Anda di halaman 1dari 11

Pembelahan Sel yang Abnormal di Daerah Pipi

Diravita Caroline Farida Laksmi Marsaulina (10.2013.425)


Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Fakultas Kedokteran UKRIDA, Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat
Email : cdiravita@yahoo.com
Abstrak
Sel merupakan satuan unit terkecil dari kehidupan suatu organisme. Fungsi sel
diantaranya memperbanyak diri dengan cara membelah untuk membentuk suatu jaringan
yang akan tersusun menjadi satu dan terbentuklah suatu makhluk hidup. Pembelahan sel
merupakan proses menduplikasi DNA untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan sel.
Dalam melakukan pembelahan, sel berkomunikasi dengan sel yang lainnya untuk
mengantarkan suatu pesan dengan cara pensinyalan sel. Setiap sel akan mati setiap jamnya
dan akan digantikan dengan sel yang baru. Namun, apabila suatu sel tidak melakukan
kematian terprogram, maka sel akan tumbuh secara berlebihan yang disebut pembelahan sel
abnormal. Pembelahan sel abnormal ini akan memicu suatu penyakit seperti kanker yang
nantinya akan merusak pertumbuhan sel yang normal dengan cara menyerap nutrisi bagi
tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, sel sangat berperan penting bagi tubuh
makhluk hidup.
Kata kunci : pembelahan sel, komunikasi sel, kanker
Abstract

Pendahuluan
Setiap makhluk hidup terdiri atas sel. Sel merupakan satuan unit terkecil dari
kehidupan suatu makhluk hidup. Setiap sel melakukan pembelahan yang bertujuan untuk
memperbanyak sel. Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berhubungan erat
dengan pembelahan sel ini. Proses sel yang paling mendasar berupa duplikasi DNA di dalam
kromosom dapat disebut dengan siklus sel. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan
meregulasi pembelahan dan mengatur perkembangan sel. Namun, tidak semua sel membelah

dengan baik sehingga terjadi pembelahan yang abnormal. Pembelahan abnormal ini lah yang
dapat memicu suatu penyakit pada manusia seperti luka yang tidak kunjung sembuh dan
mengalami pelebaran pada daerah luka tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dijelaskan tentang pembelahan sel yang normal dan abnormal serta komunikasi antar sel
dalam tubuh manusia. Tujuan pembuatan makalah ini agar pembaca mengetahui tahapantahapan pembelahan sel beserta fungsi setiap tahap pembelahan tersebut serta cara
komunikasi antar sel dalam makhluk hidup.
Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi dua atau lebih
sel baru. Sel tersebut melakukan pembelahan untuk berkembang biak dan memperbanyak sel
tubuh sehingga makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang. DNA melakukan duplikasi
dalam kromosom sehingga terjadi sebuah siklus, yaitu siklus sel. Siklus sel bersifat kontinu
dan berulang (proliferasi).1 Keberhasilan dari suatu siklus sel menentukan untuk melanjutkan
pada fase yang berikutnya. Fase-fase pada siklus sel diantaranya :
1. Fase G1 (gap 1)
Pada fase ini, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh. Sel sangat aktif
sehingga sel tumbuh dengan cepat. Sel yang tidak membelah pada umumnya tetap
berada fase G1 di sepanjang rentang kehidupannya.2
2. Fase S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Setiap kromosom kemudian
berisi dua dobel helix DNA identik yang disebut kromatid dan menyatu pada
sentromer. Umumnya membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan
tahap ini.
3. Fase G2 (gap 2)
Fase ini merupakan pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis. Fase
ini sangat penting dalam metabolisme dan pertumbuhan sel sebelum memasuki fase
mitosis.2

Ketiga fase diatas sering disebut dengan masa interfase. Setelah melalui 3 fase
tersebut, kemudian dilanjutkan dengan fase mitosis.
4. Fase M (mitosis)
Tahap dimana terjadi pembelahan sel. Pada mitosis, sel akan membelah diri
membentuk dua sel anak yang terpisah dan terjadi beberapa fase, yakni profase,
metafase, anafase, dan telofase. Interval waktu pada masa ini ialah 1 jam.
5. Fase G0
Fase yang baru saja mengalami pembelahan berada pada keadaan diam atau
sel tidak melakukan pertumbuhan atau tidak melakukan aktifitas. Pada umumnya, sel
pada orang dewasa berada dalam fase ini. Namun, bisa di stimulasi diantaranya
perubahan kepadatan sel, asupan nutrisi, dll.

Gambar no. 1 Gambar Siklus Sel3


Pembelahan Mitosis
Setelah melewati masa interfase, sel memasuki tahap pembelahan mitosis. Fungsi
mitosis adalah membuat salinan yang persis dari setiap kromosom, lalu membagikan sel
identik kromosom kepada masing-masing dari kedua sel keturunan melalui pembelahan sel
awal (sel induk).4 Pada pembelahan ini akan menghasilkan dua sel anak. Tahap mitosis dibagi
mejadi empat subfase, yaitu :

1. Profase
Kromosom menebal menjadi pilinan yang besar dan dapat terlihat dengan
jelas. Setiap kromosom berisi dua kromatid yang akan disatukan oleh sentromer.
Pasangan sentriol berpisah dengan pergi ke kutub berseberangan inti (nukleus) yang
digerakan oleh mikrotubul. Nukleolus dan membran inti menghilang sehingga
memungkinkan benang spindel memasuki nukleus. Mikrotubul pendek dapat
berinteraksi dengan benang spindel polar yang menyebabkan kromosom bergerak
dengan cepat. Mikrotubul membentang dari sentriol ke kinetokor dari dua kromatid
yang membuat kerangka gelendong mitosis.
2. Metafase
Serat gelendong terbentuk sempurna antara kutub, kromosom menggantung
melalui sentromernya dan bergerak menuju bidang ekuator. Sentromer pada semua
kromosom saling berikatan.Gerakan akan berhenti bila semua pasangan kromatid
mencapai ekuator sel.
3. Anafase
Sentromer mengganda sehingga kromatid mempunyai sentromer sendirisendiri. Kromatid yang berasal dari satu kromosom berpisah dan pindah ke kutub
yang berseberangan. Bergeraknya kromatid ke kutub diduga oleh peranan mikrotubul
yang memendek dan memanjang. Mikrotubul yang menggantung pada kromosom
memendek sedangkan yang menghubungkan kedua kutub memanjang, sehingga sel
jadi ikut panjang.
4. Telofase
Pada fase ini, kromatid telah sampai di kutub masing-masing. Namun,
kromosom merenggang menjadi kromatin sekali lagi. Kemudian, anak inti (nukleolus)
muncul kembali pada tahap ini. Diluar inti sel, serat-serat gelendong mulai pecah dan
pada akhirnya sentriol anakan telah tumbuh dan sentriol dewasa telah tumbuh pada
setiap kutub.

Pembelahan Meiosis
Meiosis terdiri atas dua pembelahan sel terspesialisasi yang berurutan, dimana jumlah
kromosom dari sel-sel yang dihasilkan dikurangi dari jumlah diploid (2n) menjadi haploid
(n).5 Jumlah kromosom harus dikurangi setengahnya saat gametogenesis, agar jumlah
kromosom suatu makhluk hidup tetap terjaga setelah fertilisasi.Pembelahan meiosis terdiri
atas dua tahap yaitu meiosis I dan meiosis II. Masing-masing tahap mempunyai 4 fase yaitu
profase, metafase, anafase, dan telofase. Diantara meiosis I dan meiosis II terdapat fase
istirahat atau disebut interkinesis. Hasil pembelahan meiosis terdiri atas 4 sel anakan.
1. Profase I
Profase meiosis I berbeda dengan profase mitosis dalam tersusunnya
kromosom-kromosom

homolog

menjadi

sebelah-menyebelah

dalam

proses

perpasangan yang disebut sinapsis. Pada profase I terdiri atas 5 sub fase, yaitu :
a. Leptoten
Tahap dimana terdapat benang tipis dimana kromosom-kromosom
mulai terkondensasi, sebagai akibatnya tanda-tanda pertama struktur serupa
benang mulai muncul dan DNA kromatin berpilin rapat dan padat.
b. Zigoten
Pada tahap ini, kromosom-kromosom homolog bertemu dan bergabung
yang disebut dengan sinopsis. Sedangkan homolog yang berpasangan disebut
bivalen.
c. Pakiten
Tahap benang tebal dimana pada beberapa tempat terjadi persilangan
antara kromatin yang bergandengan disebut chiasma. Kromosom homolog
yang bergandengan rapat dengan kromatid memiliki rangkap dua yang disebut
tetrad.
d. Diploten
Pada tahap diploten, kromosom homolog saling menjauh dan pada
setiap chiasma kromatid tak seasal melakukan pindah silang (crossing over).

Fase ini berlangsung cukup lama karena terhenti pada saat waktu bayi yang
kemudian dilanjutkan pada masa pubertas.
e. Diakinesis
Tahap dimana nukleolus dan membran inti menghilang dan sentrosom
pindah ke kutub berseberangan.
2. Metafase I
Dalam fase ini, kromosom berpindah ke bidang ekuator dan pembentukan
serat gelendong lengkap. Sentromer setiap pasang homolog menempel pada
gelendong, satu diatas dan satu dibawah ekuator.
3. Anafase I
Kromosom homolog saling berpindah dan dan bergerak menuju kutub yang
berseberangan.
4. Telofase I
Terdapat selaput inti kembali dan terbentuknya dua sel anakan dengan kromosom
separuh induk.
Interkinesis
Masa istirahat antara pembelahan meiosis I dan meiosis II. Lama atau tidaknya
masa ini tergantung pada spesiesnya. Tak ada sesuatu apa pun yang penting secara genetika
terjadi selama interkinesis.5 Perbedaan antara interfase mitosis dan interkinesis meiosis yaitu
tidak terjadi sintesis DNA selama interkinesis.
1. Profase II
Tahap ini memiliki waktu yang singkat dan selaput inti pun menghilang.
Sentrosom mengganda dengan masing-masing mengandung sepasang sentriol.
2. Metafase II
Terbentuknya serat gelendong yang sempurna dan kromosom pindah ke bidang
ekuator.
3. Anafase II
Sel memanjang menurut poros kutub ke kutub dan sentromer berpisah dan pindah
ke kutub berseberangan.

4. Telofase II
Selaput inti kembali terbentuk, nukleolus muncul dan melekat pada suatu bagian
kromatin dan menghasilkan 4 sel anakan.
Tabel 1. Beberapa Perbedaan Mitosis dan Meiosis5
Mitosis
Kromosom-kromosom

homolog

Meiosis
tidak Kromosom-kromosom bersinapsis dan

bersinapsis dan tidak terbentuk kiasma


membentuk kiasma
Tidak terjadi pertukaran genetik antara Terjadi pertukaran
kromosom-kromosom homolog
Menghasilkan dua sel anakan per siklus

genetik

antara

kromosom-kromosom homolog
Menghasilkan empat sel anakan yang

disebut gamet per siklus


Kandungan genetik sel anakan identik Kandungan genetik sel anakan berbeda
dengan sel induknya
dengan sel induknya
Jumlah kromosom sel anakan sama Jumlah kromosom sel anakan separuh
dengan jumlah kromosom sel induk
Terjadi pada sel somatik

jumlah kromosom sel induk


Terjadi pada sel yang terspesialisasi

Pembelahan Sel Abnormal


Sel melakukan sejumlah apoptosis, yaitu proses kematian yang terprogram
selama masa perkembangan. Bahkan pada orang dewasa, milyaran sel mati setiap jamnya
seperti daerah usus dan sumsum tulang, dan digantikan dengan sel yang baru.Jika apoptosis
tidak seimbang, mengakibatkan sel tumbuh secara berlebihan. Penelitian terkini menunjukan
bahwa kelainan proses apoptosis dapat menjadi peran kunci untuk penyakit seperti penyakit
Alzheimer dan kanker.6
Hampir semua kasus kanker disebabkan oleh aktivitas abnormal sel yang
mengendalikan pertumbuhan sel dan mitosis sel. Perilaku abnormal sel kanker dapat merusak
apabila perilaku tersebut terjadi pada tubuh. Jika sel itu tidak melakukan perusakan, maka sel
itu mungkin berproliferasi untuk membentuk tumor, gumpalan sel abnormal di dalam
jaringan yang masih normal.7 Jika sel tumor tetap berada di tempat asalnya, gumpalan ini
disebut tumor jinak sedangkan jika sudah menyebar dan cukup merusak fungsi satu atau lebih
organ disebut tumor ganas.8 Akibat perubahan abnormal tersebut, sel itu kehilangan
pelekatannya dengan sel di sebelahnya dan dapat menyebar ke jaringan di dekatnya.
Sel kanker biasanya tidak mematuhi batas pertumbuhan sel yang normal karena
sel kanker tidak membutuhkan faktor pertumbuhan yang sama dengan pertumbuhan sel

normal. Sel kanker juga menghasilkan faktor angiogenik yang menyebabkan faktor pembuluh
darah tumbuh ke dalam jaringan kanker sehingga memberi nutrisi untuk pertumbuhan sel
kanker.6 Sel kanker sangat berbahaya bagi tubuh karena jumlah nya terus bertambah setiap
hari dan sel kanker akan menyerap semua nutrisi yang tersedia pada tubuh untuk
kelangsungan hidupnya. Akibatnya, sel normal mengalami kematian akibat kekurangan
nutrisi.

Gambar no. 2 Perbedaan Sel Normal dan Sel Kanker3


Komunikasi Antar Sel
Sel mengenali bagian sel yang lain dengan cara mengirim dan menerima sinyal kimia
dan fisik dan menempel pada sel lain atau materi ekstraseluler.1 Sel dalam organisme
multiseluler biasanya berkomunikasi dengan melepas pembawa pesan kimiawi yang
ditujukan untuk sel yang masih jauh. Informasi yang dibawa datang dalam berbagai bentuk
dan sering melibatkan perubahan sinyal informasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Proses pengubahan ini disebut transduksi sinyal.
Terdapat tiga tipe pensinyalan antar sel, yaitu pensinyalan jarak dekat (parakrin),
pensinyalan jarak jauh (endokrin), serta pensinyalan dengan saraf (sinaptik). Pada
pensinyalan parakrin molekul-molekul sinyal menyebar secara lokal melalui media
ekstraselular yang berfungsi sebagai mediator lokal pada sel-sel didekatnya. Dengan cara ini,
molekul-molekul sinyal mengatur peradangan infeksi atau mengendalikan proliferasi sel saat
penyembuhan luka. Lalu pensinyalan endokrin, molekul sinyal yang digunakan disebut
hormon. Sebagai contoh pankreas merupakan kelenjar endokrin menghasilkan hormon
insulin yang berfungsi sebagai pengambil glukosa di seluruh tubuh. Pada pensinyalan
sinaptik terjadi pada neurotransmitter. Dan yang terakhir yaitu pensinyalan sinapsis
merupakan bentuk ketiga dari komunikasi sel. Neuron dapat menyampaikan pesan-pesan

melalui jarak jauh (endokrin). Pada sinapsis, pesan tidak disiarkan secara luas tetapi
dikirimkan secara cepat dan khusus untuk sel target individu melalui jalur khusus.
Earl W. Sutherland, pelopor jalur transduksi sinyal, menyelidiki bagaimana hewan
epinefrin merangsang pemecahan (depolimerisasi) polisakarida glikogen yang di simpan di
dalam sel hati dan sel otot. Dengan melakukan penelitian tersebut, Sutherland menunjukkan
bahwa proses berlangsung pensinyalan dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu penerimaan,
transduksi, dan respons.
1. Penerimaan sinyal
Merupakan pendeteksian sinyal yang datang dari luar sel oleh sel target. 7 Sel
yang menjadi target sinyal kimiawi memiliki molekul berupa protein yang akan
mengenali molekul sinyal. Sebagian besar molekul sinyal larut dalam air yang
melekat pada tempat-tempat tertentu dan menjadi reseptor dalam membran sel.
Terdapat tiga reseptor utama yaitu, reseptor protein G terkait, reseptor tirosin
kinase, dan reseptor saluran ion.
a. Reseptor Protein G Terkait
Reseptor yang bekerja pada bagian membran plasma dengan bantuan
suatu protein yang disebut protein G. Reseptor protein G terkait sangat serupa
strukturnya dan memiliki tujuh helix-. Protein G berfungsi sebagai saklar
yang dapat di on/off kan tergantung diantara kedua nukleotida guanin, yakni
GDP atau GTP. Ketika sinyal kimiawi terikaat dengan sisi reseptor protein G
terkait, reseptor akan diaktifkan, sehingga mengaktifkan protein G. Reseptor
ini memediasi respon-respon terhadap keragaman yang besar dari molekul
sinyal ekstraseluler.

b. Reseptor Tirosin Kinase


Reseptor

ini

dapat

membantu

sel

mengatur

dan

dan

mengkoordinasikan aktivitas karena merupakan reseptor yang terspesialisasi


untuk memicu lebih dari satu jalur transduksi sinyal dalam waktu yang
bersamaan. Bagian dari protein reseptor dalam bentuk enzim yang disebut
tirosin kinase, mengkatalis transfer gugus fosfat dari ATP ke asam amino

tirosin pada protein substrat. Reseptor tirosin kinase abnormal dapat


menyebabkan jenis kanker.
c. Reseptor Saluran Ion
Saluran ini terdapat protein dalam membran plasma yang membuka
dan menutup sebagai respons terhadap suatu sinyal kimiawi. Perubahan
bentuk yang dihasilkan dalam protein saluran menyebabkan perubahan pada
konsentrasi ion tertentu dalam sel. Saluran ion berligan-ligan sangat penting
dalam sistem saraf, seperti halnya saluran ion bergerbang yang dikontrol oleh
sinyal listrik.7
d. Sinyal Intraseluler
Sinyal-sinyal yang diterima melalui reseptor protein G terkait
ditransmisikan untuk menguraikan sistem sambungan yang terbentuk dari
pensinyalan intraseluler. Fungsi dari reseptor ini ialah sebagai pembawa pesan,
menerima sinyal di salah satu bagian dari sel dan pindah ke bagian lain untuk
memberikan pengaruh.
2. Transduksi Sinyal
Setelah penerimaan sinyal, tahap selanjutnya ialah transduksi sinyal. Salah
satu keuntungan jalur ini adalah penguatan sinyalnya. Jika sebagian molekul dalam
suatu jalur menghantarkan sinyal ke beberapa molekul yang merupakan komponen
berikutnya dalam rangkaian itu, hasilnya dapat berupa sejumlah besar molekul
teraktivasi di akhir jalur ini.7 Molekul kecil dan ion kecil merupakan komponen utama
jalur pensinyalan (messenger kedua) seperti AMP siklik (cAMP) berdifusi dengan
mudah melalui sitosol sehingga membantu memancarkan sinyal ke seluruh sel secara
cepat.
3. Respons
Dalam merespons suatu sinyal, suatu sel dapat mengatur aktivitas dalam
sitoplasma. Misalnya, jalur persinyalan mengatur aktivitas enzim dan penyusunan
ulang sitoskeleton pada sitoplasma sedangkan jalur lain mengatur gen dengan cara
mengaktifkan faktor transkripsi. Lalu, jalur transduksi yang rumit dapat memperkuat
dan menentukan respons sel terhadap suatu sinyal.

Penutup
Sel berperan sangat penting bagi setiap makhluk hidup. Pembelahan sel yang
sempurna terjadi jika pembelahan mitosis dan meiosis lengkap serta adanya komunikasi antar
sel yang baik pada tubuh makhluk hidup. Terjadinya sel abnormal karena adanya sel yang
tumbuh secara berlebihan dan merusak pertumbuhan sel yang normal dan dapat
memungkinkan terjadinya penyakit kanker.
Daftar Pustaka
1. Priastini R, Hartono B, Rijadi A, Goenawan J, William, Lumbanraja SM, et al. Dasar
2.
3.
4.
5.
6.
7.

biologi sel 1. Jakarta : Fakultas Kedokteran UKRIDA; 2013


Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC; 2003.h.46-8
Diunduh dari : www.forumsains.com, 13 Desember 2013
Elrod S, Stansfield W. Genetika. Ed 4. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2006.h.5
Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan anak. Ed 15. Jakarta : EGC; 1999.h.391
Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta : EGC; 2007.h.41-3
Campbell, Reece, Mitchell. Biologi. Ed 5. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2008.h.202-

18,235
8. Stansfield W, Cano R, Colome J. Biologi molekuler dan sel. Jakarta : Penerbit
Erlangga; 2006.h.101

Anda mungkin juga menyukai