Anda di halaman 1dari 8

REAKSI REDOKS DAN

SEL ELEKTROKIMIA
Posted on 25 Juni 2012 by dian26
Standar

1. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum

Untuk mempelajari reaksi redoks.

Untuk mempelajari elektrolisis suatu reaksi kimia.

Waktu Praktikum
Kamis, 19 April 2012
Tempat Praktikum
Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.

1. LANDASAN TEORI
Dalam sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil
oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam
suatu zat. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan
hidrogen harus disebut oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baik oksigenn maupun
hidrogen tidak ambil bagian, belum dapat dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi
sebelum didefinisikan oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada
pelepasan dan pengambilan electron. Dengan melihat contoh-contoh dari reaksi redoks,dapat
ditarik kesimpulan umum dan dapatlah didefinisikan oksidasi dan reduksi dengan cara
berikut. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu electron atau lebih
dari zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah
ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh electron, dan
dalam proses itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas. Sedangkan
reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu electron atau lebih zat
(atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan reduksi berubah menjadi lebih
negatif (kurang positif). Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan electron, dalam
proses itu zat ini dioksidasi. Definsi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk
proses dalam zat pada, lelehan, maupun gas (Shevla, 2003 : 56-58).
Redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Setiap reaksi redoks

terdiri atas reaksi-reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia yang
ditandai kenaikan bilangan biloks. Sedangkan reduksi adalah reaksi kimia yang ditandai
dengan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang
dimiliki suatu atom jika seandainyaelektron diberikan kepada atom yang lain yang
keelektronegatifannya lebih kecil lebih positif, sedangkan atom yang keelektronegatifannya
lebih besar memiliki bilangan oksidasi positif (Dogra, 2005 : 156).
Sel elektrokimia dapat diklasifikasikan sebagai sel galvani bila sel digunakan untuk
menghasilkan energy listrik (potensial sel positif) dan sel elktrolisis bila sel memerlukan
energi listrik dari suatu sumber. Secara definisi katode ialah suatu electrode dimana reduksi
terjadi. Anode ialah suatu electrode dimana oksidasi trjadi. Definisi ini berlaku untuk sel
galvani dan sel elektrolisis. Pada berbagai sel, umumnya electrode-elektrode tercelup
langsung dalam larutan atau dihubungkan lewat jembatan garam yang merupakan jalan aliran
electron. Jembatan garam umunya digunakan apabila electrode-elektrode harus dicelupkan
dalam larutan yang berbeda dan tidak bercampur (Rivai, 2007 : 261-262).
Ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam
reaksi elektrokimia dikarakteristikkan denagn banyaknya electron yang dimiliki. Sel
elektrokimia adalah sel yang disusun untuk menjadikan suatu reaksi redoks menghasilkan
energy listrik yang selanjutnya diubah menjadi energy kimia atau sebaliknya. Elektrokimia
dibagi 2 jenis, sel galvani atau sel volta dan sel elektrolisis. Sel elektrolisis contohnya adalahh
accu. Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik searah. Elektrode
positif (+) yang disebut juga anode, sedangkan electrode negative (-) disebut katode.
Kegunaan sel elektrolisis antara lain sebagai penyepuhan. Penyepuhan adalah proses
peplapisan logam dengan logam lain. Logam yang akan dilapisi digunakan sebagai katode,
sedangkan logam pelapis disebut anode. Selain itu digunakan untuk mebuat senyawa serta
untuk menghitung konsentrasi suatu logam dalam larutan (Anonim, 2012).

1. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat Praktikum

Bunsen

Corong 60 mm

Dongkrak

Electrode

Gelas ukur 25 mL

Penjepit

Pipa U

Pipet volum 10 mL

Power supply

Rak tabung reaksi

Rubber bulb

Spatula

Stopwatch

Tabung reaksi
1. Bahan-bahan Praktikum

Indicator fenolftalein

Korek api

Larutan CHCl3

Larutan CuSO4 0,5 M

Larutan FeCl3 0,1 M

Larutan H2O2 0,1 M

LarutanH2SO4 1 M

Larutan kanji

Larutan KI

Larutan ZnSO4 0,5 M

Padatan Cu

Padatan Zn

Tissu

1. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Reaksi Redoks
1. Dimasukkan 2 mL larutan CuSO4 0,5 M ke dalam tabung reaksi,
kemudian logam Zn ke dalam larutan tersebut. Dibiarkan
beberapamenit dan dicatat apa yang terjadi.

2. Dimasukkan logam Cu kedalam larutan ZnSO4 0,5 M. Dicatat apa


yang terjadi.
3. Dimasukkan 10 tetes larutan H2O2 0,1 M dan ditambahkan MnO2 untuk
mengkatalis reaksi disproposionasi, dan diamati yang terjadi.
4. Dicampurkan 5 tetes larutan H2O2 0,1 M dan ditambahkan 5 tetes
larutan H2SO4 1 M, ditambahkan lagi 10 tetes larutan KI 0,1 M dan
satu tetes larutan kanji (amilum). Diamati perubahan yang terjadi.
5. Dicampurkan 5 tetes FeCl3 0,1 M dan 10 tetes H2SO4 1 M dan 10 tetes
larutan KI 0,1 M. Dipanaskan dan ditambahkan 1 tetes larutan kanji.
Diamati perubahan yang terjadi.
6. Elektrolisis Larutan KI
1. Dimasukkan larutan KI 0,2 M ke dalam pipa U samapai 2 cm
dari mulut pipa U.
2. Dipasang elektroda dan dihubungkan electrode dengan
sumbernya, sumber arus 6 volt selama 5 menit.
3. Dicatat perubahan yang terjadi pada ruang anode dan katode.
4. Diambil 2 mL larutan dari ruang katode dengan pipet tetes
danditambahkan indicator PP/fenolftalein sampai terjadi
perubahan, dan dimasukkan 2 mL larutan FeCl3 0,1 M.
5. Diambil 2 mL dari ruang anode, ditambahkan 1 mL CHCl3,
kemudian dikocok dan diperhatikan lapisan CHCl3.

1. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).

1. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi
Beberapa reaksi redoks

Zn(s) + CuSO4(aq)

Cu(s) + ZnSO4(aq)

Reduksi : Cu2+ + 2e

Cu

E0 = +0,340

Oksidasi : Zn

Zn2+ + 2e

E0 = +0,761

Cu2+ + Zn

Cu + Zn2+

E0 = +1,101

Cu(s) + ZnSO4(aq)

Zn(s) + CuSO4(aq)

Reduksi : Zn2+ + 2e

Zn

E0 = -0,761

Oksidasi : Cu

Cu 2+ 2e

E0 = -0,340

Zn2+ + Cu

Zn + Cu2+

Reaksi disproporsionasi
MnO2

H2O2(aq)

E0 = -1,101

H2O(l) + O2(g)

-1

-2

reduksi
oksidasi

H2O2(aq) + H2SO4 (aq) + KI(aq) + kanji

K2SO4(aq) + KI(aq) + 2H2O(l)

H2O2(aq) + H2SO4(aq)

2H2O(l) + SO42-(aq)

SO42-(aq)+ 2KI(aq)

K2SO4(aq) + I2(aq)

Reduksi : 2I

I2 +2e

Oksidasi : H2O2

H2O2

E0 =
E0 =

FeCl3 + H2SO4 + KI + Kanji

FeCl3 + KI

2Fe2+ + 2 KCl3 + I2

Reduksi

: 2Fe2+ + 2e

Oksidasi

: 2I

2Fe2+ + 2I

2Fe2+ + I2 E0 =

2Fe2+ E0 = -0,882
I2 + 2e E0 =

Elektrolisis KI

Persamaan reaksi
K+(aq) + I(aq)

KI(aq)

H2 + 2OH-

Reduksi : 2H2O + 2e
Oksidasi : 2I
2H2O + 2I

I2 + 2e
H2 + 2OH + I2

Reaksi Pada Anoda


2I

I2 + 2e

2 mL larutan anoda + CHCl3(aq)

2 CHCl3

3I2 (tidak bereaksi)

Reaksi Pada Katoda


2H2O + 2e

2ml larutan katoda + indikator pp

H2(g) + 2OH(aq)

H2(g) + 2OH(aq)

H2(g) + 2OH(aq)

Larutan katoda + FeCl3

3OH(aq) + FeCl3(aq)

Fe(OH)3(aq) + 3Cl(aq)

1. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini akan membahas tentang reaksi redoks dan sel elektrokimia. Reaksi
redoks yang berarti reaksi reduksi-oksidasi merupakan istilah yang menjelaskan berubahnya
biloks atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Berdasarkan konsep perubahan electron, reaksi
oksidasi adalah reaksi yang melepaskan electron. Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi
yang menerima electron. Berdasarkan konsep perubahan biloks, reaksi reduksi adalah reaksi
yang melibatkan terjadinya penurunan biloks dan reaksi oksidasi adalah reaksi yang
melibatkan terjadinya kenaikan biloks.

Pada percobaan pertama yaitu larutan CuSO4 ditambahkan logam Zn. Larutan CuSO4 yang
awalnya berwarna biru tua setelah ditambahkan Zn warna larutan menjadi warna larutan
berubah menjadi bening, logam Zn dari warna abu berubah menjadi warna merah bata dan
hitam. Keduanya tidak larut serta logam Zn mengelupas dan menghasilkan endapan di dasar
tabung reaksi yang menunjukkan adanya proses korosi pada logam Zn.
Pada percobaan larutan ZnSO4 ditambahkan Cu, larutan ZnSO4 yang awalnya berwarna
benign setelah dicampurkan logam Cu, larutan tetap benign (tidak terjadi perubahan warna).
Dan logam Cu tetap berwarna orange. Tidak adanya perubahan warna menunjukkan tidak ada
reaksi yang terjadi antara larutan ZnSO4 dengan logam Cu. Hal ini membuktikan reaksi tidak
dapat terjadi secara spontan.
Pada percobaan kedua, yaitu reaksi disproporsionasi. Reaksi disproporsionasi adalah reaksi
dimana suatu zat mengalami reaksi oksidasi sekaligus reduksi. Pada percobaan ini larutan
H2O2 yang awalnya berwarna benign ditambahkan dengan MnO2 yang berfunsi sebagai
katalis dengan warna awal hitam, setelah keduanya tercampur alrutan berubah menjadi warna
abu kehitam-hitaman, tabung reaksi menjadi panas, dan mengental. H2O2 pada reaksi akan
melepaskan 2 elektron dan akan terbentuk gas O2 (oksigen). MnO2 hanya berfungsi sebagai
katalis yang mempercepat reaksi namun tidak mempengaruhi hasil reaksi.
Pada percobaan ketiga, yaitu 5 tetes H2O2 ditambahkan 5 tetes larutan H2SO4 dan 1 tetes
larutan kanji dan 10 tets larutan KI. Larutan H2O2 yang awalnya berwarna bening setelah
penambahan larutan H2SO4 larutan tetap bening (tidak terjadi perubahan). Lalu setelah
penambahan larutan KI larutan tersebut berubah menjadi warna kuning, dan setelah
penambahan larutan kanji, larutan H2O2 + H2SO4 + KI + kanji warnanya menjadi coklat
kekunign-kuningan. Pada pencampuran larutan H2O2 dan larutan H2SO4 tidak terjadi
perubahan warna, karena larutan H2SO4 hanya berfunsi sebagai katalis dan tidak
memengaruhi hasil reaksi dan larutan kanji berfunsi sebagai indicator.
Pada percobaan keempat, yaitu 5 tetes FeCl3 ditambahkan 10 tetes H2SO4 dan 10 tetes KI.
Larutan FeCl3 yang berwarna ki=uning setelah ditambahkan 10 tetes larutan KI, larutan
berubah menjadi warna bening. Namun setelah penambahan 10 tetes larutan KI, larutan
berubah menjadi warna orange. Lalu dilakukan pemanasan, setelah pemanasan larutan
bertambah pekat menjadi warna orange tua. Lalu larutanditambah 1 tetes kanji, sehingga
berubah menjadi warna hijau muda. Pada reaksi FeCl3 dan KI, ion-ion di dalam akan
mereduksi sejumlah zat. Dalam hal ini yang tereduksi adalah Fe3+ menjadi Fe2+, besi
mengalami penurunan biloks dari +3 menjadi +2. Fungsi pemanasan larutan pada percobaan
ini adalah agar larutan ini cepat terurai menjadi ion masing-masing.
Pada percobaan kelima, yaitu elektrolisis larutan KI. Elektrolisis yaitu proses dimana reaksi
kimia terjadi pada electrode yang tercelup dalam elektrolit ketika tegangan diterapkan
terhadap electrode tersebut. Pada percoban ini digunakan larutan KI yang dimasukkan ke
dalam tabung U. Elektrode dihubungkan dengan sumber 6 volt dalam waktu 5 menit. Pada
anode warna larutan KI yang awalnya bening berubah menjadi kuning, namun tidak ada
gelembung. Sedangkan pada katode warna larutan KI tetap bening, tidak terjadi perubahan
warna namun terdapat banyak gelembung udara.Adanya gelembung udara pada katode
menandakan bahwa pada larutan tersebut terdapat aliran listrik. Aliran listrik ini berguna
untuk membuat suatu reaksi yang semula tidak spontan menjadi spontan. Sedangkan
perubahan warna pada ruang anode disebabkan oleh teroksidasinya 2I
I2 + 2e.

Kemudian dari katode diambil 2 mL larutan dan ditambahkan indicator fenolftalein. Larutan
katoda yang semula berwarna benign berubah warna menjadi ungu setelah penambahan
indicator fenolftalein. Perubahan warna yang terjadi pada larutan menunjukkan bahwa larutan
bersifat basa, dan mengandung ion OH. Kemudian dari anode diambil 2 mL larutan lalu
ditambahkan CHCl3. Pada larutan katode yang tadi ditambahkan FeCl3 dengan warna awal
kuning, lau larutan berubah menjadi warna merah seperti the. Perubahan warna merah ini
disebabkan Karena OH diikat oleh FeCl3 dan menunjukkan larutan bersifat asam. Selanjutnya
pada larutan anode yang ditambahkan CHCl3 larutan menjadi terpisah, seperti yang terjadi
pada minyak dan air. Larutan anode yang berwarna kuning merupakan fase air dan berada
diatas. ALrutan CHCl3 tidak bereaksi, emrupakan fase organic, berada di bawah. Larutan
anode dan CHCl3 tidak dapat larut. Pembentukan dua fase ini disebut ekstraksi.

1. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dapat ditarik beberapa kesimpulan.

Reaksi redoks menjelaskan berubahnya biloks atom-atom dalam reaksi kimia.


Reaksi disproporsionasi adalah reaksi dimana suatu zat mengalami reaksi oksidasi dan
reduksi.

Pada elektrolisis larutan KI, anode mengalami oksidasi dan katode mengalami
reduksi. Pada larutan anode terbentuk 2 fase, yaitu fase air (larutan anode) dan fase
organic (larutan CHCl3)

Anda mungkin juga menyukai