Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Keberhasialan pembangunan saat ini dapat dilihat dari semakin majunya pertumbuhan
disegala bidang yang ternyata menuntut pula adanya penigkatan kebutuhan-kebutuhan
transportasi yang selaras dan seimbang dengan pelaksanaan pembangunan. Pembangunan
disegala bidang akan terus dilaksanakan, bahkan di tingkatkan dan diperluas. Dengan
demikian peningkatan kebutuhan transportasi tersebut akan semakin tinggi. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan transportasi maka di perlukan keseimbangan antara keduanya tidaklah
mudah, bahkan di berbagai kota besar di Indonesia hal ini telah menimbulkan banyak
permasalahan yang pemecahanya memerlukan penanganan konseptual dan terpadu
Peningkatan pertumbuhan wilayah perkotaan di Indonesia berjalan cukup pesat.
Pertambahan penduduk rata-rata pertahun di wilayah perkotaan pada tahun wilayah
perkotaan di Indonesia berjalan cukup pesat. Pertumbuhan rata-rata pertahun diwilayah
perkotaan pada tahun 1980-2000 diperkirakan dapat mencapai ( 3 % - 5% ) angka tersebut
jah lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata nasiaonal
pertumbuhan yang hanya 1,98%. Sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang disertai
dengan perekonomian, maka tingkat mobilitas baik orang maupun barang akan meningkat
pula. Keadaan ini harus di imbangi dengan persedian prasarana transportasi memedahi.
Dengan demikian dapat dikatan bahwa pertumbuhan penduduk akan mempunyai dampak
langsung terhadap transportasi.
Dari sekian banyaknya kota tersebut, ternyata transportasi melalui jalan moda
transportasi yang paling dominan dibandingkan dengan moda transportasi lainya. Oleh
karena itu masalah yang dihadapi oleh hampir semua kota besar di Indonesia adalah
kecamatan, ketidak teraturan dan kecelakaan lalulintas. Penanganan transportasi perkotaan
yang kurang hati-hati dan terpadu, tidak akan dapat memecahkan maslah tersebut secara
tepat dan baik, ini justru cenderung menimbulkan permasalahan baru yang dapat menambah
kompleks serta rumitnya permasalahan transportasi yang telah ada
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah Pada Survey Lalu Lintas Adalah:
1. Bagaimana Hubungan Antara Volume Dan Pemadatan Dan Di Jalan Plosowahyu Di Kota
Lamongan ?
2. Bagaimana Karateristik Arus Lalu Lintas Di Jalan Plosowahyu Kota Lamongan ?
3. Apakah Kecepatan Aktual Sama Dengan Kecepatan Yang Di Dapat Melalui Grafik ?
4. Bagaimana Tingkat Pelayanan Di Jalan Raya Plosowahyu
1.3 Identifikasi Dan Batasan Masalah

Dalam Tugas Ini Akan Dibahas Tentang Proses Pencarian,Pengolahan Dan Penyajian
Data Survey Yang Dilaksanakan Di:
Jalan

