Oleh:
ROSYDINA ROBIAQOLBI
NIM 1016144530043
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
MINAT STUDI MANAJEMEN KESEHATAN
SURABAYA
2016
DAFTAR ISI
Halaman Judul
1
....
Daftar Isi.
2
....
Abstrak
Pendahuluan
Pembahasan.
...
ABSTRAK
Fasilitas kesehtan tingkat pertama (FKTP) merupakan ujung
tombak pelayanan kesehatan primer. Untuk itu harus ada upaya untuk
perbaikan mutu. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan
badan prnyelenggara jamnan social kesehatan adalah dengan sistem
kapitasi berbasis kinerja. Sehingga jika kinerja baik akan berpengaruh
pada besaran nilai kapitasi yang didapatkan oleh FKTP. Tujuan dari
penerapan KBK ini adalah sebagai indikator kinerja yang berdampak pada
hasil
dan
ditetapkan
konsekuensi
atas
pemenuhan
PENDAHULUAN
Sistem pembayaran dalam program jaminan kesehatan nasional (JKN)
kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) menggunakan kapitasi.
Kapitasi dibayar BPJS Kesehatan mengacu beberapa hal, seperti berapa
banyak dokter yang bertugas, sarana dan prasarana serta waktu dalam
memberikan pelayanan pada satu FKTP.
Bentuk FKTP bisa berupa puskesmas, dokter praktik perorangan (DPP),
maupun klinik pratama. Lewat sistem kapitasi, fasilitas kesehatan primer
dituntut bukan hanya mengobati peserta BPJS Kesehatan, tetapi juga
memberikan pelayanan promotif dan preventif atau pencegahan.
3
Untuk
memenuhi
tingkat
efektivitas
penggunaan
kapitasi
ini,
dana
kapitasi dalam
meningkatkan mutu
layanan masih rendah. Padahal dana yang disalurkan sangat besar, yakni
hampir 8 triliun rupiah per tahun. Namun, perubahan kualitas layanan
puskesmas secara keseluruhan belum terlihat secara nyata. KPK juga
menemukan bahwa: tidak ada alat pengawasan dan pengendalian dana
kapitasi oleh BPJS Kesehatan.
indikator kinerja yang berdampak pada hasil dan ditetapkan pola reward dan
konsekuensi atas pemenuhan komitmen pelayanan/kinerja FKTP.
Apabila kinerja optimal, maka tarif kapitasi dapat dicapai maksimal
(penetapan
norma/besaran
hasil kredensialing/rekredensialing,
kapitasi
dan
akan
diawal
sangat
dinamis
sesuai
sesuai
komitmen
tersebut.
Apabila
telah
maksimal,
dapat
PEMBAHASAN
Badan
Penyelenggara
Jaminan
Sosial
(BPJS)
Kesehatan
dan
Tingkat
Pertama
(FKTP),
salah
satu
caranya
dengan
meningkatkan
kesehatan,
BPJS
efisiensi
dan
Kesehatan
efektivitas
selain
penyelenggaraan
mengembangkan
sistem
Peserta
memperoleh
manfaat
pemeliharaan
kesehatan
dan
Badan
Penyelenggara
Jaminan
Sosial
Kesehatan
yang
5
Puskesmas
adalah
fasilitas
pelayanan
kesehatan
yang
pelayanan.
Angka
kontak
adalah
indikator
untuk
mengetahui
yang
selanjutnya
disebut
Prolanis
adalah suatu
sistem
yang
penyakit
secara
mandiri.
Rasio
Peserta
Prolanis
Rutin
persyaratan
dapat
bekerjasama
dengan
BPJS
Kesehatan.
Dalam
rangka
peningkatan
mutu
pelayanan
FKTP
diberlakukan
kesepakatan
BPJS
Kesehatan
dengan
Asosiasi
Fasilitas
b.
kelengkapan
sarana
dan
prasarana,
meliputi
kelengkapan
sarana
perundang-undangan,
pelayanan
obat
dan
pelayanan
Puskesmas
atau
fasilitas
kesehatan
yang
setara
yang
memenuhi
dan membuka waktu pelayanan kurang dari 24 (dua puluh empat) jam setiap
hari; atau memiliki dokter 2 (dua) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang
dokter berbanding dengan paling sedikit 5.001 (lima ribu satu) Peserta,
memiliki atau tidak memiliki dokter gigi, dan membuka waktu pelayanan
kurang dari 24 (dua puluh empat) jam setiap hari.
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara memperoleh kapitasi
sebesar Rp.3.500,00 (tiga ribu lima ratus rupiah) apabila : memiliki dokter 2
(dua) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan
paling banyak 5.000 (lima ribu) Peserta, memiliki atau tidak memiliki dokter
gigi, dan membuka waktu pelayanan kurang dari 24 (dua puluh empat) jam
setiap hari, memiliki dokter paling sedikit 3 (tiga) orang, memiliki atau tidak
memiliki dokter gigi, dan membuka waktu pelayanan kurang dari 24 (dua
puluh empat) jam setiap hari, memiliki dokter 1 (satu) orang dengan
perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan paling sedikit 5.001
(lima ribu satu) Peserta, memiliki atau tidak memiliki dokter gigi, dan
membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam setiap hari; atau
memiliki dokter 2 (dua) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter
berbanding dengan paling sedikit 15.001 (lima belas ribu satu) Peserta,
memiliki atau tidak memiliki dokter gigi, dan membuka waktu pelayanan 24
(dua puluh empat) jam setiap hari.
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara memperoleh kapitasi
sebesar Rp.4.000,00 (empat ribu rupiah) apabila : memiliki dokter 1 (satu)
orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan paling
banyak 5.000 (lima ribu) Peserta, memiliki atau tidak memiliki dokter gigi,
dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam setiap hari;
memiliki dokter 2 (dua) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter
berbanding dengan paling sedikit 5.001 (lima ribu satu) sampai dengan
paling banyak 15.000 (lima belas ribu) Peserta, memiliki atau tidak memiliki
dokter gigi, dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam setiap
hari; memiliki dokter paling sedikit 3 (tiga) orang dengan perbandingan 1
10
(satu) orang dokter berbanding dengan paling sedikit 15.001 (lima belas ribu
satu) Peserta, tidak memiliki dokter gigi, dan membuka waktu pelayanan 24
(dua puluh empat) jam setiap hari; atau memiliki dokter paling sedikit 3
(tiga) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan
paling sedikit 20.001 (dua puluh ribu satu) Peserta, memiliki dokter gigi
paling sedikit 1 (satu) orang, dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh
empat) jam setiap hari
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara memperoleh kapitasi
sebesar Rp.4.500,00 (empat ribu lima ratus rupiah) apabila: memiliki dokter
2 (dua) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding
dengan paling banyak 5.000 (lima ribu) Peserta, memiliki atau tidak memiliki
dokter gigi, dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam setiap
hari; memiliki dokter paling sedikit 3 (tiga) orang dengan perbandingan 1
(satu) orang dokter berbanding dengan paling sedikit 5.001 (lima ribu satu)
sampai dengan paling banyak 15.000 (lima belas ribu) Peserta, tidak
memiliki dokter gigi, dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat)
jam setiap hari; atau memiliki dokter paling sedikit 3 (tiga) orang dengan
perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan paling sedikit 15.001
(lima belas ribu satu) sampai dengan paling banyak 20.000 (dua puluh ribu)
Peserta, memiliki dokter gigi paling sedikit 1 (satu) orang, dan membuka
waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam setiap hari.
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara memperoleh kapitasi
sebesar Rp.5.000,00 (lima ribu rupiah) apabila: memiliki dokter paling sedikit
3 (tiga) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding
dengan paling banyak 5.000 (lima ribu) Peserta, tidak memiliki dokter gigi,
dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam setiap hari; atau
memiliki dokter paling sedikit 3 (tiga) orang dengan perbandingan 1 (satu)
orang dokter berbanding dengan paling sedikit 5.001 (lima ribu satu) sampai
dengan paling banyak 15.000 (lima belas ribu) Peserta, memiliki dokter gigi
11
paling sedikit 1 (satu) orang, dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh
empat) jam setiap hari.
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara memperoleh kapitasi
sebesar Rp.6.000,00 (enam ribu rupiah) apabila memiliki dokter paling
sedikit 3 (tiga) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding
dengan paling banyak 5.000 (lima ribu) Peserta, memiliki dokter gigi paling
sedikit 1 (satu) orang, dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat)
jam setiap hari.
Setiap
FKTP
selain
Puskesmas
yang
bekerjasama
dengan
BPJS
selain
Puskesmas
yang
telah
memenuhi
persyaratan
dokter gigi paling sedikit 1 (satu) orang, dan membuka waktu pelayanan
kurang dari 24 (dua puluh empat) jam setiap hari. Klinik Pratama
memperoleh kapitasi sebesar Rp.8.250,00 (delapan ribu dua ratus lima puluh
rupiah) apabila memiliki dokter paling sedikit 2 (dua) orang dengan
perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan paling banyak 5.000
(lima ribu) Peserta, memiliki dokter gigi paling sedikit 1 (satu) orang, dan
membuka waktu pelayanan kurang dari 24 (dua puluh empat) jam setiap
hari. Klinik Pratama memperoleh kapitasi sebesar Rp.8.500,00 (delapan ribu
lima ratus rupiah) apabila memiliki dokter paling sedikit 2 (dua) orang
dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan paling
sedikit 10.001 (sepuluh ribu satu) Peserta, tidak memiliki dokter gigi, dan
membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam setiap hari. Klinik
Pratama memperoleh kapitasi sebesar Rp.8.750,00 (delapan ribu tujuh ratus
lima puluh rupiah) apabila memiliki dokter paling sedikit 2 (dua) orang
dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan paling
sedikit 5.001 (lima ribu satu) sampai dengan paling banyak 10.000 (sepuluh
ribu) Peserta, tidak memiliki dokter gigi, dan membuka waktu pelayanan 24
(dua puluh empat) jam setiap hari. Klinik Pratama memperoleh kapitasi
sebesar Rp.9.000,00 (sembilan ribu rupiah) apabila memiliki dokter paling
sedikit 2 (dua) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding
dengan paling banyak 5.000 (lima ribu) Peserta, tidak memiliki dokter gigi,
dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam setiap hari. Klinik
Pratama memperoleh kapitasi sebesar Rp.9.250,00 (sembilan ribu dua ratus
lima puluh rupiah) apabila memiliki dokter paling sedikit 2 (dua) orang
dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan paling
sedikit 10.001 (sepuluh ribu satu) Peserta, memiliki dokter gigi paling sedikit
1 (satu) orang, dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam
setiap hari. Klinik Pratama memperoleh kapitasi sebesar Rp.9.500,00
(sembilan ribu lima ratus rupiah) apabila memiliki dokter paling sedikit 2
(dua) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan
paling sedikit 5.001 (lima ribu satu) sampai dengan paling banyak 10.000
13
(sepuluh ribu) Peserta, memiliki dokter gigi paling sedikit 1 (satu) orang, dan
membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam setiap hari. Klinik
Pratama memperoleh kapitasi sebesar Rp.9.750,00 (sembilan ribu tujuh
ratus lima puluh rupiah) apabila memiliki dokter paling sedikit 2 (dua) orang
dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan paling
banyak 5.000 (lima ribu) Peserta, memiliki dokter gigi paling sedikit 1 (satu)
orang, dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam setiap
hari.
Rumah
Sakit
Kelas
Pratama
memperoleh
kapitasi
sebesar
Kapitasi
yang
telah
disepakati
pemenuhan
komitmen
14
a. target pada zona aman paling sedikit sebesar 150 (seratus lima puluh
permil) setiap bulan;
b. target pada zona prestasi paling sedikit sebesar 250 (dua ratus lima
puluh permil) setiap bulan.
Angka kontak merupakan indikator untuk mengetahui aksesabilitas dan
pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh Peserta dan kepedulian serta
upaya FKTP terhadap kesehatan Peserta pada setiap 1000 (seribu) Peserta
terdaftar di FKTP yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik merupakan jumlah Peserta
yang dirujuk dengan diagnosa yang termasuk dalam level kompetensi FKTP
sesuai dengan Panduan Praktik Klinis dibandingkan dengan jumlah seluruh
Peserta yang dirujuk oleh FKTP dikali 100 (seratus). Target pemenuhan rasio
rujukan rawat jalan kasus non spesialistik oleh FKTP sesuai dengan
kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama, sebagai berikut :
a. target pada zona aman sebesar kurang dari 5% (lima persen) setiap bulan;
b. target pada zona prestasi sebesar kurang dari 1% (satu persen) setiap
bulan.
Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik merupakan indikator untuk
mengetahui optimalnya koordinasi dan kerjasama antara FKTP dengan
15
16
yang
tidak
memenuhi
seluruh
target
indikator
komitmen
untuk
meningkatkan
kompetensi
dan/atau
performa FKTP.
Konsekuensi pembayaran kapitasi berdasarkan pemenuhan target
indikator komitmen pelayanan dilaksanakan mulai bulan keempat sejak FKTP
menerapkan sistem Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan.
Pembayaran kapitasi dilakukan penyesuaian setiap 3 (tiga) bulan.
Dalam hal Puskesmas menunjukkan hasil penilaian tidak memenuhi
indikator komitmen pelayanan pada zona aman sebagaimana dimaksud
selama 3 (tiga) bulan berturut turut, maka BPJS Kesehatan memberikan
umpan balik kepada Puskesmas yang tembusannya disampaikan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Dalam hal FKTP selain Puskesmas menunjukan hasil penilaian 3 (tiga)
indikator tidak memenuhi target pada zona aman selama 3 (tiga) bulan
18
teguran
kedua.
Dalam
hal
FKTP
selain
Puskesmas,
setelah
pembayaran
kapitasi
berbasis
pemenuhan
komitmen
pelayanan
sebelum
ketersediaan
sumber
Januari
daya
2017.
dan
Dalam
jaringan
hal
data
kondisi
pada
geografis,
suatu
FKTP
Agar
pengundangan
setiap
orang
Peraturan
Badan
mengetahuinya,
Penyelenggara
memerintahkan
Jaminan
Sosial
20
21
22
23
24
Teknis
Kegiatan
Dan
Proses
Penerapan
Pembayaran
Kapitasi
Sebelum
menerapkan
pembayaran
kapitasi
berbasis
pemenuhan
25
terbentuknya
komitmen
bersama
untuk
meningkatkan
mutu
pelayanan di FKTP;
c.
terbentuknya
kesadaran
FKTP
untuk
memenuhi
komitmen
pelayanan;
d. terlaksananya pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan.
B. PEMBUATAN KESEPAKATAN DENGAN ASOSIASI FASILITAS KESEHATAN
1. Divisi Regional BPJS Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan
melakukan kesepakatan meliputi:
a. penetapan standar indikator komitmen pelayanan di FKTP;
b. penentuan besaran pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan.
2. Asosiasi Fasilitas Kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
adalah:
a. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) sebagai
perwakilan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan praktik
perorangan bidan;
b. Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN) sebagai perwakilan klinik;
c. Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Indonesia (PKFI) sebagai perwakilan klinik dan praktik perorangan
dokter/dokter gigi.
3. Dalam hal tidak terdapat Asosiasi Fasilitas Kesehatan di suatu wilayah,
maka pembuatan kesepakatan dilakukan dengan Dinas Kesehatan Provinsi.
26
dituangkan
dalam
berita
acara
kesepakatan
sebagai
dasar
Tim
dalam
pelaksanaan
Kapitasi
Berbasis
Pemenuhan
Komitmen
27
3)
Kepala
Divisi
Regional
BPJS
Kesehatan;
4)
Kepala
28
Target
pemenuhan
komitmen
pelayanan
di
FKTP
sesuai
dengan
29
30
7.
Penilaian
pemenuhan
komitmen
pelayanan
oleh
Tim
Penilai
dan
Konsekuensi
pembayaran
kapitasi
berdasarkan
hasil
penilaian
31
(Kepala
Pusat
Pembiayaan
dan
Jaminan
Kesehatan,
2015).
hal
tersebut,
Direktur
Pelayanan
BPJS
Kesehatan
Penyelenggara
Jaminan
Sosial
(BPJS)
Kesehatan
menunda
Artinya.
lewat
norma
baru
ini,
setiap
puskesmas
tidak
aspek
tersebut
adalah:
1.
Aspek
Regulasi;
dimana
aturan
kapitasi yang bisa digunakan untuk jasa pelayanan kesehatan sekurangkurangnya 60 persen dari total penerimaan. regulasi yang ada juga belum
mengatur mekanisme pengelolaan sisa lebih dana kapitasi. Mekanisme
kapitasi
telah
membuat
dana
yang
masuk
ke
sebagian
puskesmas
dana
yang
diterima
dan
realisasi
anggaran
yang
lambat,
berpeluang menyebabkan sisa lebih di akhir tahun anggaran. Kalau ini terus
berulang dan terakumulasi tiap tahun, maka sisa lebih dana ini bisa sangat
besar pada sebuah puskesmas saja 2. Aspek Pembiayaan; KPK menemukan
adanya potensi fraud atas diperbolehkannya perpindahan peserta Penerima
Bantuan Iuran (PBI) dari puskesmas ke FKTP swasta. Fakta yang ditemukan,
oknum petugas puskesmas mendirikam FKTP swasta. Pasien yang datang,
tidak dilayani dengan baik dengan berbagai alasan, tapi justru diarahkan ke
FKTP swasta miliknya atau yang berafiliasi dengannya. 3. Aspek Tata Laksana
dan
Sumber
Daya; lemahnya
pemahaman
dan
kompetensi
petugas
dalam
hal
ini
telah
melakukan
berbagai
kajian
dan
kepada
BPJS.
Substansi
konseptualnya
benar-benar
mengakar
pada
Januari
2016,
bukan
Agustus
2015
ini.
Salah
satu
FKTP
tersebut
sebesar
115%.
Inilah
salah
satu
kompensasi
keberpihakan pada kualitas saya kira. Meski masih banyak yang ingin saya
sampaikan, saya harus mengakhiri catatan kecil ini dengan kembali
menegaskan bahwa, substansi regulasi dalam Peraturan BPJS Nomor 2 Tahun
2015 ini cukup baik, tetapi implementasi pelaksanaannya akan lebih
bijaksana jika dimulai pada bulan Januari 2016, bukan pada bulan Agustus
2015 ini
38
(RKR).
Juknis
KBK
ini
telah
ditunggu
dalam
tersebut
dapat
menjadi
acuan
agar
lebih
memantapkan
Sehingga
dalam
penerapannya
perlu
perbaikan
dan
penyempurnaan lagi.
39
DAFTAR PUSKTAKA
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 2 Tahun
2015 Tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi Dan Pembayaran
Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
http://wartaekonomi.co.id/read/2016/06/21/104102/bpjs-kesehatanoptimalkan-kapitasi-berbasis-komitmen-genjot-pelayanan-fktp.html
http://m.suarakarya.id/2016/06/22/diharapkan-kapitasi-berbasis-pemenuhankomitmen-pelayanan-jkn
http://manajemen-pembiayaankesehatan.net/index.php/91-arsippengantar/1570-reaksi-terhadap-peraturan-kapitasi-berbasispemenuhan-komitmen-pelayanan
http://www.kompasiana.com/tonangardyanto/norma-kapitasi-dan-kapitasiberbasis-komitmen-pelayanan-1_55dcd172f97a61060f3e72fd
http://www.beritasatu.com/nasional/371294-optimalisasi-fungsi-pelayanan-difktp-melalui-kapitasi-berbasis-komitmen-pelayanan.html
http://manajemen-pembiayaankesehatan.net/index.php/91-arsip-pengantar/1570reaksi-terhadap-peraturan-kapitasi-berbasis-pemenuhan-komitmen-pelayanan
http://documents.tips/documents/artikel-kapitasi-kinerja-biuat-tor.html
40