Anda di halaman 1dari 8

RAMPAN KARIES

Oleh:
Dina Fajriati
Maya Sagita

Dokter Pembimbing:
drg. Ike Ratna Dewi, Sp.KGA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Oktober, 2016

A. Konsep Dasar Rampan Karies


1. Pengertian
Menurut Winter (1996), rampant karies adalah sebuah lesi yang onsetnya akut yang meliputi
sebagian besar atau semua bagian dari gigi yang telah erupsi, secara cepat menghancurkan
jaringan koronal, sering pada bagian yang normalnya kebal terhadap karies dan mengarah
kepada keterlibatan dari pulpa gigi sedari dini.
Menurut Tinanoff (1983) mendefinisikan rampant caries sebagai karies yang terdapat pada
orang hidup yang memiliki 5 atau lebih permukaan gigi yang karies selama setahun.
Menurut Masseler (1945), rampant karies merupakan keadaan karies yang muncul secara
tiba-tiba, menyebar dengan cepat dan terdapat keterlibatan awal dari pulpa, dan mengenai gigigigi yang biasanya kebal terhadap karies yang biasa.
2. Etiologi Rampan Karies
Dua faktor predisposisi mayor pada rampant karies adalah specific mikroorganisme dan diet.
4 variabel penting yang mengawali dan berperan dalam terjadinya karies (dimodifikasi oleh
nebrun)
a) Host: Saliva dan permukaan gigi harus dipertimbangkan sebagai penyebab dari
penyakit ini.
b) Saliva: Beberapa faktor yang menyebabkan saliva bertanggung jawab sebagai faktor
penyebab.
c) Aliran saliva: Seseorang yang memiliki sekresi saliva yang lebih rendah dari
biasanya akan lebih nudah terserang karies. Seseorang yang sedang menjalani
radiotherapy dan obat antihistamin memiliki lebih sedikit sekresi saliva.
d) Faktor biologis: Saliva mengandung beberapa komponen, yang dapat mengurangi
tingkat terserang karies, seperti misalnya opsononis, lysozomes dan agen bakterolytic
e) Fungsi khemis: 2 fungsi khemis dari saliva yang telah diketahui. Kemampuan buffer
saliva dan kereaktifannya terhadap ion inorganic, khususnya kalsium dan fosfat
dengan permukaan enamel.
f) Permukaan gigi: Gigi yang mengalami hypoplastik atau hypokalsifikasi lebih mudah
terserang karies.

3. Gambaran Klinis Rampan Karies


Bentukan dari rampant karies pada gigi sulung biasanya berhubungan dengan urutan dari
erupsi gigi, dengan pengecualian pada insisiv sulung mandibula. Pada insisiv mandibula
kemungkinan lebih resistan terhadap karies karena jaraknya yang dekat dari tempat sekresi
kelenjar mandibula juga karena proses pembersihan dari lidah selama proses menghisap susu
botol.
Lesi awal biasanya muncul pada permukaan labial dari insisiv maksila dekat dengan margin
gingiva, terlihat sebagai area keputihan dari dekalsifikasi atau pitting dari permukaan enamel
segera setelah erupsi. Lesi ini dengan cepat terpigmentasi menjadi warna kuning dan pada waktu
yang bersamaan menyebar ke arah permukaan proximal dan juga kearah sisi insisal dari gigi.
Pada kasus yang jarang dekalsifikasi muncul pada permulaan di permukaan palatal atau pada
insisal edge pada kasus yang extreme. Pada kasus yang lebih parah, proses karies akan menyebar
pada lingkar gigi, yang nantinya mengarah pada fraktur patologis dari mahkota pada trauma yang
kecil. Gigi yang lain, seperti molar 1 sulung, molar 2 sulung dan bahkan kaninus akan terkena
secara bertahap.
Nursing bottle caries, juga dikenal dengan nama seperti bottle caries, baby bottle syndrome,
baby bottle decay merupakan bentukan dari rampant karies pada gigi sulung dari bayi atau anakanak(2, 3, dan 4 tahun). Pada kebanyakan kasus, masalahnya biasanya ditemui pada bayi yang
sering tertidur dengan botol bayi yang berisi susu atau air gula. Kondisi seperti ini juga bisa
ditemui pada bayi yang meminum ASI yang memiliki kebiasaan minum ASI yang terlalu lama
atau pada bayi yang menggunakan dot yang dicelupkan ke madu, gula, atau syrup. Penurunan
flow rate saliva selama tidur juga mengumpulkan larutan manis disekitar gigi, juga berakibat
pada lingkungan kariogenik yang tinggi.
Rampant karies juga bisa muncul pada gigi permanen pada usia remaja, karena seringnya
mereka mengkonsumsi snack-snack yang bersifat kariogenik juga minuman yang manis diantara
waktu makan. Rampant karies pada orang dewasa ditandai dengan karies pada bukal dan lingual
dari premolar dan molar dan juga proximal dan labial karies di insisiv Rahang bawah.
Bentukan spesifik dari rampant karies bisa muncul pada anak-anak dan orang dewasa yang
memiliki aliran saliva yang menurun drastis sebagai hasil dari radioterapi untuk perawatan
kanker bagian kepala dan leher setelah pembedahan neoplasma pada rongga mulut.

4. Proses Terjadinya Rampan Karies


Penyebab terjadinya rampan karies ( baby bottle syndrome) adalah pemberian susu botol
yang tidak tepat, hal ini terjadi akibat kebiasaan minum susu atau cairan yang mengandung gula
dari botol dalam jangka waktu yang lama, bahkan sampai anak tertidur. Proses karies ini
berlangsung sangat cepat dan menyebar dari satu gigi ke gigi seri rahang lainnya, pada gigi seri
rahang bawah jarang terjadi karena gigi-gigi itu terlindung oleh saliva ketika anak menghisap
susu dari botol (Afrilina, 2006).
Dan bila di tinjau dari dari faktor pathogenesis bahwa posisi tidur, dengan dot botol dalam
rongga mulut maka cairan manis akan membasahi permukaan gigi sulung terutama insisif, molar
atas dan molar bawah, pada keaadaan tersebut jumlah aliran saliva menurun dan kualitas saliva
mengental sehingga efek pembersihan saliva berkurang, lingkungan demikian akan
meningkatkan kualitas bakteri kariogenik, hasil fermentasi antara sukrosa dan bakteri
menurunkan ph saliva sehingga lingkungan rongga mulut menjadi asam permukaan gigi yang
terkena akan mengalami demineralisasi dan akhirnya karies (Kidd Edwina).
5. Perawatan Rampant karies
Tipe perawatan dari pasien yang terserang rampant karies sangat tergantung dari motivasi
pasien dan orang tua terhadap perawatan gigi, luas dari karies, umur, dan kekooperatifan anak.
Faktor-faktor ini harus diperhitungkan pada kunjungan awal anak ke dokter gigi.
Perawatan awal mencakup :
a.

Perawatan sementara

Stabilisasi karies dan tumpatan sementara harus di tempatkan pada gigi yang bebas gejala
dengan karies dentin yang terjaga untuk meminimalisasi resiko terpaparnya pulpa di masa depan
dan untuk meningkatkan fungsi dari gigi. Pulpotomy formacresol bisa dilakukan jika pulpa
masih dalam keadaan vital, tapi indikasi pulpektomy yang diikuti oleh obturasi dengan zinc
oxide eugenol cement, dilakukan bila pulpa nonvital.
b.

Program diet

Orang tua harus diberikan pengetahuan untuk mengurangi frekuensi konsumsi sukrose oleh
anak-anak mereka, terutama diantara waktu makan. Konsumsi makanan dan hidangan yang

mengandung gula harus dibatasi saat makan. Orang tua bisa di instruksikan untuk merekam
jumlah dan kuantitas dari makanan dan hidangan yang dikonsumsi selama dan diantara waktu
makan untuk 3 hari berurutan. Suplemen vitamin makanan dan juga medikasi oral harus
dimasukkan. Keberhasilan management dari rampant karies mengharuskan modifikasi pola
makan yang berat.
c.

Instruksi oral Hygiene

Banyak anal-anak berumur 3 sampai 5 tahun tidak bisa menyikat gigi secara benar ketika
tidak diajari dan di awasi. Kebanyakan anak berumur 5 tahun menghabiskan kurang dari 60
second untuk menyikat gigi dan lebih dari 80% dari waktu menyikat diletakkan pada tempat
yang jarang karies regio anterior mandibular yang peka. Karena dari itu, sangatlah penting
untuk mengajari anak-anak teknik yang benar dalam menyikat gigi pada kelompok umur yang
berbeda. Pada umumnya, anak yang berusia dibawah 8 tahun bisa menguasai teknik circular
scrub dengan baik, dibawah pengawasan orang tua. Setelah 11 sampai 12 tahun, teknik menyikat
sulkular seperti teknik Bass bisa diajarkan.
d.

