Pada hari ini, tanggal 3 November 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:
Nama Peserta
Dengan judul/topik
Nama Pendamping
Nama Wahana
No.
1
2
3
4
5
6
No.
1
2
3
4
5
6
Tanda Tangan
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
BORANG PORTOFOLIO
Nama Peserta
Nama Wahana
: RSUD Dr. Moh. Saleh, Kota Probolinggo
Topik
: Katarak Senilis Matur OD
Tanggal (kasus)
: 15 Agustus 2016
Nama Pasien
: Tn. M
Pendamping : dr. Ni Nyoman Sudewi, M.Kes
Tanggal Presentasi : 3 November 2016
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Tn. M, 63 tahun datang ke RSUD dengan keluhan penglihatan kedua mata buram.
Pasien juga mengeluh pandangan berbayang pada kedua mata seperti melihat kabut
Deskripsi :
atau asap dan pasien sering merasa silau.
Tujuan :
Bahan
Bahasan :
Cara
Membahas :
Data Pasien :
Riset
Nama : Tn.M
Usia: 63 tahun
Nama RS : RSUD Dr. Moh. Saleh, Kota Probolinggo
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
-
Kasus
Audit
Pos
No. Registrasi :
Telp: -
Pasien datang ke poliklinik mata dengan keluhan penglihatan kedua mata buram sejak 6
bulan yang lalu. Mata kanan pasien dirasa lebih buram dibandingkan dengan mata kirinya.
Buram dirasa perlahan-lahan dan semakin lama semakin memberat hingga mengganggu
aktivitas pasien. Pasien merasa lebih sulit melihat benda-benda yang terletak jauh
dibandingkan dengan sebelumnya, mata kanan pasien lebih sulit melihat dan mengenal
benda-benda yang berada didepannya. Pasien juga mengeluh pandangan berbayang pada
kedua mata seperti melihat kabut atau asap dan pasien sering merasa silau. Pusing dan pegal
pada daerah mata disangkal. Nyeri pada mata disangkal. Mata merah dan berair disangkal.
2. Riwayat Pengobatan : Tidak ada
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Riwayat alergi dan trauma disangkal oleh
pasien. Saat ini pasien tidak menggunakan kacamata, dulu sebelum pensiun pasien hanya
menggunakan kacamata baca dengan ukuran +2,00/+2,00. Pasien memiliki riwayat penyakit
sistemik seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol sejak 1 tahun yang lalu dan tidak rutin
mengonsumsi obat-obatan oralnya. Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit hipertensi
dan jantung.
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
2
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa dan tidak ada keluarga yang
mempunyai riwayat katarak, hipertensi, atau diabetes melitus.
5. Lain-lain :
-
Pasien sehari-harinya merupakan seorang pensiunan guru sejak 5 tahun yang lalu, aktivitas
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Komposmentis
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 100x/ menit
Pemeriksaan Oftalmologi
Kedudukan bola mata
Gerak bola mata
Supra cilia
Madarosis
Sikatriks
Palpebra superior
Edema
Hiperemi
Enteropion
Ekteropion
Benjolan
Palpebra inferior
Edema
Hiperemi
Enteropion
Ekteropion
Benjolan
Konjungtiva palpebra superior
Sekret mata
Hiperemi
Folikel
Papil
Sikatriks
Benjolan
Lain-lain
Konjungtiva palpebra inferior
Sekret mata
Hipermi
Folikel
Papil
Sikatriks
Benjolan
Konjungtiva bulbi
Kemosis
Hiperemi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
- Konjungtiva
- Silier
Perdarahan di bawah
konjungtiva
Pterigium
Pingueculae
Kornea
Sikatriks
Infiltrat
Ulkus
Keratik presifitat
Bilik Mata Depan
Kedalaman
Hifema
Hipopion
Iris-Pupil
Bentuk
Letak
Warna
Refleks cahaya langsung
RAPD
Lensa
Subluksasi
Dislokasi
Tes bayangan iris
Vitreus humor
Visus dan refraksi
Visus
Koreksi
Cyl
Axis
Add
Pin Hole
Tonometri
Tonometri schiotz
Daftar Pustaka :
1.
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Dalam
Tidak ada
Tidak ada
(Midriasis)
Bulat, reguler
Ditengah
Cokelat kehitaman
+
+
Keruh
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Dalam
Tidak ada
Tidak ada
Bulat, reguler
Ditengah
Cokelat kehitaman
+
+
Keruh
Tidak ada
Tidak ada
+
Tidak dilakukan
1/300
-
5/60
S-2,00
-
Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. 3 rd ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
2. Khalilullah, Said Alvin. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak Senilis.
http://alfinzone.wordpress.com/2010/12/05/patologi-dan-penatalaksanaan-pada-katarak-senilis2/
3. Vaughan, Daniel G; Asbury, Taylor and Eva, Paul Riordan. 2000. Oftalmologi Umum. 14 th ed.
Jakarta : Widya Medika.
Hasil Pembelajaran :
1. Definisi dan Etiologi Katarak Senilis
2. Gejala dan Diagnosis Katarak Senilis
4
Pasien laki-laki 63 tahun, datang ke poliklinik mata dengan keluhan penglihatan kedua mata
buram sejak 6 bulan lalu. Pasien merasa lebih sulit melihat benda-benda yang terletak jauh
dibandingkan dengan sebelumnya, mata kanan pasien lebih sulit melihat dan mengenal
benda-benda yang berada didepannya. Pasien juga mengeluh pandangan berbayang pada
kedua matanya seperti melihat kabut atau asap dan pasien sering merasa silau.
Pasien memiliki riwayat penyakit sistemik seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol
sejak 1 tahun yang lalu dan tidak rutin mengonsumsi obat-obatan oralnya.
2. Objektif :
Hasil pemeriksaan oftalmologi didapatkan:
OD
1/300 PH (-)
Normal
Tenang
Tenang
Normal
Dalam
Bulat, reguler,
bayangan iris negatif
RP (+)
Keruh
(+)
15,6 mmHg
3. Assesment:
Visus
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
Kornea
BMD
Iris
OS
5/60 PH (-)
Normal
Tenang
Tenang
Normal
Dalam
Bulat, reguler, bayangan
Pupil
Lensa
Reflek fundus
TIO
iris positif
RP (+)
Keruh
(+)
18,5 mmHg
kejadian katarak merupakan katarak senilis. 20-40% orang usia 60 tahun ke atas mengalami
penurunan ketajaman penglihatan akibat kekeruhan lensa. Sedangkan pada usia 80 tahun ketas
insidensinya mencapai 60-80%. Untuk prevalensi katarak kongenital pada negara maju berkisar 2-4
setiap 10000 kelahiran. Frekuensi katarak laki-laki dan perempuan sama besar.
KLASIFIKASI & ETIOLOGI
Katarak diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yang berbeda, namun tidak ada
satupun kriteria klasifikasi yang dianggap memuaskan.
KLASIFIKASI
PENJELASAN
-
Katarak Insipien
Katarak Lanjut
Katarak Imatur
Katarak Matur
Katarak
Hipermatur
Morgagni)
Katarak Intumesen
Katarak Nuklear
Katarak Kortikal
posterior)
Katarak Subkapsular
Katarak Kutub Anterior
Posterior
Katarak Kortikonuklear
Katarak Cuneiform
Katarak Pisciform
Katarak Pulverulent
Katarak Stellata
WARNA
Katarak Coklat
Katarak Hitam
WAKTU
Katarak Kongenital
Katarak Infantil
Katarak Juvenil
Katarak Presenile (Dewasa dibawah
40 tahun)
Katarak Senilis
Katarak Traumatik
Katarak
sehubungan
KEPARAHAN
LOKASI
ASAL
penyakit
kulit
(Katarak
(anterior
atau
atau
dengan
(Katarak
Syndermatotik)
6
KLASIFIKASI
KATARAK PENJELASAN
BERDASARKAN WAKTU
KATARAK
DIDAPAT
(99%
dari
kejadian Katarak)
kronik
Katarak dengan vaskulitis retinal
Katarak
dengan
retinitis
pigmentosa
Katarak Postoperatif
Katarak Traumatik
- Kontusi atau perforasi
- Radiasi Inframerah (Katarak
Glassblower)
- Luka Listrik
- Radiasi Ionisasi
Katarak Toksik
- Katarak akibat
-
penggunaan
Katarak Herediter
kejadian Katarak)
- Autosomal Dominan
- Resesif
- Sporadik
- Terkait kromosom X
Katarak akibat kerusakan
awal
embriogenik
- Rubella (40-60%)
- Campak (10-22%)
- Hepatitis (16%)
- Toksoplasmosis (5%)
Tabel 2.Klasifikasi Katarak Berdasarkan Onset
PATOFISIOLOGI
Patogenesis katarak belum sepenuhnya dimengerti. Walaupun demikan, pada lensa katarak
terdapat agregat-agregat protein yang menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi
transparansinya. Perubahan protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi
kuning atau coklat. Temuan tambahan mungkin berupa vesikel di antara serat-serat lensa atau
migrasi sel epitel dan pembesaran sel epitel yang menyimpang.
Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan protein, peningkatan proliferasi,
dan kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa.
Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak, yaitu teori hidrasi dan sklerosis :
1. Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel lensa yang berada di
subkapsular anterior, sehingga air tidak dapat dikeluarkan dari lensa. Air yang banyak ini akan
menimbulkan berambahnya tekanan osmotik yang menyebabkan kekeruhan lensa.
2. Teori sklerosis lebih banyak terjadi oada lensa manula dimana serabut kolagen terus bertambah
sehingga terjadi pemadatan serabut kolagen di tengah. Makin lama serabut tersebut semakin
bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus lensa.
Perubahan yang terjadi pada lensa usia lanjut :
1. Kapsula
a. Menebal dan kurang elastis
KATARAK SENILIS
Definisi dan Epidemiologi
Katarak senilis merupakan tipe katarak didapat yang timbul karena proses degeneratif dan
umum terjadi pada pasien di atas 50 tahun. Pada usia 70 tahun, lebih dair 90% individu mengalami
katarak senilis. Umumnya mengenai kedua mata dengan salah satu mata terkena lebih dulu.
Etiologi
Penyebab katarak senilis bisa menjadi salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor
9
berikut :
Paparan radiasi dari luar angkasa (terutama dalam kasus pilot komersial)
Kontak jangka panjang dengan lampu UV
Paparan radiasi gelombang mikro
Kekurangan yodium
Keturunan
Cedera mata dan trauma fisik
Alergi mata
Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dan obat-obatan yang mengandung bahan
kimia Quetiapine
Hipertensi
Diabetes
Merokok
Obesitas
Patofisiologi
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat hidrasi dan denaturasi protein lensa. Dengan
bertambahnya usia, ketebalan dan berat lensa akan meningkat sementara daya akomodasinya
akan menurun. Dengan terbentuknya lapisan konsentris baru dari kortek, inti nucleus akan
mengalami penekanan dan pengerasan. Proses ini dikenal sebagai sklerosis nuclear. Selain itu
terjadi pula proses kristalisasi pada lensa yang terjadi akibat modifikasi kimia dan agregasi
protein menjadi high-molecular-weight-protein. Hasil dari agregasi protein secara tiba tiba ini
mengalami fluktuasi refraktif index pada lensa sehingga menyebabkan cahaya menyebar dan
penurunan pandangan. Modifiaksi kimia dari protein nukleus lensa juga menghasilkan
pigmentasi progresif yang akan menyebabkan warna lensa menjadi keruh. Perubahan lain pada
katarak terkait usia juga menggambarkan penurunan konsentrasi glutatin dan potassium serta
meningkatnya konsentrasi sodium dan calcium.
Terdapat berbagai faktor yang ikut berperan dalam hilangnya transparasi lensa. Sel
epithelium lensa akan mengalami proses degeneratif sehingga densitasnya akan berkurang dan
terjadi penyimpangan diferensiasi dari sel-sel fiber. Akumulasi dari sel-sel epitel yang hilang
akan meningkatkan pembentukan serat-serat lensa yang akan menyebabkan penurunan
transparasi lensa.
10
Selain itu, proses degeneratif pada epithelium lensa akan menurunkan permeabilitas
lensa terhadap air dan molekul-molekul larut air sehingga transportasi air, nutrisi dan
antioksidan kedalam lensa menjadi berkurang. Peningkatan produk oksidasi dan penurunan
antioksidan seperti vitamin dan enzim-enzim superoxide memiliki peran penting pada proses
pembentukan katarak.
Gejala Klinis
Seorang pasien dengan katarak senilis biasanya datang dengan riwayat kemunduran
secara progesif dan gangguan penglihatan. Penyimpangan penglihatan bervariasi, tergantung
pada jenis dari katarak ketika pasien datang.
-
Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien dengan
katarak senilis.
Silau, keluhan ini termasuk seluruh spektrum dari penurunan sensitivitas kontras
terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga silau ketika
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa, sehingga masa lensa yang mengalami
degenerasi akan mencair dan keluar melalui kapsul lensa. Lensa menjadi mengecil dan
berwarna kuning. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai kapsul yang tebal, maka korteks
yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan
sekantong susu dengan nukleus yang terbenam di korteks lensa. Keadaan ini disebut sebagai
katarak Morgagni. Uji bayangan iris memberikan gambaran pseudo positif. Cairan/protein
lensa yang keluar dari lensa tersebut menimbulkan reaksi inflamasi dalam bola mata karena
di anggap sebagai benda asing. Akibatnya dapat timbul komplikasi uveitis dan glaukoma
karena aliran melalui COA kembali terhambat akibat terdapatnya sel-sel radang dan
cairan/protein lensa itu sendiri yang menghalangi aliran cairan bola mata.
Insipien
Kekeruhan lensa Ringan
Cairan Lensa
Normal
Imatur
Matur
Sebagian
Komplit
Bertambah (air Normal
Hipermatur
Masif
Berkurang (air+masa
Iris
Bilik
masuk)
Terdorong
Dangkal
Normal
Normal
lensa keluar)
Tremulans
Dalam
Sempit
Normal
Terbuka
Normal
Mata Normal
Depan
Sudut Bilik
Mata
Shadow Test
Visus
Penyulit
Normal
Negatif
Positif
Negatif
Pseudopositif
(+)
<
<<
<<<
Glaukoma
Uveitis+glaucoma
Tabel perbedaan stadium katarak senilis
Diagnosis
Diagnosa dari katarak senilis dibuat atas dasar anamnesis dan pemeriksaan fisik.
13
pupil.
Posisi lensa dan integritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebab subluxasi
lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya, kelainan metabolik,
Refleks Senil : pada orang tua dengan lampu senter tampak warna pupil keabu-abuan mirip
dan lain-lain.
Kekeruhan badan kaca
Ablasio retina
Penatalaksanaan
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Sejauh ini tidak ada obat-obatan
yang dapat menjernihkan lensa yang keruh. Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis
adalah ekstraksi lensa. Lebih dari bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah
berkembang dari metode yang kuno hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Berikut ini akan
dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering
14
Phakoemulsifikasi
Phakoemulsifikasi merupakan suatu teknik ekstraksi lensa dengan memecah dan
memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 23mm) di kornea. Getaran ultrasonik akan digunakan untuk menghancurkan katarak,
selanjutnya mesin phako akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih.
Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena
incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan dan irisan akan pulih dengan sendirinya
sehingga memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas seharihari. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak
senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat.
Komplikasi
-
Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi suprakoroid,
pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus, incacerata kedalam luka serta retinal
light toxicity.
-
COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan yang
keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma dan
epitel, hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea perifer dengan daerah
sentral yang bersih paling sering).
Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat
yang dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang tidak sempurna,
astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis.
Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi.
Endoftalmitis kronik yang timbul karena organisme dengan virulensi rendah yang
terperangkap dalam kantong kapsuler.
Post kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah malformasi lensa
intraokuler, jarang terjadi.
Prognosis
Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang.
Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil dan
jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE atau
fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis pada
pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.
1. Plan :
Diagnosis: Katarak senilis OD dan katarak senilis imatur OS pada pasien ini ditegakkan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
Ekstraksi Lensa OD
16
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang
dapat menjernihkan lensa yang keruh. Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah
ekstraksi lensa.
Penatalaksanaan pada katarak matur adalah ekstraksi lensa. Ekstraksi lensa dapat dilakukan
dengan metode ECCE + IOL atau Fakoemulsifikasi + IOL. Dimana pemilihan teknik operasi ini
juga diserahkan pada pasien, namun sebelumnya kita harus memberikan edukasi mengenai
kelebihan ataupun kekurangan dari masing-masing teknik tersebut. Pada ECCE + IOL,
pembedahan yang dilakukan lebih lebar dibandingkan dengan teknik fakoemulsifikasi sehingga
proses penyembuhan akan berlangsung lebih lama dan kemungkinan terjadinya astigmatisma
juga lebih besar. Sementara teknik fakoemulsifikasi memiliki komplikasi astigmatisma yang
lebih kecil hanya saja biayanya lebih mahal dibandingkan dengan ECCE.
Referensi :
1. Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. 3rd ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Vaughan, Daniel G; Asbury, Taylor and Eva, Paul Riordan. 2000. Oftalmologi Umum.
14th ed. Jakarta : Widya Medika.
3. SMF ilmu penyakit mata. Pedoman Dianosis dan Terapi Edisi III. RSUD Soetomo.
Surabaya. 2006
4. Victor,
Vicente.
2012.
Senile
Cataract.
Available
from
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview#a0199
17