Anda di halaman 1dari 26

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting dalam dunia
industri, asam sulfat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan asam fosfat
( 60% dari total produksi asam sulfat diseluruh dunia),asam fosfat sendiri digunakan
untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen, selain itu
asam sulfat juga digunakan di industry besi baja, pengolahan minyak bumi, pulp dan
kertas, dsb.
Dalam pembuatan asam sulfat dapat digunakan beberapa bahan baku yang bisa
digunakan, salah satunya

adalah sulfur atau belerang, yang berwarna

kuning.Sebagian dari sulfur dapat

berupa sulfur alam (56%), dari senyawa

senyawa sulfur seperti pyrite atau batuan sulfida / sulfat lainnya (19%), dan dari gas
buangan industri minyak bumi / batu bara (H2S, SO2) (25%). Biasanya batuan sulfur
ditambang dari pegunungan, seperti di tangkuban perahu, dieng, atau bromo. 70
85% dari produksi sulfur tersebut digunakan untuk pembuatan asam sulfat.
Deposit S di gunung berapi dapat berupa batuan, lumpur sedimen atau lumpur
sublimasi, kadarnya tidak begitu tinggi (30 60 %) dan jumlahnya tidak begitu
banyak (600 1000 juta ton, total). Di Indonesia sumber batuan sulfur terdapat di
gunung Talaga Bodas di dapat dalam bentuk lumpur dengan kadar S (30 70 %) dan
jumlah deposit 300 juta ton. Tempat tempat lainnya adalah : kawah Ijen, Gunung
Welirang, Gunung Dieng dan Gunung Tangkuban Perahu.
Dasar pengambilan sulfur dialam dapat menggunakan proses Frasch yaitu dengan
cara pencairan sulfur di bawah tanah / laut dengan air panas, lalu suspensi belerang
lebur dinaikkan ke atas permukaan bumi dengan airlift (udara tekan), air yang
bercampur dengan S akan naik ke atas sebagai crude S, untuk kemudian diolah
menjadi crude bright atau refined S.
Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh debit udara yang masuk
terhadap debit aliran vertikal fluida cair ke atas pada sistem airlift.
B. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk:

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


1. Mengetahui pengaruh debit udara yang masuk terhadap debit aliran cairan ke
atas pada Airlift System.
2. Mencari koefisien dalam persamaan hubungan antara debit udara yang masuk
dengan debit aliran cairan ke atas pada Airlift System.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Pompa adalah pesawat atau mesin yang berfungsi untuk memindahkan atau
mengalirkan fluida cair dari suatu tempat ketempat lain. Dalam memilih suatu pompa
untuk suatu tujuan tertentu, terlebih dahulu harus diketahui jumlah kapasitas aliran dan
head total yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair. Terkadang pompa harus didesain
dan dibuat secara khusus sedemikan rupa sesuai dengan kebutuhan; berdasarkan
kapasitas pompa yang diperlukan, tinggi kenaikan, dan jenis fluida yang akan dipompa.
Selain hal itu, diperlukan juga persyaratan khusus masalah tempat dimana pompa
tersebut akan dipasang, kemungkinan pemilihan mesin penggerak pompa dan masalah
perawatan pompa tersebut.

Pompa airlift biasanya digunakan untuk mengangkat cairan atau campuran padat
cair (slurries) dari sumur dalam. Pompa airlift sering digunakan karena harga beli
dan perawatannya murah, mudah dipasang, tidak membutuhkan tempat yang besar
dan desain dan konstruksinya simpel, mudah mengatur debit, mampu mengatasi zat
yang bersifat korosif, toksik dan radioaktif. Pada sistem airlift, udara atau gas
diinjeksikan ke dasar pipa vertikal yang terendam sebagian di larutan atau slurry.
Gelembung akan terbentuk dan mengembang selama udara mengallir ke atas melalui
pipa vertikal. Sehingga, ada 2 fase di dalam pipa, campuran 2 fase gas-cair ini
memiliki densitas lebih rendah daripada cairan sehingga campuran akan terbawa ke
atas.

