Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PROKSIMAT

I.

TUJUAN PERCOBAAN
- Menjelaskan pengertian dan peranan abu yang terkandung dalam
-

II.

batubara
Melakukan analisis menggunakan alat dengan baik dan benar

ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan:
Instrument TGA 701
Cawan crussible
Spatula

Bahan yang digunakan


Batubara

III.

GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

IV.

DASAR TEORI
Batubara merupakan mineral bahan bakar yang terbentuk sebagai
suatu cebakan sedimenter yang berasal dari penimbunan dan
pengendapan hancuran bahan berselulosa yang berasal dari tumbuhtumbuhan. Bahan ini terpadatkan dan terubah karena adanya proses
tekanan dan panas. Bentuk awal dari hasil penimbunan dan pemadatan
ini adalah berupa gambut yang setelah mengalami tekanan dan
pemanasan akan berubah berturut-turut menjadi lignit, sub-bituminus,
bituminus atau antrasit tergantung dari besarnya tekanan dan
pemanasan yang dialaminya.
Pada dasarnya batubara memiliki tiga komponen yaitu batubara
murni, zat mineral dan lengas total. Pada perlakuan panas yang
diberikan kepada batubara maka akan terjadi penguraian terhadap
batubara, cara ini biasa ditunjukkan pada saat memberi perlakuan
panas terhadap batubara, cara ini disebut analisis proksimat. Dalam
pengungkapan kualitas batubara, analisis atau pengujian terhadap

Analisis Batubara |1

kualitas batubara didasarkan pada keadaan As Received (ar), Air


Dried Base (adb), Dry Base (db), Dry Ash Free (daf), atau Dry
Mineral Matter Free (dmmf).

Lengas (Moisture)
Bentuk air dalam batubara dapat dibedakan menjadi Lengas
Permukaan (Free / Surface Moisture), Lengas Tertambat (Inherent
Moisture), dan Lengas Total (Total Moisture).
1. Lengas Permukaan (Free Moisture)
Lengas ini berada pada permukaan partikel batubara akibat
pengaruh dari luar seperti cuaca / iklim (hujan), penyemprotan di
stockpile pada saat penimbangan atau transportasi tergantung dari
kondisi penambangan serta keadaan udara pada saat penyimpanan dan
dapat hilang dengan penguapan, misalnya air drying. Lengas ini tidak
tergantung pada tipe batubara namun dipengaruhi ukuran partikel
karena kadar lengas meningkat dengan makin besarnya luas permukaan
luar. Air yang ditambahkan melalui penyemprotan untuk menekan debu
dan mengurangi abu juga termasuk sebagai lengas permukaan.
2. Lengas Tertambat (Inherent Moisture)
Lengas ini adalah lengas yang terikat secara kimiawi dan fisika
didalam batubara dapat terjadi pada saat pembentukan batubara. Lengas
ini banyak pengaruhnya pada pengangkutan, penanganan, penggerusan,
maupun pada pembakaran batubara.
3. Lengas Total (Total Moisture)
Lengas ini adalah banyaknya air yang terkandung dalam batubara
sesuai dengan kondisi diterima, baik yang terikat secara kimiawi
maupun akibat pengaruh kondisi luar seperti iklim. Ukuran butiran
maupun proses penambangan (Unsworth dkk, 1991).
Abu ( Ash )
Abu atau bisa juga disebut mineral matter,terjadinya di dalam batubara
dapat sebagai inherent mineral matter atau extraneous mineral matter.

Analisis Batubara |2

Inherent mineral matter adalah berhubungan dengan tumbuhan asal


pembentukan batubara, mineral matter ini tidak dapat dihilangkan atau
dicuci dari batubara. Extraneous mineral matter berasal dari tanah penutup
atau lapisan-lapisan yang terdapat diantara lapisan batubara, biasanya terdiri
dari slate, shale, sand stone, clay atau limestone. Mineral matter ini dapat
dikurangi pada saat pencucian batubara.
Mineral matter atau abu dalam batubara terutama terdiri dari
senyawa Si, Al, Fe, dan sedikit Ti, Mn, Mg, Na, K dalam silikat, oksida,
sulfida,sulfat dan fosfat. Sedangkan unsur seperti As, Cu, Pb, Ni, Zn dan
Uranium terdapat sangat sedikit sekali yang disebut trace element.

Zat Terbang (Volatile Mattter)


Zat terbang adalah bagian dari batubara, akan berubah menjadi produk
bila batubara dipanaskan tanpa udara pada suhu sekitar 950 C. Zat terbang
terdiri dari gas gas mudah terbakar seperti H 2, CO, metan dan uap uap
yang mengembun seperti tar, juga gas CO 2 dan H2O. Zat terbang sangat erat
hubungannya dengan peringkat batubara.
Pada pembakaran batubara, kandungan zat terbang yang tinggi dan
akan lebih mempercepat pembakaran karbon dan sebaliknya, zat terbang
yang lebih rendah mempersulit prosespembakaran.
Karbon tetap/tertambat (Fixed Carbon)
Karbon tetap/tertambat adalah karbon yang terdapat pada batubara
berupa zat padat. Jumlahnya ditentukan oleh kadar air, abu dan zat terbang.
Makin tinggi kadar karbon padat makin tinggi peringkat batubara.
Karbon tertambat adalah karbon yang tertinggal setelah penentuan
zat terbang. Pengeluaran zat terbang dan kandungan air menyebabkan
kenaikan karbon tertambat sehingga makin tinggi kandungan karbonnya
maka mutu batubara semakin baik
V.

LANGKAH KERJA
1. Menyalakan instrument
Analisis Batubara |3

Pastikan gas telah terpasang degan benar


Oksigen 35 psi (2.4 bar)
Nitrogen...35 psi (2.4 bar)
Udara tekan 45 psi (3.1 bar)
Nyalakan analyzer
Nyalakan computer dan print
Klik ganda ikon TGA 701pada layar desktop komputer untuk
mengaktifkan software
2. Analisis Sampel
Pada menu utama Klik F5 analyze pada toolbar, (jika sebelumnya data
sampel belum dimasukkan, maka akan ditampilkan menu sampel
login. Dari sini bisa dimasukkan data sampel seperti pada prosedur 3).
Furnace akan membuka, tempatkan sejumlah cawan kosong yang
akan digunakan untuk analisis pada lubang-lubang Carousel, ditambah
satu cawan kosong (sebagai referensi) pada posisi home yang bertanda
lubang kecil. Tekan tombol Actuator (pada panel depan analyzer),
furnace akan menutup dan sistem akan menganalisasi dan menimbang
semua cawa.
Setelah selesai furnace akan membuka kembali dan Carousel akan
menuju ke posisi cawan yang pertama,sistem siap untuk menimbang
sampel.
Masukan sampel sebanyak 1 sekop kedalam cawan pertama, tepat
didepan instrumen ( 1 sekop = 1 gr)
Tekan tombol actuator, carousel akan berputar dan berhenti pada
posisi cawan berikutnya.
Ulangi langkah 5-6 sampai semua cawan terisi sampel
Setelah pengisian cawan yang terakhir, penekan tombol Actuator akan
memulai analisis secara otomatis.
3. Memasukkan Data Sampel
Dari menu sampel klik login
Ketik nama sampel atau pilih nomor sampel, jika dikosongkan maka
software akan menentukan sendiri secara otomatis.
Pada atribut location, tuliskan nomor sampel, jika dikosongkan maka
software akan menentukan sendiri secara otomatis.
Pada atribut Count, tuliskan jumlah sampel yang akan dianalisis.
Klik OK
Ulangi langkah 2-5 untuk sampel berikutnya sampai semua sampel
dimasukkan.
Untuk mengakhiri proses ini klik cancel.
Analisis Batubara |4

4. Mematikan Instrument
Setelah proses analisis selesai, Furnace akan membuka. Karena
temperatur masih terlalu panas, maka biarkan sistem menurunkan
temperatur hingga mencapai temperatur kamar.
Klik F7 Cover untuk menutup Furnace
Matikan Analyzer, matikan Computer dan Printer.
Tutup semua tabung gas

VI.

DATA PENGAMATAN
Sampel 1
Volatile
: 41,83 %
Volatile dry
: 42,33 %
Moisture
: 3,06 %
Ash
: 8,37 %
Ash dry
: 13,29 %
Fixed carbon
: 46,75 %

VII.

PERHITUNGAN
Kadar karbon tetap
Kadar karbon tetap

= 100 (lengas tertambat + zat terbang +

abu)
= 100 (3,06 + 41,83 + 8,37)
Analisis Batubara |5

= 46,74

VIII.

ANALISA PERCOBAAN
Analisis proksimat dalam batubara merupakan analisis yang
terdiri dari analisis moisture in the analysis sample,ash,volatile matter
dan fixed carbon. Analisis ini dapat mengacu pada standar ASTM D
317 yaitu mengenai Stadard Practice for Proximate Analysis of Coal
and Coke atau mengacu pada standar ISO 17246 yaitu coal proximate
analysis. Analisis proximate ini berguna untuk menentukan rank
batubara,rasio pembakaran (fuel ratio) dan dapat digunakan untuk
mengkonversi basis analisis untuk parameter uji. Masing-masing
parameter dalam proximate memiliki prosedur tersendiri dalam
pengujiannya. Moisture in analysis sampel mengacu pada standar
Analisis Batubara |6

ASTM D3173 Standard Test Method for Moisture in the analysis


sampel for coal and coke. Atau dalam standar ISO 111722 mengenai
solid mineral fuels hard coal,determination of moisture in the analysis
merupakan nilai moisture batubara pada saat setelah batubara tersebut
di air drying (diangin-anginkan) pada suhu 30-40

dan sampel

yang digunakan adalah sampel yang lolos ayakan 250 micrometer.


Sampel batubara dipanakan pada suhu 105

dibawah aliran gas

nitrogen atau dapat pula dengan air compressed (udara tekan). Dengan
pemanasan ini,air yang ada dalam batubara akan menguap seluruhnya.
Karena kita tahu bahwa titik didih air berada pada 100 . Massa
yang hilang akibat pemanasan ini dihitung sebagai persen massa
terhadap massa awal yang digunakan,sehingga diperoleh nilai %
moisture in the analysis sampel. Pada dasarnya semua parameter itu
ditentukan pada sampel setelah air drying sehngga basisnya adalah air
dried basis(adb) atau as determined basis(adb). Untuk mengkonversi
basis adb ke basis lainnya,maka digunakan nilai moisture in the
analysis sample dengan rumus table konversi. Table konversi ini dapat
mengacu pada standar ASTM D3180 Standard Practice for
Calculating Coal and Coke Analysis from As-Determined to Different
Bases. Atau dalam standar ISO 1170 Coal and Coke Calculation of
Analysis to Different.
Sementara analisa ash dalam ISO 1171 solid minerals 3171
fuels determination of ash atau ASTM D Standard Test Method for
Ash in the Analysis Sampleof Coal and Coke from Coal,merupakan
massa residu zat anorganik yang tidak terbakar setelah batubara
dibakar

dengan

sempurna.

Setelah

batubara

dibakar

dengan

sempurna,material organik seperti carbon,hydrogen,sulfur,dan oksigen


serta zat-zat volatil akan menguap sementara mineral matter atau zat
anorganik tidak terbakar karena akan membentuk senyawa metal
oksida dan disebut sebagai ash atau abu sebagai sisa pembakaran.

Analisis Batubara |7

Batubara dibakar dengan sempurna pada suhu 815 . Massa


residu yang tertinggal dihitung sebagai persen massa terhadap massa
awal yag digunakan,sehingga diperoleh nilai %ash. Sama halnya
dengan nilai moisture in the analysis sample,nilai ash juga dipakai
dalam mengkalkulasi basis analisis,yaitumengkonversi ke basis dry
ash free(daf).
Volatie matter merupakan massa yang hilang pada pemanasan
batubara pada suhu 950 . Namun pada pemanasan ini,bukan
hanya zat volatile yang menguap ,tetapi air juga ikut menguap .
Sehingga dalam penentuan volatile matter harus dikoreksi dengan
nilai moisture in the analysis sample pada waktu analisa yang
bersamaan. Volatile matter ini mengacu pada standar ISO 562 Hard
Coal and Coke Determination of Volatile Matter Content atau
Standard ASTM D 3175 Standard Test Method for Volatile Matter in
the Analysis Sample of Coal and Coke. Nilai volatile matter batubara
berguna dalam klasifikasi batubara berdasarkan rank. Dan dapat pula
digunakan sebagai indikasi dengan sifat nyala pada pembakaran
batubara. Semakin tinggi nilai volatil matter ,maka penyalaan dan
pembakaran batubara menjadi lebih mudah.
Sementara fixed carbon merupakan kadar karbon yang
tertambat atau karbon tetap tertinggal bersama abu bila batubara telah
dibakar dan setelah zat terbang habis. Fixed carbon merupakan kadar
karbon yang pada temperatur penetapan volatile matter tidak
menguap. Sedangkan carbon yang menguap pada temperatur tersebut
termasuk ke dalam volatile matter.

IX.

KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
Analisis proximate adalah parameter yang menunjukan kualitas

batubara saat diberi perlakuan panas terhadap batubara.


Alat yang digunakan yaitu Thermogravimetric analyzer.
Analisis Batubara |8

Sampel harus dialiri gas pada praktikum ini karena sampel hanya
bereaksi terhadap suhu dikomposisi.
Hasil percobaan :
Sampel 1
Volatile
: 41,83 %
Moisture
: 3,06 %
Ash
: 8,37 %
Fixed carbon
: 46,75 %
Kadar karbon tetap yang terdapat dari sampel yaitu 46,74 %.

X.

PERTANYAAN
1. Jelaskan apa tujuan melakukan analisis proksimat dan ultimat ?
Jawab :
Tujuan yaitu analisis proksimat untuk mengetahui kandungan
lengas total, abu, zat terbang, dan fixed carbon. Sedangkan analisis
ultimat untuk mengetahui kandungan zat pembentuk batubara
seperti carbon, hidrogen, sulfur, nitrogen, oksigen yang kedua
analisis ini bertujuan untuk mengetahui kualitas batubara.
2. Jelaskan apa pengaruh lengas, abu dan zat terbang pada batubara ?
Analisis Batubara |9

Jawab :
Semakin besar kandungan lengas, abu dan zat terbang maka
kualitas dan dari batubara tersebut semakin menurun. Ini
dikarenakan kandungan fixed carbonnya menurun. Lengas ini juga
berpengaruh pada saat pembakaran batubara, pengangkutan dan
penggerusan batubara. Abu pada batubara menambah besar residu
pembakaran pada batubara.
3. Tuliskan definis free dan inherent moisture ?
Jawab :
Free moisture adalah lengas yang dibebaskan pada sampel yang

dikeringkan dalam suhu kamar.


Inherent moisture adalah lengas yang masih terkandung dalam
sampel yang telah dikeringkan dalam suhu kamar. Lengas ini
terikat secara kimiawi dan fisika di dalam batubara pada saat

pembentukan batubara.
4. Tuliskan definisi abu dan zat terbang ?
Jawab :
Abu adalah kandungan mineral anorgnaik yang tidak terbakar

sempurna pada saat proses pembakaran batubara


Zat terbang adalah gas-gas yang terkandung dalam batubara yang

mudah menguap seperti He, Co, CH4 dll.


5. Tuliskan jenis-jenis abu dalam batubara ?
Jawab :
Inherent mineral matter = Si, Al, Fe, dll
Extraneuos mineral matter = Slake, sand stone, clay / lime stone

XI.

DAFTAR PUSTAKA
K.A. Ridwan.2013.

Penuntun

Praktikum

Analisis

Batubara.

Palembang : POLSRI

A n a l i s i s B a t u b a r a | 10

GAMBAR ALAT (LAMPIRAN)

Instrument TGA 701

Cawan Crussible

A n a l i s i s B a t u b a r a | 11

LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM ANALISIS BATUBARA
ANALISIS PROKSIMAT TGA

Disusun oleh :
Kelompok I
Arananda Dwi Putri

061540411570

Ayu Purnamasari

061540411571

Dedek Aguspina

061540411573

Djiquwatan Abrar

061540411574

Dona Wulandari

061540411575

Fatimi Umaira

061540411576

Fherycia Oktin Anggraini

061540411577

Kelas

: 3 EGB

Instruktur : Ir. K.A.Ridwan,M.T


JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2016/2017

A n a l i s i s B a t u b a r a | 12

A n a l i s i s B a t u b a r a | 13

Anda mungkin juga menyukai