Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Struktur Beton II
Pengertian diagram interaksi
Batas-Batas Keruntuhan
Fakultas

Program Studi

Teknik

Teknik Sipil

Tatap Muka

04

Kode MK

Disusun Oleh
Wita Meutia, ST. MT

Abstract

Kompetensi

Diagram interaksi dan Contoh Kasus

Memahami arti dan kegunaan


diagram interkasi

Pengertian & kegunaan diagram interaksi


Diagram interaksi adalah diagram yang menunjukkan hubungan beban aksial vs momen
lentur pada elemen struktur tekan dalam kondisi batas.
Kondisi batas tersebut adalah :
a. Batas keruntuhan tekan
b. Batas keruntuhan seimbang
c. Batas keruntuhan tarik

Keterangan:

Setiap titik pada diagram interaksi menunjukkan satu kombinasi Pn dan Mn untuk
penampang dengan lokasi sumbu netral tertentu,

Setiap pasang beban Pn dan Mn yang berada di dalam kurva merupakan kombinasi
pembebanan yang mampu ditampung penampang kolom.

Setiap pasang beban Pn dan Mn yang berada di luar kurva menyatakan kombinasi
beban melebihi kapasitas penampang.

Kegunaan diagram interaksi:


a. Batas aman momen dan gaya tekan aksial suatu kolom
Gambar berikut ini merupakan contoh diagram interaksi dari suatu kolom

13

Struktur Beton 2
Wita Meutia, ST. MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Batas Aman pada Diagram Interaksi


(Sumber: Bestari R, 2008)

Dari gambar tersebut, daerah yang berwarna kuning merupakan lokasi titik-titik Mn, Pn
yang aman. Jika koorinat nilai pasangan momen dan gaya aksial yang bekerja pada
kolom berada di dalam daerah aman, maka kolom tidak akan runtuh.
Koordinat yang diberi tanda berwarna hijau merupakan titik-titik pasangan nilai momen
dan aksial yang aman bekerja pada kolom tersebut. Sedangkan pasangan nilai momen
dan aksial yang berwarna merah merupakan pasangan koordinat yang tidak sanggup
dipikul oleh kolom.

b. Petambahan momen yang bisa dipikul penampang untuk suatu gaya tekan aksial
tertentu, sebaliknya dapat ditentukan gaya aksial tekan yang masih dapat dipikul
penampang suatu momen tertentu.

13

Struktur Beton 2
Wita Meutia, ST. MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Pertambahan Momen dan Gaya Aksial


(Sumber: Bestari R, 2008)

Artinya : suatu kolom dengan bentuk diagram interaksi seperti Gambar, dan hanya diberi
beban Mn = 200 kNm dan Pn = 4500 kN, masih mampu menerima beban tambahan
sebesar :
a. Pn = 5800 4500 = 1300 kN, jika momen yang diberikan tetap sebesar Mn = 200
kNm, atau
b. Mn = 385 200 = 185 kNm, jika gaya aksial yang diberikan tetap sebesar Pn = 4500
kN
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, batas kondisi keruntuhan ada tiga, yaitu
keruntuhan tekan, balance dan tarik. Gambar berikut menjelaskan kondisi batas tersebut

13

Struktur Beton 2
Wita Meutia, ST. MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Pertambahan Momen dan Gaya Aksial


(Sumber: Bestari R, 2008)

Batas keruntuhan tekan.


Jika regangan pada daerah tarik penampang ( s) lebih kecil dari regangan leleh baja ( y),
 s <  y maka jika terjadi keruntuhan pada penampang, keruntuhan yang akan terjadi

adalah keruntuhan tekan (overreinforced), yakni beton runtuh terlebih dahulu sebelum baja
tarik leleh.
Regangan pada daerah tarik penampang lebih besar dari regangan leleh baja.

s < y
Pada keruntuhan jenis ini, tulangan leleh sebelum beton hancur (yaitu mencapai regangan
batas tekannya). Keruntuhan jenis ini terjadi pada penampang dengan rasio tulangan yang
kecil. Dan ini disebut juga dengan over-reinforced.

Diagram interakasi yang terletak antara titik A dan C merupakan daerah keruntuhan tekan.
Sehingga jika pasangan momen dan gaya aksial yang bekerja pada kolom terletak antara
titik A dan C pada diagram interakasi pada Gambar di atas, maka keruntuhan yang akan
terjadi pada kolom merupakan keruntuhan tekan. Dengan kata lain titik-titik yang terletak
antara A dan C merupakan batas keruntuhan tekan. Ada 2 pendekatan dalam penentuan
batas keruntuhan tekan:
a. Untuk nilai e tertentu, dimana e < eb, yang dicari Pn penampang.
b. Untuk nilai Pn tertentu, dimana Pn > Pnb, dicari nilai e atau Mn penampang
Titik keruntuhan seimbang/balance.
13

Struktur Beton 2
Wita Meutia, ST. MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Pada keruntuhan seimbang, beton yang tertekan runtuh bersamaan dengan tulangan tarik
mencapai tegangan lelehnya. Jadi pada kondisi seimbang ini :
a.

Regangan beton maks, cu = 0,003.

b. Regangan tulangan tarik : s = y , dan tegangannya fs = fy.


Sedangkan tegangan tulangan tekan tergantung dari regangannya. Jika regangan yang
terjadi pada tulangan tekan melebihi regangan lelehnya ( y =

fy
Es

Es , Es = modulus

elastisitas baja = 2x105 Mpa), maka tulangan tekan sudah mencapai lelehnya, sehingga
tegangan tulangan tekan f s = fy.
Batas keruntuhan tarik.
Keruntuhan tarik adalah sebaliknya dari keruntuhan tekan. Pada keruntuhan tarik,

s > y
Daerah C-E pada diagram interakasi merupakan daerah keruntuhan tarik. Ada 2 pendekatan
dalam penentuan batas keruntuhan tarik :
a.

Untuk nilai e tertentu, dimana e > eb, yang dicari Pn penampang.

b. Untuk nilai Pn tertentu, dimana Pn < Pnb, dicari nilai e atau Mn penampang.
Diagram Interaksi yang dinormalisasi

Pn
Ag

versus

Mn
Ag h

atau

Pn
Ag

13

Struktur Beton 2
Wita Meutia, ST. MT

versus

Mn
Ag h

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

13

Struktur Beton 2
Wita Meutia, ST. MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Perencanaan menggunakan diagram interaksi


1. Hitung beban terfaktor (Pu , Mu ) dan e untuk kombinasi beban yang relevan
2. Pilih kasus yang berpotensi menjadi penentu
3. Gunakan nilai estimasi h untuk menghitung gh, e/h untuk kasus yang menentukan.
4. Gunakan grafik yang sesuai  target rg
Baca

Pn
Ag

Hitung nilai perlu Ag =

Pu
P
n
Ag

(untuk masing-masing kasus yang menentukan)


5. Pilih b & h Ag = b * h
6. Jika dimensi terlalu berbeda dari nilai estimasi (step 3), hitung ulang ( e / h ) dan ulang
kembali langkah 4 & 5. Revisi Ag jika diperlukan.
7. Pilih tulangan baja

Ast = Ag

8. Gunakan dimensi aktual & ukuran batang untuk mengecek semua kombinasi beban
(gunakan grafik atau diagram interaksi).
9. Rencanakan tulangan lateral [selesaikan rho g]
Contoh: Perencanaan menggunakan diagram interaksi
Tentukan dengan diagram interaksi kebutuhan tulangan tarik dan tekan untuk kolom
bersengkang ikat ukuran 300 mm x 400 mm bilamana beban ultimit yang harus dipikul
adalah Pu = 60 t dan Mu = 15 t m.

= 25 MPa dan fy = 400 MPa ( 1 = 0,85) Tebal selimut

beton dari sumbu tulangan longitudinal = 60 mm


Hitung parameter-parameter eksentrisitas dan :

en =

M u 15 tm
=
= 0,25 m
Pu
60 t

h = 400 2(60 mm )
=

13

280
= 0,7
400

Struktur Beton 2
Wita Meutia, ST. MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Hitung koefisien gaya & momen penampang tanpa satuan:

Ku =

Pu
= 0,20
Ag f c

Ru =

Pu e
= 0,125
Ag f c h

Dengan menggunakan diagram interaksi, plot (Ru, Ku)


(Ru, Ku) = 0,125; 0,2
=0,7
f c= 25 MPa fy= 400 MPa
ambil = 0,03

13

Struktur Beton 2
Wita Meutia, ST. MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Tentukan tulangan yang dibutuhkan

Ast = Ag = (0.03)(300 mm )(400 mm )


= 3600 mm 2
Gunakan D25 (Ab = 490 mm2)

Ast
= 7,35 batang 8 batang
Ab
Jadi gunakan 4D25 dimasing-masing sisi (Ast=3920 mm2)
Tentukan spasi sengkang ikat menggunakan tulangan D10:

16 d b

Spasi = nilai terkecil 48 d stirrup

dimensi penampang kolom terkecil


16(25 mm ) = 400 mm

= 48(10 mm ) = 480 mm
300 mm

Gunakan spasi 300 mm

13

10

Struktur Beton 2
Wita Meutia, ST. MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai