BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting dalam dunia
industri, asam sulfat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan asam fosfat
( 60% dari total produksi asam sulfat diseluruh dunia),asam fosfat sendiri digunakan
untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen, selain itu
asam sulfat juga digunakan di industry besi baja, pengolahan minyak bumi, pulp dan
kertas, dsb.
Dalam pembuatan asam sulfat dapat digunakan beberapa bahan baku yang bisa
digunakan, salah satunya
senyawa sulfur seperti pyrite atau batuan sulfida / sulfat lainnya (19%), dan dari gas
buangan industri minyak bumi / batu bara (H2S, SO2) (25%). Biasanya batuan sulfur
ditambang dari pegunungan, seperti di tangkuban perahu, dieng, atau bromo. 70
85% dari produksi sulfur tersebut digunakan untuk pembuatan asam sulfat.
Deposit S di gunung berapi dapat berupa batuan, lumpur sedimen atau lumpur
sublimasi, kadarnya tidak begitu tinggi (30 60 %) dan jumlahnya tidak begitu
banyak (600 1000 juta ton, total). Di Indonesia sumber batuan sulfur terdapat di
gunung Talaga Bodas di dapat dalam bentuk lumpur dengan kadar S (30 70 %) dan
jumlah deposit 300 juta ton. Tempat tempat lainnya adalah : kawah Ijen, Gunung
Welirang, Gunung Dieng dan Gunung Tangkuban Perahu.
Dasar pengambilan sulfur dialam dapat menggunakan proses Frasch yaitu dengan
cara pencairan sulfur di bawah tanah / laut dengan air panas, lalu suspensi belerang
lebur dinaikkan ke atas permukaan bumi dengan airlift (udara tekan), air yang
bercampur dengan S akan naik ke atas sebagai crude S, untuk kemudian diolah
menjadi crude bright atau refined S.
Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh debit udara yang masuk
terhadap debit aliran vertikal fluida cair ke atas pada sistem airlift.
B. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk:
Pompa airlift biasanya digunakan untuk mengangkat cairan atau campuran padat
cair (slurries) dari sumur dalam. Pompa airlift sering digunakan karena harga beli
dan perawatannya murah, mudah dipasang, tidak membutuhkan tempat yang besar
dan desain dan konstruksinya simpel, mudah mengatur debit, mampu mengatasi zat
yang bersifat korosif, toksik dan radioaktif. Pada sistem airlift, udara atau gas
diinjeksikan ke dasar pipa vertikal yang terendam sebagian di larutan atau slurry.
Gelembung akan terbentuk dan mengembang selama udara mengallir ke atas melalui
pipa vertikal. Sehingga, ada 2 fase di dalam pipa, campuran 2 fase gas-cair ini
memiliki densitas lebih rendah daripada cairan sehingga campuran akan terbawa ke
atas.
Ada beberapa pola yang terbentuk ketika udara terdispersi ke dalam cairan dalam
pipa vertikal. Beberapa pola aliran dasar adalah bubbly, slug, churn, dan annular.
Pada kecepatan aliran udara yang rendah, fase gas yaitu udara dapat terbentuk
menjadi gelembung-gelembung dengan berbagai ukuran dan bentuk. Aliran ini
termasuk tipe bubbly. Ketika kecepatan udara masuk dinaikkan, gelembunggelembung kecil mulai bertemu dan bersatu menjadi gelembung yang lebih besar.
Gelembung yang lebih besar ini biasa disebut air slug. Air slug ini memisahkan air
di dalam pipa vertikal menjadi slug flow regime seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 2. Transisi antara bubbly flow regime dengan slug flow regime disebut
bubby-slug flow regime di mana gelembung-gelembung udara kecil dapat ditemui
tersuspensi di dalam cairan yang ada di antara air slug. Apabila kecepatan udara
yang masuk sangat tinggi, maka cairan dapat terdorong ke dinding pipa dan aliran
udara akan mengalir di tengah di mana ada butiran cairan yang terbawa. Model aliran
ini biasa disebut annular flow regime. Pada aliran annular, udara mengalir di pusat
pipa dan tidak ada cairan yang terangkat ke atas. Jadi untuk pompa dengan sistem
airlift, disarankan untuk menghindari sistem aliran annular flow regime. Jika
perbedaan tekanan pada titik injeksi udara dengan tekanan pada keluaran pompa,
yang biasanya atmosferik, terlalu besar maka dapat terjadi aliran annular flow
udara=
(1)
n
P
=
V RT
(1.a)
m P . Mr
=
V
RT
(1.b)
P . Mr
RT
(2)
dengan, udara
V
P
T
m
Mr
R
=
=
=
=
=
=
=
Pada airlift system, debit air yang mampu terangkat merupakan fungsi dari
debit udara yang dihembuskan ke dalam sistem, berikut penjabarannya:
(3)
Qair =f (Qud )
Persamaan pressure drop secara umum:
2
P f V Z L
=
g
2 gD
P=k 1 f V 2
(4)
(5)
= faktor friksi
k 1=konstanta=
f ZL
2D
(6)
V=
Q air
A
(7)
Qair
A
( )
(8)
P=k 2 f Q air2
dengan , k 2=
(9)
ZL
2
2 D( A )
Massa jenis campuran udara-air pada pipa vertikal didekati dengan persamaan
sebagai berikut:
camp=
camp=
mcamp
V camp
(10)
mcamp
mud mair
+
ud air
(10.a)
camp=
mcamp
(1 x)mcamp x mcamp
+
ud
air
(10.b)
1
(1 x) x
+
ud
air
(10.c)
camp=
camp=
ud . air
air 1
mair
m
+ ud air
mcamp
mcamp
(10.d)
camp=
mcampmair
m
+ ud air
mcamp
mcamp
(10.e)
ud . air
air ( mcamp mair ) + ud mair
mcamp
(10.f)
air
camp=
camp=
ud air
ud air m camp
air ( m campmair ) + ud m air
(10.g)
m
( air+mud )
air ( mair + mud mair ) + ud mair
camp=
(10.h)
Q air
Qud
m air +
m
m air
mud air ud
air Qud ud + ud Q air
(10.i)
(10.j)
Q air Q ud
+
air ud
camp=
Q air +Q ud
(11)
ud
camp=
camp=
dengan, camp
mud
mair
ud
air
Qud
Qair
ZL
ZS
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia
2
7
1
P1=air g Z s
(12)
P2=camp g Z L
(13)
(14)
P=air g Z s camp g Z L
(14.a)
Q air Qud
+
air ud
1
2
Qair = air g Z s
g ZL
f
Qair +Q ud
dengan , f =
(14.b)
(14.c)
(14.d)
(15)
[ ( ) ]}
6.9 / Dp
1.8 log
+
3.7
1.11
(16)
= kekasaran pipa, cm
Dp = diameter pipa, cm
Re = bilangan Reynolds
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia
camp V a D p
a
(17)
camp
=
camp
=
(18)
Qair
Dp
2
Dp
4
a
(28.a)
Qair
Dp
4
a
(18.b)
camp 4 Qair
Dp a
(19)
camp
=
=
Dp
= diameter pipa, cm
Substitusi persamaan (17) dan (19) ke dalam persamaan (15) sehingga diperoleh
persamaan sebagai berikut :
1
1
Qair 2=
{ [
6.9
/ Dp
1.8 log
+
camp 4 Qair
3.7
Dp a
1.11
]}
Qair Qud
+
air ud
air g Z s
g ZL
Q air +Qud
)
(20)
{ [
Nilai
6.9
/ Dp
+
camp 4 Qair
3.7
Dp a
1.11
]} (
2
Q air Q ud
+
air ud
air g Z s
g ZL
Qair +Qud
(21)
E.HIPOTESIS
Debit aliran udara masuk akan mempengaruhi debit aliran cairan yang
terangkat pada airlift system. Dalam percobaan ini, digunakan submerge ratio yang
tetap, sehingga pressure drop tidak bervariasi terhadap kedalaman. Hubungan antara
debit udara yang masuk dengan debit aliran cairan terangkat dapat didefinisikan
dengan suatu konstanta
dengan persamaan hubungan antara debit udara yang masuk dengan debit aliran
cairan terangkat yang telah dijabarkan di atas diselesaikan secara numeris dengan
trial-error nilai
debit aliran udara masuk , semakin besar pula debit aliran cairan yang terangkat.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
1. Udara yang diperoleh dari lingkungan sekitar,
2. Air kran yang diperoleh dari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada.
B. RANGKAIAN ALAT
Keterangan :
1. vKompresor udara
2. Steker listrik
3. Selang 1
4. Selang 2
5. Statis
6. Pipa airlift
7. Flowmeter
8. Display
9. Tombol
on/off
Praktikum Khusus Operasi Teknik
Kimia
10. Gelas Ukur 50 mL
11. Bak Air
10
Gambar 4. Rangkaian Alat Pengamatan Debit Aliran Cairan Vertikal pada Airlift System
C. CARA KERJA
1. Pengukuran densitas air kran
Piknometer kosong ditimbang menggunakan neraca analitis digital dan dicatat
beratnya. Piknometer diisi dengan air kran hingga penuh dan berat piknometer
berisi air kran dicatat. Kemudian piknometer diisi dengan aquadest hingga penuh
dan berat piknometer berisi aquadest dicatat.
2. Pengukuran viskositas air kran
Viskosimeter Ostwald diisi dengan air kran dan waktu alir air kran diukur dari
batas atas sampai batas bawah. Langkah ini dilakukan lagi hingga diperoleh 3 data
percobaan. Percobaan tersebut diulangi untuk aquadest.
3. Pengukuran debit air pada airlift system
Alat percobaan debit aliran cairan pada airlift system disusun sesuai dengan
Gambar 4. Bak penampung diisi dengan air hingga ketinggian tertentu.
Kompresor dinyalakan dan ditunggu hingga penuh dengan tekanan sebesar 10
kg/cm2. Kran pengatur debit udara keluar dari kompresor dibuka dan udara yang
keluar dari selang 1 dicatat kecepatan gas keluarnya. Setelah itu selang 1
dihubungkan dengan selang 2. Ditunggu hingga debit yang keluar konstan 10
detik. Setelah itu air yang keluar dari pipa 1 ditampung dan dicatat volumenya
untuk waktu penampungan tertentu. Lalu, percobaan diulangi untuk variasi
kecepatan udara yang lain, dan pada setiap kecepatan dilakukan pengambilan 3
data percobaan.
D.
ANALISIS DATA
1. Pengukuran Massa Jenis Air Kran
Massa jenis air kran dihitung menurut persamaan (22).
air kran =
(22)
11
aquadest
(23)
(25)
Q 1+ Q 2+Q 3
Q=
3
dengan,
(24)
(26)
12
13
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah:
1. Pola aliran yang diinginkan dalam airlift system adalah slug flow regime.
2. Nilai konstanta dan SSE yang dihasilkan dari percobaan ini adalah :
-0.0024
SSE
5.421 x 10-18
3. Persamaan hubungan debit aliran udara masuk dengan debit aliran cairan ke atas dapat
didefinisikan sebagai berikut :
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia
14
{ [
6.9
/ Dp
+
camp 4 Qair
3.7
Dp a
1.11
]} (
2
Qair Qud
+
air ud
air g Z s
gZL
Qair +Q ud
4. Debit aliran cairan ke atas terhitung dapat didekati dengan persamaan polinomial dan
error sebagai berikut.
Qair(hit) = 1.002 + 1.2xQu + 0.0228122xQu2 - 0.000281875xQu3 + 7.83167x107
xQu4
Error = 15.8975 %
5. Semakin besar debit aliran udara masuk, semakin besar pula debit aliran cairan yang
terangkat pada submerge ratio yang tetap.
DAFTAR PUSTAKA
Ezzi, A A Rahman-El. 2014. Gas Hold-Up, Mixing Time and Circulation Time in
Internal Loop Airlift Bubble Column. Int. Journal of Engineering Reaserch
and Application. Vol. 4. Issue 1 (Version 2) January 2014, pp.286-294
Nevers, N.D. 1970. Fluida Mechanics, 2ed. New York : Addison Wesley
Publishing Company
Ratkovich, N. 2011. Analysis of Shear Stress and Energy Consumption in a
Tubular Airlift System. IWA Publishing 2011 : Water Science and
Technology
Rochmanto, Budi. 2010. Pendekatan Metode Kalibrasi Flowmeter Gas
Bertekanan dan Analisis Perbandingan dalam Perhitungan Aliran.
