Anda di halaman 1dari 6

Pedoman stbm

KEPMENKES RI NOMOR 852 /MENKES/SK/IX/2008


Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat( STBM)
Pendahuluan
Latar Belakang
Tantangan Indonesia terkait dg masalah HS masih
sangat besar : air inum, hygiene dan sanitasi. Hasil
studi Indonesia sanitation sector development
program (ISSDP) : 47 % masyarakat masih
berperilaku BAB ke sungai , sawah , kolam , kebun
dan tempat terbuka.
Berdasarkan studi (basic human srveices=BHS), di
Indonesia th 2006 , perilaku masy. Dlm mencuci
tangan adalah :
-setelah BAB = 12 %, setelah membersihkan tinja
bayi dan balita = 9 % , sebelum makan 14 % ,
sebelum memberi makan bayi 7 % , dan
sebelum menyiapkan makanan : 6 % .
Studi BJS lainnya thd perilaku pengelolaan air
minum rumah tangga :
- Merebus air untuk mendapatkan air minum : 92
%
- Dari air yang direbus tersebut masih
mengandung E.coli : 47.5 %
Hal tersebut masih menjadi penyebab
tingginya angka kejadian diare di Indonesia .

Angka kejadian diare nasional th 2006 sebesar


423 per 1.000.000 pddk pd semua umur , 16
provinsi mengalami KLB diare dengan angka
kematian 2,52 .
Kondisi ini dpt dikendalikan mll intervensi
terpadu mll sanitasi total. Hal ini dibuktikan
mell. Hasil studi WHO th 2007. , yaitu kejadian
diare menurun : 32 % dengan meningkatkan
akses masy.thd sanitasi dasar , 45 % dg
perilaku CTPS , dan 39 % perilaku pengelolaan
air minum yg aman di rumtang. Sedangkan dg
mengintregrasikan ketiga perilaku intervensi
tsb , kejadian diare menurun sebesar 94 %.
Perlunya stratnas STBM berangkat dari
pelaksanaan kegiatan dg pendekatan sektoral
dan subsidi perangkat keras selama ini tidak
member daya ungkit terjadinya perubahan
perilaku hygienis dan peningkatan akses
sanitasi , sehingga diperlukan strategi yg baru
dengan melibatkan linsek sesuai dg tupoksi
masing-masing dg leading sektor Depkes
karena STBM ini menekankan 5 perubahan
perilaku hygienis.
MAKSUD DAN TUJUAN
Stratnas STBM ini merupakan acuan dlm
penyusunan perencanaan , pelaksanaan ,
pemantauan dan evaluasi yg terkait dg STBM.

PENGERTIAN
1.STBM
Adalah : pendekatan untuk merubah perilaku
hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masy. Dg metode pemicuan.
2. KOMUNITAS
Adalah : merupakan kelompok masyarakat yg
berintekasi secara social berdasarkan
kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk
meraih tujuan.
3. OPEN DEFECATION FREE (ODF)
Adalah : kondisi ketika setiap individu dalam
komunitas tidak buang air besar
sembarangan .
4. CTPS :
Adalah : perilaku cuci tangan dg menggunakan
sabun dan air bersih yg mengalir.
5. PENGELOLAAN AIR MINUM RUMTANG
( PAMRT)
Adalah : suatu proses pengolahan
,penyimpanan dan pemanfaatan air minum
dan air yg digunakan untuk produksi makanan
dan keperluan oral lainnya , seperti berkumur,
sikat gigi , persiapan makanan /minuman bayi .
6.

SANITASI TOTAL

Adalah : kondisi ketika suatu komunitas :


- Tidak BAB Sembarangan
- Mencuci tangan pakai sabun
- Mengelola air minum dan makanan yg
aman
- Mengelola sampah dg benar
- Mengelola limbah cair rumtang dg aman
7. JAMBAN SEHAT
Adalah : fasilitas pembuangan tinja yg efektif untuk
memutus mata rantai penularan penyakit
8. SANITASI DASAR ;
Adalah : sarana sanitasi tumah tangga yg meliputi
sarana BAB , sarana pengelolaan sampah dan
limbah RT.
ISU DAN TANTANGAN
Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia
adlh masalah sosbud dan perilaku pddk yg
terbiasa BAB di sembarang tempat , khususnya
ke badan air yg juga digunakan untuk
mencuci , mandi dan kebutuhan hygienis
lainnya.
Buruknya kondisi sanitasi merupakan salah
satu penyebab kematian anak di bawah 3
tahun yaitu sebesara 19 % atau ekitar 100.000
anak meninggal karena diare setiap tahunnya
dan kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 2,3
% dari Produk Domestik Brutto ( studi World
Bank , 2007 )

Berdasark UU nomor 32 th 2004 , penanganan


masalah sanitasi merupakan kewenangan
daerah , tetapi sampai saat ini belum
memperlihatkan perkembangan yg memadai.
Oleh sebab itu, pemerintah daerah perlu
memperlihatkan dukungannya melalui
kebijakan dan penganggarannya.
STRATEGI NASIONAL
A.PENCIPTAAN LINGKUNGAN YG KONDUSIF
1.Prinsip
Meningkatkan dukungan pemerintah dan
pemangku kepentingan lainnya dalam
meningkatkan perilaku hygienis dan saniter.
2.Pokok kegiatan
Melakukan advokasi dan sosialisasi
kepada pemerintah dan pemangku
kepentingan lainnya secara berjenjang.

Mengembangkan kapasitas lembaga


pelaksana di daerah.
Meningkatkan kemitraaan antara
Pemerintah , pemerintah daerah,
oganisasi masy, LSM dan swasta.
B.
PENINGKATAN KEBUTUHAN
1.Prinsip

Menciptakan perilaku komunitas yg hygienis


dan saniter untuk mendukung terciptanya
sanitasi total
2.Pokok Kegiatan
o Meningkatkan peran seluruh pemangku
kepentingan dalam perencanaan dan
pelaksanaan sosialisasi pengembangan
kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai