan seri dari dua buah pompa yang
mempunyai karakteristik berbeda. Kurva (1) adalah pompa kapasitas kecil, kurva (2) dari
pompa kapasitas besar, dan kurva (3) merupakan karakteristik operasi kedua pompa dalam
susunan seri
Jika system pipa mampunyai kurva karakteristik R
1
maka titik operasi dengan
pompa susunan seri akan terletak di . Dalam keadaan ini pompa (1) bekerja di titik (D)
dan pompa (2) dititik (E). untuk system yang menpunyai kurva karakteristik R
2
, karja seri
antara pompa (1) dan pompa 2) tidak dikehendaki. Disini head pompa (1) menjadi
negatif