: Jl.Raya Plosowahyu

Tanggal

: 6 Desember 2016

Waktu

: 06.00-08.00, 11.00-13.00,16.00-18.00 Wib

Survey Tersebut Dilaksanakan Pada Ruas Jalan Raya Plosowahyu ,Tepatnya Depan
Stikes Muhammadiyah Lamongan, Survey Di Titik Beratkan Pada Peninjauan Jumlah Dan
Kecepatan Kendaraan Yang Melewati Titik Tinjauan Dan Di Hitung Tiap Lima Menit Sekali.
Selain Survey Jumlah Kendaraan Dan Kecepatan ,Kelompok Kami Juga Melakukan
Keadaan Fisik Jalan Untuk Mengetahui Lebar Jalan ,Panjang Total Ruas Jalan Plosowahyu,
Serta Untuk Tidak Mengetahui Kapasitas Dan Kecepatan Rencana Dari Jalan Tersebut.
Beberapa Hal Yang Akan Dibahas Dalam Tugas Ini:
1. Penyajian Data Volume Kendaraan Yang Melewati Jalan Plosowahyu Per Lima Menit
Dan Menhitung Presentase Masing Masing Jenis Kendaraan Terhadap Total Kendaraan
Dalam Satuan Kendaraan Dan Dalam Satuan Smp Satuan Mobil Penumpang)
2. Membuat Simulasi Jam Puncak Dan Penyediaan Grafik Simulasi Jam Puncak Dan
Membuat Grafik Hubugan Antara Arus Kendaraan Dengan Kecepatan, Hubungan Antara
Kepadatan Dengan Arus,Serta Hubungan Kecepatan Dengan Kepadatan.
3. Perbandingan Antara Kepadatan Dengan Arus,Serta Hubungan Kecepatan Yang Didapat
Melalui Grafik Ds-Kecepatan Rata-Rata.
4. Menyajikan Grafik Hubungan Waktu ( Jam) Dengan Akumulasi Jumlah Kendaraan
(Dalam Satuan Kendaraan ) Membuat Perhitungan Kapasitas Jalan Maksimum Dan
Kecepatan Arus Bebas Dan Level Of Service (Los)

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Prinsip Dasar Arus Lalu Lintas
Kendaraan Yang Berjalan Sendiri Dapat Berjalan Dengan Cepat Atau Lambat Sesuai
Dengan Kehendaknya. Sebagaian Besar Pengemudi Ingin Mencapai Tujuan Secepaat Mungkin
Sesuai Dengan Keadaan Jalan Memungkinkan Untuk Ditempuhnya Dan Sesuai Dengan
Kemampuan Kendaraanya.
Apabila Terdapat Kendaraan Lain Dijalan Tersebut, Maka Kendaraan Lain Tersebut
Kadang Kadang Akan Menghalangi Dan Memaksa Pengendara Mengurangi Kecepatan Sampai

Dia Dapat Menyalip Kendaraan Tersebut . Kadang Kadang Pengendara Pula Yang
Menghalangi Dan Memperlambat Jalannya Kendaraan Lainya Yang Bergerak Lebih Cepat.
Apabila Lebih Banyak Kendaraan Yang Memakai Jalan , Maka Gangguan-Gangguan Semacam
Ituakan Terjadi Lebih Sering.
2.2 Karakteristik Jalan
Karakteristik Utama Jalan Yang Akan Mempengaruhi Kapasitas Jalandan Kinerja Jalan
Dibebani Lalu Lintas Diperlihatkan Dibawah Setiap Titik Pada Jalur Tertentu Dimana Terdapat
Perubahan penting Dalam Geometrik. Komposisi Arus Dan Pemisahan Arus Lalu Lintas ,
Pengaturan Lalu Lintas Aktifasi Samping Jalan (Hambatan Samping) Dan Prilaku Pengemudi
Serta Populasi Kendaraan.
Tipe Jalan
: Kecepataan Arus Bebas Mempunyai Kinerja Berbeda Pada Pembebanan
Lalu Lintas Tertentu ; Misalnya Jalan Ada Median Dan Tanpa Median Jalan Satu Arah.
Lebar Jalur Lalu Lintas
: Kecepataan Arus Bebas Dan Kapasitas Dan Kapasitas
Meningkat Dengan Pertambahan Lebar Jalur Lalu Lintas.
Kereb : Sebagai Pembatas Antara Jalur Lalu Lintas Dan Trotoar Berpengaruh Terhadap
Dampak Hambatan Samping Pada Kapasitas Dan Kecepatan.
Bahu : Jalan Perkotaan Tanpa Kereb Pada Umumnya Mempunyai Bahu Pada Kedua
Sisi Jalur Lalu Lintas.
Median: Median Yang Baik Dapat Meningkatkan Kapasitas, Tidak Menghalangi
Pandangan Pengendara, Selain Itu Membagi Dua Jalur Yang Berlawanan Sehingga
Memberikan Faktor Kenyamanan Pisikologis. Lebar Ideal Median Pada Umumnya
Berkisar Minimal 2 Sampai 3 Meter , Agar Muda Manover.

