Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL

1. Apa tujuan penelitian dari jurnal penelitian tersebut ?


Penelitian dari jurnal yang dilakukan di Puskesmas Ciptomulyo Malang
ini bertujuan untuk mengetahui apakah ibu nifas multipara yang menyusui dengan
diberi senam nifas lebih efektif terhadap percepatan penurunan tinggi fundus uteri
hari 1-7 postpartum, dibandingkan dengan ibu nifas multipara yang hanya
menyusui tanpa melakukan senam nifas.
2. Apa latar belakang dari jurnal penelitian tersebut ?
Adapun hal yang melatarbelakangi penelitian tersebut berkaitan dengan
peningkatan angka kematian ibu di Indonesia sebanyak 228 jiwa pada 2008
meningkat menjadi 359 jiwa pada tahun 2012. Penyebab kematian paling umum
adalah penyebab obstetri yaitu perdarahan. Perdarahan postpartum merupakan
merupakan 1 dari 3 (50-60%) penyebab umum pada kematian maternal, salah satu
faktor predisposisinya adalah subinvolusi uterus akibat kelemahan otot rahim
pada ibu postpartum multipara. Menurut laporan kematian ibu bulan Januari
hingga Desember tahun 2013 di kota Malang, salah satu penyebab kematian yaitu
perdarahan postpartum. Berdasarkan survey di beberapa Puskesmas dan BPM
kota Malang, bahwa selama ini senam nifas belum dilakukan baik di Puskesmas
maupun di pelayanan-pelayanan BPM tertentu dan kenyataan di masyarakat
masih banyak ibu-ibu postpartum belum tahu tentang senam nifas, sehingga ibuibu tidak melaksanakan. Hal ini disebabkan antara lain kurang informasi dan
belum menyadari tentang manfaat senam nifas. Berkaitan dengan kejadian di kota
Malang tersebut, peneliti berupaya melakukan penelitian mengenai efektifitas
senam nifas pada masa postpartum.
3. Siapa sampel dari jurnal penelitian tersebut ?
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 30 orang ibu
postpartum multipara yang menyusui hari 1-7 di Puskesmas Ciptomulyo Malang.
4. Bagaimana rencana penelitiannya ?

Rencana penelitian yang dilakukan di Puskesmas Ciptomulyo Malang


menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan static group
comparison yaitu terdapat kelompok perlakuan (senam nifas) dan kelompok
pembanding (kontrol). Peneliti dalam jurnal penelitian ini melihat involusi uteri
pada ibu postpartum dengan mengukur tinggi fundus uteri (TFU) pada kelompok
perlakuan setelah melakukan senam nifas dan pada kelompok kontrol yang tidak
diberi senam nifas. Penelitian ini membagi sampel menjadi 2 kelompok yaitu 15
ibu menyusui dengan perlakuan (senam nifas) dan 15 ibu menyusui sebagai
kelompok kontrol, sampel diambil secara purposive sampling. Rencana penelitian
ini menggunakan analisis data dengan melakukan uji berturut-turut yaitu uji
normalitas dengan uji shapiro-wilk dan uji komparasi dengan uji t sampel bebas
(independent sample t-test), anova one way (uji F).
5. Apa perlakuan yang diberikan pada jurnal penelitian tersebut ?
Pada jurnal penelitian yang dilakukan di Puskesmas Ciptomulyo Malang
ini perlakuan yang diberikan adalah ibu menyusui multipara sebagai kelompok
pembanding melakukan senam nifas selama 1-7 hari postpartum, dan dilakukan
pembandingan mengenai hasil tinggi fundus uteri dengan ibu menyusui yang tidak
melakukan senam nifas, hasil perbandingan ini diukur secara berurutan dari hari
1-7 postpartum.
6. Apa hasil dari penelitian tersebut ?
Pada hasil uji perbandingan tinggi fundus uteri (TFU) antara kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan senam dengan menggunakan uji mann-whitney
untuk data yang tidak terdistribusi normal dan menggunakan uji t sampel bebas
(Independent Samples t test) dijelaskan dan ditunjukkan secara ringkas meliputi :
-

Pengamatan hari 1 menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (pvalue=0.967> ) rerata TFU kelompok kontrol (12.030.13cm) dengan
kelompok ibu kelompok perlakuan (12.000.50cm).

Pengamatan hari ke-2 menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna (pvalue=0.161> ) rerata TFU kelompok kontrol (11.070.26cm) dengan
kelompok perlakuan (10.870.70cm).

Pengamatan hari ke-3 menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (pvalue=0.305> ) rerata TFU kelompok kontrol (9.950.30cm) dengan

kelompok perlakuan (9.630.90cm).


-

Pengamatan hari ke-4 menunjukkan mulai ada perbedaan bermakna (pvalue=0.002> ) rerata TFU kelompok kontrol (8.870.52cm) dengan
kelompok perlakuan senam (7.781.00cm). Bila berdasarkan nilai reratanya
tampak ada penurunan TFU pada kelompok perlakuan dibandingkan yang
tidak diberi, berarti ada pengaruh pemberian perlakuan senam nifas pada ibu
postpartum multipara yang menyusui yaitu senam mampu menurunkan secara
signifikan TFU mulai hari ke-4.

Pengamatan pada hari ke-5 menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (pvalue=0.000< ) rerata TFU kelompok kontrol (7.700.45cm) dengan
kelompok perlakuan (5.740.89cm).

Pengamatan pada hari ke-6 menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (pvalue=0.000< ) rerata TFU kelompok kontrol (6.070.65cm) dengan
kelompok perlakuan (3.530.81cm).

Selanjutnya pengamatan pada hari ke-7 juga menunjukkan ada perbedaan


yang bermakna (p-value=0.000< ) rerata TFU antara kelompok kontrol
(4.440.72cm) dengan kelompok ibu postpartum perlakuan (1.230.59cm).
Bila berdasarkan nilai rata-rata mulai pengamatan hari ke-4 sampai hari

ke-7 tampak ada penurunan TFU yang signifikan pada kelompok perlakuan
dibandingkan yang tidak diberikan. Hal ini berarti ada pengaruh pemberian senam
nifas terhadap ibu postpartum multipara menyusui dan senam nifas mampu
menurunkan secara signifikan TFU pada hari ke-7.
Hasil dari penelitian ini dapat diperkuat dengan hasil journal guidelines of
the American college of obstetricians and gynecologists for exercise during
pregnancy and the postpartum period, mengatakan bahwa perubahan organ-organ
dan tubuh ibu postpartum akan kembali seperti sebelum hamil secara bertahap,
akan tetapi dapat kembali lebih cepat jika ibu postpartum memberikan laktasi
(menyusui) dan melakukan latihan gerakan-gerakan yang bertahap dari ringan
hingga sedang sesuai dengan keadaan ibu postpartum dan dilakukan secara rutin.
Dengan demikian pada penelitian jurnal ini pemberian senam nifas pada ibu
menyusui lebih efektif terhadap percepatan penurunan tinggi fundus uteri.
7. Apa kelemahan dari penelitian tersebut ?

Penelitian ini memiliki keterbatasan meliputi belum mengkaji lebih dalam


faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi involusi uteri dalam perlakuan
yang diberikan, seperti salah satunya status gizi ibu menyusui, kejadian prolaps
uteri pada ibu postpartum yang tentunya akan berpengaruh terhadap senam nifas
yang dilakukan. Penelitian ini juga belum memaparkan intensitas menyusui yang
dilakukan pada masing-masing kelompok sampel sehingga memiliki pengaruh
terhadap hasil uji perbandingan senam nifas atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai