Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN ETROPIK TERGANGGU ( KET )

A. DEFINISI
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa
Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan berada di luar
tempat yang semestinya. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah,
dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut
kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga
uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan
ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi
pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan
divertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga
uterus. Tuba fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan
ektopik (lebih besar dari 90 %). (Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal)
Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat kehamilan
yang normal ialah di dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim
misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi di dalam
rahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam cervix, pars interstitialis tuba atau
dalam tanduk rudimenter rahim. (Obstetri Patologi. 1984. FK UNPAD)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar
endometrium kavum uteri. (kapita selekta kedokteran,2001)
Dari kedua difinisi diatas dapat disimpulkan kehamilan ektopik adalah kehamilan
dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal
yakni dalam endometrium kavum uteri.

B. ETIOLOGI
Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan beberapa
faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu:

1.Faktor mekanis
Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke dalam kavum
uteri, antara lain:
a. Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan aglutinasi silia lipatan mukosa
tuba

dengan

penyempitan

saluran

atau

pembentukan

kantong-kantong

buntu.

Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat infeksi juga menyebabkan implantasi hasil
zigot pada tuba falopii.
b. Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca nifas, apendisitis, atau
endometriosis, yang menyebabkan tertekuknya tuba atau penyempitan lumen
c. Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum, ostium asesorius dan hipoplasi. Namun
ini jarang terjadi
d. Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba atau terkadang kegagalan usaha untuk
memperbaiki patensi tuba pada sterilisasi
e. Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma uteri dan adanya benjolan pada adneksia
f. Penggunaan IUD
2. Faktor Fungsional
a. Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri yang abnormal
b. Refluks menstruasi
c. Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesterone
d. Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi.
e. Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.

C. KLASIFIKASI
Sarwono Prawirohardjo dan Cuningham masing-masing dalam bukunya mengklasifikasikan
kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya antara lain.
1. Tuba Fallopii
a. Pars-interstisialis
b. Isthmus
c. Ampula
d. Infundibulum
e. Fimbrae
2. Uterus
a. Kanalis servikalis
b. Divertikulum
c. Kornu
d. Tanduk rudimenter

3. Ovarium
4. Intraligamenter
5. Abdominal
a. Primer
b. Sekunder
6. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.
D.

PATOFISIOLOGI
Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain ampula tuba (lokasi
tersering, ismust, fimbriae, pars interstisialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdomen,
serviks dan ligamentum kardinal. Zigot dapat berimplantasi tepat pada sel kolumnar tuba
maupun secara intercolumnar. Pada keadaan yang pertama, zigot melekat pada ujungatau
sisi jonjot, endosalping yang relative sedikitmendapat suplai darah, sehingga zigot mati dan
kemudian di reabsorbsi.
Pada implantasi interkolumnar, zigot menempel diantara dua jonjot. Zigot yang telah
bernidasi kemudian tertutup oleh jaringan endosalping yang menyerupai desidua, yang
disebut pseudokapsul. Villi korialis dengan mudah menembus endosalping dan mencapai
lapisan miosalping dengan merusak integritas pembuluh darah di tempat tersebut.
Selanjutnya, hasil konsepsi berkembang dan perkembangannya tersebut di
pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tempat implantasi, ketebalan tempat implantasi dan
banyaknya perdarahan akibat invasi trofoblas.
Seperti kehamilan normal, uterus pada kehamilan ektopikpun mengalami hipertropi
akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sehingga tanda-tanda kehamilan
seperti tanda hegar dan Chadwick pun ditemukan. Endometriumpun berubah menjadi
desidua, meskipun tanpa trofoblas. Sel-sel epitel endometriummenjadi hipertropik,
hiperkromatik, intinya menjadi lobular dan sitoplasmanya bervakuola. Perubahan selular
demikian disebut sebagai reaksi Arias-Stella. Karena tempat pada implantasi pada
kehamilan ektopik tidak ideal untuk berlangsungnya kehamilan, suatu saat kehamilan akan
terkompromi.
Kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik adalah :
a. Hasil konsepsi mati dini dan direabsorbsi
b. Abortus kedalam lumen tuba
c. Ruptur dinding tuba.

E.

MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari ada tidaknya
ruptur. Triad klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri, amenorrhea, dan perdarahan per

vaginam. Pada setiap pasien wanita dalam usia reproduktif, yang datang dengan keluhan
amenorrhea dan nyeri abdomen bagian bawah, harus selalu dipikirkan kemungkinan
terjadinya kehamilan ektopik.
Selain gejala-gejala tersebut, pasien juga dapat mengalami gangguan vasomotor
berupa vertigo atau sinkop; nausea, payudara terasa penuh, fatigue, nyeri abdomen
bagian bawah,dan dispareuni. Dapat juga ditemukan tanda iritasi diafragma bila
perdarahan intraperitoneal cukup banyak, berupa kram yang berat dan nyeri pada bahu
atau leher, terutama saat inspirasi.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus,
atau massa pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus
dibedakan dengan appendisitis, salpingitis, ruptur kista korpus luteum atau folikel ovarium.
Pada pemeriksaan vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol
dan nyeri pada perabaan.
Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perut
bagian bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan
usia kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba karena
lembek.
Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan
intensitas tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan syok.
Perdarahan per vaginam menunjukkan terjadi kematian janin.
Amenorrhea juga merupakan tanda penting dari kehamilan ektopik. Namun
sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea karena kematian janin terjadi sebelum haid
berikutnya.

F.

TANDA DAN GEJALA


Tanda :
1. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting atau perdarahan
vaginal.
2. Menstruasi abnormal.
3. Abdomen dan pelvis yang lunak.

4. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan, atau
tergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus.
5. Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
6. Kolaps dan kelelahan
7. Pucat
8. Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
9. Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak gembung.
10. Gangguan kencing
11. Kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangangan peritoneum oleh
darah di dalam rongga perut
12. Pembesaran uterus
Pada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena pengaruh hormon-hormon
kehamilan tapi pada umumnya sedikit lebih kecil dibandingkan dengan uterus pada
kehamilan intrauterin yang sama umurnya.
13. Nyeri pada toucher
Terutama kalau cervix digerakkan atau pada perabaan cavumdouglasi (nyeri digoyang)
14. Tumor dalam rongga panggul
Dalam rongga panggul teraba tumor lunak kenyal yang disebabkan kumpulan darah di
tuba dan sekitarnya.
15. Perubahan darah
Dapat diduga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba yang terganggu,
karena perdarahan yang banyak ke dalam rongga perut.
Gejala:
1. Nyeri:
Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus kehamilan ektopik. Nyeri
2.

dapat bersifat unilateral atau bilateral , terlokalisasi atau tersebar.


Perdarahan:
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan dikeluarkan
dengan perdarahan. Perdarahan ini pada umumnya sedikit, perdarahan yang
banyak dari vagina harus mengarahkan pikiran kita ke abortus biasa.Perdarahan

abnormal uterin, biasanya membentuk bercak. Biasanya terjadi pada 75% kasus
3. Amenorhea:

Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang memiliki berkas
perdarahan pada saat mereka mendapatkan menstruasi, dan mereka tidak
menyadari bahwa mereka hamil
G.

PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektropik pada umumnya adalalah laparotomi. Dalam tindakan
demikian , beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
1. Kondisi ibu pada saat itu.
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.
3. Lokasi kehamilan ektropik.
4. Kondisi anatomis organ pelvis.
5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter.
6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.
7. Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu di lakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apakah kondisi ibu
buruk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik di lakukan salpingektomi. Pada kasus
kehamilan ektropik di pars ampularis tuba yang belum pecah biasanya di tangani
dengan menggunakan kemoterapi untung menghindari tindakan pembedahan.
8. Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhiran
kehamilan adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan
melalui:
1. Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang
digunakan adalah methotrexate (obat anti kanker).
2. Operasi
Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah
tindakan yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada
obat-obatan. Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi.

Bila diagnosa kehamilan ektopik sudah ditegakkan, terapi definitif adalah


pembedahan :
1. Laparotomi : eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-ovarektomi) atau insisi
longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung kehamilan
keluar dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali.
2. Laparoskop : untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan insisi pada tepi
superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.
3. Operasi Laparoskopik : Salfingostomi
4. Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kadar -hCG rendah
maka dapat diberikan injeksi methrotexatekedalam kantung gestasi dengan harapan
bahwa trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi methrotexate 50
mg/m3 intramuskuler.
5. Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik:
a. Ukuran kantung kehamilan
b. Keadaan umum baik (hemodynamically stabil)
c. Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik
H.

KOMPLIKASI
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan diagnosis,
diagnosis yang terlambat, atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis
secara cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya ruptur tuba atau uterus,
tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahan masif, syok,
DIC, dan kematian.
Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi,
kerusakan organ sekitar (usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain
itu ada juga komplikasi terkait tindakan anestesi.

I.

PENCEGAHAN
Berhenti merokok akan menurunkan risiko kehamilan ektopik. Wanita yang
merokok memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik.

Berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi risiko
kehamilan ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman akan melindungi seseorang
dari penyakit menular seksual yang pada akhirnya dapat menjadi penyakit radang
panggul. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba
yang akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
J.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang, sedangkan
untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:
a. Laboratorium
Hematokrit
Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.
Sel darah putih
Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Leoukosite 15.000/mm 3.
Laju endap darah meningkat.
Tes kehamilan
Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan -hCG positif. Pada
kehamilan intrauterin, peningkatan kadar -hCG meningkat 2 kali lipat setiap dua hari,
2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya peningkatan titer serial hCG yang
abnormal, dan 1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang normal.
Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan
ektopik.
b. Pemeriksaan Penunjang/Khusus
Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat
Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari
rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan
seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain.
USG :
a. Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
b. Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
c. Adanya massa komplek di rongga panggul
Laparoskopi peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik sudah
diganti oleh USG
Laparotomi Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengan
gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif).
Kuldosintesis Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal
untuk menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi. Tindakan
ini tak perlu dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan intraabdominal sudah
dapat ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.

H. DIAGNOSA
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih banyak pada
uterus
2. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi ,
perdarahan
3. Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial
4. Kelemahan berhubungan dengan banyaknya darah yang keluar saat perdarahan
5. Berduka berhubungan dengan kematian janin
6. Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan
7. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak
mengenal sumber-sumber informasi.
DIAGNOSA POST OP
9. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitasjaringan kulit sekunder akibat laparotomi
10. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi dan pemasangan alat-alat perawatan

N
o
1

Diagnosa

Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil

Perubahan perfusi
jaringan
berhubungan
dengan
perdarahan yang
lebih banyak pada
uterus

Setelah
diberikan asuhan
keperawatan
selama..x
jam
diharapkan pasien
mampu
mendemonstrasika
n
perfusi
yang
adekuat
secara individual
dengan
KH:
Kulit hangat dan
kering
Ada nadi perifer /
kuat
Tanda vital dalam
batas normal
Pasien
sadar/berorientasi
Keseimbangan
pemasukan/pengel
uaran
Tak ada edema

Rasional

Awasi tanda vital, kaji Memberikan


pengisisn kapiler, warna informasi tentang
kulit
atau
membran derajat/keadekuat
mukosa dan dasar kuku
an perfusi jaringan
dan
membantu
menentukan
kebutuhan
intervensi
Kaji respon verbal
melambat,
mudah Dapat
terangsang,
agitasi, mengindikasikan
gangguan
memori, gangguan
funsi
bingung
serebral
karena
hipoksia
atau
defisiensi vitamin
B12
Catan keluhan rasa
dingin. Pertahankan suhu Fase konstriksi
lingkungan dan tubuh (organ
vital)
hangat sesuai indikasi
menurunkan
sirkulasi
perifer.
Kenyamanan
pasien
atau
kebutuhan
rasa
hangat
harus

Kolaborasi :
Berikan SDM yang
lengkap/packed, produk
darah sesuai indikasi.
Awasi
ketat
untuk
komplikasi tranfusi

seimbang dengan
kebutuhan untuk
menghindari
panas berlebihan
pencetus
fasodilatasi
(penurunan perfusi
organ)
Berikan
oksigen Meningkatkan
tambahan sesuai indikasi jumlah
sel
pembawa
oksigen
;
memperbaiki
defisiensi
untuk
menurunkan risiko
perdarahan.
2

Defisit
volume
cairan
yang
berhubungan
dengan
rupture
pada
lokasi
implantasi sebagai
efek dari tindakan
pembedahan

Setelah
diberikanaskep selama x
jam
diharapkan
pasien
menunjukkan
volume cairan yang
adekuat
dengan
criteria hasil :
- Tanda vital stabil
- Nadi teraba
Haluaran urine,
berat jenis dan pH
dalam batas normal

Awasi tekanan darah


dan frekuensi jantung

Pertahankan
pencatatan akurat sub
total cairan / darah
selama
terapi
penggantian

Evaluasi turgor kulit,


pengisian kapiler dan
kondisi umum membran
mukosa
Catat respon fisiologis
individual pasien terhadap
perdarahan misalnya :
perubahan
mental,
kelemahan,
gelisa,
ansietas,
pucat,
berkeringat,
tacipnea,
peningkatan suhu.

Memaksimalkan
transfer oksigen ke
jaringan.
- Perubahan dapat
menunjukkan efek
hipovolemik
(perdarahan/dehid
rasi)
- Indicator langsung
status
cairan/hidrasi

Simtomatologi
dapat
berguna
dalam mengukur
berat/
lamanya
episode
perdarahan.
Memburuknya
gejala
dapat
menujukkan
berlanjutnya
perdarahan atau
tidak adekuatnya
penggantian
cairan.

Potensial
Kolaborasi :
kelebihan tranfusi
Berikan cairan Iv sesuai cairan khususnya
indikasi
bila
volume

tambahan
diberikan sebelum
tranfusi darah.
-

Nyeri
yang
berhubungan
dengan
rupture
tuba
fallopii,
perdarahan
intraperitonial

Setelah
dibserika askep selama.x
jam pasien dapat
mendemonstrasika
n teknik relaksasi,
tanda-tanda
vital
dalam
batas
normal,
tidak
meringis

Memberikan
trombosit,
dan
pembekuan

SDM,
factor - Mempertahankan
keseimbangan
cairan/elektrolit
pada tak adanya
pemasukan
melalui
oral;
menurunkan risiko
komplikasi ginjal.
Memperbaiki/
menormalkan
jumlah SDM dan
kapasitas
pembawa oksigen
untuk memperbaiki
anemi,
berguna
untuk mencegah/
mengobati
perdarahan
Tentukan sifat, lokasi, - Membantu dalam
dan dirasi nyeri. Kaji mendiagnosis dan
kontraksi
uterus, menentukan
perdarahan, atau nyeri tindakan
yang
tekan abdomen
akan
dilakukan.
Ketidaknyamanan
dihubungkan
dengan
aborsi
spontan
dan
molahidatidosa
karena kontraksi
uterus
yang
mungkin
diperberat
oleh
infuse
oksitosin.
Ruptur kehamilan
ektopik
mengakibatkan
nyeri hebat karena
hemoragi
yang
tersembunyi saat
tuba
fallopii
rupture ke dalam
Kaji stress psikologi ibu abdomen.
atau
pasangan
dan
respon
emosional - Ansietas sebagai
terhadap kejadian.
respon
terhadap
situasi
darurat

dapat
memperberat
ketidaknyamanan
karena
sindrom
ketegangan,
- Berikan lingkungan yang ketakutan
dan
tenang dan aktifitas untuk nyeri.
menurunkan rasa nyeri.
Instruksikan klien untuk - Dapat membantu
menggunakan
metode dalam
relaksasi misalnya nafas menurunkan tigkat
dalam,
visualisasi nyeri
dan
distraksi dan jelaskan karenanya
prosedur.
mereduksi
ketidaknyamanan
Kolaborasi :
Berikan narkotik atau
sedative berikut obat-obat
praoperatif bila prosedur Meningkatkan
pembedahan
kenyamanan,
diindikasikan
menurunkan risiko
komplikasi
pembedahan.
- Siapkan untuk prosedur
bedah
bila
terdapat
indikasi
Tindakan
terhadap
penyimpangan
dasar
akan
menghilangkan
nyeri
-

Intoleransi aktivitas
berhubungan
dengan kelemahan
dan
banyaknya
darah yang keluar
saat perdarahan

Setelah
diberikan askep selama .x
jam
diharapkan
pasien
mampu
melaporkan
peningkatan
toleransi
aktivitas
dan menunjukkan penurunan
tanda
fisisologis
intoleransi dengan
KH:
- Tanda vital masih
dalam
rentang
normal

Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas,


catat laporan kelelahan,
keletihan, dan kesulitan
dalam
menyelesaikan
tugas
Awasi tekanan darah,
pernapasan dan nadi
selama dan sesudah
aktivitas. Catat respon
terhadap aktivitas (misal
peningkatan
denyut
jantung atau tekanan
darah, disritmia, pusing,

Mempengaruhi
pemilihan
intervensi/ bantuan

Manifestasi
kardio
pulmonal
dari upaya jantung
dan paru untuk
membawa jumlah
oksigen
adekuat
ke jaringan.

dipsnea, takipnea,
sebagainya)

dan
-

Meningkatkan
istirahat
untuk
menurunkan
kebutuhan oksigen
tubuh
dan
menurunkan
regangan jantunga
dan paru.

Berikan
lingkungan
tenang, pertahankan tirah
baring bila diindikasikan.
Pantau
dan
batasi
pengunjung, telepon, dan
gangguan
berulang
tindakan
yang
tak
direncanankan.
- Hipotensi postural
atau
hipoksia
serebral
dapat
Ubah posisi pasien menyebabkan
dengan perlahan dan pusing, berdenyut,
pantau terhadap pusing
dan peningkatan
risiko cedera

Berduka
berhubungan
dengan kematian
janin

Seteleh
diberikan askep selama x
jam
diharapkan
pasien
menunjukkan rasa
pergerakan kea rah
resolusi dari rasa
duka dan harapan
untuk masa depan

Meningkatkan
secara
bertahap
tingkat
aktivitas
sampai
normal
dan memperbaiki
tonus
otot
/
stamina
tanpa
kelemahan

Mendorong
pasien
untuk
melakukan banyak
dengan
membatasi
penyimpangan
energy
dan
mencegah
kelemahan
Kemampuan
komunikasi
terapiutik seperti
aktif
mendengarkan,
diam,
selalu
bersedia,
dan
pemahaman dapat
memberikan
pasien
kesempatan untuk
berbicara secara
bebas
dan

Rencanakan kemajuan
aktivitas dengan pasien
termasuk aktivitas yang
pasien pandang perlu.
Tingkatkan
tingkat
aktivitas sesuai toleransi
Gunakan
teknik
penghematan
energy
misal
mandi
dengan
duduk,
duduk
untuk
melakukan tugas-tugas.
Berikan lingkungan yang terbuka dimana pasien
merasa
bebas
untuk
dapat
mendiskusikan
perasaan dan masalah
secara realistis

berhadapan
dengan perasaan/
kerugian actual
-

Identifikasi rasa duka


(seperti
penyangkalan, - Kecermatan akan
marah, tawar menawar, memberikan
depresi, dan penerimaan) pilihan intervensi
yang sesuai pada
waktu
individu
menghadapi rasa
duka
dslam
berbagai
cara
Identifikasi dan solusi yang berbeda
pemecahan
masalah
untuk
keberadaan Mungkin
respon-respon
fisik dibutuhkan
misalnya : makan, tidur, tambahan bantuan
tingkat
aktifitas,
dan untuk berhadapan
hasrat seksual
dengan
aspekaspek fisik dari
rasa berduka
- Dengarkan dengan aktif
pandangan pasien dan
selalu
sedia
untuk - Proses berduka
membantu jika diperlukan tidak
berjalan
dalam cara yang
teratur,
tetapi
fluktuasinya
dengan berbagai
aspek
dari
berbagai
tingkat
yang muncul pada
suatu kesempatan
atau
pada
kesempatan yang
lain.
Jika
prosesnya bersifat
disfungsional atau
Kolaborasi :
perpanjangan
Rujuk pada sumber- intervensi
yang
sember lainnya misalnya lebih
agresif
konseling
psikoterapi mungkin
sesuai petunjuk
dibutuhkan untuk
mepermudah
proses
-

Mungkin
dibutuhkan
bantuan tambahan
untuk mengatasi
rasa
duka

Ansietas
berhubungan
dengan
proses
akan dilakukannya
pembedahan

Seteleh
diberikan askep selama ..x
jam
diharapkan
cemas
pasien
berkurang dengan
KH:
Pasien
tampak
tenang
Pasien tidak gelisah
Menunjukkan
kemampuan untuk
menghadapi
masalah
-

membuat rencana
dan menghadapi
masa depan.
Pertahankan hubungan - Menjamin bahwa
yang sering denngan
pasien tidak akan
pasien. Berbicara dan
berhubungan
dengan sendiri
atau
pasien
ditelantarkan:
menunjukkan rasa
menghargai,
menerima

dan
orang

tersebut,
Berikan informasi akurat membantu
dan konsisten mengenai
meningkatkan rasa
prognosis.hindari
argumentasi
mengenai percaya.
persepsi pasien terhadap
situasi tersebut
Dapat
mengurangi
ansietas

Wapada terhadap tandatanda


penolakan/depresi,mis:m
enarik diri, marah, ucapucapan yang tidak tepat.
Tentukan timbulnya ide
bunuh diri dan kaji
potensialnya pada skala
1-10

dan

ketidakmampuan
pasien

untuk

membuat
keputusan/pilhan
berdasarkan
realita
-

Pasien mungkin
akan
menggunakan
mekanisme
bertahan

dengan

penolakan
-

Berikan
lingkungan
terbuka dimana pasien
akan merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan
atau menahan diri untuk

terus

dan

berharap

bahwa
diagnosanya tidak
akurat.rasa

berbicara

bersalah

dan

tekanan

spiritual

mungkin

akan

menyebabkanpasi

Izinkan pasien untuk


merefleksikan
rasa
marah,takut, putus asa
tanpa konfrontasi. Berikan
informasi
bahwa
perasaannya
adalah
normal
dan
perlu
diekspresikan

en

menarik

dan

diri

percaya

bahwa bunuh diri


adalah

suatu

alternatif
- Membantu pasien
untuk

merasa

diterima

pada

kondisi

sekarang

tanpa

persaan

dihakimi

dan

meningkatkan
persaan harg diri
dan kontrol
-

Penerimaan
perasaan

akan

membuat

pasien

dapat
situasi

menerima

Kurangnya
pengetahuan yang
berhubungan
dengan
kurang
pemahaman atau
tidak
mengenal
sumber-sumber
informasi.

Seteleh
diberikan Menjelaskan tindakan askep selama ..x dan
rasional
yang
jam
pasien ditentukan untuk kondisi
berpartisipasi dalam hemoragi
proses
belajar,
mengungkapkan
dalam
istilah
sederhana
mengenai
patofisiologi
dan
implikasi klinis.

Memberikan
informasi,
menjelaskan
kejelasan

konsep

pemikiran

ibu

mengenai
prosedur
akan
dan

yang
dilakukan

menurunkan

stress
yang
Berikan kesempatan
bagi
ibu
untuk berhubungan
mengajukan pertanyaan
dengan prosedur
dan
mengungkapkan
yang diberikan
kesalahan konsep.
-

Memberikan
klarifikasi

dari

konsep
salah,
-

yang
identifikasi

Diskusikan kemungkinan masalah-masalah


komplikasi jangka pendek
dan kesempatan
pada
ibu/janin
dari
untuk
memulai
keadaan perdarahan
mengembangkan
ketrampilan
penyesuaian atau

Tinjau ulang komplikasi koping


jangka panjang terhadap
situasi yang memerlukan
evaluasi dan tindakan
tambahan
Memberikan
informasi

tentang

kemungkinan
komplikasi

dan

meningkatkan
harapan
dan

realitas
kerjasama

dengan

aturan

tindakan.
-

Ibu

dengan

kehamilan ektopik
dapat

memahami

kesulitan
mempertahankan
setelah
pengankatan tuba
atau ovarium yang
sakit.

Nyeri
akut
berhubungan
dengan
diskontinuitasjaring
an kulit sekunder
akibat laparotomi

Setelah
dibserika
askep
selama.x
jam pasien dapat
mendemonstrasikan
teknik
relaksasi,
tanda-tanda
vital
dalam batas normal,
tidak meringis

-Tentukan
karakteristik
Menentukan
dan
lokasi
nyeri,
tindak
lanjut
perhatikan isyarat verbal
intervensi
dan nonverbal
- Panatu tekanan darah,
nadi dan pernafasan

Nyeri

dapat

menyebabkan
gelisah

serta

tekanan

darah

meningkat,

nadi,

pernafasan
- Kaji stres psikologis ibu
dan respon emosional meningkat
terhadap kejadian
Ansietas
sebagai

respon

terhadap

situasi

dapat
Terapkan
distraksi

teknik memperberat
ketidaknyamanan

karena

sindrom

ketegangan
dan
Ajarkan
teknik
relaksasi(napas dalam) nyeri
dan
sarankan
ntuk
Mengalihkan
mengulangi bila merasa
perhatian dari rasa
nyeri
nyeri
Relaksasi
mengurangi
- Beri dan biarkan pasien
ketegangan ototposisi
yang
paling
otot
sehingga
nyaman
Kolaborasi:
- pemberian analgetik

mengurangi
penekanan

dan

nyeri
Mengurangi
ketegangan

area

nyeri
Analgetik akan
mencapai
rasa

pusat

nyeri

dan

menimbulkan
penghilangan nyeri
9

Risiko
infeksi
berhubungan
dengan
luka
operasi
dan
pemasangan alatalat perawatan

Setelah dibserikan - Kaji adanya tandaaskep


selama.x tanda infeksi
jam,
diharapkan
infeksi tidak terjai
dengan KH:
Dolor (-)
-Ukur tanda-tanda vital
Rubor (-)
Tumor (-)
Kalor (-)
Fungsiolaesa (-)
-Observasi
infeksi

tanda-tanda

Menentukan
tindak

lanjut

intervensi
Untuk
mendeteksi secara
dini

gejala

awal

terjadinya infeksi
Deteksi

dini

terhadap

infeksi

akan
mempermudah
dalam
-Lakukan perawatan luka penanganan
dengan
menggunakan
teknik septik dan aseptik
Menurunkan
terjadinya
-Observasi luka insisi

resiko

infeksi

dan

penyebaran
bakteri.
Memberikan
deteksi
Kolaborasi:
terhadap
-Berikan antibiotik sesuai
dan
indikasi

dini
infeksi

perkembangan
luka
Mencegah
terjadinya infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bgus Gde.1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga


BerencanaUntuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Doengoes, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC
Yulianingsih, Maryunanni, Anik. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Penerbit :
Trans Info Media, Jakarta
Yuliaikhah, Lily S.Si. T, 2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Penerbit Buku Kedokteran
ECG, Jakarta
Wiknjosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Penerbit PT Gramedia.Jakarta
Bandung, Padjajaran, Kedokteran, Universitas. 1974. Ilmu Kebidanan Patologi. Penerbit Elstar
Offset Eleman, Bandung
http://atenvincentskep.blogspot.com/2009/10/askep-kehamilan-ektopik-terganggu.html
http://www.koranplus.com/forum/medical-info/13867.html

Anda mungkin juga menyukai