Anda di halaman 1dari 6

Laporan pendahuluan

A. Konsep teori
Perawatan Post Partum
Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya
kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir atau
luka episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan baik. Penolong harus
tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam post partum, untuk mengatasi kemungkinan
terjadinya perdarahan post partum. Delapan jam post partum harus tidur telentang
untuk mencegah perdarahan post partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh miring ke
kanan atau ke kiri untuk mencegah trombhosis. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam
satu kamar. Pada hari seterusnya dapat duduk dan berjalan. Diet yang diberikan harus
cukup kalori, protein, cairan serta banyak buah-buahan. Miksi atau berkemih harus
secepatnya dapat dilakukan sendiri, bila pasien belum dapat berkemih sendiri
sebaiknya dilakukan kateterisasi. Defekasi harus ada dalam 3 hari post partum. Bila
ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun di rektum, mungkin
akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan klisma atau diberi laksan per
os. Bila pasien mengeluh adanya mules, dapat diberi analgetika atau sedatif agar dapat
istirahat. Perawatan mamae harus sudah dirawat selama kehamilan, areola dicuci
secara teratur agar tetap bersih dan lemas, setelah bersih barulah bayi disusui.

a. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono,2008:356)
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2004:492)
Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan dan segera setelah
kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan semula
(tidak hamil). (William,1995)
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
masa nifas berlangsung selama 6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal,2002)

b. Etiologi
Etiologi post partum dibagi 2:
a.
etiologi post partum dini
1)
atonia uteri
2)
laserasi jalan lahir;robekan jalan lahir
3)
hematoma
b.
etiologi post partum lambat
1)
tertinggalnya sebagian plasenta
2)
subinvolusi di daerah insersi plasenta
3)
dari luka bekas secsio sesaria

c. Patofisiologi
a. involusi rahim:terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil,yang
disebabkan karena adanya proses autolysis,dimana zat protein dinding rahim
dipecah diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air kencing.
b.inovasi tempat plasenta;setelah persalinan tempat plasenta merupakan
tempat permukaan kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan cepat luka
ini mengecil pada akhir minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm dan pada akhir nifas
1-2cm.
c. perubahan pada serviks dan vagina;pada serviks terbentuk sel2 otot
terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu
persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.
d.perubahan pembuluh darah rahim;dalam kehamilan uterus mempunyai
pembuluh2 darah yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi
peredaran darah yang banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat nifas.
e. dinding perut dan peritoneum;setelah persalinan dinding perut menjadi
longgar karena teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6
minggu.
f.saluran kencing;dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga
menimbulkan obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan pyelum
kembali normal dalam 2minggu.
g.laktasi;keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu
melainkan colostrum.colostrum adalah cairan kuning yang mengandung banyak
protein dan garam.

d. Pathway

Kehamilan
Post Partum / Nifas

Adaptasi Fisiologi

Sistem
Reproduksi

Sistem
Endokrin

Involusi

Hipotalamus

Eliminasi

BAK
Servik Vagina
Dilatasi

Sistem
Kardio
Vaskuler

Defenden

Volume Darah
Menurun

Ketergantungan

Ko
Tu
Meng
Peru

BAB

Hipofise

Dehidrasi

Butuh
Perlindungan
Dan Pelayanan

Tonus
Penurunan
Otot
Peristaltik
menurun
Luka Perineum
Anterior

Personal
Hygiene

Terputusnya
Kontinuitas
Jaringan

Perbedaan
Pola Tidur
Ibu Dan Bayi

Kekuatan
menurun

Post de
entry
Kuman

Nyeri

Posterior

Defisit
perawan
diri
Prolaktin

Oksitosin

Payudara
Bengkak

Merangsang Reaksi Uterus

Distendi
kandung Konstipasi
kemih

Perubahan
Pola
Eliminasi

Gangguan
Pola Tidur

Kurang
Informasi
Laktasi
Kuat

Lemah

Kurang
Pengetahuan
Resti
Infeksi

Wulandari, 2011 : 85 117, Gr


Kontraksi
Uterus Dan
Reaksi Otot
Uterus
Menekan
Pembuluh
Darah

Pendarahan

Potensial
Kekurangan
Cairan/Darah

Hb

Lokia
Bakteri mudah
berkmbang

15

e. Tanda dan gejala

Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat alat / organ
reproduksi yaitu
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan
pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus uteri
(TFU) post partum menurut masa involusi :
INVOLUSI TFU BERAT UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Placenta lahir 2 cm di bawah
umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis
1000 gram 1 minggu Pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis 500
gram 2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram 6 minggu Bertambah
kecil 50-60 gram (Bobak,2004:493)
2) Vagina dan Perineum
Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina. Macam macam lochia :
a) Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban,
terjadi selama 2 hari pasca persalinan
b) Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir, terjadi hari ke 3 7 pasca persalinan
c) Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning.
Terjadi hari ke 7 14 hari pasca persalinan
d)Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
3) Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon
laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi
mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana
kolostrum mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula
dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi
menetek pada ibunya karena menetek merupakan suatu rangsangan
terhadap peningkatan produksi ASI. Makin sering menetek, maka ASI
akan makin banyak diproduksi.
4) Sistem Pencernaan
1) Nafsu Makan

Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan,


kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh
makanan dua kali dari jumlah biasa dikonsumsi diserta konsumsi
camilan yang sering ditemukan.
2) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selamawaktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan
ansthesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke
keadaan normal.
3) Defekasi
Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang
dirasakannya diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid.
Kebiasan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus
usus kembali normal.
5). Sistem Perkemihan
1) Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali diserti
daerah-daerah kecil hemoragi.
d. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha,
dan panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.

f. Pemeriksaan diagnostik
a. Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
b. Urine lengkap

g. Komplikasi
a. Pembengkakan payudara
b. Mastitis (peradangan pada payudara)
c. Endometritis (peradangan pada endometrium)
d. Post partum blues
e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada
jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam persalinan
atau sesudah persalinan.

h. Penatalaksanaan
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

i. Pencegahan
Pengelolaan Intrapartum
Pasien tidur miring sebelah kiri
Pergunakan pemantauan elektronik jantung janin
Beri oksigen bila ditemukan keadaan jantung yang abnormal
Perhatikan jalannya persalinan
Segera setelah lahir, bayi harus segera diperiksa terhadap kemungkinan
hipoglikemi, hipovolemi, hipotermi dan polisitemi
(Dikutip dari Buku Maternal dan Neonatal, 2002)
Mencegah Aspirasi Mekonium
Apabila ditemukan cairan ketuban yang terwarnai mekoneum harus segera
dilakukan resusitasi sebagai berikut :
1. Penghisapan nasofaring dan drofaring posterior secara agresif sebelum dada
janin lahir
2. Bila mekoneum tampak pada pita suara, pemberian venitasi dengan tekanan
positif dan tangguhkan dahulu sampai trakea telah di latubasi dan penghisapan
yang cukup.
3. Intubasi trakea harus dilakukan rutin bila ditemukan mekoneum yang tebal.
(Dikutip dari Buku Maternal dan Neonatal, 2002

Anda mungkin juga menyukai