Sap DM
Sap DM
Pokok Bahasan
Sasaran
Target
Waktu
: 30 menit
Hari / Tanggal
Tempat
: RSUD MAJALENGKA
Penyuluh
LATARBELAKANG
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih
12 juta orang. 7 juta dari 12 juta penderita diabetes tersebut sudah terdiagnosis;
sisanya tidak terdiagnosis. Di Amerika Serikat, kurang lebih 650.000 kasus
diabetes baru didiagnosis setiap tahunnya (health people 2000, 1990). Menurut
Survey WHO, 8,6% dari jumlah masyarakat Indonesia telah terdiagnosis Diabetes
Melitus, Indonesia menduduki peringkat ke-4 terbesar setelah India, China,
Amerika Serikat.
Angka rawat inap bagi penderita diabetes adalah 2,4 kali lebih besar pada
orang dewasa dan 5,3 kali lebih besar pada anak-anak bila dibandingkan dengan
populasi umum. Separuh dari keseluruhan penderita diabetes yang berusia lebih
dari 65 tahun di rawat di rumah sakit setiap tahunnya. Komplikasi yang serius dan
dapat membawa kematian sering turut menyebabkan peningkatan angka rawat
inap bagi para penderita diabetes.
I. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit diabetes
mellitus peserta penyuluhan dapat mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup
sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga
komplikasi pada DM dapat dicegah.
II. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, masyarakat
diharapkan mampu :
1. Menyebutkan pengertian DM
2. Menjelaskan penyebab DM
3. Menjelaskan cara pencegahan dan komplikasi DM
4. Menjelaskan pengobatan yang bisa dilakukan pada pasien dengan Penyakit DM
5. Menjelaskan kepada keluarga mengenai peran serta keluarga dalam merawat
lansia yang menderita DM dengan komplikasi terjadi perubahan persepsi sensori
penglihatan.
III. Kegiatan belajar Mengajar
No
1
Tahap
Pembukaan
Waktu
5 menit
Kegiatan penyuluh
a. Salam
Menjawab salam
b. Perkenalan
Mendengarkan
c. Menjelaskan
tujuan
dari
pertemuan
d. Kontrak waktu
Isi materi
e. Apersepsi
20 menit a. Menyebutkan
pengertian DM
b. Menyebutkan
Menjawab
Memperhatikan
leaflet
penjelasan
perawat
penyebab DM
c. Menjelaskan
tentang
cara Memperhatikan
pencegahan dan
komplikasi DM
d. Menjelaskan
tentang
Memperhatikan
pengobatan yang
dapat
dilakukan
oleh masyarakat
apabila
ada
masyarakat yang
terkena DM
Memperhatikan
e. Menjelaskan
kepada keluarga
mengenai peran
serta
keluarga
dalam merawat
lansia
yang
menderita
DM
dengan
komplikasi
terjadi
perubahan
persepsi sensori
penglihatan.
3
Penutup
5 menit
a. Memberikan
Menjawab
audio
aid
kepada
masyarakat
b. Menyimpulkan
kegiatan
Memperhatikan
yang
telah
disampaikan.
c. Memberikan
salam penutup
Menjawab salam
IV. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
V. Media
Leaflet
VI. Evaluasi
1. Jenis evaluasi : pernyataan lisan
2. Waktu
: akhir kegiatan
Soal Evaluasi
1. Apa itu penyakit Diabetes Melitus?
Jawab
2. Apa saja yang dapat menyebabkan penyakit Diabetes Melitus?
Jawab
3. Bagaimana cara pencegahan
melitus ?
Jawab :
4. Bagaimana pengobatan penderita penyakit Diabetes Melitus?
jawab :
5. Bagaimana peran serta keluarga dalam merawat lansia yang menderita DM
dengan komplikasi terjadi perubahan persepsi sensori penglihatan.?
jawab
LAMPIRAN MATERI
A.
Pengertian
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemi. Kelainan ini akibat gangguan sekresi insulin oleh sel pankreas
atau gangguan produksi, gangguan pengambilan glukosa darah oleh sel otot dan sel
hati, atau produksi glukosa berlebihan dari hati.
B. Etiologi
Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia
(Jeffrey) :
1. Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin.
2. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan
perubahan vaskuler.
3. Obesitas, banyak makan.
4. Aktivitas fisik yang kurang
5. Penggunaan obat yang bermacam-macam.
6. Keturunan
7. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress
Selain itu, diabetes tipe 2 yang sering di derita oleh lansia disebabkan oleh sekresi
insulin yang tidak normal, resistansi terhadap kerja insulin pada jaringan target, dan
kegagaln glukoneogenesis hepatic.
Epidemiologi:
Pendapat umum menyatakan bahwa pada usia lanjut kita hanya berhadapan dengan
Diabetes tipe II (DM-2). Memang sebagian besar benar demikian, tetapi kini ada
tendensi lain karena Diabetes tipe I (DM-1) di usia lanjut bertambah, ditambah pula
dengan insulin requring cases, LADA. Meskipun ada impared immunological
response, kerusakan sel beta primer (DM-1) masih mungkin terjadi pada usia lanjut.
Di usia lanjut terdapat 5% IGF ringan atau berat (Marble, 1985). Di Barat 1/6
populasi di atas 60 tahun DM dan diatas 85 tahun -nya diabetes (Goldberg, 1987).
Di USA 10,6% usia di bawah 40 tahun menderita diabetes, sedang di atas 80 tahun
40% diabetes. Pada usia sehat sehingga umur 73 tahun, disimpulkan oleh Coon
(1992) bahwa sensitivitas insulin dan toleransi glukosa dipengaruhi terutama oleh
distribusi lemak regional (WHR), dan bukannya oleh usia, obesitas ataupun VO2
max (Coon,1992). Pada lansia, jumlah diabetes tipe 2 terhitung 90 % kasus
C. Klasifikasi
Diabetes dapat terjadi dalam dua bentuk utama: tipe 1, diabetes mellitus yang
bergantung insulin, dan yang lebih prevalen tipe 2, diabetes mellitus yang tiding
tergantung insulin. Pada lansia, diabetes tipe 2 paling banyak diderita, sekitar 90%
Seiring pertambahan usia, sel-sel tubuh menjadi lebih resistan terhadap insulin, yang
mengurangi kemampuan lansia untuk memetabolisme glukosa. Selain itu ,
pelepasan insulin dari sel beta pancreas berkurang dan melambat. Hasil dari
kombinasi proses ini adalah hiperglikemia. Pada pasien lansia, konsentrasi glukosa
yang mendadak dapat meningkatkan dan lebih memperpanjang hiperglikemia
D. TANDA DAN GEJALA
-
Penurunan berat badan dan kelelahan (tanda dan gejala khas pada
lansia)
Inkontinesia
Penurunan penglihatan
Hipotensi ortostatik.
Katarak
Glaukoma
Retinopati
Gatal seluruh badan
Pruritus Vulvae
Infeksi bakteri kulit
Infeksi jamur di kulit
Dermatopati
Neuropati perifer
Neuropati viseral
Amiotropi
Ulkus Neurotropik
Penyakit ginjal
Penyakit pembuluh darah perifer
Penyakit koroner
Penyakit pembuluh darah otak
Hipertensi
E. KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria diagnostik DM menurut PERKENI 2006 atau yang dianjurkan ADA (A
merican Diabetes Association) yaitu bilatredapat salah satu atau lebih hasil
pemeriksaan gula darah dibawah ini:
1.
Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan 200 mg/dl
2.
Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126 mg/dl
3.
Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2 jam sesudah
beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral (TTGO).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium :
1.
2.
3.
G.
PENATALAKSANAAN
H. Komplikasi
1. Makroangiopati (aterosklerosis), mikroangiopati, dan neuropati perifer (biasanya
terjadi di tangan dan kaki serta dapat menyebabkan kebas atau nyeri dan
kemungkinan lesi kulit), neuropati otonom (biasanya terjadi mualdan rasa penuh
setelah makan, hal ini disebabkan oleh keterlambatan pengosongan lambung,
diare nocturnal, dan impotensi).
2. Koma hiperosmolaritas dimana glukosa darah didapatkan sangat tinggi (>600
mg/dL)
3. Hipernatremia, osmolaritas tinggi (>350 m Osm/L)
4. Hipoglikemia adalah komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita diabetes
yang diobati dengan insulin atau obat-obatan antidiabetik oral. Hal ini mungkin
disebabkan oleh pemberian insulin berlebih, asupan kalori yang tidak adekuat,
konsumsi alcohol, atau olahraga yang berlebiha
Daftar Pustaka
Donna, D.I. Et al. 1995. Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach
2 nd Edition : WB Sauders.
FKUA, 1984. Pedoman Diagnosis dan Ilmu Penyakit Dalam. FKUA, Surabaya
Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.
10