Konsep pada Supply Chain Management (SCM), terdiri dari 5 komponen yang saling
mendukung yaitu :
a. Supply Chain Replenishment
Proses yang berkaitan dengan bagaimana para pemasok saling bekerja sama
untuk menyediakan produk-produk yang dibutuhkan oleh perusahaan
sehingga memenuhi target permintaan dan service level yang dicanangkan.
b. Collaborative Planning
Proses yang memfokuskan diri pada aktivitas perencanaan yang berkaitan
dengan operasi, produksi, inventory, dan distribusi sehingga keseluruhan
perusahaan yang bekerja sama mengetahui obyektifitasnya masing-masing
untuk mencegah adanya konflik.
c. Collaborative Product Development
Proses yang berkaitan dengan aktivitas penciptaan produk atau jasa yang
membutuhkan kerja sama antara berbagai mitra bisnis dengan perusahaan.
d. E-Procurement
Proses pengadaan konvensional dimana pada aktivitas ini teknologi internet
dan prinsip-prinsip e-business benar-benar diterapkan.
e. E-Logistics
Sama seperti e-Procurement, hanya saja proses ini berkaitan dengan aktivitas
manajemen pergudangan dan trasnportasi.
1.4. Prinsip-Prinsip dari SCM
7 prinsip yang harus dirumuskan oleh manajer dalam memutuskan keputusan strategis
:
a. Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya
b. Sesuaikan jaringan logistic untuk melayani pelanggan yang berbeda
c. Dengarkan sinyal pasar dan jadikan sinyal tersebut sebagai dasar dalam
perencanaan kebutuhan (demand planning)
d. Diferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan
percepat konversinya pada SCM
e. Kelola sumber-sumber suplai secara strategis untuk mengurangi ongkos
kepemilikan dari material maupun jasa
f. Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan SCM yang mendukung
keputusan berhirarki serta berikan gambar yang jelas dari aliran produk
maupun jasa informasi
g. Adopsi pengukuran kinerja untuk sebuah SCM secara keseluruhan dengan
maksud untuk meningkatkan pelayanan pada konsumen akhir
1.5. Aktivitas SCM
Pendekatan SCM antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur pergerakan
material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan barang jadi keluar
organisasi menuju konsumen akhir. Korporasi lebih berfokus dalam kompetisi inti dan
lebih fleksibel, mereka harus mengurangi kepemilikan mereka atas sumber material
mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini meningkat menjadi kekurangan sumber ke
perusahaan lain yang terlibat dalam memuaskan permintaan konsumen.
1.6. Keuntungan Menerapkan Supply Chain Management (SCM)
Keuntungan dalam menerapkan Supply Chain Management (SCM) :
a. Mengurangi inventori barang
b. Menjamin kelancaran dalam arus barang
c. Menjamin mutu dalam bahan mentah maupun keamanan dalam pengiriman
1.7. Hambatan pada Supply Chain Management (SCM)
a. Increasing variety of Products
Sekarang konsumen seakan dimanjakan oleh produsen, hal ini dapat dilihat
semakin beragamnya jenis produk yang ada di pasaran. Hal ini juga dapat
dilihat sebagai strategi perusahaan yang berfokus pada pelanggan (customer
oriented)
b. Decreasing Products of Life Cycles
Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat perusahaan semakin
kerepotan dalam mengatur strategi pasokan barang, karena untuk mengatur
pasokan barang tertentu maka perusahaan membutuhkan waktu yang tertentu
juga.
c. Increasingly Demand Customer
Supply Chain Management (SCM) berusaha untuk mengatur (manage)
peningkatan permintaan secara cepat, karena sekaran pelanggan semakin
menuntut pemenuhan permintaan yang secara cepat walaupun permintaan
tersebut sangat mendadak dan bukan produk yang standart (customize).
d. Fragmentation of Supply Chain Ownership
Hal ini menggambarkan supply chain itu melibatkan banyak pihak yang
mempunyai masing-masing kepentingan, sehingga hal ini membuat supply
chain management semakin rumit dan kompleks.
e. Globalization
Globalisasi membuat supply chain semakin rumit dan kompleks karena
pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain tersebut mencakup pihak-pihak
di berbagai negara yang mungkin mempunyai lokasi diberbagai pelosok
dunia.