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System

Gambar 1. Airlift system

Ada beberapa pola yang terbentuk ketika udara terdispersi ke dalam cairan dalam
pipa vertikal. Beberapa pola aliran dasar adalah bubbly, slug, churn, dan annular.
Pada kecepatan aliran udara yang rendah, fase gas yaitu udara dapat terbentuk
menjadi gelembung-gelembung dengan berbagai ukuran dan bentuk. Aliran ini
termasuk tipe bubbly. Ketika kecepatan udara masuk dinaikkan, gelembunggelembung kecil mulai bertemu dan bersatu menjadi gelembung yang lebih besar.
Gelembung yang lebih besar ini biasa disebut air slug. Air slug ini memisahkan air
di dalam pipa vertikal menjadi slug flow regime seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 2. Transisi antara bubbly flow regime dengan slug flow regime disebut
bubby-slug flow regime di mana gelembung-gelembung udara kecil dapat ditemui
tersuspensi di dalam cairan yang ada di antara air slug. Apabila kecepatan udara
yang masuk sangat tinggi, maka cairan dapat terdorong ke dinding pipa dan aliran
udara akan mengalir di tengah di mana ada butiran cairan yang terbawa. Model aliran
ini biasa disebut annular flow regime. Pada aliran annular, udara mengalir di pusat
pipa dan tidak ada cairan yang terangkat ke atas. Jadi untuk pompa dengan sistem
airlift, disarankan untuk menghindari sistem aliran annular flow regime. Jika
perbedaan tekanan pada titik injeksi udara dengan tekanan pada keluaran pompa,
yang biasanya atmosferik, terlalu besar maka dapat terjadi aliran annular flow

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


regime di bagian atas pipa vertikal. Sementara itu, pada bagian bawah pipa vertikal,
bubbly flow regime mendominasi.

Gambar 2. Pola Aliran pada Sistem Dua Fasa


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan aliran fluida keluar,
yaitu perbandingan pencelupan dan jumlah udara yang mengalir. Kecepatan massa
aliran udara masuk akan mempengaruhi bentuk gelembung udara yang terbentuk
pada pipa vertikal. Apabila kecepatan massa aliran udara itu rendah maka gelembung
udara yang terbentuk tidak mampu untuk mengangkat cairan. Gaya apung yang
diberikan oleh gelembung udara tidak mampu mengangkat cairan karena volume
gelembung udara yang terbentuk kecil.
Pada kecepatan massa aliran udara yang lebih besar, gelembung udara yang
terbentuk akan semakin banyak sehingga, pertemuan antar gelembung udara semakin
sering. Pertemuan ini akan menyebabkan gelembung-gelembung udara tersebut
untuk bersatu dan menjadi gelembung udara yang lebih besar. Gelembung udara
yang lebih besar ini memiliki volume yang lebih besar sehingga mampu memberikan
gaya apung yang lebih besar.

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


D. LANDASAN TEORI
1.Persamaan Gas Ideal
Tekanan yang digunakan pada percobaan berada di bawah 10 atm, sehingga
kita dapat menghitung densitas udara yang masuk dengan pendekatan hukum gas
ideal. Penjabarannya sebagai berikut:
PV =n R T

udara=

(1)
n
P
=
V RT

(1.a)

m P . Mr
=
V
RT

(1.b)

P . Mr
RT

(2)

dengan, udara
V
P
T
m
Mr
R

=
=
=
=
=
=
=

massa jenis udara, g/L


volume udara, L
tekanan udara masuk, bar
suhu absolut udara masuk, K
massa udara, g
berat molekul udara, 28,84 g/mol
konstanta gas, 0.08314 L.bar.K-1.mol-1

1. Debit Air Merupakan Fungsi dari Debit Udara

Pada airlift system, debit air yang mampu terangkat merupakan fungsi dari
debit udara yang dihembuskan ke dalam sistem, berikut penjabarannya:
(3)

Qair =f (Qud )
Persamaan pressure drop secara umum:
2
P f V Z L
=
g
2 gD

P=k 1 f V 2

(4)
(5)

dengan, P = pressure drop

= massa jenis air, g/cm3

= kecepatan gravitasi, cm2/s

= faktor friksi

V = kecepatan aliran fluida di dalam pipa, cm/s


ZL = panjang pipa vertical, cm
D = diameter pipa vertical, cm

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System

k 1=konstanta=

f ZL
2D

Debit aliran fluida di dalam pipa didekati dengan persamaan (6).


Qair =V . A

(6)
V=

Q air
A

(7)

dengan, Q = debit aliran fluida di dalam pipa, cm3/s


V = kecepatan aliran fluida di dalam pipa, cm/s
A = luas permukaan pipa vertikal, cm2
Persamaan (7) dimasukkan ke persamaan (5) sehingga didapat persamaan berikut:
P=k 1 f

Qair
A

( )

(8)

P=k 2 f Q air2
dengan , k 2=

(9)

ZL
2

2 D( A )

Massa jenis campuran udara-air pada pipa vertikal didekati dengan persamaan
sebagai berikut:
camp=
camp=

mcamp
V camp

(10)

mcamp
mud mair
+
ud air

(10.a)

camp=

mcamp
(1 x)mcamp x mcamp
+
ud
air

(10.b)

1
(1 x) x
+
ud
air

(10.c)

camp=

camp=

ud . air

air 1

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

mair
m
+ ud air
mcamp
mcamp

(10.d)

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


ud . air

camp=

mcampmair
m
+ ud air
mcamp
mcamp

(10.e)

ud . air
air ( mcamp mair ) + ud mair
mcamp

(10.f)

air
camp=

camp=

ud air

ud air m camp
air ( m campmair ) + ud m air

(10.g)

m
( air+mud )
air ( mair + mud mair ) + ud mair
camp=

(10.h)

Q air
Qud
m air +
m
m air
mud air ud
air Qud ud + ud Q air

(10.i)

Qair ud +Qud air


air ud (Qair +Qud )

(10.j)

Q air Q ud
+
air ud
camp=
Q air +Q ud

(11)

ud
camp=

camp=

dengan, camp

= massa jenis campuran udara-air, gram/cm3

mcamp = massa campuran udara-air, gram


Vcamp

= volume campuran udara-air, cm3

mud

= massa udara, gram

mair

= massa air, gram

ud

= massa jenis udara, gram/cm3

air

= massa jenis air, gram/cm3

Qud

= debit aliran udara, cm3/s

Qair

= debit aliran air, cm3/s

= fraksi massa air di dalam campuran udara-air

Pressure drop di dalam sistem airlift dijabarkan sebagai berikut:

ZL

ZS
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia
2

7
1

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System

Gambar 3. Skema Airlift System


Tekanan pada titik 1:

P1=air g Z s

(12)

Tekanan pada titik 2:

P2=camp g Z L

(13)

P1P2= air g Z s camp g Z L

(14)

P=air g Z s camp g Z L

(14.a)

Persamaan (11) dimasukkan ke dalam persamaan (14.a) sehingga menjadi:


Q air Q ud
+
air ud
P=air g Z s
g ZL
Q air +Q ud
Persamaan (9) dimasukkan ke persamaan (14.b) sehingga menjadi:
Q air Q ud
+
air ud
2
k 2 fQ air =air g Z s
g ZL
Qair +Qud
Q air Q ud
+
air ud
1
2
Q air =
g Z s
g ZL
k 2 f air
Q air +Q ud

Q air Qud
+
air ud
1
2
Qair = air g Z s
g ZL
f
Qair +Q ud

dengan , f =

(14.b)

(14.c)

(14.d)

(15)

[ ( ) ]}

6.9 / Dp
1.8 log
+

3.7

1.11

(16)

-P = pressure drop di dalam pipa vertikal,


g

= percepatan gravitasi, cm2/s

= kekasaran pipa, cm

Dp = diameter pipa, cm
Re = bilangan Reynolds
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


ZL = panjang pipa vertikal, cm
ZS = panjang pipa vertikal yang tercelup, cm
Bilangan Reynolds dapat dicari menurut persamaan (17).
=

camp V a D p
a

(17)

dengan, Va = kecepatan alir fluida di dalam pipa vertikal, cm2/s


a

= viskositas fluida di dalam pipa vertikal,

Subtitusi persamaan (7) ke dalam persamaan (17) sehingga diperoleh persamaan


bilangan Reynolds sebagai berikut:
Qair
Dp
A
a

camp
=

camp
=

(18)

Qair
Dp

2
Dp
4
a

(28.a)

Qair

Dp
4
a

(18.b)

camp 4 Qair
Dp a

(19)

camp
=
=

dengan, camp = massa jenis fluida, g/cm3


Qair

= debit aliran fluida, cm3/s

Dp

= diameter pipa, cm

= viskositas fluida, g/(cm.s)

Substitusi persamaan (17) dan (19) ke dalam persamaan (15) sehingga diperoleh
persamaan sebagai berikut :
1
1

Qair 2=

{ [

6.9
/ Dp
1.8 log
+
camp 4 Qair
3.7
Dp a

1.11

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

]}

Qair Qud
+
air ud
air g Z s
g ZL
Q air +Qud

)
(20)

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System

{ [

Qair 2= 1.8 log

Nilai

6.9
/ Dp
+
camp 4 Qair
3.7
Dp a

1.11

]} (
2

Q air Q ud
+
air ud
air g Z s
g ZL
Qair +Qud

(21)

dievaluasi menggunakan program komputer.

E.HIPOTESIS
Debit aliran udara masuk akan mempengaruhi debit aliran cairan yang
terangkat pada airlift system. Dalam percobaan ini, digunakan submerge ratio yang
tetap, sehingga pressure drop tidak bervariasi terhadap kedalaman. Hubungan antara
debit udara yang masuk dengan debit aliran cairan terangkat dapat didefinisikan
dengan suatu konstanta

. Nilai debit aliran cairan terangkat dapat dievaluasi

dengan persamaan hubungan antara debit udara yang masuk dengan debit aliran
cairan terangkat yang telah dijabarkan di atas diselesaikan secara numeris dengan
trial-error nilai

hingga diperoleh nilai SSE yang minimum. Semakin besar

debit aliran udara masuk , semakin besar pula debit aliran cairan yang terangkat.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
1. Udara yang diperoleh dari lingkungan sekitar,
2. Air kran yang diperoleh dari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada.
B. RANGKAIAN ALAT
Keterangan :
1. vKompresor udara
2. Steker listrik
3. Selang 1
4. Selang 2
5. Statis
6. Pipa airlift
7. Flowmeter
8. Display
9. Tombol
on/off
Praktikum Khusus Operasi Teknik
Kimia
10. Gelas Ukur 50 mL
11. Bak Air

10

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System

Gambar 4. Rangkaian Alat Pengamatan Debit Aliran Cairan Vertikal pada Airlift System
C. CARA KERJA
1. Pengukuran densitas air kran
Piknometer kosong ditimbang menggunakan neraca analitis digital dan dicatat
beratnya. Piknometer diisi dengan air kran hingga penuh dan berat piknometer
berisi air kran dicatat. Kemudian piknometer diisi dengan aquadest hingga penuh
dan berat piknometer berisi aquadest dicatat.
2. Pengukuran viskositas air kran
Viskosimeter Ostwald diisi dengan air kran dan waktu alir air kran diukur dari
batas atas sampai batas bawah. Langkah ini dilakukan lagi hingga diperoleh 3 data
percobaan. Percobaan tersebut diulangi untuk aquadest.
3. Pengukuran debit air pada airlift system
Alat percobaan debit aliran cairan pada airlift system disusun sesuai dengan
Gambar 4. Bak penampung diisi dengan air hingga ketinggian tertentu.
Kompresor dinyalakan dan ditunggu hingga penuh dengan tekanan sebesar 10
kg/cm2. Kran pengatur debit udara keluar dari kompresor dibuka dan udara yang
keluar dari selang 1 dicatat kecepatan gas keluarnya. Setelah itu selang 1
dihubungkan dengan selang 2. Ditunggu hingga debit yang keluar konstan 10
detik. Setelah itu air yang keluar dari pipa 1 ditampung dan dicatat volumenya
untuk waktu penampungan tertentu. Lalu, percobaan diulangi untuk variasi
kecepatan udara yang lain, dan pada setiap kecepatan dilakukan pengambilan 3
data percobaan.
D.

ANALISIS DATA
1. Pengukuran Massa Jenis Air Kran
Massa jenis air kran dihitung menurut persamaan (22).
air kran =

massa air kran

massa aquadest aquadest

dengan, air kran

(22)

= massa jenis air kran, gram/cm3

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

11

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


= massa jenis aquadest, gram/cm3

aquadest

massa air kran = massa air kran, gram


massa aquadest= massa aquadest, gram
2. Pengukuran Viskositas Air Kran
Viskositas air kran dihitung menurut persamaan (23).
air kran=

waktu alir air kran air kran

waktu alir aquadest aquadest aquadest

(23)

dengan, aquadest = viskositas aquadest, g/(cm.s), didapatkan dari literatur (Perry,


1984)
air kran

= viskositas air kran, g/(cm.s)

3. Menghitung debit udara


Debit udara dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
Qud=V ud . A s

(25)

dengan, Qud = debit udara, cm3/s


Vud = kecepatan aliran udara, cm/s
As = luas penampang selang, cm2
4. Menghitung debit rata-rata air yang keluar
Untuk masing-masing kecepatan udara diperoleh debit rata-rata air dengan
persamaan sebagai berikut :

Q 1+ Q 2+Q 3
Q=
3

dengan,

(24)

= debit aliran air rata-rata, cm3/s

Q1 = debit aliran air data 1, cm3/s


Q2 = debit aliran air data 2, cm3/s
Q3 = debit aliran air data 3, cm3/s
5. Mengevaluasi nilai
Untuk mengevaluasi

berbagai kecepatan aliran dengan persamaan (26)

digunakan program komputer SciLab. Nilai

yang optimum merupakan

yang memberikan SSE minimum.


A percobaanQ A simulasi
Q
SSE=

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

(26)

12

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

13

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran debit aliran vertikal cairan ke atas pada
airlift system. Variabel yang digunakan dalam percobaan ini adalah kecepatan aliran
udara pencuci, yaitu 0,19 m/s; 0,39 m/s; 0,79 m/s; 1,78 m/s; dan 1,97 m/s. Dalam
melakukan percobaan ini, asumsi-asumsi yang digunakan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Suhu percobaan konstan.


Densitas dan viskositas air kran konstan.
Kecepatan aliran udara konstan
Pressure drop di bagian sambungan selang untuk mengalirkan udara diabaikan.
Tidak ada pengaruh gesekan pada dinding pipa vertikal.

BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah:
1. Pola aliran yang diinginkan dalam airlift system adalah slug flow regime.
2. Nilai konstanta dan SSE yang dihasilkan dari percobaan ini adalah :

-0.0024

SSE

5.421 x 10-18

3. Persamaan hubungan debit aliran udara masuk dengan debit aliran cairan ke atas dapat
didefinisikan sebagai berikut :
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

14

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System

{ [

Qair 2=0.0024 1.8 lo g

6.9
/ Dp
+
camp 4 Qair
3.7
Dp a

1.11

]} (
2

Qair Qud
+
air ud
air g Z s
gZL
Qair +Q ud

4. Debit aliran cairan ke atas terhitung dapat didekati dengan persamaan polinomial dan
error sebagai berikut.
Qair(hit) = 1.002 + 1.2xQu + 0.0228122xQu2 - 0.000281875xQu3 + 7.83167x107

xQu4
Error = 15.8975 %
5. Semakin besar debit aliran udara masuk, semakin besar pula debit aliran cairan yang
terangkat pada submerge ratio yang tetap.

DAFTAR PUSTAKA
Ezzi, A A Rahman-El. 2014. Gas Hold-Up, Mixing Time and Circulation Time in
Internal Loop Airlift Bubble Column. Int. Journal of Engineering Reaserch
and Application. Vol. 4. Issue 1 (Version 2) January 2014, pp.286-294
Nevers, N.D. 1970. Fluida Mechanics, 2ed. New York : Addison Wesley
Publishing Company
Ratkovich, N. 2011. Analysis of Shear Stress and Energy Consumption in a
Tubular Airlift System. IWA Publishing 2011 : Water Science and
Technology
Rochmanto, Budi. 2010. Pendekatan Metode Kalibrasi Flowmeter Gas
Bertekanan dan Analisis Perbandingan dalam Perhitungan Aliran.
Reinemann, D.J. and M.B. Timmons, 1989. Predicting oxygen transfer and total
dissolved gas pressure in airlift pumping. Aquacultural Engineering 29-46
Shimizu, Y., Tojo, C., Suzuki, M., Takagaki, Y. and Saito, T., 1992. A study on the
air-lift pumping system for manganese nodule mining. In: Proceedings of
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

15

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


the Second International Offshore and Polar Engineering Conference, June
14-19,2002, San Fransisco, USA

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

16

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System

LAMPIRAN
A. Data Percobaan
Suhu Percobaan

28

Pengukuran Densitas dan Viskositas


Massa piknometer kosong

: 15,0453

gram

Massa piknometer + air kran

: 39,7946

gram

Massa piknometer + aquadest

: 39,7215

gram

Waktu alir air kran

: 1. 32,50

detik

2. 32,10

detik

3. 32,30

detik

: 1. 24,10

detik

2. 24,20

detik

3. 24,10

detik

Waktu alir aquadest

Pengukuran debit aliran vertikal cairan ke atas pada airlift system


Tekanan Kompresor
Submerge ratio

: 10
kg/cm2
: 32/50 cm

Diameter pipa

: 3,175 cm

Diameter selang udara : 1,00

cm

Panjang pipa

cm

: 50

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

17

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


Daftar I. Data Percobaan Pengukuran Debit Aliran Vertikal Cairan ke Atas pada
Airlift System
No.

v udara

0,19

0,39

0,79

1,78

1,97

(m/s)

Vair, cm3

tair, s

121,00
124,00
136,00
276,00
298,00
279,00
254,00
288,00
266,00
328,00
306,00
322,00
462
453
429

5,34
5,58
5,51
5,34
5,90
5,20
2,56
2,52
2,41
2,33
2,13
3,05
3,19
3,48
3,05

B. Perhitungan
1. Menentukan densitas air kran
aquadest menurut literatur (Perry, 1984) pada 28C = 0,9962 g/cm3
Berat aquadest = 39,721515,0453 = 24,6762 gram
Berat air kran = 39,794615,0453 = 24,7493 gram
air kran=

24,6762 gram
0,9962 g /mL=0,9991 g/mL
24,7493 gram

2. Menentukan viskositas air kran


aquadest menurut literatur (Perry, 1984) pada 28C = 0,008378 g/cm.s

( 32,50+32,10+ 32,30 )
0,9991
3
air kran=
0,008378=0,0112 g /(cm . s)
( 24,10+24,20+ 24,10 )
0.9962
3
3. Menghitung debit aliran udara masuk
Contoh perhitungan untuk data Vudara = 0,19 m/s:
Vudara = 0,19 m/s x 100 = 19,0000 cm/s
Qudara = 0,19 cm/s x 3.14 x 1,00 cm
dengan cara yang sama diperoleh data pada Daftar II

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

18

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


Daftar II. Data Perhitungan Debit Udara
No.
1
2
3
4
5

Qudara, cm3/s
14,9226
30,6305
62,0465
139,8009
154,7234

Vudara, cm/s
19,0000
39,0000
79,0000
178,0000
197,0000

4. Menentukan debit rerata aliran cairan ke atas


Contoh perhitungan untuk data Vudara = 0,19 m/s:
Q 1=

121
= 22,6592 cm3/s
5,34

Q 2=

124
= 22,2222 cm3/s
5,58

Q 3=

136
= 24,6824 cm3/s
5,51

Q=

Q 1+ Q 2+Q 3 ( 22,6592+22,2222+24,6824 ) cm3 /s


3
=
=23,1880 cm / s
3
3

dengan cara yang sama diperoleh data pada Daftar III.


Daftar III. Data Debit Air yang Tertampung pada Berbagai Debit Udara yang
Dialirkan
No
1
2
3
4
5

Qudara, cm /s
14,9226
30,6305
62,0465
139,8009
154,7234

air
Q
, cm3/s

Qair, cm3/s

Q1
22,6592
51,6854
99,2188
140,7725
144,8276

Q2
22,2222
50,5085
114,2857
143,6620
130,1724

Q3
24,6824
53,6538
110,3734
149,0741
140,6557

23,1879
51,9492
107,9593
144,5029
138,5519

5. Mengevaluasi nilai
Evaluasi nilai dilakukan dengan menggunakan program komputer scilab
(terlampir).

// Prakus Kelompok 18
// Debit Aliran Fluida ke Atas pada Airlift System
// Klaten, 24 Juni 2014
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

19

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


// clearance
clear
clc
clf
// Data Percobaan
// Volume Tertampung
Vt
=[121 124 136;
276 298 279;
254 288 266;
328 306 322;
462 453 429]//mL
t
=[5.34 5.58 5.51;
5.34 5.9 5.2;
2.56 2.52 2.41;
2.33 2.13 2.16;
3.19 3.48 3.05] //s]
Qt
= Vt./t//mL/s
Vg
=[0.19 0.39 0.79 1.78 1.97]//m/s
bpikno = 15.0453 //gram
bpak = 39.7946 //gram
bpaq = 39.7215 //gram
rhoaq = 0.9962322//g/cm3 Perry 7th
//Perhitungan viskositas
tak =[32.5 32.1 32.3]
takat =mean(tak)
taq =[24.1 24.2 24.1]
taqat =mean(taq)
bak
=bpak-bpikno
baq
=bpaq-bpikno
miuaq = 0.00855 //Pa.s perry 7th g/cms
rhoairk=bak*rhoaq/baq
miuairk =takat*rhoairk/taqat*rhoaq*miuaq
// Perhitungan Debit rerata pada peneraan laju alir gas
for i=1:length(Vg)
Qx=Qt(i,:)
Qy(i)=mean(Qx)
end
// Persamaan teoritis hubungan debit cairan ke atas fungsi debit udara
// Additional Data
global rhoairk rhoudara g zs zl h Qg D miuairk epsi Dp
Dp= 1.25*2.54 //cm
D= 1 //cm
A= %pi/4*(D^2)
Qg=Vg*100*A
epsi =0.015/D
T
= 28+273.15 // oC
zs
= 32 //cm
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

20

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


zl
= 50 //cm
g
= 981 //cm/s2
pudara = 10/1.03325 //atm
Mr
= 28.84 //g/mol
R
= 82.0574587 //cm3.atm/mol/K
rhoudara=pudara*Mr/R/T //g/cm3
Qg=Qg' //cm3/s
function fx=d1(k)
for i=1:length(Vg)
rhocamp =(Qg(i)/rhoudara+Qy(i)/rhoairk)/(Qg(i)+Qy(i))
delP1 =(rhoairk*g*zs)-(rhocamp*g*zl)
Re=rhoairk*%pi/Dp/miuairk/Qy(i)
ft=1/((-1.8*log10(6.9/Re+(epsi/3.7)^1.11))^2)
delP2 =k*(Qy(i)^2)*ft
end
fx =(delP1-delP2).^2
fx = sum(fx)
endfunction
k=43
[up,fval]=fsolve(k,d1)
koef=1/up
//untuk data 1
function fx=d2(Qy)
rhocamp =(Qg(1)/rhoudara+Qy/rhoairk)/(Qg(1)+Qy)
delP1 =(rhoairk*g*zs)-(rhocamp*g*zl)
Re=rhoairk*%pi/Dp/miuairk/Qy
ft=1/((-1.8*log10(6.9/Re+(epsi/3.7)^1.11))^2)
delP2 =up*(Qy^2)*ft
fx
=(delP1-delP2).^2
fx = sum(fx)
endfunction
qy=[20]
df1=fsolve(qy,d2)
//untuk data 2
function fx=d3(Qy)
rhocamp =(Qg(2)/rhoudara+Qy/rhoairk)/(Qg(2)+Qy)
delP1 =(rhoairk*g*zs)-(rhocamp*g*zl)
Re
=rhoairk*%pi/Dp/miuairk/Qy
ft
=1/((-1.8*log10(6.9/Re+(epsi/3.7)^1.11))^2)
delP2 =up*(Qy^2)*ft
fx
=(delP1-delP2).^2
fx = sum(fx)
endfunction
qy=[50]
df2=fsolve(qy,d3)

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

21

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


//untuk data 3
function fx=d4(Qy)
rhocamp =(Qg(3)/rhoudara+Qy/rhoairk)/(Qg(3)+Qy)
delP1 =(rhoairk*g*zs)-(rhocamp*g*zl)
Re=rhoairk*%pi/Dp/miuairk/Qy
ft=1/((-1.8*log10(6.9/Re+(epsi/3.7)^1.11))^2)
delP2 =up*(Qy^2)*ft
fx
=(delP1-delP2).^2
fx = sum(fx)
endfunction
qy=[100]
df3=fsolve(qy,d4)
//untuk data 4
function fx=d5(Qy)
rhocamp =(Qg(4)/rhoudara+Qy/rhoairk)/(Qg(4)+Qy)
delP1 =(rhoairk*g*zs)-(rhocamp*g*zl)
Re=rhoairk*%pi/Dp/miuairk/Qy
ft=1/((-1.8*log10(6.9/Re+(epsi/3.7)^1.11))^2)
delP2 =up*(Qy^2)*ft
fx
=(delP1-delP2).^2
fx = sum(fx)
endfunction
qy=[120]
df4=fsolve(qy,d5)
//untuk data 5
function fx=d6(Qy)
rhocamp =(Qg(5)/rhoudara+Qy/rhoairk)/(Qg(5)+Qy)
delP1 =(rhoairk*g*zs)-(rhocamp*g*zl)
Re=rhoairk*%pi/Dp/miuairk/Qy
ft=1/((-1.8*log10(6.9/Re+(epsi/3.7)^1.11))^2)
delP2 =up*(Qy^2)*ft
fx
=(delP1-delP2).^2
fx = sum(fx)
endfunction
qy=[140]
df5=fsolve(qy,d6)
df=[df1 df2 df3 df4 df5]
err=abs((df-Qy')./df).*100
n=1:length(Vg)
//Pendekatan Polinomial
function [p]=polyfit(x, y, n, s)
// return coefficient vector or poly if fourth string argument given
[lhs, rhs] = argn(0)
x = x(:); y = y(:)
m = length(x)
if length(y) <> m, error('x and y must have same length'), end
Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

22

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


v = ones(m,n+1)
for i=2:n+1, v(:,i) = x.*v(:,i-1), end
p = (v\y)'
if rhs > 3, p = poly(p, s, 'coeff'), end
endfunction
function y=polyval(p, x)
n = length(p)
y = zeros(x)
for k = n:-1:1
y = y.*x + p(k)
end
endfunction
p = polyfit(Qg,Qy,4)
//smoothing
xx = linspace (Qg(1),Qg($),100)
yy = polyval(p,xx)
plot(Qg,Qy,"*r")
plot(xx,yy,"-b")
xtitle("Grafik debit aliran cair keatas vs debit aliran gas","Qudara,
mL/s","Qair, mL/s")
legend("Data Percobaan","Data Polinomial",2)
y2=polyval(p,Qg)
SSE=(y2'-Qy').^2
SSE=sum(SSE)
errx=mean(err)
mprintf("\n====================================
=========================================")
mprintf("\n PROGRAM PRAKTIKUM KHUSUS OPERASI TEKNIK KIMIA \n")
mprintf(' Praktikum : Debit Aliran Cairan ke Atas pada Airlift System
\n' )
mprintf(' Nama
: HENDRIK PANTHRON PANGARSO MURSID
\n')
mprintf(' NIM
: 11/320155/TK/38980 \n")
mprintf("=====================================
========================================")
mprintf('\n Hasil Perhitungan :\n')
mprintf(' Densitas air kran
=\t %4.4f \tg/cm^3 \n',rhoairk)
mprintf(' Viskositas air kran =\t %4.4f \tg/(cm detik) \n',miuairk)
mprintf(' Densitas udara
=\t %4.4f \tg/cm^3 \n',rhoudara)
mprintf(' Nilai beta (optimized) =\t%5.4f \n',koef)
mprintf(' SSE optimasi beta
=\t %5.4g \n',fval)
mprintf("=====================================
========================================\n")
mprintf(" I.Perhitungan Qair percobaan dan Qair simulasi ")

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

23

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


mprintf("\n====================================
==========================================
=======================\n")
// Tabel hasil perhitungan
mprintf("\n No. \t Vg,m/s \t Qudara,cm3/s \t Qair(coba),cm3/s \t
Qair(hit),cm3/s \t err,persen \n")
mprintf("\n----------------------------------------------------------------------------------------------------\n")
mprintf("\n %2.0f \t %4.4f \t %4.4f \t %4.4f \t\t %4.4f \t\t
%4.4f\n",n',Vg',Qg,Qy,df',err')
mprintf("\n====================================
==========================================
=======================\n")
mprintf("\n Kesalahan relatif rerata = %4.4f persen \n",errx)
mprintf("\n====================================
==========================================
=======================\n")
mprintf(" II.Pendekatan Polinomial orde 4 ")
mprintf("\n====================================
==========================================
=======================\n")
mprintf("\n Qair = %2.3f + %2.2g*Qu^1 + %2.6g*Qu^2 +
%2.6g*Qu^3 + %2.6g*Qu^4 \n",p(1),p(2),p(3),p(4),p(5))
mprintf("\n SSE = %5.4g \n',SSE)
mprintf("\n====================================
==========================================
=======================\n")
disp(" NB.: grafik terlampir ")
===================================================
========================

PROGRAM PRAKTIKUM KHUSUS OPERASI TEKNIK KIMIA


Praktikum : Debit Aliran Cairan ke Atas pada Airlift System
Nama
: HENDRIK PANTHRON PANGARSO MURSID
NIM
: 11/320155/TK/38980
=========================================================
====================
Hasil Perhitungan :
Densitas air kran
=
0.9992 g/cm^3
Viskositas air kran =
0.0114 g/(cm detik)
Densitas udara
=
0.0113 g/cm^3
Nilai beta (optimized)=
-0.0024
SSE optimasi beta
=
5.421e-18
=========================================================
====================
I.Perhitungan Qair percobaan dan Qair simulasi
=========================================================
============================
No.

Vg,m/s Qudara,cm3/s

Qair(coba),cm3/s

Qair(hit),cm3/s

err,persen

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

24

Debit Aliran Vertikal Cairan Ke Atas pada Air-lift System


1
34.1899

0.1900

14.9226

23.1879

17.2799

2
32.6519

0.3900

30.6305

51.9492

3
5.2224

0.7900

62.0465

107.9593

102.6011

4
7.4232

1.7800

139.8009

144.5029

134.5173

5
0.0000

1.9700

154.7234

138.5519

138.5519

77.1354

=========================================================
============================
Kesalahan relatif rerata = 15.8975 persen
=========================================================
============================
II.Pendekatan Polinomial orde 4
=========================================================
============================
Qair = 1.002 + 1.2*Qu^1 + 0.0228122*Qu^2 + -0.000281875*Qu^3 + 7.83167e-07*Qu^4
SSE = 2.847e-26
=========================================================
============================

Praktikum Khusus Operasi Teknik Kimia

25

Anda mungkin juga menyukai