Perawatan di rumah dan penggunaan Fluor oleh dokter gigi

Baik perawatan fluor sistemik maupun topikal sangat berguna dalam mencegah karies gigi.
Pilihannya didasarkan pada level dari fluoride yang terkandung dalam air minum dan tahap
perkembangan dari gigi geligi. Level fluor dalam air minum pada beberapa variasi umur :

Anak-anak yang masih terdapat gigi sulung akan sangat baik bila menggunakan tablet fluor
dan pasta gigi berfluoride dalam jumlah kecil. Anak-anak harus diberikan dorongan untuk
mengunyah tablet ini, pada saat sebelum tidur. Terapi topical fluoride yang periodik dengan gel
acidulated phosfate fluoride (APF) atau varnish fluoride sangat bermanfaat pada anak-anak
dengan rampant karies untuk mencegah kehancuran gigi.

Berikut merupakan metode dari perawatan fluoride dan metode lain yang digunakan dalam
mencegah terjadinya rampant karies dalam kelompok umur yang berbeda.
Gigi sulung (usia 0 5 tahun)
Saran pola makanan - Konsultasi tentang pemberian pola makan yang baik dengan orang tua
Terapi Fluoride - pasta gigi
pemberian tablet pada daerah yang kurang fluoridasi air
Fluoridasi
pemberian topikal fluoridasi oleh dokter gigi.
Aplikasi setiap 6 bulan sekali

Plak kontrol - menginstruksikan orang tua untuk menjaga oral hygiene anaknya.
Mengawasi saat anak sikat gigi. (suruh datang kembali setelah 3 6 bulan)

Fase geligi pergantian (5-12 tahun)

Saran pola makanan - konsul tentang pola makan dengan orang tua dan pasien

Terapi fluoride - pasta gigi


Pemberian tablet hingga usia 8 tahun pada daerah yang air nya tidak terfluoridasi
Pembersihan mulut
topikal fluoride setiap 6 bulan oleh dokter gigi.

Plak kontrol - Instruksi untuk menjaga oral hygiene pada pasien. Menyikat gigi tanpa
diawasi orang tua, disclosing tablet, fissure sealent (suruh datang kembali setelah 3-6
bulan)

Fase geligi permanen (12 tahun dan seterusnya)

Terapi fluoride - pasta gigi


Pembersihan mulut
topikal fluoride setiap 6 bulan oleh dokter gigi.

Plak kontrol - Instruksi untuk menjaga oral hygiene pada pasien. - Disclosing tablet,
fissure sealents, dental floss.
(suruh datang kembali setelah 3-6 bulan untuk fissure sealant)

6. Pencegahan Rampan Karies


Tindakan pencegahan terhadap rampan karies harus dilakukan, karena semakin parah karies
maka semakin kompleks pula perawatan yang harus dilakukan. Ada beberapa cara untuk
mencegah terjadinya rampan karies, meliputi :
a. Berikan nasihat pada orang tua anak agar membuat anak merasa tenang dan nyaman saat
tidur, jangan memberikan dot botol yang berisi larutan gula (susu formula atau sari buah),
biasakan berikan anak air putih dalam dot botol atau dot karet.
b. Usahakan jangan memasukkan gula, madu, atau yang mengandung larutan gula ke dalam
dot botol.
c. Jangan membiarkan anak menghisap ASI secara kontinyu saat tidur karena ASI juga dapat
menyebabkan kerusakan gigi. Biasakan anak menghisap dot botol yang berisi air.
d. Jangan menambahkan gula yang berlebihan dalam makanan anak
e. Gunakan kain kasa yang dibasahi air atau kain tipis untuk membersihkan gigi dan gusi anak
setelah makan atau minum yang mengandung gula atau karbohidrat. Ini akan membantu
menghilangkan plak bakteri dan gula yang tumbuh dalam gigi dan gusi.
f. Ajarkan kepada anak untuk membiasakan minum menggunakan gelas atau cangkir
menjelang umurnya 1 tahun. Anak sebaiknya berhenti minum menggunakan dot botol
setelah umurnya 1 tahun.
g. Berikan nasihat pada orang tua anak untuk segera mengunjungi dokter gigi, apabila tampak
tanda kemerahan dan bengkak pada mulut anak atau bercak/spot hitam pada gigi anak

Anda mungkin juga menyukai