1. PENDAHULUAN
Menjadi tua adalah suatu proses natural/alami yang terjadi pada
manusia . Secara umum proses penuaan ini menyangkut 2 komponen
utama yaitu komponen biologis dan komponen psikologis. Perubahan
pada
kedua
komponen
ditambah
dengan
sikap
masyarakat
Organisasi
Kesehatan
Dunia
(WHO)
telah
ketidakstabilan,
inkontinensia,
dan
gangguan
1. STRESOR PENCETUS
Stuart dan Sundeen (1998), menyatakan ada empat sumber utama
yang dapat mencetuskan gangguan alam depresi yaitu :
1. Kehilangan keterikatan
Kehilangan nyata atau yang dibayangkan, termasuk kehilangan cinta
seseorang, fungsi fisik, kedudukan atau harga diri.
1. Peristiwa besar dalam kehidupan
Kegagalan dalam memyelesaikan masalah, kegagalan dalam upaya
yang keras sehingga menimbulkan ketidak berdayaan, menyalahkan
diri sendiri, keputusasaan, dan rasa tidak berharga.
1. Peran dan ketegangan peran
Sering ditemukan adanya ketegangan peran dimana peran tidak sesuai
ataupun ketidak mampuan melaksanakan peran dapat menjadi stressor
pencetus depresi.
1. Perubahan fisiologik
Diakibatkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik kronik yang
melemahkan
tubuh
seperti
infeksi,
neoplasma,
gangguan
1. DIAGNOSA DEPRESI
Gangguan depresi pada usia lanjut ditegakkan berpedoman pada
PPDGJ III (Pedoman Penggolongan Diagnosis gangguan Jiwa di
Indonesia
III)
yang
merujuk
pada
ICD
10
(International
Gejala
Depresi
utama
minimal
Ringan
Gejala lain
minimal
Fungsi
Baik
Keterangan
Distres
Berlangsung
Sedang
3 atau 4
Terganggu
minimal 2
minggu
Berat
Sangat
Intensitas gejala
terganggu
berat
1. PROGNOSIS
Roth dkk (1950) dan Murphy (1980) dalam Depkes RI (2001),
menyatakan bahwa hanya sepertiga dari pasien-pasien dengan depresi
yang sembuh setelah selama satu tahun dirujuk kepelayanan psikiatri
usia lanjut. Setengah dari pasien-pasien tersebut mengalami relaps.
Penelitian-penelitian lainnya melaporkan prognosis yang lebih cerah
yaitu lebih dari 60 % sembuh dalam waktu satu tahun. Tingkat
mortalitas pada pasien depresi cukup tinggi yaitu sepertiga dari pasien
Murphy meninggal dalam waktu empat tahun follow up. Penyebab
kematian
tidaklah
berhubungan
langsung
dengan
depresi
penyakit
depresi,
sehingga
3. KOMORBIDITAS
Komorbiditas didefinisikan sebagai adanya dua atau lebih gangguan
psikiatrik atau gangguan psikiatrik dengan penyakit fisik lain pada
seorang pasien pada waktu yang sama. Komorbiditas mempunyai
implikasi terhadap diagnosis, terapi, dan prognosis. Contoh sakit
perhatian
dan
penatalaksanaan
yang
semakin
diupayakan
terpenuhi
disamping
upaya
penyembuhan
penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA
nasehat,
dan
petunjuk
tentang
cara
penyelesaian masalah. Keluarga juga merupakan
penyebar informasi yang dapat diwujudkan
dengan
pemberian
dukungan
semangat,
serta pengawasan terhadap pola kegiatan seharihari. Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor
dan diseminator (penyebar) informasi tentang
dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran,
sugesti, informasi yang dapat digunakan
mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari
dukungan
ini
adalah
dapat
menekan
munculnya suatu stressor karena informasi yang
diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti
yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam
dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran,
petunjuk dan pemberian informasi. Dukungan
informasional
adalah
dukungan
berupa
pemberian informasi yang dibutuhkan oleh
individu. Douse (dalam Orford, 1992) membagi
dukungan ini ke dalam 2 (dua) bentuk. Pertama,
pemberian
informasi
atau
pengajaran
suatu keahlian yang dapat memberi solusi pada
suatu masalah. Kedua adalah appraisal support,
yaitu pemberian informasi yang dapat mebantu
individu dalam
mengevaluasi
performance
pribadinya.
Wills
(dalam
Orford,
1992) menambahkan dukungan ini dapat berupa
pemberian
informasi,
nasehat,
dan bimbingan. Jenis dukungan ini meliputi
jaringan komunikasi dan tanggung jawab
bersama, termasuk di dalamnya memberikan
solusi dari masalah, memberikan nasehat,
pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa
yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat
menyediakan informasi dengan menyarankan
4.
timbulnya keresahan para usia lanjut dan (6) berkurangnya kesempatan keluarga
untuk memberikan pelayanan kepada usia lanjut.
yang menonjol sebagai orang yang dituakan, bijak dan. bepengalaman, pembuat
keputusan, dan kaya pengetahuan.
Dalam kondisi fisik yang lemah dan mungkin sakit-sakitan, dalam
kesepian, dalam kebosanan, dalam penderitaan post power syndrome, dalam
keadaan menganggur, anak-anak bertanggung jawab dengan penuh loyalitas dan
hormat mengasuh, membiayai, mendidik dan mengawasi orangtua sebagaimana
pernah mereka lakukan terhadap anak-anaknya. Mempunyai orangtua dalam
keluarga, adalah sama halnya dengan mempunyai anak-anak yang dicintainya.
Orangtua tidak perlu merasa mengganggu keluarga anaknya atas keberadaannya
di antara mereka.
Tempat yang terbaik bagi usia lanjut untuk mendapatkan perawatan adalah
tempat tinggal sendiri bersama anggota keluarga lainnya perawatan yang
dilakukan oleh anak sendiri lebih memberikan rasa nyaman dan aman karena
mereka lebih mahfum atau toleran terhadapnya dibandingkan kerabat atau orang
lain.
VI. Hal yang perlu di perhatikan terhadap lanjut usia
Usia lanjut bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu proses degenerasi
yang dialami oleh setiap orang. Memasuki usia lanjut, orang akan mengalami
kemunduran-kemunduran, terutama fisiknya, tetapi tidak berarti ia tidak berguna
lagi. Mereka mempunyai hak yang sama untuk menjalani kehidupan bersama
manusia lainnya yang berbeda menurut usia. Seperti yang lainnya pula, ia berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menegaskan bahwa adalah hak mereka untuk
tetap terus bekerja selama mereka masih mampu. Dengan modal yang dimiliki,
pengetahuan dan pengalamannya, dan dengan segala kekurangannya, kelompok
usia lanjut merupakan sumber daya manusia yang dapat dimanfaatkan, baik dalam
dunia kerja maupun dalam bidang-bidang kehidupan lainnya.
Kesadaran bahwa usia lanjut merupakan anggota masyarakatnya, yang
mempunyai hak dan kewajiban dan kesadaran bahwa hidupnya di dunia ini
tinggal beberapa waktu lagi akan berakhir, maka ia perlu memiliki semangat
untuk hidup dan tetap berguna bagi orang lain. Untuk itu, sesuai dengan batas
kemampuannya, seorang usia lanjut dapat memilih jalan hidupnya yang berguna
atau yang tidak berguna bagi sesamanya. Pilihan tersebut dapat dipersiapkan sejak
muda.
Gambaran seorang yang usia lanjut sebagai seorang yang sedang menuju
keliang kubur, berpenyakitan, tidak sanggup membina hubungan cinta kasih dan
tidak bisa menolong dirinya sendiri, apalagi memberi pelayanan kepada orangorang lain, adalah salah. Keterisolasian, kesepian, dijauhi oleh masyarakat,
berkurangnya
penghasilan,
pengangguran,
beberapa
faktor
yang
sering