Reinemann, D.J. and M.B. Timmons, 1989. Predicting oxygen transfer and total
dissolved gas pressure in airlift pumping. Aquacultural Engineering 29-46
Shimizu, Y., Tojo, C., Suzuki, M., Takagaki, Y. and Saito, T., 1992. A study on the
air-lift pumping system for manganese nodule mining. In: Proceedings of
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia
15
16
LAMPIRAN
A. Data Percobaan
Suhu Percobaan
28
: 15,0453
gram
: 39,7946
gram
: 39,7215
gram
: 1. 32,50
detik
2. 32,10
detik
3. 32,30
detik
: 1. 24,10
detik
2. 24,20
detik
3. 24,10
detik
: 10
kg/cm2
: 32/50 cm
Diameter pipa
: 3,175 cm
cm
Panjang pipa
cm
: 50
17
v udara
0,19
0,39
0,79
1,78
1,97
(m/s)
Vair, cm3
tair, s
121,00
124,00
136,00
276,00
298,00
279,00
254,00
288,00
266,00
328,00
306,00
322,00
462
453
429
5,34
5,58
5,51
5,34
5,90
5,20
2,56
2,52
2,41
2,33
2,13
3,05
3,19
3,48
3,05
B. Perhitungan
1. Menentukan densitas air kran
aquadest menurut literatur (Perry, 1984) pada 28C = 0,9962 g/cm3
Berat aquadest = 39,721515,0453 = 24,6762 gram
Berat air kran = 39,794615,0453 = 24,7493 gram
air kran=
24,6762 gram
0,9962 g /mL=0,9991 g/mL
24,7493 gram
( 32,50+32,10+ 32,30 )
0,9991
3
air kran=
0,008378=0,0112 g /(cm . s)
( 24,10+24,20+ 24,10 )
0.9962
3
3. Menghitung debit aliran udara masuk
Contoh perhitungan untuk data Vudara = 0,19 m/s:
Vudara = 0,19 m/s x 100 = 19,0000 cm/s
Qudara = 0,19 cm/s x 3.14 x 1,00 cm
dengan cara yang sama diperoleh data pada Daftar II
18
Qudara, cm3/s
14,9226
30,6305
62,0465
139,8009
154,7234
Vudara, cm/s
19,0000
39,0000
79,0000
178,0000
197,0000
121
= 22,6592 cm3/s
5,34
Q 2=
124
= 22,2222 cm3/s
5,58
Q 3=
136
= 24,6824 cm3/s
5,51
Q=
Qudara, cm /s
14,9226
30,6305
62,0465
139,8009
154,7234
air
Q
, cm3/s
Qair, cm3/s
Q1
22,6592
51,6854
99,2188
140,7725
144,8276
Q2
22,2222
50,5085
114,2857
143,6620
130,1724
Q3
24,6824
53,6538
110,3734
149,0741
140,6557
23,1879
51,9492
107,9593
144,5029
138,5519
5. Mengevaluasi nilai
Evaluasi nilai dilakukan dengan menggunakan program komputer scilab
(terlampir).
// Prakus Kelompok 18
// Debit Aliran Fluida ke Atas pada Airlift System
// Klaten, 24 Juni 2014
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia
19
20
21
22
23
Vg,m/s Qudara,cm3/s
Qair(coba),cm3/s
Qair(hit),cm3/s
err,persen
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
24
0.1900
14.9226
23.1879
17.2799
2
32.6519
0.3900
30.6305
51.9492
3
5.2224
0.7900
62.0465
107.9593
102.6011
4
7.4232
1.7800
139.8009
144.5029
134.5173
5
0.0000
1.9700
154.7234
138.5519
138.5519
77.1354
=========================================================
============================
Kesalahan relatif rerata = 15.8975 persen
=========================================================
============================
II.Pendekatan Polinomial orde 4
=========================================================
============================
Qair = 1.002 + 1.2*Qu^1 + 0.0228122*Qu^2 + -0.000281875*Qu^3 + 7.83167e-07*Qu^4
SSE = 2.847e-26
=========================================================
============================
25