2.3 Arus Dan Komposisi Lalulintas


Disini, Nilai Arus Lalulintas (Q) Mencerminkan Komposisi Lalulintas, Dengan Menyatakan
Arus Dalam Stuan Mobil Penumpang (Smp). Semua Nilai Arus Lalulintas (Perarah Dan Total)
Diubah Menjadi Satuan Mobil Penumpang (Smp) Dengan Menggunakan Ekivalensi Mobil
Penumpang (Emp) Yang Diturunkan Secara Empiris Untuk Tipe Kendaraan Berikut :
Kendaraan Ringan (Lv) (Termasuk Mobil Penumpang, Minibus, Pick Up Dan Jeep)
Kendaraan Berat (Hv) (Termasuk Truk Dan Bus )
Sepeda Motor (Mc)
Pengaruh Kendaraan Tak Bermotor Dimasukan Sebagai Kejadian Terpisah Dalam Faktor
Penyusuaian Hambatan Samping. Ekivalensi Mobil Penumpang (Emp) Untuk Masing

Masing Tipe Kendaraan Tergantung Pada Tipe Jalan Dan Arus Lalulintas Total Lalulintas
Yang Dinyatakan Dalam Kendaraan/Jam.
2.4 Faktor Satuan Penumpang (Smp)
Setiap Kendaraan Memiliki Karakteristik Yang Berbeda, Karena Dimensi, Kecepatan,
Maupun Kemampuan Manuver Masing Masing Tipe Kendaraan Berbeda Disamping Juga
Pengaruh Geometrik Jalan. Oleh Karena Itu Untuk Menyatukan Satuan Dari Masing Masing
Jenis Kendaraan Digunakan Satuan-Satuan Yang Bisa Dipakai Dalam Perancanaan Lalulintas
Disebut Satuan Mobil Penumpang (Smp). Satuan Mobil Penumpang Adalah Satuan Arus
Lalulintas Dari Berbagai Tipe Kendaraan Yang Diubah Menjadi Kendaraan Ringan (Termasuk
Mobil Penumpang ) Dengan Menggunakan Faktor Emp.
Jenis Jenis Kendaraan
Kendaraan Berat
Kendaraan Ringan
Kendaraan Tidak Bermotor

: Bus, Truck, Tronton


: Mobil Pribadi, Pick Up, Angkot (Mpu), Taksi
: Becak, Gerobak, Sepeda, Odong-Odong

Ekivalen Mobil Penumpang (Emp) Adalah Faktor Dari Berbagai Tipe Kendaraan Sehubungan
Dengan Keperluan Waktu Hijau Untuk Keluar Dari Antrian Apabila Dibandingkan Dengan
Sebuah Kendaraan Ringan (Untuk Mobil Penumpang Dan Kendaraan Ringan Yang Sisinya
Sama. Emp -1,0)

Tabel 2.1 Emp Untuk Jalan Perkotaan Terbagi


Tipe
Jalan
: Arus Lalu Lintas
Jalan Satu Arah Dan Jalan Per-Lajur
Terbagi
(Kend/Jam)

Emp
Hv

Emp
Mc

Dua-Lajur
Satu Arah 0
(2/1)
Dan
1050
Empat-Lajur

1,3

0,40

1,2

0,25

Terbagi(4/2d)

Tiga-Lajur Satu Arah (3/1) 0


Dan
Enam-Lajur
Terbagi 1100
(6/2d)

1,3

0,40

1,2

0,25

2.5 Hambatan Samping


Menuurut (Oglesby,1996) Salah Satu Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Penurunan
Kapasitas Adalah Adanya Lajur Lalu Lintas Dan Bahu Jalan Yang Sempir Atau Halangan
Lainnya Pada Kebebasan Samping .Hambatan Samping Juga Terbukti Pada Kapasitas Dan
Kinerja Jalan . Diantaranya : Pejalan Kaki, Pemberhentian Angkutan Umum Dan Kendaraan
Lain , Kendaraan Lambat (Misal Becak Dan Kereta Kuda) Dan Kendaraan Keluar Masuk Dari
Lahan Samping Jalan.
Menurut Mkji (1997) Bab 5 Halaman 10, Hambatan Samping Di Sebabkan Oleh 4 Jenis
Kejadian Yang Masing-Masing Memiliki Bobot Pengaruh Yangberbeda Terhadap Kapasitas
Yaitu:

Pejalan Kaki
(Bobot : 0,5)
Kendaraan Parkir Atau Berhenti
(Bobot : 1 )
Kendaraan Keluar/ Masuk Dari/ Ke Sisi Jalan(Bobot : 0,7)
Kendaraan Bergerak Lambat
(Bobot :0,4)

2.6 Kapsitas
Kapasitas Idenifisikan Sebagai Arus Maksimum Suatu Titik Dijalan Yang Dapat
Diperhatikan Perstuan Jam Pada Kondisi Tertentu. Untuk Jalan Dua Lajur Dua Arah. Kapasitas
Ditentukan Untuk Arus Dua Arah (Kombinasi Dua Arah), Tetapi Untuk Jalan Dengan Banyak
Jalur, Arus Dipisakan Per Arah Dan Kapasitas Ditentukan Per Lajur.
Persamaan Dasar Untuk Menentukan Kapasitas Adalah Sebagai Berikut :

C= Co X Fcw X Fcsp X Fcsf X Fccs


Dimana :
C

= Kapasitas Sesungguhnya (Smp/Jam)

Co

= Kapasitas Dasar Untuk Kondisi (Ideal) Tertentu (Smp/Jam)

Fcw

= Faktor Penyesuaian Lebar Jalan

Fcsp

= Faktor Penyesuaian Pemisahan Arah (Hanya Untuk Jalan Tak Terbagi)

Fcsf

= Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Dan Bahu Jalan/Kereb

Fccs

= Faktor Penyesuian Ukuran Kota

Jika Kondisi Sesungguhnya Sama Dengan Kasus Dasar (Ideal) Tertentu, Maka Semua
Faktor Penyesuaian Menjadi 1,0 Dan Kapasitas Menjadi Samadengan Kapasitas Dengan Co.

2.7 Derajat Kejenuhan


Drajat Kejenuhan (Ds) Didefinisikan Sebagai Rasio Arus Terhadap Kapasitas Dan
Dinyatakan Dalam Satuan Smp/Jam Digunakan Sebagai Faktor Utama Dalam Penentuan Tingkat
Kinerja Smping Dan Segmen Jalan
Ds = Q/C
Dimana :
Ds : Derajat Kejenuhan
Q : Arus Lalulintas
C

: Kapasitas

2.8 Kepadatan
Keepadatan Adalah Jumlah Kendaraan Perstuan Jarak (Umumnya Dinyatakan Dalam
Kend/Km Atau Kend/M)
2.9 Hubungan Antara Kecepatan Arus Dan Kerapatan
Prinsip Dasar Analisa Kapasitas Segmen Jalan Adalah Kecepatan Berkurang Jika Arus
Bertambah, Pengurangan Kecepatan Akibat Penambahan Arus Adalah Kecil Pada Arus Rendah

Tetapi Lebih Besar Pada Arus Lebih Tinggi. Dekat Kapasitas, Pertambahah Arus Yang Sedikit
Akan Menghasilkan Pengurangan Kecepatan Yang Besar, Untuk Setiap Tipe Jalan, Kurva
Standart Untuk Tipe Jalan Tersebut Telah Ditentukan Berdasarkan Data Empiris. Analisa Tingkat
Kinerja Lalulintas Kemudian Dilakukan Sebagai Berikut :
Penentuan Kecepatan Arus Bebas Dan Kapasitas Untuk Kondisi Dasar Tertentu Untuk
Setiap Tipe Jalan.
Perhitungan Kecepatan Arus Bebas Dan Kapasitas Untuk Kondisi Jalan Sesungguhnya
Dengan Menggunakan Tabel Berisi Faktor Penyesuaian Yang Ditentukan Secara Empiris
Menurut Perbedaan Antara Karakteristik Dasar Dan Sesungguhnya Dari Geometrik,
Lalulintas Dan Lingkungan Jalan Yang Diminati.
Penentuan Kecepatan Sesungguhnya Dari Kurva Umumkecepatan Arus Bebas Yang
Berbeda Pada Sumbu-Y, Dimana Arus Dinyatakan Dengan Derajat Kejenuhan (Ds) Pada
Sumbu X.
2.10 Tingkat Pelayanan (Level Of Service_Los)
Tingkat Pelayanan (Los) Yaitu Ukuran Kualitatif Yang Mencerminkan Persepsi
Pengemudi Tentang Kualitas Mengendarai Kendaraan. Tingkat Pelayanan (Los) Berhubungan
Dengan Ukuran Kuantitatif, Seperti Ketepatan Atau Persen Waktu Tundaan. Dalam Hal Ini
Kecepatan Dan Derajat Kejenuhan Digunakan Sebagai Indikator Prilaku Lalulintas. Kondisi
Lalulintas Yang Masih Dikatakan Normal, Yaitu Ketika Derajat Kejenuhan Tidak Melebihi
Nilkai Yang Dapat Diterima (Biasanya 0,75). Jika Arus Lalulintas Mendekati Kapasitas (Derajat
Kejenuhan >0,8). Kondisi Arus Pada Saat Itu Mengalami Tundaan (Kemacetan).
-

Tingkat Pelayanan A(Ds=0,00-0.20),Ciri-Ciri :


Arus Lalu Lintas Bebas Tanpa Halangan
Volume Dan Kepadatan Lalu Lintas Rendah
Kecepatan Kendaraan Merupakan Pilihan Pengemudi
Tingakt Pelayanan B(Ds=0,21-0,44),Ciri-Ciri :
Arus Lalu Lintas Stabil (Untuk Merancang Jalan Antar Kota)
Kecepetan Mulai Dipengaruhi Oleh Keadaan Lalu Lintas, Tetapi Tidak Dapat
Dipilih Sesuai Kehendak Pengemudi
Tingkat Pelayanan B(Ds=0,45-0,74),Ciri-Ciri :
Arus Lalu Lintas Stabil (Untuk Merancang Jalan Antar Kota)
Kecepatan Mulai Di Pengaruhi Oleh Keadaan Lalu Lintas, Tetapitetap Dapat
Dipilih Sesuai Kehendak Pengemudi
Tingkat Pelayanan C(Ds=0,45-0,74),Ciri-Ciri :
Arus Lalu Lintas Masih Stabil (Untuk Merancang Jalan Perkotaan)
Kecepatan Perjalanan Dan Kebebasan Gerak Sudah Dipengaruhi Oleh Besarnya
Volume Lalu Lintas Sehingga Pengemudi Tidak Dapat Lagi Memilih Kecepatan
Yang Diinginkan
Tingkat Pelayanan D(Ds=0,75-0,84),Ciri-Ciri :

Arus Lalu Lintas Sudah Mulai Tidak Stabil


Perubahan Volume Lalu Lintas Sangat Mempengaruhi Besarnya Kecepatan
Perjalanan
Tingkat Pelayanan E(Ds=0,85-1,00),Ciri-Ciri :
Arus Lalulintas Sudah Tidak Stabil
Volume Kira-Kira Sama Dengan Kapasitas
Sering Terjadi Kemacetan

BAB III
METODE SURVEI

3.1 Penentuan Segmen


SegmenjalandidefinisikansebagaipanjangjalanYangMempunyaikarakteristikjalanberubahsecara
berarti Menjadi batas segmen. Setiap segmen dianalisa secara terpisah. Jika beberapa Alternative

(Keadaan) Geometric Sedang diamati oleh suatu segmen ,Masing Masing diberi kode khusus dan
dicatat dalam formulir Data Masukan Yang Terpisah.

3.2 Data Identifikasi Lokasi


Pada baigian atas formulir survey Volume Lalulintas terdapat beberapa Data Umun
sebagai berikut:

Tanggal (Hari, Bulan, Tahun)


Survaiyor
Arah lalulintas
Kondisicuaca
Penentuanpropinsi, Namakota
Penentuan nomor ruas dan nama jalan
Penentuan panjang segmen
Penentuan tipe jalan
Penentuan periode waktu Survey

3.3 Survei Mendapatkan Data


3.3.1 Kondisi Geometric
Buat sketsa penampang melintang segmen jalan raya Rata-Rata Dan tunjukan lebar jalur
lalulintas,Lebar Median, Kereb, Lebar bahu dalam dan luar tak terganggu (Jalan tak terbagi),
Jarak dari kereb kepenghalang samping jalan seperti pohon, Selokan, Dansebagainya.
Isi Data Geometric Yang Sesuaiuntuksegmen Yang Diamatikedalamruang Yang
Tersediapadakertasdibawahsketsapenampangmelintang
Lebar jalur lalulintas jika terdapat kerebatau bahu pada masing-Masing sisi
Jarak Rata-Rata Dari kereb kepenghalang pada trotoar seperti pepohonan, Tiang lampu
dan Lain-Lain
Lebar bahu efektif. Jika jalan hanyamempunyaibahupadasatusisi, Lebarbahu Rata-Rata
Adalahsamadengansetenganlebarbahutersebut.
3.3.2

Jeniskendaraan
A. Lv
- Sedan/Jeepsuv
B. Hv
- Bus Sedangdan Bus Besar

- Truck 2 As, Truck 3 As


- Container
C. Mc
- Sepeda Motor
3.4 Analisa Perhitungan
Bagian alur prosedur perhitungan digambarkan seperti dibawah:

Langkah A : Data Masukan


A-1 : Data Geometric
A-2 : Kondisilalulintas
A-3 : Hambatansamping

Langkah B : Kapasitas
B-1 : Kecepatanarusbebasdasar
B-2 : Penyesuaianuntuklebarjalanlalulintas
B-3 : Faktorpenyesuaianuntukkondisihambatansamping
B-4 : Faktorpenyesuaianuntukukurankota
B-5 : Kecepatanarusbebasuntukkondisilapangan
Perubahan
Langkah C : Perilaku Lalu Lintas
C-1 : Kapasitasdasar
C-2 : Faktorpenyesuaianuntuklebarjalurlalulintas
C-3 : Faktorpenyesuaianuntukpemisaharah
C-4 : Faktorpenyesuaianuntukkondisihambatansamping
C-5 : Faktorpenyesuaianuntukukurankota
C-6 : Kapasitasuntukkondisilapangan

Langkah D : Perilaku Lalu Lintas


D-1 : Derajatkejenuhan
D-2 : Kecepatandanwaktutempuh
D-3 : Pemilihanperilakulalulintas

Perlupenyesuaiananggapanmengenaiperencanaandsb

Akhiranalisa

3.5 LANGKAH-LANGKAH SURVEI

Menghitung total kendaran pada interval 5 menitan (kend/s)


Mengitung volume kendaraan per jam jaman (kend/jam)
Membuat grafik hubungan waktu dan jumlah kendaraan
Membuat grafik volume kend/jam
Membuat grafik volume kendaraan ringan
Membuat grafik volume kendaraan berat
Membuat grafik volume kendaraan tidak bermotor
Mengekuivalenkan kendaran menjadi satuan mobil penumpang
Menghitung total kendaraan pada interval 5 menitan ( smp/jam)
Menghitung volume kendaraan per jam-jaman (smp/jam)

Menghitung kapasitas
Menghitung derajat kejenuhan
3.6 Data Lapangan
Dalam Pengambilan Data Di Lapangan Dilakukan Secara Manual Yaitu Dengan Tenaga
Manusia Dengan Alat Bantu Counter Dan Stop Watch. Tenaga Manusia Untuk Selanjutnya Di
Sebut Surveyor. Surveyor Yang Digunakan Sejumah 6orang
Untuk Menganalisis Tingkat Pelayanan Pada Jalan Jaksa Agung Suprapto Diperlukan
Data-Data Dilapangan Antara Lain:
Metode Survey (Pengambilan Data Lapangan)
Dalam Melakukan Pengambilan Data Dilapangan Dilakukan Dengan Cara:

Pengamatan Langsung Di Lapangan


Melakukan Pengambilan Data-Data Volume Jumlah Kendaraan Sesuai Dengan Jenis
Kendaraan Masing-Masing Yang Melintasi Jalan Jaksa Agung Suprapto Lamongan Dari
Arah Timur Maupun Arah Barat
Pencatatan Data Volume Jumlah Kendaran Dengan Menggunakan Tenaga
Manusia Yang Masing-Masing Mengamati Dan Menghitung Dari Jenis Jumlah
Kendaraan Yang Lewat Dan Melihat Kecepatan Kendaraan Yang Lewat, Untuk
Geometrik Jalan Menggunakan Alat Meteran

Pengambilan Data Survey


Pengambilan Data Survey Bendasarkan Hari Dan Jam,Dengan Orang Melakukan
Aktivitas Sehari-Hari Yaitu Pada Hari Kerja,Untuk Waktu Survey
Kami Ditetapkan Hari Sabtu, Tanggal 26 November 2016

3.7 Data Umum Kondisi Alam

Nama Jalan
Nama Kota Dan Provinsi
Tipe Jalan
Arah Jalan
Lebar Bahu Jalan ( Utara )
Lebar Bahu Jalan ( Selatan)

: Jl. Raya plosowahyu


: Lamongan,Jawa Timur
:4 Lajur 2 Arah Terbagi (4/2 D )
:Timur-Barat
:1.5m
:1.5m

Lebar Lajur ( Timur )


Lebar Lajur ( Barat )

:7.25m
:7.25m

3.8 Data Hasil Survey

Jenis Kendaraan Yang Paling Banyak Melewati Ruas Jalan Jaksa Agung Suprapto
Jumlah Kendaraan Pada Jam Puncak

Dalam Table Diketahui Bahwa Jam Puncak Dijalan Jaksa Agung Suprapto Kota
Lamongan Terjadi Pada Jam 07.00-08.00 Wib Wib Pada Waktu Mayoritas Masyarakat
Melakukan Aktivitas.Hal Ini Dapat Dilihat Dari Jumlah Kendaraan Yang Lewat Pada
Waktu Tersebut
3.9 Tata Guna Lahan
Lokasi Jalan Jaksa Agung Suprapto Kota Lamongan Secara Umum Digunakan Sebagai
Lokasi Perniagaan ,Perumahan , Kawasan Kantor Dan Pertokoan , Berdasarkan Tata Guna Lahan
Yang Ada Maka Kendaraan Yang Lewat Sebagian Besar Didominasi Oleh Kendaraan Pribadi
Sepeda Motor Dan Kendaraan Seperti Truck

BAB IV
5.1 kesimpulan

Berdasarkan survei dan pengamatan yang dilakukan di Jln. Jaksa Agung Suprapto yang
dilakukan selama 2 jam, mulai pukul 06.00-08.00 dan 11.00 13.00 serta 16.00-18.00.
dilakukan pada hari Sabtu tanggal 26 12 2016 terhadap kendaraan yang kondisi
goemetri jalan raya, maka dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari grafik dapat diketahu bahwa :
* jam puncak terjadi pada pukul jam 12.00 13.00 yaitu sebesar 140,4 smp / jam
2. dari perhitungan dapat disuimpulkan bahwa Jln. Jaksa Agung Suprapto mempunyai level
of service( los ) / tingkat pekayanan A
5.2 Saran
Adapun saran-saran untuk membantu menyelesaikan tugas survei rekayasa lalu lintas ini
ialah :
1. Sebelum pelaksanaan survei , sebaiknya dilakukan pengecekan alat survei terlebih dahulu
sehingga jika ada kerusakan dapat diantisipasi dan tidak mengganggu jalan survei
2. Dalam pelaksanaan dilapangan, hendaknya masing masing anggota kelompok di beri
pengarahan terlebih dahulu agar mampu melaksanakan praktikum sesuia dengan prosedur
yang di tentukan , sehingga kesalahaan dapat dihindari.
3. Dapat membuat laporan , asumsi asumsi yang di gunakan dalam perhitungan harus
sesuai dengan kondisi lapangan

Anda mungkin juga menyukai