Anda di halaman 1dari 3

Otodectes cynotis(kutu telinga)

Tungau telinga (Otodectes cynotis) adalah jenis tungau yang hidup di bawah kulit pada daerah
rongga telinga anak anjing atau kucing. Tungau telinga dapat menyebabkan luka dan radang pada
bagian yang ditempati.

Klasifikasi
Filum
: Arthropoda
Sub Filum
: Chelicerata
Kelas
: Arachnida
Subkelas
: Acarina
Ordo
: Acari
Familie
: Psoroptidae
Genus
: Otodectes
Spesies
: Otodectes Cynotis

Ciri-ciri:
Tungau telinga termasuk mikroorganisme dengan bentuk tubuh seperti siput. Tungau telinga
umumnya menyerang hewan, namun dapat juga menyerang manusia. Hewan yang lebih sering
diserang tungau telinga meliputi kucing dan anjing. Tungau telinga lebih aktif di malam hari dan
aktivitasnya menyebabkan rasa gatal pada bagian dalam telinga.

Cara hidup:
Tahap 1: Telur
Setelah dewasa, tungau betina biasanya bertelur setiap hari. Setiap hari rata-rata menghasilkan 5
butir telur. Telur-telur tersebut diletakan di saluran telinga kucing. Setelah 4 hari telur tersebut
menetas menjadi larva.
Tahap 2: Larva
Setelah menetas, larva tungau hidup dan makan selama 4 hari kemudian beristirahat selama 24
jam. Selama masa istirahat tersebut terjadi pergantian kulit (molting) menuju tahap berikutnya.
Tahap 3: Nimfa
Pada tahap ini bentuk tungau sudah seperti bentuk dewasanya. Bentuk nimfa ini terdiri dari dua
fase yaitu protonimfa dan deutonimfa. Masing-masing fase nimfa makan selama 3-5 hari,
istirahat , kemudian molting menuju tahap berikutnya.
Tahap 4: Tungau Dewasa
Tungau dewasa berukuran + 0.4 mm, berwarna putih-krem atau kecoklatan dan dapat diihat oleh
mata telanjang. atau kaca pembesar. Tungau teinga hidup dengan memakan sekresi telinga dan
jaringan kulit saluran telinga yang mengelupas. Tungau dewasa dapat hidup dan mencapai umur
2 bulan.
Cara penularan:
Tungau telinga berpindah dari satu hewan ke hewan lainnya lewat kontak tubuh secara langsung.
Tungau telinga betina cenderung menaruh telur-telurnya pada bulu di bagian telinga hewan,
sehingga tungau telinga jantan akan selalu mencari tungau telinga betina pada bagian tersebut
untuk melakukan perkembangbiakan.

Morfologi tungau ini mirip dengan Chorioptes. Mempunyai alat penghisap pada
pasangan kaki pertama dan kedua pada tungau betina dan pada seluruh pasangan kaki
pada tungau jantan serta tidak berhubungan dengan pedicle. Alat penghisap copulatory
jantan kurang jelas demikian juga lobus abdominalnya. Habitat tungau ini adalah

telingagolongan carnivora seperti anjing, serigala, racoon dan kucing. Dinamakan juga
dengan tungau telinga.
Siklus hidup Otodectes cynotis hampir sama seperti genus Psoroptes. Telur
diletakkan pada kulit di sisi lesi-lesi dan menetas 1-3 hari. Larva mulai makan setelah 2-3
hari setelah ditetaskan. Diikuti dengan molting menjadi stadium nimfa setelah 12 jam
kemudian. Stadium nimfa akhir terjadi pada hari ketiga dan keempat kemudian
berkembang menjadi dewasa. Total siklus hidup dari telur sampai menghasilkan telur
selanjutnya adalah 12 hari. Tungau menghabiskan selama hidupnya pada permukaan
tubuh inang terutama bagian telinga. Tungau memakan jaringan epidermis dengan cara
mengunyah. Cara lain adalah dengan menusuk kulit dan menghisap cairan tubuh inang.
Patogenesis dan gejala klinis hewan yang terinfeksi oleh spesies tungau ini sering
mengoyang-goyangkan kepala serta menggosok-gosoknya. Pada kasus infeksi paling
parah telinga menjadi paralisis dan terbentuk radang purulenta dan hematoma. Pada
kasus radang purulenta, bagian luar telinga seringkali menyebabkan radang tympani
telinga.

DAFTAR PUSTAKA
Budiana N.S.2008. Anjing. Penebar Swadaya: Jakarta
Jeffrey, H.C dan R.M. Leach, 1993. Atlas Helmithologi dan Protozoologi Kedokteran.
Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
Soharsono. 2011. Penyakit Zoonotik pada Anjing dan Kucing. Kaninus: Yogyakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Tungau_telinga
http://www.kucingkita.com/penyakit-kucing/daur-siklus-hidup-tungau-kutu-telinga-earmite

Anda mungkin juga menyukai