Anda di halaman 1dari 12

Teori dan Pendekatan Berbahasa Inggris serta Masalah

Rendahnya Kemampuan Berbahasa Inggris di Indonesia Menjelang


MEA

LAPORAN
disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya

Oleh :
Hilma Nurzakia
Arrohaya

(140413
7)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Bahasa
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan
sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat
untuk

beriteraksi

atau

alat

untuk

berkomunikasi,

dalam

arti

alat

untuk

menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik,


bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer,
produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah
komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa
lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang
disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau
menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap
suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi nasi
melambangkan konsep atau makna sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai
makanan pokok.

Sementara menurut para ahli, pengertian bahasa adalah sebagai berikut.


Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3)Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan
pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai

alatnya.
Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa
merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang

menyimpulkan suatu tujuan.


Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 88)
bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang
atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri
dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.

2. Pendekatan Bahasa Inggris

Menurut Evelyn (2010) dalam English Made Easy, ada 3 teori dalam
mempelajari bahasa asing. Pertama, Behaviorism Theory (teori tingkah laku).
Menurut pencetusnya, Skinner dan Parlov, belajar bahasa adalah proses
pembentukan

kebiasaan

melalui

kegiatan:

stimulus

response

reinforcement.
Teori inilah yang mendasari munculnya pendekatan audiolingual yang
populer tahun tahun 50 dan 60an, yaitu metode belajar bahasa Inggris yang
menekankan drill atau latihan pengulangan. Misalnya, dengan cara guru
mengucapkan kalimat, dan siswa mengulang ucapan guru tadi beberapa kali.
Dengan kata lain, metode ini adalah menghafal pola kalimat atau
percakapan bahasa Inggris dengan cara mengucapkannya berulang-ulang.
Kelemahan metode ini adalah ketidakmampuan siswa untuk membuat
kalimat-kalimat baru selain yang telah dihapal. Dan kenyataannya, sedikit
sekali orang yang bisa mempertahankan hafalannya dalam waktu yang
cukup lama.
Kedua, Cognitive Theory (Teori Kognitif). Menurut Chomsky, dalam
mempelajari bahasa, manusia diciptakan dengan kemampuan kognitif, yaitu
memproses masukan yang diterima dan menciptakan kalimat-kalimat baru
yang tidak terbatas jumlahnya.
Teori ini mendasari munculnya pendekatan baru dalam belajar bahasa
Inggris, yaitu penekanan tata bahasa (grammar).
Kelemahan dari belajar bahasa Inggris dengan pendekatan grammar
ini, seseorang kesulitan untuk menggunakan bahasa Inggris lisan secara
lancar, karena dalam berbahasa lisan dituntut respon yang cepat. Selain itu,
banyak kalimat yang secara gramatika benar, tetapi tidak lazim digunakan
dalam bahasa percakapan (lisan).

Ketiga, Acquisition Theory (Penyerapan Bahasa Secara Alami). Menurut


Krashen (1983), proses belajar bahasa terdiri dari 2 cara, yaitu aqcuisition
dan learning.
Aqcuisition yaitu proses belajar bahasa secara alami dari pengalaman
langsung dalam berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Sedangkan learning
adalah proses belajar bahasa melalui pemahaman unsur-unsur bahasa yang
kemudian digunakan untuk berkomunikasi.
Menurut Krashen, untuk bisa berbahasa Inggris, sesorang tidak perlu
belajar secara formal. Cukup dengan pengalaman langsung berkomunikasi
dengan bahasa tersebut, seseorang dapat menguasinya. Misalnya seorang
anak kecil yang secara alami dapat berbicara sesuai bahasa Ibunya.
Kelemahan: metode Krashen ini hanya cocok bagi anak kecil, & sulit
bagi orang dewasa. Acquisition ini memerlukan waktu yang lama, yang
umumnya

tidak

dimiliki

oleh

orang

dewasa.

Bayangkan

jika

untuk

mempelajari bahasa Inggris kita harus tinggal di negara yang menggunakan


bahasa Inggris, tentu membutuhkan waktu yang lama & biaya yang besar.

3. Kompetisi Masyarakat Ekonomi Asean Bagi Indonesia


MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan
untuk menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan
kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi.
Hal ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India
untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negaranegara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.

Bagi Indonesia, keberadaan MEA menjadi babak awal untuk mengembangkan berbagai
kualitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dalam perkembangan pasar bebas di akhir
2015. MEA menjadi dua sisi mata uang bagi Indonesia : satu sisi menjadi kesempatan yang baik
untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas produk dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia
kepada negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain dapat menjadi boomerang
untuk Indonesia apabila Indonesia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik.
MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung
berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor
yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya
Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui
perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia
(human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia.

B. PEMBAHASAN MASALAH
Jelang MEA, Kemampuan Bahasa Inggris Orang Indonesia Masih
Rendah

Riset

EF

menunjukkan

indeks

pengukuran

tingkat

rata

rata

kemampuan bahasa inggris orang dewasa suatu negara, dan Indonesia


berada di urutan ke-32 dengan level kemampuan menengah dimana wanita
lebih unggul dibanding pria.
Dalam rangka persiapan menghadapi kompetisi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA), English First (EF) merilis hasil penelitian bertajuk EF English
Proficiency Index (EF EPI), pada Jumat, (6/11/2015), di Jakarta. Riset tersebut
menunjukkan indeks pengukuran tingkat rata rata kemampuan bahasa
inggris orang dewasa suatu negara, dan Indonesia berada di urutan ke-32
dengan level kemampuan menengah dimana wanita lebih unggul dibanding
pria.
Menurut Steve Cooks, Director of Educational Research & Development
EF English First, EF EPI mampu memberikan gambaran dan menganalisa
hubungan antara kemampuan bahasa inggris dengan daya saing ekonomi
suatu negara. Data yang ditunjukkan mampu menunjukkan kebijakan
pendidikan, kualitas sumber daya manusia, hingga tingkat perekonomian
suatu negara.
Pada edisi ke-5 ini, EF EPI menyusun peringkat bahasa Inggris dengan
melakukan tes bahasa Inggris pada 910.000 orang dewasa di 70 negara.
Hasil penelitian EF EPI didapatkan dengan menggabungan data dari EFSET
(EF Standard English Test), yaitu sebuah tes bahasa Inggris gratis pertama
yang

telah

memenuhi

standar

dan

diakui

dunia.

Kemampuan berbahasa asing terutama inggris, kata Steve, merupakan


bagian penting untuk bisa berkomunikasi dan memenangkan persaingan
secara global. Terutama setelah adanya MEA, maka tenaga profesional
dalam negeri kini harus bersaing dengan tenaga asing dan menimbulkan
persaingan ekonomi yang ketat.
CEO Karir.com, Dino Martin, menjelaskan bahwa kebutuhan akan
bahasa inggris semakin meningkat tidak hanya datang dari perusahaan
multinasional tapi juga perusahaan lokal. Berdasarkan penelitian Pusat
Studi ASEAN, kualitas tenaga kerja Indonesia masih kurang memadai,
terutama kompetensi bahasa inggris.
Tingkat kemampuan bahasa Inggris masyarakat Indonesia masih di
bawah Malaysia dan India yang berada di level tinggi, lalu diikuti oleh Korea
Selatan, Vietnam, Jepang dan Taiwan. Hal tersebut menunjukkan perlunya
kesadaran dari masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa Inggris, disertai dukungan berbagai pelaku sektor pendidikan
formal maupun informal.
Dr. Yusuf Muhyiddin, M.Pd. selaku Direktur Pembinaan Kursus dan
Pelatihan, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia
mengatakan, Peningkatan kompetensi bahasa Inggris perlu dilakukan
secara berkesinambungan melalui lembaga pendidikan non-formal dengan
tetap berdampingan dengan implementasi pendidikan formal. Hal itu
diperlukan untuk meningkatkan kemampuan di sektor ekonomi, bisnis,
hingga aset untuk memenangkan persaingan di bidang pendidikan, budaya,
pariwisata, serta sektor lainnya, pungkasnya.

C. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Sudut Pandang Teknologi
Untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean maka diperlukan
sumber daya manusia Indonesia yang melek akan teknologi, sementara itu,
semua gadget dan alat teknologi keluaran terbaru menggunakan bahasa
Inggris

sebagai

bahasa

pengantar

untuk

memberikan petunjuk

para

penggunanya. Jika seseorang dapat menguasai bahasa Inggris, maka orang


tersebut akan lebih cepat untuk memahami teknologi gadget tersebut, serta
orang tersebut dapat unggul dalam kompetisi Masyarakat Ekonomi Asean di
masa ini.
2. Sudut Pandang Ilmu Pengetahuan
Bahasa Inggris sangat penting karena merupakan bahasa ilmiah
(science). Untuk unggul dalam ilmu pengetahuan tersebut, maka seseorang
perlu menguasai bahasa Inggris. Banyak sumber pembelajaran baik dari
buku maupun media internet yang menggunakan bahasa Inggris. Dengan
menguasai bahasa Inggris, dapat menambah pengetahuan dari berbagai
sumber tersebut. Literatur-literatur, jurnal ilmu pengetahuan kebanyakan
berbahasa Inggris sebab penemu ilmu pengetahuan tersebut kebanyakan
orang luar negeri, jarang yang berasal dari Indonesia, sehingga bahasanya
pun bukan bahasa Indonesia, melainkan bahasa Inggris.
Melalui ilmu pengetahuan yang banyak dan semakin bertambah,
maka seseorang dapat unggul dari orang lain, termasuk dalam suasana
kompetisi Masyarakat Ekonomi Asean,. Sumber daya manusia Indonesia
yang diharapkan dan dapat bertahan dalam kompetisi ini adalah dia yang
memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Jalan untuk memperoleh dan
menyerap ilmu pengetahuan itu adalah dengan menguasai bahasa Inggris.
3. Sudut Pandang Pendidikan

Dalam teori landasan pendidikan, pendidikan dapat memanusiakan


manusia. Pendidikan di Indonesia dapat diperoleh secara formal maupun non
formal, dengan harapan output SDM Indonesia dapat berdaya saing dan
unggul dalam segala hal. Dalam ranah pendidikan pun dijumpai mata
pelajaran bahasa Inggris yang diajarkan di sekolah-sekolah hingga perguruan
tinggi, hal ini diharapkan melalui pendidikan, SDM Indonesia dapat unggul
dan lancar berbahasa Inggris dimana kemampuan tersebut sangat berguna
di kondisi Masyarakat Ekonomi Asean seperti saat ini.
4. Sudut Pandang Sosial
Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling sering digunakan oleh
penutur bahasa asing di seluruh dunia. Ketika orang-orang dengan berbagai
bahasa datang bersama-sama, pada umumnya mereka menggunakan
bahasa Inggris untuk saling berkomunikasi.

Di Amerika Serikat, berbicara

bahasa Inggris membuka peluang agar terlepas dari diskriminasi sosial


seperti perbedaan etnis, warna, dan latar belakang.
Dalam kompetisi Masyarakat Ekonomi Asean seperti sekarang ini,
maka banyak orang dari berbagai negara akan datang dan bekerja di
Indonesia, sehingga kemampuan berbahasa Inggris orang Indonesia perlu
ditingkatkan, agar ornag Indonesia mampu bersaing dan tidak tertinggal
dalam persaingan ketat untuk mempertahankan kehidupan di era MEA ini.
5. Sudut Pandang Ekonomi
Di era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) ini, Indonesia sendiri
memiliki sumber daya manusia yang mendapatkan kesempatan sekaligus
tantangan untuk dapat bertahan dan bersaing di era yang serba cepat.
Sumber

daya

menusia

menjadi

kunci

penting

untuk

memenangkan

persaingan global. Tenaga profesional dalam negeri bersaing dengan tenaga


kerja asing dan menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Kondisi ini
menyebabkan adanya urgensi terhadap kemampuan bahasa Inggris. Setiap

individu profesional dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam


berbahasa Inggris, guna menguasai komunikasi di pasar bebas MEA.
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan dalam
berkomunikasi terutama dalam dunia usaha, salah satu contohnya adalah
komunikasi dalam bisnis. Oleh karena itu untuk memasuki suatu usaha
ataupun kegiatan perekonomian sangat dituntut untuk menguasai bahasa
Inggris, terutama bagi usaha yang mempunyai aktivitas berhubungan
dengan perusahaan-perusahaan di negara-negara lain. Meskipun China dan
Amerika

Serikat

merupakan

pemimpin

dalam

inovasi

bisnis

dan

pembangunan ekonomi, bahasa Inggris tetap digunakan di China dan


Amerika Serikat pada bidang tersebut.

6. Sudut Pandang Agama


Dalam kondisi MEA saat ini, banyak orang asing masuk ke Indonesia
dengan membawa latar belakang yang berbeda-beda, salah satunya agama.
Dengan berkemampuan bahasa inggris yang memadai, seseorang yang
beragama tidak akan ketinggalan jaman untuk menghadapi situasi sosial di
era MEA ini. Karena era MEA ini menawarkan kebebasan yang berdampak ke
masalah

sosial,

salah

satunya

juga

agama,

maka

bahasa

juga

mempengaruhi dalam interaksi dengan latar belakang agama yang berbeda.


]
7. Sudut Pandang Budaya
Kondisi Masyarakat Ekonomi Asean yang sekilas menawarkan
kebebasan di bidang ekonomi, juga berimbas pada bidang budaya. Bahasa
Inggris memungkinkan seseorang untuk merasakan kebudayaan yang ada di
seluruh dunia, yang itu tidak akan mungkin didapat dengan bahasa
selainnya.

Dengan

seseorang

dapat

pemahaman
melakukan

yang

sesuatu

baik

terhadap

pekerjaan

yang

bahasa
sangat

Inggris,
indah:

menonton film-film asli Amerika dan Inggris tanpa perlu menggunakan


subtitle.
8. Sudut Pandang Politik
Semua konferensi internasional dan pertandingan dijalankan dalam
bahasa Inggris. Sebagai contoh, pesta olah raga dunia Olimpik dan kontes
ratu kecantikan dunia. Para diplomat dan ahli politik dari Negara-negara
yang berbeda menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi antara
satu dengan lainnya. Bahasa Inggris adalah bahasa utama dalam organisasi
dunia, seperti PBB, NATO, dan Perserikatan perdagangan bebas Eropa. Maka,
penting sekali menguasai bahasa Inggris untuk melancarkan strategi politik
bagi pemerintah seperti dalam politik ekonomi yang dilakukan pemerintah
terhadap negara lain agar perekonomian negara Indonesi menjadi kuat.

D. DAFTAR PUSTAKA
Fahmi Abidin. Jelang MEA, Kemampuan Bahasa Inggris Orang Indonesia
Masih Rendah. [Online]. Tersedia : http://mix.co.id/news-trend/jelangmea-kemampuan-bahasa-inggris-orang-indonesia-masih-rendah.

(2

Maret 2016).
Untung Kasirin. Belajar Bahasa Inggris : Teori dan Pendekatan. [Online].
Tersedia

https://untungkasirin.wordpress.com/2011/11/20/belajar-

bahasa-asing-teori-pendekatan/. (2 Maret 2016).


Nn. Pengertian Bahasa, Karakteristik Bahasa dan Fungsi Bahasa Kajian
Sosiolinguistik.

[Online].

Tersedia

https://dibustom.wordpress.com/2011/05/07/pengertian-bahasa-

karakteristik-bahasa-dan-fungsi-bahasa-kajian-sosiolinguistik/. (2 Maret
2016).
Nn. Peluang dan Tantangan dalam Menghadapi Mayarakat Ekonomi ASEAN.
[Online]. Tersedia : http://www.gajimu.com/main/tips-karir/peluang-dantantangan-dalam-menghadapi-masyarakat-ekonomi-asean.
2016).

(2

Maret

Anda mungkin juga menyukai