Anda di halaman 1dari 19

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN MANUFAKTUR

Makalah

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Sistem Informasi Manajemen

DISUSUN OLEH :
Hilma Nurzakia Arrohaya (1404137)

KELAS 5A

MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
1

A.

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI................................................................1


a)

Pengertian Sistem Informasi..............................................................................1

b)

Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM)...............................................2

c)

Perhatian terhadap Manajemen lnformasi............................................................4

d)

Pengguna Sistem Informasi Manajemen...............................................................4

e)

Peran Baru Sistem Informasi Manajemen.............................................................5

f)

Konsep Subsistem Informasi Organisasi...............................................................7

B.

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR.................................................................8


a)

Definisi Sistem Informasi Manufaktur.................................................................8

b)

Manfaat Sistem Informasi Manufaktur................................................................8

c)

Model Sistem Informasi Manufaktur...................................................................8


Sub Sistem Input.................................................................................................. 9
Sub Sistem Output.............................................................................................. 10

C.

KOMPUTER SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM FISIK........................................12


a)

Computer Aided Design (CAD).........................................................................12

b)

Computer Aided Manufacturing (CAM).............................................................12

c)

Robotik (Industrial Robots/IR).........................................................................13

D.

KOMPUTER SEBAGAI SISTEM INFORMASI.....................................................13


a)

Sistem Pemesanan Kembali (ReOrder Point/ROP)...............................................13

b)

Material Requirement Planing (MRP)................................................................14

c)

Pendekatan Just in Time (JIT)..........................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 17

PENDAHULUAN
Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan
yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen
baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang.
Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer
dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi
yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan
keputusan. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah
membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat,
berkualitas, dan tepat waktu.
Para manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk
menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi
informasi yang tersedia.

A. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI


a) Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu
sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan
kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi
formal, seperti Departemen atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang dapat dijabarkan
menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit terkecil dibawahnya. Informasi
menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah
terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi
dimasa yang akan datang tentang organisasi tersebut.
Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala
sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri
mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih
memiliki arti dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan
fakta-fakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di
dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk
pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar dapat dipahami, lalu
dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan.

Informasi harus dikelola dengan baik dan memadai agar memberikan manfaat yang
maksimal. Penerapan sistem informasi di dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk
memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan, khususnya oleh para pengguna informasi
dari berbagai tingkatan manajemen. Sistem informasi yang digunakan oleh para pengguna
dari berbagai tingkatan manajemen ini biasa disebut sebagai: Sistem Informasi Manajemen.
Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan
(input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini
menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan,
pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru.
Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh dari
dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk mengkonversi
bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan
untuk mentransfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitasaktivitas yang
akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu
untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input berikutnya.
Dewasa ini, sistem informasi yang digunakan lebih berfokus pada sistem informasi
berbasis komputer (computer-based information system). Harapan yang ingin diperoleh di
sini adalah bahwa dengan penggunaan teknologi informasi atau sistem informasi berbasis
komputer, informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu,
sehingga pengambilan keputusan dapat lebih efektif dan efisien.
Menurut James OBrien (2005,h.443) Jenis awal dari sistem informasi yang
dikembangkan untuk mendukung pengambilan keputusan manajerial. SIM menghasilkan
produk informasi yang mendukung banyak kebutuhan pengambilan keputusan harian dari
para manajer dan praktisi bisnis. Menurut Raymond Mcleod. JR. (2008,hal.17) Manajer pada
puncak hirarki organisasi, seprti direktur dan para wakil direktur sering disebut berada pada
tingkat perencanaan strategis. Manajer tingkat menengah mencakup manajer wilayah,
direktur, produk, dan kepala divisi.tingakt dini dinamakan tingkat pengendalian manajemen.
Manajer tingkat bawah mencakup kepala departemen, penyelia, dan pemimipin proyek, yang
bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer
ditingkat yang lebih tinggi. Tingkat terendah ini disebut tingkat pengendalian operasional.
b) Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer. Sebelum
pertengahan abad ke-20, pada masa itu masih digunakan kartu punch, pemakaian komputer
terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi.
4

Namun

demikian

para

pengguna

khususnya

dilingkungan

perusahaan

masih

mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi akuntansi yang berbasis
komputer tersebut diberi nama pengolahan data elektronik (PDE).
Dalam tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang
menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk
mempromosikan generasi komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sistem
informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer adalah untuk
menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itu mulai terlihat jelas bahwa komputer
mampu mengisi kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan informasi
manajemen. Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan
institusi pemerintah dengan skala besar seperti Departemen Keuangan khususnya untuk
menangani pengelolaan anggaran, pembiayaan dan penerimaan negara. Namun demikian,
para pengguna yang mencoba SIM pada tahap awal menyadari bahwa penghalang terbesar
justru datang dari para lapisan manajemen tingkat menengah.

Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan banyak organisasi mengalami
kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan, misalnya:

kekurangpahaman para pemakai tentang komputer.

kekurangpahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran


manajemen,

relatif mahalnya harga perangkat komputer, serta

terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun sistem
informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua lapisan manajer.

Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keen dari Massachussets
Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep baru yang diberi nama Sistem
Pendukung Keputusan (Decision Support Systems - DSS). DSS adalah sistem yang
menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau
keputusan yang harus dibuat oleh manajer. Perkembangan yang lain adalah munculnya
aplikasi lain, yaitu Otomatisasi Kantor (office automation - OA), yang memberikan fasilitas
untuk meningkatkan komunikasi dan produktivitas para manajer dan staf kantor melalui
penggunaan peralatan elektronik.
Belakangan

timbul

konsep

baru

yang

dikenal

dengan

nama

Artificial

Intelligence (AI), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer bisa diprogram untuk
melakukan proses lojik menyerupai otak manusia. Suatu jenis dari AI yang banyak mendapat
5

perhatian adalah Expert Systems (ES), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagai
spesialis dalam area tertentu.
Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI merupakan aplikasi
pemrosesan informasi dengan menggunakan komputer dan bertujuan menyediakan informasi
untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
c) Perhatian terhadap Manajemen lnformasi
Terdapat dua alasan utama mengapa terdapat perhatian yang besar terhadap manajemen
informasi, yaitu meningkatnya kompleksitas kegiatan organisasi tata kelola pemerintahan dan
meningkatnya kemampuan komputer. Selanjutnya, dengan tersedianya informasi yang
berkualitas, tentunya juga mendorong manajer untuk meningkatkan kemampuan kompetitif
(competitive advantage) organisasi yang dikelolanya.
d) Pengguna Sistem Informasi Manajemen
Sebagai pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen ini dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan, yaitu :
Manajer tingkat perencanaan stratejik (strategic planning); merupakan manajer tingkat
atas, seperti para jajaran Menteri, para eselon I, di mana keputusan-keputusan yang
dibuatnya berkenaan dengan perencanaan stratejik yang meliputi proses evaluasi
lingkungan luar organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi
organisasi.
Manajer tingkat pengendalian manajemen (management control); yang dikenal juga
dengan istilah manajer tingkat menengah, mempunyai tanggung jawab untuk
menjabarkan rencana stratejik yang sudah ditetapkan ke dalam pelaksanaannya dan
meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan tercapai. Termasuk dalam kelompok ini
misalnya adalah Pejabat Eselon II, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Dinas, dan Eselon
III, Kepala Bagian/Bidang.
Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control) merupakan manajer tingkat
bawah misalnya eselon IV dan V, bertanggung jawab melaksanakan rencana yang
sudah

ditetapkan

oleh

manajer

tingkat

menengah,

yang

terwujud

dalam

operasi/kegiatan organisasi.
Penggolongan manajer menurut tingkatnya mempunyai pengaruh signifikan dalam
mendisain sistem informasi yang berkaitan dengan sumber informasi, cara penyajian, dan
jenis keputusannya. Manajer tingkat perencanaan stratejik akan lebih banyak menerima
informasi yang berasal dari lingkungan luar organisasi daripada informasi intern, dan
sebaliknya untuk manajer tingkat bawah. Dari segi penyajiannya, manajer tingkat atas lebih
6

menyukai informasi dalam bentuk ringkas, bukan detil. Sebaliknya, manajer tingkat bawah
lebih menekankan pada informasi detil, bukan ringkas. Sedang berdasarkan jenis keputusan
yang diambil, keputusan yang dibuat oleh manajer tingkat atas lebih tidak terstruktur
dibandingkan keputusan yang diambil oleh manajer tingkat yang lebih rendah.
Keputusan yang terstruktur merupakan keputusan yang sifatnya berulangulang dan rutin
sehingga unsur-unsurnya lebih mudah untuk dimengerti. Contoh dari keputusan ini misalnya
adalah keputusan tentang kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala dan lain
sebagainya. Sebaliknya untuk keputusan yang tidak terstruktur, keputusan ini tidak mudah
untuk didefinisikan dan biasanya lebih banyak membutuhkan informasi dari lingkungan luar.
Pengalaman dan pertimbangan manajer sangat penting dalam pengambilan keputusan yang
tidak terstruktur. Keputusan terstruktur akan lebih mudah dikomputerisasikan dibandingkan
dengan keputusan yang tidak terstruktur.
Walaupun terdapat perbedaan tingkat manajemen dan area fungsinya, pada dasarnya
manajer melaksanakan beberapa fungsi dan memainkan peran yang sama dengan berbagai
variasi penekanannya.
Satu hal yang perlu ditekankan pula disini bahwa bukan hanya para manajer yang
memperoleh manfaat dari SIM. Pegawai-pegawai dalam posisi non-manajer maupun staf ahli
juga menggunakan output yang dihasilkan SIM. Demikian juga para pengguna yang berada
di luar institusi/lembaga. Para pengguna menerima manfaat berupa informasi jenis pelayanan
yang dihasilkan oleh suatu institusi seperti Kantor Pariwisata yang menginformasikan suatu
daerah tujuan wisata yang sudah dikelola dengan baik dan layak untuk dikunjungi, para
pembayar pajak dapat mengetahui penggunaan sebagian kontribusi mereka kepada negara
untuk membangun fasilitas umum, dan pihak pemerintah dapat segera mengetahui Laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan publik, dan kewajiban mereka membayar
pajak. Jadi istilah SIM sebenarnya tidak memberikan gambaran yang menyeluruh, bahwa
sasaran informasi yang dihasilkan semata-mata untuk para manajer. SIM bukanlah suatu
sistem yang memproduksi informasi manajemen, melainkan informasi untuk mendukung
pemecahan masalah.
e) Peran Baru Sistem Informasi Manajemen
Manajemen tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi
memainkan peran yang kritikal di dalam organisasi. Sistem informasi ini sangat
mempengaruhi secara langsung bagaimana manajemen mengambil keputusan, membuat
rencana, dan mengelola para pegawainya, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak
dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan
7

standar pelayanan minimum, dan bagaimana menetapkan standar dan prosedur pelayanan
baku kepada masyarakat. Oleh karenanya, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak
dapat didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil keputusan.
Semakin meningkat saling ketergantungan antara rencana strategis instansi, peraturan dan
prosedur di satu sisi dengan sistem informasi (software, hardware, database, dan
telekomunikasi) di sisi yang lainnya. Perubahan di satu komponen akan mempengaruhi
komponen lainnya. Hubungan ini menjadi sangat kritikal manakala manajemen ingin
membuat rencana ke depan. Aktivitas apa yang akan dilakukan lima tahun ke depan biasanya
juga sangat tergantung kepada sistem apa yang tersedia untuk dapat melaksanakannya.
Sebagai contoh, peningkatan produktivitas kerja para pegawai sangat tergantung pada jenis
dan kualitas dari sistem informasi organisasi.
Perubahan lain dalam hubungan sistem informasi dengan organisasi adalah semakin
meningkatnya cakupan dan ruang lingkup dari sistem informasi dan aplikasinya.
Pengembangan dan pengelolaan sistem dewasa ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak
di dalam organisasi, jika dibandingkan peran dan keterlibatanya pada periode-periode yang
lalu. Sebagaimana sudah disampaikan dengan meningkatnya kecenderungan organisasi
berteknologi digital, maka sistem informasi di dalam organisasi dapat meliputi jangkauan
yang semakin luas hingga kepada masyarakat, instansi pemerintahan lainnya, dan bahkan
informasi mengenai perkembangan politik terakhir.
Satu alasan mengapa sistem informasi memainkan peran yang sangat besar dan
berpengaruh di dalam organisasi adalah karena semakin tingginya kemampuan teknologi
komputer dan semakin murahnya biaya pemanfaatan teknologi komputer tersebut. Semakin
baiknya kemampuan komputer telah menghasilkan jaringan komunikasi yang kuat yang dapat
digunakan organisasi untuk melakukan akses informasi dengan cepat dari berbagai penjuru
dunia serta untuk mengendalikan aktivitas yang tidak terbatas pada ruang dan waktu.
Jaringan-jaringan ini telah mentransformasikan ketajaman dan bentuk aktivitas organisasi,
menciptakan fondasi untuk memasuki era digital.
Jaringan yang terluas dan terbesar yang digunakan adalah internet. Hampir setiap orang di
seluruh dunia ini, baik yang bekerja di dunia sains, pendidikan, pemerintah, maupun kalangan
pebisnis menggunakan jaringan internet untuk bertukar informasi atau melakukan transaksi
bisnis dengan orang atau organisasi lain di seluruh dunia. Internet menciptakan platform
teknologi baru yang universal. Teknologi internet ini mampu mempertajam cara bagaimana
sistem informasi digunakan dalam bisnis dalam kehidupan sehari-hari.

Pertumbuhan yang pesat di teknologi komputer dan jaringan, termasuk teknologi internet
telah mengubah struktur organisasi yang memungkinkan secara instan informasi didistribusi
di dalam dan di luar organisasi. Kemampuan ini dapat digunakan untuk mendesain ulang dan
mempertajam organisasi, mentransfer struktur organisasi, ruang lingkup organisasi,
melaporkan dan mengendalikan mekanisme, praktik-praktik kerja, arus kerja, serta produk
dan jasa.
Pada akhirnya, proses bisnis yang dilakukan secara elektronis membawa organisasi lebih
dikelola secara digital, yang membawa dampak pada hal-hal sebagai berikut :
o Organisasi semakin ramping. Organisasi yang gemuk dan birokratis lebih sulit untuk
mengikuti perubahan yang pesat dewasa ini, kurang efisien, dan tidak dapat kompetitif.
Oleh karenanya, banyak model organisasi ini sekarang dirampingkan, termasuk jumlah
pegawainya dan tingkatan hirarkis manajemennya.
o Pemisahan pekerjaan dari lokasi. Teknologi komunikasi telah mengeliminasi jarak
sebagai satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pekerjaan.
f) Konsep Subsistem Informasi Organisasi
SIM merupakan upaya organisasi pertama yang tujuan utamanya adalah menyediakan
informasi bagi manajemen (karena itu dinamakan sistem informasi manajemen). Ternyata
dalam praktiknya SIM pada suatu organisasi menyediakan juga informasi bagi orang-orang
selain para manajer. Ketika suatu organisasi semakin memiliki pengalaman dalam
menerapkan rancangan SIM yang mencakup kebutuhan seluruh organisasi, para manajer di
wilayah-wilayah tertentu, baik ditingkat pusat maupun daerah, mulai menerapkan konsep
sesuai kebutuhan yang mereka perlukan. Sistem informasi mulai akan memasuki wilayah
yang sudah tersegmentasi, yang dapat disebut sebagai sub-sub sistem SIM yang disesuaikan
untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Sebagai contoh pada tataran organisasi pemerintah
pusat sudah mengimplementasikan beberapa aplikasi sistem informasi antara lain :

Sistem akuntansi keuangan negara (SKAN),

Sistem akuntansi barang milik negara (SABMN),

Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD),

Sistem Informasi Kependudukan,

Sistem Informasi Kepegawaian dan pengembangan-pengembangan subsub sistem tata


kelola pemerintahan lainnya.

B. SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR


a) Definisi Sistem Informasi Manufaktur
Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk. Proses ini meliputi:perancangan produk, pemilihan material dan tahaptahap proses
dimana produk tersebut dibuat. Definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas
yang

kompleks

perancangan

yang

produk,

melibatkan

berbagai

pembelian, pemasaran,

variasi
mesin

sumberdaya

dan

perkakas,

dan

aktifitas

manufacturing,

penjualan, perancangan proses, production control, pengiriman material, support service,


dan customer service.
Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja
`dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung
manajemen

perusahaan

dalam

pemecahan

masalah

yang

berhubungan

dengan

manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan
output. Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh
kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi
barang atau jasa. Ruang

lingkup

sistem

informasi

manufaktur

meliputi

Sistem

perencanaan manufaktur, Rencana produksi, Rencana tenaga kerja, Rencana kebutuhan


bahan baku dan Sistem pengendalian manufaktur.
b) Manfaat Sistem Informasi Manufaktur
Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah
sebagai berikut :

Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi
manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.

Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.

Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.

Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat,
tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.

c) Model Sistem Informasi Manufaktur


Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data intern
sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna. Data meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang
mendukung proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material,
frekuensi perawatan, dan lainlain.
10

Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna
untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.. Contoh data
eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.

Sub Sistem Input


Sub sistem input terdiri dari,
1. Sistem informasi akuntansi
Mengumpulkan

data

intern

yang

menjelaskan

operasi

manufaktur

dan

data

lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh,


pegawai produksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media
yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code yang
dapat dibaca secara optik atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu
plastik dengan garisgaris catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data
tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.
2. Sub sistem industrial engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari
operasi manufaktur dan membuat saransaran perbaikan. Industrial engineering terdiri
dari proyek proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
3. Sub sistem intelijen manufaktur
Subsistem

intelijen

manufaktur

berfungsi

agar

manajemen

manufaktur

tetap

mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumbersumber pekerja, material dan mesin.


Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :

11

Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja


yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak
berjangka maupun borongan.

Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan


menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia
dan

data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak

pelamar.

Sistem informal,

arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur

sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan
manajer mereka.
Kegiatankegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur :
Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan
Pengujian data
Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data
Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data
Pengambilan data dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang
lain.

Sub Sistem Output


Adalah informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data yang dapat dibagi
menjadi

3 bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak

meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.


1. Sub sistem produksi
Adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi
kerja ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja
dari satu langkah ke langkah berikutnya.
2. Sub sistem persediaan
Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang
besar dimana suatu barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap
kalinya, dan tingkat persediaan ratarata dapat diperkirakan dari separuh kuantitas
pesanan ditambah safety stock. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya
holding, safety stock , dan lainlain berdasarkan hasil pengolahan data dari input, biasanya
memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub
12

sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari
bahan mentah menjadi bahan jadi.
3. Sub sistem kualitas
Adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja,
maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur kualitas
material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak kualitas namun perlu
masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control), Perawatan (Maintenance),
dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material. Sub sistem kualitas
mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan
menggunakan

total

quality

management

(TQM)

kualitas produksinya
yaitu

manajemen

dengan

keseluruhan

perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang
penting bagi semua pelanggan. Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :

Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan

Kualitas dicapai oleh manajemen

Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan


4. Sub sistem biaya

Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan
manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh
karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi
di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama proses
produksi terjadi. Unsurunsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang baik dan
sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat. Sub
sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :
Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan / biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya
tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
Biaya Pembelian
Mencakup biayabiaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya telp,
biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya

13

C. KOMPUTER SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM FISIK


Sistem informasi manufaktur menggunakan komputer baik secara konseptual maupun
sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Adapun yang termasuk dalam
komputer sebagai bagian dari sistem fisik adalah :
a) Computer Aided Design (CAD)
Program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk yang
ingin digambarkan bisa diwakili oleh garisgaris maupun simbolsimbol yang memiliki
makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD yang lebih
sering disebut Computer Aided Engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer
untuk membantu rancangan produk yang dimanufaktur.
CAD digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan
jembatan hingga bagianbagian kecil, memperbaiki gambar dengan menghaluskan garis.
Setelah rancangan itu dimasukkan kedalam komputer, engineer dapat menempatkan
rancangan itu pada berbagai pengujian untuk mendeteksi titiktitik lemah, CAD bahkan
dapat membuat bagianbagian tersebut bergerak seperti sedang digunakan. Ketika
rancangan itu selesai, perangkat lunak CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang
diperlukan untuk memproduksi produk itu yang disimpan dalam database rancangan.
CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE

dan Integrasi

itu dimungkinkan karena perangkat lunak CAD saat ini kebanyakan merupakan aplikasi
gambar

dimensi

atau

biasa

disebut

solid modelling

yang

memungkinkan

memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat secara realistik dan mempunyai
properti seperti massa, volume,

pusat gravitasi , luas permukaan dll.

Contoh

Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.


b) Computer Aided Manufacturing (CAM)
Penerapan komputer dalam proses produksi dimana mesin yang dikendalikan komputer
seperti bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang
diperoleh dari database rancangan.
Otomatisasi perusahaan sekarang ini disertai teknologi CAM, karena produksi dapat
berlangsung lebih cepat dan tepat dibandingkan bila menerapkan tenaga manusia
seutuhnya sehingga memungkinkan berkurangnya sisa bahan produksi yang tidak
berguna. CAM biasanya digunakan oleh para insinyur dan arsitek dalam penerapannya.

14

c) Robotik (Industrial Robots/IR)


Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik industrial. Alat yang secara
otomatis

menjalankan

tugastugas

tertentu

dalam

proses

manufaktur

yang

memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang
tinggi, juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti
melakukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan
kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.

D. KOMPUTER SEBAGAI SISTEM INFORMASI


a) Sistem Pemesanan Kembali (ReOrder Point/ROP)
Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer
diberikan tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan reaktif yg sederhana yaitu
menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu
pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai
pemicu disebut titik pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian
pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali (reorder point/ROP).
Beberapa istilah dalam ROP antara lain :
Stockout

: kehabisan persediaan

Lead time

: waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan

Safety stock

: persediaan aman

Rumus menghitung ROP :


R = LU + S
Dimana :
R = titik pemesanan kembali
L = lead time pemasok
S = tingkat safety stok ( dalam unit )
U = tingkat pemakaian ( jumlah unit yang digunakan atau terjual setiap hari )
Perusahaan biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama sekali, dengan
demikian selalu ada kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatannya sambil
menunggu pengiriman dari pemasok yang belum datang, atau penggunaan stok akan
dikurangi selama jangka lead time. Jika kekosongan stok terjadi, perusahaan tidak
dapat menjalankan proses produksinya yang mengakibatkan perusahaan rugi.

15

Dengan pengukuran yang teliti, maka bisa dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi
ekstra atau sering disebut safety stock.
b) Material Requirement Planing (MRP)
MRP dikembangkan pada tahun 1960an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP
adalah suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan
tanggal yang dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
1. Sistem penjadwalan produksi menghasilkan

master

jadwal

produksi

yang

mencakup lead time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang.


2. Sistem MRP menguraikan tagihan material. Mengubah kebutuhan bruto menjadi
kebutuhan netto.
3. Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem MRP utk
menjaga produksi dalam kapasitas pabrik. Menghasilkan output, melaporkan dan
merencanakan jadwal pemesanan.
4. Sistem pelepasan pesanan menghasilkan laporan untuk lantai kerja dan pembelian

Manfaat MRP bagi perusahaan :


1. Perusahaan dalam mengelola materialnya secara lebih efisien
2. Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang
3. Perusahaan mengetahui kebutuhan material di masa depan
4. Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.
a) Manufacturing Resource Planning (MRP II)
16

MRP II mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan


dengan manajemen material. MRP II dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy.
Manfaat MRP II :
1. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien; mengurangi inventori, lebih sedikit
waktu, lebih sedikit kemacetan.
2. Perencanaan prioritas lebih baik; memulai produksi lebih cepat dan jadwal lebih
fleksibel.
3. Meningkatkan pelayanan pelanggan; sesuai tanggal pengiriman, meningkatkan
kualitas, kemungkinan harga lebih rendah/murah.
4. Meningkatkan moral dan semangat pekerja.
5. Informasi manajemen yang lebih baik
Implementasikan MRP II dapat mencapai harapan yang maksimal pada tingkat
keberhasilan tergantung pada penampilan dalam tiga area :

Komitmen manajemen puncak, dikemukakan ketika para eksekutif secara aktif ikut
ambil bagian dalam steering committee, MRP II sebagai proyek yang paling
diprioritaskan dalam perusahaan

Proses Implementasi, berlangsung dengan sangat baik bila seluruh area yang ada
di perusahaan mempunyai wakilnya dalam team proyek tersebut sehingga dapat
dilakukan analisis kebutuhan yang lengkap bagi pemakai.

Pemilihan software dan hardware, dapat dilakukan dengan baik bila RFP (request
for proposal) formal dikirimkan kepada semua pemasok software dan hardware
yang diminati.

c) Pendekatan Just in Time (JIT)


Pada pertengahan tahun 1980an para manajer Amerika Serikat mempelajari
manajemen Jepang dan teknik organisasi untuk mendapatkan kunci keberhasilan penjualan
mereka. Salah satu teknik tersebut adalah just in time (JIT). JIT menjaga arus bahan ke pabrik
agar sampai yang terendah dengan cara menjadwalnya agar saat tiba di workstation (stasiun
kerja) just in time

(tepat

waktu).

JIT

berusaha

untuk

meminimalkan

biaya

inventarisasi dengan cara memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil. Lot size
(ukuran tumpukan) yang ideal akan menjadi satu dalam sistem JIT. Satu unit akan
bergerak dari workstation ke workstation berikutnya sampai produksinya selesai.
Pengaturan waktu menjadi kunci Penting

saat Pasokan bahan mentah datang dari

pemasok sebelum penjadwalan produksi mulai, tidak ada inventarisasi bahan mentah
17

yang

perlu dibicarakan. Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena

mungkin pemasok melakukan beberapa kali pengiriman selama satu hari. Kebalikannya
dengan MRP yang menekankan perencanaan jangka panjang dan membutuhkan penggunaan
komputer, maka JIT menekankan pengaturan waktu dan penggunaan tanda non komputer
karena cukup menggunakan kanban yang berarti kartu. Tujuan JIT adalah meminimalkan
biaya persediaan dan penanganan (keamanan dan asuransi).

18

DAFTAR PUSTAKA
Ikasari.

Sistem

Informasi

Manufaktur.

{Online}.

Tersedia:

http://d_ikasari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/38983/SI+MANUFAKTUR.pd
f (12 November 2016)
Sutono, Djoko. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Bogor : Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengawasan BPKP dalam rangka Diklat Sertifikasi JFA Tingkat Ketua Tim.

19

Anda mungkin juga menyukai